Pengaruh perkembangan apartheid di Afrika Selatan sangat dirasakan dikalangan masyarakat karena

– African National Congress (ANC) atau Kongres Nasional Afrika adalah partai politik Afrika Selatan yang didirikan pada 8 Januari 1812.

Pendiri partai ini adalah John Langalibalele Dube. Pada awalnya, ANC didirikan untuk melindungi hak-hak kaum kulit hitam dan menentang politik Apartheid tanpa kekerasan.

Namun, diskriminasi terhadap kaum kulit hitam Afrika Selatan yang berujung pada pembantaian membuat hubungan ANC dengan pemerintah memanas.

Salah satu tokoh perjuangan ANC yang terkenal adalah Nelson Mandela, yang berhasil menjadi presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan periode 1994-1999.

Latar belakang

African National Congress (ANC) atau Kongres Nasional Afrika didirikan pada 8 Januari 1912 di Bloemfontein, Afrika Selatan.

Sebelumnya, partai ini bernama South African Native National Congress (SANNC), yang dibentuk setelah pemerintah Uni Afrika Selatan melakukan penindasan terhadap kaum kulit hitam di Afrika Selatan.

Salah satu bentuk penindasan tersebut terjadi pada 1913, ketika Undang-Undang Tanah dikeluarkan oleh pemerintah untuk memangkas hak kulit hitam dalam kepemilikan tanah.

Tidak hanya, pergerakan orang kulit hitam juga sangat dibatasi dengan berbagai undang-undang di Afrika Selatan.

Maka dari itu, misi utama dari SANNC adalah menyatukan seluruh orang Afrika sebagai satu bangsa dan mempertahankan hak serta kebebasan mereka.

Hal ini juga termasuk hak bersuara penuh orang kulit hitam dan ras campuran di Afrika Selatan guna mengakhiri sistem Apartheid.

Perubahan nama

Pada 1923, SANNC mengubah namanya menjadi African National Congress (ANC) atau Kongres Nasional Afrika.

ANC awalnya berusaha melancarkan protes terhadap diskriminasi yang dialami kaum kulit hitam tanpa kekerasan.

Pada 1928 misalnya, ANC mendukung gerakan pemogokan kerja di tambang militan, yang kemudian memicu aksi dari golongan kulit hitam lainnya.

ANC semakin aktif setelah Partai Nasional menang dalam pemilu 1948 dan memperkenalkan politik Apartheid.

Apartheid adalah sistem pemisahan ras, agama, dan kepercayaan, yang mengarah pada diskriminasi terhadap kulit hitam.

Pengaruh perkembangan Apartheid di Afrika Selatan sangat dirasakan di kalangan masyarakat karena adanya pemisahan kepentingan dan kedudukan antara kaum kulit putih dan kulit hitam.

Alhasil, tercetus gerakan massa pada 1950-an yang melakukan perlawanan terhadap sistem apartheid.

Tokoh perjuangan ANC

Salah satu tokoh perjuangan ANC yang terkenal adalah Nelson Mandela, yang bergabung dengan partai ini pada 1942.

Di ANC, ada sekelompok kecil pemuda yang bersatu dan menyebut diri sebagai Liga Pemuda Kongres Nasional Afrika (ANCYL).

Setelah Mandela bergabung, pada 1949, ANC mengadopsi metode Liga Pemuda, yang kemudian mendorong terjadinya berbagai aksi pemogokan, boikot, serta pembangkangan.

Gerakan itu bertujuan mencapai kebijakan kewarganegaraan penuh, redistribusi tanah, hak-hak serikat pekerjaan, dan pendidikan gratis serta wajib bagi semua anak.

Selama 20 tahun, Mandela mengarahkan tindakan damai, tanpa kekerasan, menentang pemerintah Afrika Selatan dan kebijakan rasialnya.

Upaya menghentikan ANC

Dalam perkembangannya, hubungan antara ANC dengan pemerintah Afrika Selatan semakin memans.

Terlebih lagi setelah peristiwa Pembantaian Sharpeville pada Maret 1960, di mana 69 orang kulit hitam Afrika Selatan ditembak dan dibunuh oleh polisi.

Sementara ratusan lainnya terluka selama aksi damai yang mereka lakukan untuk memperjuangkan hak-hak kulit hitam.

Pemerintah pun mencoba untuk menghentikan ANC dengan memberlakukan peraturan baru.

Pada 8 April 1960, Gubernur Jenderal Charles Robberts Swart menyatakan ANC ilegal dan dilarang selama 30 tahun berikutnya.

Setelah dilarang, ANC justru membentuk Umkhonto we Sizwe (Tombak Bangsa), gerakan untuk melawan Apartheid dengan menggunakan perang gerilya dan sabotase.

Keterlibatan Mandela dalam mendirikan cabang bersenjata ANC ini membuatnya terseret dalam pengadilan.

Nelson Mandela bersama 10 pemimpin ANC lainnya dijatuhi hukuman seumur hidup karena dianggap melakukan pelanggaran politik, termasuk sabotase.

Kendati demikian, sejak itu, perlawanan rakyat Afrika Selatan terhadap politik Apartheid terus menggema.

Bahkan diskriminasi terhadap kulit berwarna ini juga dikecam oleh dunia internasional.

Mandela harus mendekam di dalam penjara selama 27 tahun, sejak November 1962 hingga Februari 1990.

Setelah melalui perjuangan panjang, Presiden Frederik Willem de Klerk mengumumkan penghapusan semua ketentuan dan eksistensi sistem politik Apartheid pada 21 Februari 1991.

Kebangkitan ANC

Setelah penghapusan Apartheid, ANC diizinkan untuk mengikuti pemilihan umum (pemilu) untuk pertama kalinya pada 1994.

Dalam pemilu tersebut, semua orang Afrika Selatan, tanpa memandang ras, memiliki hak pilih.

Hasilnya, Nelson Mandela pun terpilih menjadi presiden kulit hitam pertama pada 10 Mei 1994.

Sejak 1994 hingga saat ini, ANC selalu memenangkan 55 persen lebih suara di semua pemilu yang diselenggarakan.

Kendati demikian, sejak 2011, partai ini telah terlibat dalam sejumlah kontroversi dan popularitasnya semakin terkikis oleh partai-partai kecil di Afrika Selatan. 

Referensi: 

  • Mapekuka, Vulindlela. (2007). The ANC and the Socialist International. Umrabulo. African National Congress.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari . Mari bergabung di Grup Telegram ” News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Guys, pernah gak sih, elo mendengar tentang politik apartheid? Well, pasti banyak dari elo yang belum tahu tentang politik satu ini. Singkatnya, politik apartheid merupakan sebuah kebijakan yang memisahkan kulit hitam dan putih di Afrika Selatan. 

Eitss, tapi kok bisa ada orang kulit putih di Afrika?

Nah, elo pernah gak sih, menonton acara sepak bola di televisi? Jika elo perhatikan salah satu pemain tim nasional sepak bola Afrika ada yang berkulit putih, lho. Apakah ia bukan orang Afrika? Apakah ia pemain yang disewa dari negara lain? 

Faktanya, banyak orang-orang kulit putih yang menetap di Afrika Selatan. Bahkan, di zaman dahulu perbedaan warna kulit ini sering menjadi permasalahan hingga menimbulkan politik apartheid. 

Maka dari itu, mari kita bahas lebih lanjut mengenai latar belakang politik apartheid!

Baca Juga: Profil Nelson Mandela, Sosok yang Akhiri Politik Apartheid

Apa yang Dimaksud dengan Politik Apartheid?

Politik apartheid adalah politik pemisahan penduduk berdasarkan ras yang diterapkan di Afrika Selatan sejak tahun 1948 hingga 1993. Ras yang dimaksud di sini adalah pemisahan antara ras kulit putih dengan ras kulit hitam. 

Tidak hanya itu, di dalam politik apartheid juga terjadi diskriminasi terhadap ras kulit hitam, di mana hanya orang-orang dari ras kulit putih saja yang mendapat hak istimewa untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan, hingga kekuasaan politik. 

Nah, Sobat Zenius pasti sekarang penasaran deh, kok bisa sih, politik apartheid ini terjadi? Memang bagaimana latar belakangnya?

Jadi, awalnya aturan-aturan tersebut dibuat oleh orang kulit putih yang berada di Afrika Selatan nih, guys! Nah, jadi orang-orang kulit putih ini merupakan orang Eropa atau disebut juga sebagai kaum boer yang menetap sejak lama di Afrika. 

Pengaruh perkembangan apartheid di Afrika Selatan sangat dirasakan dikalangan masyarakat karena
Bentuk Protes Politik Apartheid (Dok. history.com)

Lalu, di awal abad ke-20, kebijakan apartheid pun dimulai oleh orang-orang berkulit putih. Di mana, kebijakan ini membagi Afrika Selatan menjadi empat golongan yaitu kulit putih (keturunan Eropa), suku bangsa bantu (suku asli bangsa Afrika), kulit berwarna (berdarah campuran), dan orang Asia (orang Pakistan dan India). 

Seiring berjalannya waktu, di tahun 1924 sampai 1939 Partai Nasional telah terpilih menguasai Afrika Selatan, sehingga memunculkan aturan-aturan baru seperti:

  1. Undang-Undang Larangan Nikah Campur
  2. Undang-Undang Registrasi Penduduk
  3. Undang-Undang Wilayah Kelompok

Baca Juga: Konflik Sipil-Militer Amerika Serikat dalam Perang Korea

Dampak Politik Apartheid

Pengaruh perkembangan apartheid di Afrika Selatan sangat dirasakan dikalangan masyarakat karena
Aksi Protes Terhadap Politik Apartheid (Dok. Thoughtco)

Nah, peraturan-peraturan tersebut pun berdampak negatif terhadap masyarakat Afrika Selatan nih, guys! Beberapa dampak politik apartheid yakni timbulnya diskriminasi masyarakat yang memengaruhi banyak aspek politik, sosial, ekonomi, dan sebagainya. 

Semenjak itu, lahirlah gerakan-gerakan yang menentang adanya politik apartheid. Contohnya saja gerakan African National Congress (ANC) yang salah satu anggota aktifnya adalah Nelson Mandela. 

Nah, karena telah menimbulkan banyak gerakan rakyat, lalu ditambah lagi dengan kecaman keras dari dunia internasional, akhirnya politik apartheid ini pun berakhir, guys. Kemudian pada tanggal 21 Februari 1991, presiden Frederik Willem de Klerk mengumumkan penghapusan sistem politik apartheid di hadapan sidang parlemen Afrika Selatan. 

Selain itu, ia juga berjanji untuk menyelenggarakan pemilihan umum presiden tanpa pembatasan rasial. Hingga akhirnya di tahun 1994, diadakan pemilu presiden yang dimenangkan oleh Nelson Mandela.

Pengaruh perkembangan apartheid di Afrika Selatan sangat dirasakan dikalangan masyarakat karena
Nelson Mandela (Dok. Wikimedia Commons)

Meski kemenangan Nelson Mandela ini resmi menghapuskan politik apartheid, tetapi jejaknya sudah terlanjur membekas dan menyisakan luka di hati warga kulit hitam. Oleh karena itu, untuk mengobati luka warganya, Nelson Mandela mulai membentuk UU Peningkatan Kesatuan Nasional dan Rekonsiliasi.

Pengaruh perkembangan apartheid di Afrika Selatan sangat dirasakan dikalangan masyarakat karena

Contoh Soal Dampak Politik Apartheid

  1. Manakah di antara tokoh di bawah ini yang merupakan anggota African National Congress (ANC)?

A. Nelson Mandela

B. Donald Trump

C. Vladimir Putin

D. Angela Merkel

E. John Kennedy

Jawaban: Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, salah satu anggota ANC adalah Nelson Mandela. Maka, jawaban yang tepat adalah A. Nelson Mandela

Baca Juga: Awal Mula Krisis Misil Kuba dan Berakhirnya, Hampir Mengancam Dunia!

Nah, itu dia guys sejarah mengenai politik apartheid di Afrika Selatan. Dari kisah politik apartheid, kita jadi mendapat pelajaran bahwa sesuatu yang bersifat rasisme tidaklah baik bagi kehidupan. Bahkan, rasisme sering menimbulkan dampak negatif. 

Namun sayangnya, hingga kini masih banyak sekali bentuk-bentuk diskriminasi dan rasisme yang terjadi di sekitar kita. So guys, gimana sih menurut elo caranya agar menjadi pribadi yang anti-rasis? Yuk, coba jawab di kolom komentar!