Pengertian kebugaran jasmani yang terkait dengan keterampilan dan pengukurannya

Istilah kebugaran jasmani (physical fitness) sering dibicarakan bila mendiskusikan tentang aktivitas fisik. Kebugaran fisik atau lazim disebut kesegaran jasmani mengandung makna kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian terhadap pembebanan fisik yang diberikan tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Ada beberapa komponen kesegaran jasmani baik yang terkait dengan kesehatan maupun yang terkait dengan keterampilan (Welis, 2013).
Secara harfiah arti physical fitness ialah kecocokan fisik atau kesesuaian jasmani. Ini berarti ada sesuatu yang harus cocok dengan fisik atau jasmani itu. Dengan demikian secara garis besar dapat dikatakan bahwa kebugaran jasmani ialah kecocokan keadaan fisik terhadap tugas yang harus dilaksanakan oleh fisik itu. Kebugaran jasmani bersifat relatif baik secara anatomis maupun fisiologis, artinya fit atau tidaknya seseorang selalu dalam hubungan dengan tugas fisik yang dilaksanakan. Kebugaran jasmani adalah keadaan kemampuan jasmani yang dapat menyesuaikan fungsi alat – alat tubuhnya terhadap tugas jasmani tertentu dan/atau terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi dengan cara yang efisien, tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih sempurna sebelum datang tugas yang sama pada keesokan harinya (Giriwijoyo, 2004).

Komponen kebugaran jasmani

Ada beberapa komponen kesegaran jasmani baik yang terkait dengan kesehatan maupun yang terkait dengan keterampilan. Menurut (Welis, 2013) komponen kesegaran jasmani yang terkait dengan kesehatan meliputi daya tahan kardiorespirasi, daya tahan otot, kekuatan otot dan komposisi tubuh. Sedangkan komponen kesegaran jasmani yang berkaitan dengan keterampilan meliputi kecepatan, kelincahan/ketangkasan, keseimbangan, kecepatan reaksi, kelenturan dan koordinasi.

a. Daya tahan kardiorespirasi
Daya tahan kardiorespirasi adalah kemampuan sistem pernapasan dan sirkulasinya di dalam tubuh untuk mensuplai bahan bakar selama melakukan aktivitas fisik.

b. Kekuatan otot
Kekuatan otot adalah kapasitas untuk mengatasi suatu beban/hambatan. Latihan kekuatan akan menghasilkan pembesaran otot dan peningkatan kekuatan otot.

c. Daya tahan otot
Daya tahan otot adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi yang beruntun atau berulang – ulang, mengatasi beban pada suatu waktu tertentu atau dengan kata lain daya tahan otot adalah kemampuan untuk melaksanakan kekuatan dan mempertahankannya selama mungkin.

d. Komposisi tubuh
Komposisi tubuh menggambarkan jumlah relatif dari otot, lemak, tulang, dan bagian penting lain dari tubuh komposisi tubuh akan berbeda berdasarkan jenis kelamin. Komposisi lemak tubuh perempuan lebih tinggi bila dibandingkan laki – laki.

e. Kecepatan gerak
Kecepatan gerak adalah kemampuan atau laju gerak yang dapat berlaku untuk tubuh secara keseluruhan atau bagian tubuh untuk melaksanakan gerak – gerak yang sama atau tidak sama secepat mungkin.

f. Kelincahan
Kelincahan adalah kemampuan mengubah secara cepat arah tubuh/bagian tubuh tanpa gangguan keseimbangan. Definisi lain dinyatakan bahwa kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah tubuh secara efisien, dan hal ini memerlukan suatu kombinasi dari keseimbangan (balance), koordinasi (coordination), kecepatan (speed), refleksi (reflexes), dan kekuatan (strength).

g. Keseimbangan
Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang tepat pada saat melakukan gerakan.

h. Kecepatan reaksi
Kecepatan reaksi adalah waktu tersingkat yang dibutuhkan untuk memberikan jawaban kinetis setelah menerima rangsangan.

i. Koordinasi
Koodinasi menyatakan hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan.

j. Kelenturan
Kelenturan adalah cakupan dari gerakan di sekitar persendian. Jika kita ingin meningkatkan fleksibilitas, maka aktivitas yang dapat memperpanjang otot – otot adalah berenang atau dengan suatu program peregangan dasar.

Faktor – faktor yang memengaruhi kebugaran jasmani remaja

Untuk mendapatkan kebugaran jasmani yang optimal, maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani. Kebugaran jasmani dipengaruhi oleh faktor – faktor sebagai berikut (Irianto, 2004).

a. Makanan
Setiap manusia memerlukan makan yang cukup untuk dapat mempertahankan hidup secara layak, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, yakni memenuhi syarat makan sehat berimbang, cukup energi, dan nutrisi. Untuk mendapatkan kebugaran jasmani yang prima selain memperhatikan dari segi makan sehat berimbang juga dituntut meninggalkan kebiasaan buruk, yaitu minum alkohol serta makan berlebihan secara tidak teratur.

b. Istirahat
Tubuh manusia tersusun atas organ, jaringan dan sel yang memiliki kemampuan kerja terbatas. Kelelahan adalah suatu indikator dari keterbatasan fungsi tubuh manusia. Untuk itu istirahat sangat diperlukan agar tubuh dapat melakukan pemulihan sehingga mampu melakukan kerja dengan nyaman.

c. Olahraga
Olahraga merupakan bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan anggota gerakan tubuh yang dilakukan secara berulang dan bertujuan.

Olahraga, (Karim, 2002) adalah sebagai berikut,
a. Umur Kebugaran jasmani anak – anak meningkat sampai mencapai maksimal pada usia 25-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8-1% per tahun, tetapi bila rajin berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya.

b. Jenis kelamin

Sampai pubertas biasanya kebugaran jasmani anak laki – laki hampir sama dengan anak perempuan, tapi setelah pubertas anak laki – laki biasanya mempunayi nilai yang jauh lebih besar. c. Genetik Berpengaruh terhadap kapasitas jantung paru, postur tubuh, obesitas, hemoglobin/sel darah dan serat otot.

d. Makanan

Daya tahan yang tinggi bila mengkonsumsi tinggi karbohidrat (60 – 70 %). Diet tinggi protein terutama untuk memperbesar otot dan untuk olahraga yang memerlukan kekuatan otot yang besar.

e. Rokok


Kadar CO yang terhisap akan mengurangi nilai VO2 max, yang berpengaruh terhadap daya tahan. Perkins dan Sexton dalam penelitiannya menyebutkan nicotine dapat memperbesar pengeluaran energi dan mengurangi nafsu makan.

Bentuk – bentuk tes kebugaran jasmani

a. Tes lari cepat 50 meter Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan berlari. Cara melakukan tes ini yaitu start dilakukan dengan menggunakan start berdiri. Pada aba – aba “Bersedia” peserta tes berdiri dengan salah satu ujung kakinya sedekat mungkin dengan garis start. Pada aba – aba “Siap” peserta tes bersiap untuk berlari. Pada aba – aba “Ya” atau bunyi peluit peserta tes berlari secepat mungkin menempuh jarak 50 meter sampai melewati garis finish (Riangwati, 2013).

b. Tes baring duduk (Sit-Up)

Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut. Alat – alat yang digunakan dalam tes ini adalah lantai / lapangan yang rata dan bersih, stopwatch, alat tulis, alas / tikar / matras dll. Sikap permulaan dalam tes ini adalah berbaring terlentang di lantai, kedua lutut ditekuk dengan sudut 90˚ dengan kedua jari – jarinya diletakkan di belakang kepala. Peserta lain menekan/memegang kedua pergelangan kaki agar kaki tidak terangkat. Gerakan aba-aba “Ya” peserta bergerak mengambil sikap duduk sampai kedua sikunya menyentuh paha, kemudian kembali ke sikap awal. Lakukan gerakan ini berulang – ulang tanpa henti selama 60 detik (Riangwati, 2013).

c. Tes multi tahap (Bleep Test)


Tes ini merupakan tes yang dilakukan di lapangan sederhana namun menghasilkan suatu perkiraan yang cukup akurat tentang konsumsi oksigen maksimal untuk berbagai kegunaan/tujuan. Pada dasarnya, tes ini bersifat langsung, peserta berlari secara bolak balik sepanjang jalur atau lintasan yang telah diukur sebelumnya, sambil mendengarkan serangkaian tanda yang berupa bunyi “Tut” yang terekam dalam kaset. Tanda “Tut” tersebut pada mulanya berdurasi sangat lambat, tetapi secara bertahap menjadi lebih cepat sehingga akhirnya makin sulit peserta untuk menyamakan kecepatan langkahnya dengan kecepatan yang diberikan oleh tanda tersebut. Peserta berhenti apabila ia tidak mampu lagi mempertahankan langkahnya, dan tahap ini menunjukkan tingkat konsumsi oksigen maksimal peserta tersebut (Fenanlampir & Faruq, 2015).

Pengertian Kebugaran Jasmani dan Konsep Pengukuran Kebugaran Jasmani- MaoliOka. Silahkan cek juga tulisan sebelumnya yaitu tentang Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk SMA/MA/SMK. Baiklah MaoliOka akan melanjutkan untuk pembahasan kali ini.

Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas keseharian tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dan masih mempunyai cadangan sisa tenaga untuk melakukan aktivitas yang lain Cholik dan Maksum (2007:51).

Konsep kebugaran jasmani dapat dibedakan menjadi kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan unjuk kerja (performance). Kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan antara lain ditentukan oleh empat komponen kebugaran jasmani, yaitu: 

(1) Daya tahan jantung, paru-paru, dan peredaran darah, 

(2) Komposisi tubuh, 

(3) Kekuatan dan daya tahan otot, dan 

(4) kelenturan sendi dan otot. 

Komponen kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan tersebut akan membantu mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit degeneratif dan keadaan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, seperti: penyakit jantung koroner, obesitas (kegemukan), dan kelelahan sendi dan otot.

Konsep pengukuran kebugaran jasmani sesuia dengan empat komponen diatas yaitu (1) Daya tahan jantung, paru-paru, dan peredaran darah,  (2) Komposisi tubuh, (3) Kekuatan dan daya tahan otot, dan (4) kelenturan sendi dan otot. 

Maka untuk mengkur kemugaran jasmani dapat dilakukan dengan konsep berikut ini

Untuk Meningkatkan kecepatan bisa dilakukan dengan cara bentuk-bentuk latihan untuk meningkatkan kecepatan di bawah ini.

1) Lari cepat dengan jarak 40 dan 60 meter. Bisa dilakukan dengan cara seperti dibawah ini

a) Berdiri di belakang garis start dengan sikap badan tegak dan kedua kaki dibuka.

b) Kedua tangan di samping badan dengan sikap berlari.

c) Lari di tempat, makin lama makin cepat sambil mengangkat paha tinggitinggi.

d) Setelah ada aba-aba peluit, lari secepat-cepatnya menempuh jarak.

Perhatikan gambar

Pengertian kebugaran jasmani yang terkait dengan keterampilan dan pengukurannya

2) Lari dengan mengubah-ubah kecepatan (mulai lambat makin lama makin cepat).

3) Lari naik bukit (Up hill).

4) Lari menuruni bukit (Down hill).

5) Lari menaiki tangga gedung.

Kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan. Kelincahan berkaitan dengan tingkat kelentukan.Tanpa kelentukan yang baik seseorang tidak dapat bergerak dengan lincah. Selain itu, faktor keseimbangan sangat berpengaruh terhadap kemampuan kelincahan seseorang. 

Berikut adalah bentuk-bentuk latihan kelincahan yang meliputi lari bolak-balik (shuttlerun), lari belok-belok (zig-zag), dan jongkok-berdiri (squat thrust).

1) Lari bolak-balik (shuttle run)

a) Lari bolak-balik dilakukan secepat mungkin sebanyak 6-8 kali (jarak 4-5 meter).

b) Setiap kali sampai pada suatu titik finish, harus secepatnya kembali ke titik start.

c) Perlu diperhatikan bahwa jarak antara kedua titik tidak boleh terlalu jauh, dan jumlah ulangan tidak terlampau banyak, sehingga menyebabkan kelelahan.

d) Dalam latihan ini yang diperhatikan ialah kemampuan mengubah arah dengan cepat pada waktu bergerak.

Perhatikan gambar berikut ini

Pengertian kebugaran jasmani yang terkait dengan keterampilan dan pengukurannya

2) Lari belok-belok (zig-zag)

a) Latihan ini dilakukan dengan berlari cepat secara belok-belok sebanyak 2-3kali diantara beberapa titik (misalnya 4-5titik).

b) Jarak setiap titik sekitar dua meter.

Perhatikan gambar rute berikut ini

Pengertian kebugaran jasmani yang terkait dengan keterampilan dan pengukurannya

3) Gerakan Jongkok-Berdiri (squat-thrust)

a) Jongkok sambil menumpukan kedua lengan di lantai.

b) Pandangan ke arah depan.

c) Lemparkan kedua kaki belakang sampai lurus dengan sikap badan telungkup dalam keadaan terangkat.

d) Dengan serentak, kedua kaki ditarik ke depan, kemudian kembali ke tempat semula.

e) Lakukan berulang-ulang dengan gerakan yang sama.

Perhatikan gambar berikut ini

Pengertian kebugaran jasmani yang terkait dengan keterampilan dan pengukurannya

Semua latihan tersebut bisa diamati atau di ukur setiap kali melakukannya. Di catat dalam sebuah form khusus, sehingga kebugaran jasmani bisa terukur dan bisa ditingkatkan.

Demikian yang bisa MaoliOka bagikan semoga bermanfaat.