Penyakit apa saja dalam sistem pencernaan makanan yang disebabkan oleh penyerapan air

Selain itu, gangguan pencernaan bisa menghambat penyerapan zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Akibatnya, tubuh Anda mungkin menjadi rentan terhadap penyakit atau tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya.

Simak informasi berikut untuk mengetahui berbagai penyakit yang paling sering menyerang sistem pencernaan manusia.

Jenis penyakit pada sistem pencernaan manusia

Gangguan pada sistem pencernaan juga dikenal sebagai penyakit gastrointestinal. Pasalnya, berbagai penyakit pada sistem ini dapat menyerang lambung (gastro) serta saluran pencernaan yang terdiri dari usus (intestinal), rektum, hingga anus.

Berikut beberapa jenis penyakit yang paling sering menyerang sistem pencernaan Anda dan orang-orang di sekitar Anda.

1. Diare

Diare adalah gangguan pencernaan yang diakibatkan oleh banyak faktor. Beberapa penyebab diare yang paling umum di antaranya keracunan makanan (kontaminasi bakteri), alergi makanan tertentu, atau makan pada saat yang tidak tepat.

Anda dikatakan mengalami diare apabila buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali dalam sehari dengan tekstur feses yang encer. Gejala diare juga dapat disertai dengan:

  • rasa ingin segera BAB,
  • mual dan/atau muntah,
  • sakit perut melilit, atau
  • perut terasa tidak nyaman.

Diare dapat menyerang segala kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga lansia. Penyakit ini sebenarnya sangat umum dan mudah diobati. Namun, diare parah yang tidak ditangani dengan baik dapat berakibat fatal, terutama pada anak-anak.

Diare yang parah dapat mengakibatkan demam, turunnya berat badan, hingga feses berdarah. Jika Anda tidak mendapatkan asupan cairan selama diare, buang air besar terus-menerus juga dapat membuat Anda mengalami dehidrasi dan kehilangan nutrisi.

2. Sembelit (konstipasi)

Frekuensi buang air besar setiap orang berbeda-beda. Ada yang bisa buang air besar setiap hari atau sekali dalam seminggu. Anda bisa dikatakan mengalami sembelit (konstipasi) apabila frekuensi BAB tiba-tiba lebih jarang atau lebih sulit dari biasanya.

Sembelit adalah penyakit pada sistem pencernaan yang disebabkan oleh perubahan pola makan atau asupan nutrisi. Faktor-faktor yang kerap menjadi penyebabnya antara lain:

  • terlalu banyak minum susu,
  • kekurangan asupan serat,
  • kekurangan asupan air,
  • kurang aktif bergerak,
  • sedang mengonsumsi obat antasida yang mengandung kalsium atau aluminium, atau
  • sedang stres.

Sembelit bukan termasuk gangguan sistem pencernaan yang serius, tapi kondisi ini akan menimbulkan rasa tidak nyaman. Anda bisa mencegah dan mengatasi sembelit dengan memperbanyak konsumsi makanan berserat, minum air, dan berolahraga.

3. GERD (Gastroesophageal reflux disease)

Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah penyakit pada sistem pencernaan yang ditandai dengan naiknya asam lambung naik menuju kerongkongan. Jika tidak ditangani, asam lambung yang naik dapat menyebabkan iritasi pada lapisan dalam kerongkongan.

Gejala umum GERD meliputi:

  • rasa terbakar pada dada (heartburn) terutama pada malam hari atau setelah makan,
  • kesulitan menelan,
  • nyeri dada,
  • perasaan seperti ada yang mengganjal dalam kerongkongan, dan
  • keluarnya makanan atau cairan asam saat sendawa.

Pada bagian dasar kerongkongan, terdapat otot-otot berbentuk cincin yang berfungsi mencegah naiknya makanan kembali ke atas. Jika otot ini melemah, makanan dan asam lambung bisa bergerak naik menuju kerongkongan dan menyebabkan heartburn.

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko timbulnya GERD yakni obesitas, kehamilan, hernia, dan terhambatnya pengosongan lambung. Gangguan pencernaan ini juga bisa dipicu oleh kebiasaan merokok, makan dalam porsi besar, dan konsumsi aspirin.

4. Gastroenteritis

Gastroenteritis merupakan penyakit infeksi pada sistem pencernaan yang menyerang lambung dan usus. Penyakit ini dikenal juga sebagai flu perut atau muntaber. Semua orang dapat mengalaminya, tapi anak berusia di bawah lima tahun biasanya lebih rentan.

Gejala utama gastroenteritis di antaranya:

  • diare,
  • demam,
  • mual atau muntah,
  • sakit perut,
  • sakit kepala, dan
  • berkurangnya nafsu makan.

Penyebab utama flu perut adalah infeksi rotavirus dan norovirus. Selain itu, penyakit pada sistem pencernaan yang satu ini juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit giardia, serta zat kimia beracun yang terdapat dalam jenis jamur tertentu.

Sebagian besar kasus muntaber yang disebabkan oleh virus tidaklah berbahaya. Anda bahkan bisa pulih dalam beberapa hari hanya dengan beristirahat, makan makanan yang lembut, dan minum banyak air untuk mengganti cairan yang hilang.

Setiap makanan yang dikonsumsi akan melalui proses pencernaan makanan di dalam tubuh. Melalui proses ini, energi dan beragam jenis nutrisi penting akan dihasilkan sehingga tubuh dapat berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, kesehatan saluran cerna harus selalu dijaga.

Proses pencernaan makanan melibatkan berbagai organ dalam sistem pencernaan, seperti lambung, hati, pankreas, empedu, dan usus. Setiap organ tubuh tersebut memiliki fungsi dan perannya masing-masing saat mencerna makanan.

Proses Pencernaan Makanan dan Penyerapan Nutrisi

Setelah dikunyah dan ditelan, makanan akan dicerna dan diserap nutrisinya, sedangkan sisa-sisa makanan akan dibuang melalui tinja oleh tubuh. Proses pencernaan ini bisa memakan waktu sekitar 24–72 jam.

Selain jenis dan jumlah makanan, lamanya proses pencernaan makanan juga tergantung pada jenis kelamin, metabolisme, dan kondisi medis tertentu, misalnya pada penderita masalah pencernaan atau gangguan penyerapan nutrisi.

Berikut ini adalah tahapan proses pencernaan dan penyerapan makanan yang terjadi di dalam tubuh:

1. Penghalusan makanan di mulut

Mulut adalah awal dari saluran pencernaan. Saat makanan dikunyah di dalam mulut, kelenjar liur akan memproduksi air liur guna menghaluskan makanan. Air liur mengandung enzim amilase yang berfungsi untuk mengolah karbohidrat menjadi glukosa dan energi.

Setelah makanan selesai dikunyah, lidah akan mendorong makanan yang sudah halus ke belakang mulut menuju esofagus atau kerongkongan. Selanjutnya, makanan akan dibawa menuju lambung.

2. Pemecahan makanan di lambung

Di dalam lambung, makanan dan minuman akan bercampur dengan enzim pencernaan dan asam lambung untuk dipecah dan dihaluskan kembali hingga bertekstur cair atau menyerupai pasta yang lembut.

Asam lambung juga berfungsi untuk membasmi kuman dan virus makanan atau minuman yang dapat menyebabkan penyakit infeksi. Setelah selesai dicerna di lambung, otot lambung akan mendorong makanan agar bergerak ke usus halus.

3. Pemecahan nutrisi di usus halus

Usus halus melanjutkan proses pencernaan menggunakan enzim yang dikeluarkan oleh pankreas dan empedu dari hati. Enzim ini bertugas untuk memecah protein, lemak, dan karbohidrat dari makanan. Selain itu, bakteri di usus kecil juga memproduksi enzim untuk mencerna karbohidrat.

4. Penyerapan nutrisi di usus kecil

Setelah makanan dipecah, dinding usus kecil kemudian menyerap air dan nutrisi dari makanan ke dalam aliran darah. Sementara itu, sisa-sisa makanan yang tidak dicerna atau diserap akan dibawa ke usus besar.

5. Pemadatan sisa makanan di usus besar

Tugas utama usus besar adalah menyerap air dan nutrisi yang tersisa dari sisa makanan, sehingga menjadi lebih padat dan membentuk tinja.

Tinja kemudian disimpan di rektum hingga didorong dan dikeluarkan bersamaan dengan racun, limbah, dan cairan berlebih dari dalam tubuh melalui anus saat buang air besar.

Air dan serat yang cukup merupakan dua faktor penting yang mendukung kelancaran proses pencernaan dan penyerapan makanan.

Oleh karena itu, agar proses pencernaan berjalan lancar, Anda perlu cukup minum air putih minimal 8 gelas per hari dan memperbanyak konsumsi makanan berserat, seperti sayur dan buah-buahan.

Anda juga perlu rutin melakukan pemeriksaan ke dokter guna memantau kondisi kesehatan, termasuk kesehatan saluran cerna Anda.

Jika memiliki masalah dalam proses pencernaan makanan dan mengalami diare, konstipasi, malabsorpsi, atau kurang gizi, Anda bisa memeriksakan diri ke dokter untuk menjalani pemeriksaan dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Tujuan utama saluran pencernaan adalah memecah makanan menjadi nutrisi, yang dapat diserap ke dalam tubuh untuk menyediakan energi. Makanan harus tertelan ke dalam mulut untuk diproses dan dibasahi secara mekanis. Kedua, pencernaan terjadi terutama di perut dan usus kecil di mana protein, lemak, dan karbohidrat dipecah secara kimiawi menjadi blok bangunan dasarnya. Usus besar memainkan peran kunci dalam menyerap kembali kelebihan air. Akhirnya, bahan yang tidak tercerna dan produk limbah yang disekresikan dikeluarkan dari tubuh melalui buang air besar (buang air besar) yg berdampak pada pencernaan.

Dalam kasus penyakit atau gangguan gastrointestinal, fungsi saluran pencernaan ini tidak berhasil dicapai.

Pasien dalam kasus tersebut dapat mengalami gejala mual, muntah, diare, malabsorpsi, sembelit atau obstruksi.

Penyakit Mulut

Kerusakan fisik

Cedera dapat terjadi pada jaringan di dalam dan sekitar mulut oleh makanan dan zat lain yang dimasukkan ke dalam mulut jika: terlalu panas atau dingin, abrasif, atau korosif. Bahan kimia korosif paling mungkin menyebabkan kerusakan jaringan yang serius dan peradangan akut yang mengganggu pencernaan. Hasilnya tergantung pada tingkat dan kedalaman cedera.

Sariawan (kandidiasis oral)

Infeksi jamur akut pada epitel mulut ini disebabkan oleh jamur Candida albicans. Pada orang dewasa ini menyebabkan infeksi terutama pada orang yang lemah dan pada mereka yang kekebalannya ditekan oleh steroid, antibiotik atau obat sitotoksik. Pada bayi bisa jadi infeksi yang parah, terkadang menyebabkan epidemi di kamar bayi karena infeksi silang. Jamur bertahan di lekukan halus di permukaan atas gigi tiruan dan berulang kali menginfeksi ulang epitel.

Cheilitis sudut

Disebabkan oleh Candida albicans dan Staphylococcus aureus, retakan yang menyakitkan berkembang di lipatan jaringan di sudut mulut, biasanya terjadi pada orang lanjut usia yang lemah.

Gingivitis akut (infeksi Vincent)

Ini adalah infeksi akut dengan ulserasi parah pada bibir, gusi, mulut, tenggorokan, dan tonsil palatina yang disebabkan oleh dua organisme komensal yang bekerja bersama, Borrelia Vincenti dan basil fusiform.

Gingivostomatitis herpes akut

Ini disebabkan oleh virus Herpes simpleks dan merupakan infeksi virus mulut yang paling umum. Ini ditandai dengan ulserasi yang luas dan sangat nyeri.

Karsinoma sel skuamosa

Ini adalah jenis tumor ganas yang paling umum di mulut. Tempat yang biasa adalah bibir bawah dan tepi lidah. Ulserasi sering terjadi dan ada penyebaran dini ke jaringan sekitarnya dan kelenjar getah bening serviks.

Penyakit Kelenjar Ludah

Penyakit gondok

Ini adalah kondisi peradangan akut pada kelenjar ludah, terutama parotid. Penyakit ini disebabkan oleh virus gondongan, salah satu kelompok parainfluenza.

Pembentukan kalkulus

Kalkulus (batu) terbentuk di kelenjar ludah melalui kristalisasi garam mineral dalam air liur. Mereka mungkin sebagian atau seluruhnya memblokir saluran, menyebabkan pembengkakan kelenjar, kecenderungan infeksi, dan, pada waktunya, atrofi.

Tumor campuran (adenoma saliva pleomorfik)

Tumor jinak ini terdiri dari sel jaringan epitel dan ikat dan terutama terjadi di kelenjar parotis.

Karsinoma

Ganas tumor dapat terjadi di setiap kelenjar ludah atau saluran. Beberapa bentuk memiliki kecenderungan untuk menyusup ke saraf di jaringan sekitarnya, menyebabkan nyeri hebat.

Penyakit Faring

Tonsilitis

Tonsilitis adalah peradangan amandel, dua bantalan jaringan berbentuk oval di bagian belakang tenggorokan – satu amandel di setiap sisi. Ini adalah jenis faringitis. Tanda dan gejala tonsilitis termasuk amandel yang membengkak, sakit tenggorokan, kesulitan menelan, dan kelenjar getah bening yang lunak di sisi leher. Komplikasi termasuk abses peritonsillar.

Difteri

Difteri adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium difteri, yang terutama menginfeksi tenggorokan dan saluran udara bagian atas, serta menghasilkan racun yang mempengaruhi organ lain. Ciri-ciri utamanya adalah sakit tenggorokan, demam rendah dan kelenjar bengkak di leher, dan toksin dalam kasus yang parah dapat menyebabkan miokarditis atau neuropati perifer. Racun difteri menyebabkan selaput jaringan mati menumpuk di atas tenggorokan dan amandel, membuat sulit bernapas dan menelan. 

Penyakit Kerongkongan

Esofagitis refluks peptikum

Kondisi ini, penyebab gangguan pencernaan yang paling umum, disebabkan oleh regurgitasi asam lambung yang terus-menerus ke dalam esofagus , menyebabkan iritasi dan nyeri ulserasi. Perdarahan terjadi saat pembuluh darah terkikis.

Menelan bahan kaustik

Saat tertelan, bahan kaustik membakar dinding esofagus menyebabkan reaksi inflamasi. Tingkat kerusakan tergantung pada konsentrasi dan jumlah yang ditelan. Setelah cedera parah , penyembuhan menyebabkan fibrosis, dan ada risiko striktur esofagus berkembang kemudian, karena jaringan fibrosa menyusut.

Akalasia

Masalah ini cenderung terjadi pada dewasa muda. Sfingter jantung menyempit dan, karena halangan ini menghalangi jalannya bahan yang tertelan ke dalam lambung, esofagus menjadi melebar dan lapisan otot mengalami hipertrofi. Kondisi ini dapat menyebabkan disfagia, regurgitasi isi lambung, dan kemungkinan pneumonia aspirasi.

Pecah esofagus

Hal ini dapat terjadi, biasanya di ujung distal, jika kerongkongan tiba-tiba membengkak: selama serangan muntah, dengan menelan benda asing atau dengan lewatnya alat. Isi lambung masuk ke mediastinum, menyebabkan peradangan akut.

Tumor

Tumor scirrhous (fibrous). Ini menyebar di sekitar lingkar dan di sepanjang kerongkongan . Mereka menyebabkan penebalan dinding dan hilangnya elastisitas.

Tumor jaringan lunak. Ini tumbuh menjadi lumen dan menyebar di sepanjang dinding.

Penyakit Perut

Radang perut

Ini adalah kondisi umum yang terjadi ketika terjadi ketidakseimbangan antara aksi korosif jus lambung dan efek perlindungan lendir pada mukosa lambung. Jumlah lendir di perut tidak cukup untuk melindungi epitel permukaan dari efek merusak dari asam klorida. Ini mungkin akut atau kronis.

Ulkus peptikum

Ulserasi pada gastrointestinal dapat dilihat sebagai perluasan dari kerusakan sel yang ditemukan pada gastritis akut. Tempat yang paling umum untuk ulkus adalah lambung dan beberapa sentimeter pertama dari duodenum. Lebih jarang terjadi di kerongkongan , setelah refluks jus lambung, dan di sekitar anastomosis lambung dan usus kecil, setelah gastrektomi.

Gastritis terkait Helicobacter

Mikroba Helicobacter pylori yang diketahui terkait dengan kondisi lambung, gastritis terutama kronis, dan penyakit ulkus peptikum.

Gastritis kronis autoimun

Ini adalah bentuk penyakit yang progresif. Perubahan inflamasi yang merusak yang dimulai pada permukaan selaput lendir dapat meluas hingga mempengaruhi seluruh ketebalannya, termasuk kelenjar lambung. Ketika tahap ini tercapai, sekresi enzim pencernaan, asam klorida, dan faktor intrinsik sangat berkurang.

Tukak lambung akut dan tukak lambung kronis

Lesi akut melibatkan jaringan hingga kedalaman submukosa dan lesi bisa tunggal atau multipel. Mereka ditemukan di banyak situs di perut dan di beberapa sentimeter pertama duodenum. Ulkus kronis menembus lapisan epitel dan otot dinding perut dan mungkin termasuk pankreas atau hati yang berdekatan. Ulkus ini dapat menyebabkan perdarahan , perforasi, stenosis pilorus, dan perkembangan tumor ganas .

Penyakit Usus (Usus Kecil dan Besar)

Radang usus buntu

Lumen apendiks sangat kecil dan hanya ada sedikit ruang untuk pembengkakan saat meradang. Infeksi mikroba biasanya bertumpu pada obstruksi oleh, misalnya, feses yang keras (feses), kerutan, atau benda asing. Eksudat inflamasi, dengan fibrin dan fagosit, menyebabkan pembengkakan dan ulserasi pada lapisan selaput lendir. Tekanan yang meningkat di dalam usus buntu pertama-tama menutupi vena, kemudian arteri dan iskemia berkembang, diikuti oleh gangren dan ruptur.

Demam tifoid

Jenis enteritis ini disebabkan oleh mikroba Salmonella typhi, yang tertelan dalam makanan dan air. Dalam kasus tertentu, demam tifoid menjadi infeksi kronis tanpa gejala pada saluran empedu dan saluran kemih. Mikroba terus diekskresikan tanpa batas waktu melalui urin dan feses .

Demam paratifoid

Penyakit ini disebabkan oleh Salmonella paratyphi A atau B yang menyebar dengan cara yang sama seperti demam tifoid, yaitu pada makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh urine atau feses yang terinfeksi . Infeksi yang menyebabkan radang mukosa usus, biasanya terbatas pada ileum.

Keracunan makanan

Sindrom keracunan makanan terjadi akibat menelan air dan berbagai macam makanan yang terkontaminasi mikroorganisme patogen (bakteri, virus, protozoa, jamur), toksin, dan bahan kimia. Sebagian besar jenis keracunan makanan menyebabkan satu atau lebih tanda dan gejala berikut: mual, muntah, diare berair atau berdarah, sakit perut dan kram, demam, dll. Yang disebabkan oleh interaksinya dengan sistem pencernaan.

Kolera

Kolera disebabkan oleh Vibrio cholerae dan disebarkan melalui air, makanan, tangan, dan makanan yang terkontaminasi . Hal ini menyebabkan diare persisten , dehidrasi parah, dan ketidakseimbangan elektrolit, dan dapat menyebabkan kematian akibat syok hipovolemik. Mikroba terkadang menyebar ke kantong empedu tempat mereka berkembang biak. Mereka kemudian diekskresikan dalam empedu dan kotoran .

Disentri amuba

Penyakit ini disebabkan oleh Entamoeba histolytica . Penyakit ini bisa berkembang dengan berbagai cara. Penyembuhan dapat menghasilkan adhesi fibrosa, menyebabkan obstruksi sebagian atau seluruhnya. Amuba dapat menyebar ke hati, menyebabkan hepatitis amuba dan abses. Disentri kronis dapat berkembang dengan diare intermiten dan amuba dalam tinja .

Penyakit Crohn (ileitis regional)

Kondisi peradangan kronis pada saluran pencernaan ini biasanya terjadi pada orang dewasa muda. Terminal ileum dan rektum paling sering terkena tetapi penyakit ini mungkin lebih luas. Ada peradangan tambal sulam kronis dengan edema dengan ketebalan penuh dinding usus, menyebabkan obstruksi parsial lumen. Ada periode remisi dengan durasi yang bervariasi.

Kolitis ulseratif

Ini adalah penyakit peradangan kronis pada mukosa usus besar dan rektum yang dapat memborok dan terinfeksi. Biasanya terjadi pada orang dewasa muda dan dimulai di usus besar rektum dan sigmoid. Dari sana dapat menyebar hingga melibatkan proporsi variabel dari usus besar dan, terkadang, seluruh usus besar.

Tumor usus kecil dan besar

Jinak dan ganas tumor dari usus kecil jarang terjadi, dibandingkan dengan keberadaannya di perut dan usus.

Hernias

Hernia adalah penonjolan usus melalui titik lemah di otot-otot dinding perut anterior atau lubang yang ada. Ini terjadi ketika ada peningkatan tekanan intra-abdominal secara intermiten, paling sering pada pria yang mengangkat beban berat di tempat kerja.

Volvulus

Ini terjadi ketika lengkung usus berputar 180 °, memutus suplai darahnya, menyebabkan gangren dan penyumbatan. Ini terjadi di bagian usus yang melekat pada dinding perut posterior oleh lipatan ganda visceral peritoneum yang panjang, mesenterium.

Obstruksi Usus

Ini mungkin disebabkan oleh salah satu penyebab berikut:

  • Stenosis dan penebalan dinding usus, misalnya pada divertikulosis, penyakit Crohn dan tumor ganas ; biasanya terdapat perkembangan bertahap dari obstruksi parsial menjadi lengkap
  • Obstruksi oleh, misalnya batu empedu yang besar atau tumor yang tumbuh ke dalam lumen
  • Tekanan pada usus dari luar, misalnya tumor besar di organ panggul atau perut, seperti fibroid uterus; jenis ini paling mungkin terjadi di dalam ruang terbatas tulang panggul.

Malabsorpsi

Gangguan penyerapan bahan nutrisi dan air dari usus bukanlah penyakit itu sendiri. Ini adalah hasil dari penyakit yang menyebabkan satu atau lebih perubahan berikut:

  • atrofi vili mukosa usus kecil pencernaan makanan yang tidak lengkap
  • gangguan pada pengangkutan nutrisi yang diserap dari usus kecil ke darah.

Penyakit Pankreas

Pankreatitis akut

Enzim proteolitik yang diproduksi oleh pankreas disekresikan dalam bentuk tidak aktif, yang tidak diaktifkan sampai mencapai usus; ini melindungi pankreas dari pencernaan dengan enzimnya sendiri. Jika enzim prekursor ini diaktifkan saat masih di pankreas, hasil pankreatitis. Tingkat keparahan penyakit secara langsung berkaitan dengan jumlah jaringan pankreas yang hancur. Komplikasi umum termasuk infeksi, supurasi, dan trombosis vena lokal.

Pankreatitis kronis

Hal ini disebabkan oleh serangan pankreatitis akut berulang atau mungkin timbul secara bertahap tanpa bukti adanya penyakit pankreas. Ada obstruksi duktus asinar kecil oleh bahan protein yang disekresikan oleh sel asinar. Hal ini pada akhirnya mengarah pada pembentukan kista yang dapat pecah ke dalam rongga peritoneum. Kista yang utuh dapat menyebabkan penyumbatan saluran empedu komunis, menyebabkan penyakit kuning dan vena portal, menyebabkan penyumbatan vena di organ yang dikeringkan oleh anak-anak sungainya.

Tumor ganas

Ini relatif umum dan lebih mempengaruhi pria daripada wanita. Mereka paling sering terjadi di kepala pankreas, menghalangi aliran empedu dan jus pankreas ke duodenum. Penyakit kuning dan pankreatitis akut biasanya berkembang.

Penyakit Hati

Hepatitis akut

Area nekrosis berkembang ketika kelompok hepatosit mati dan hasil akhirnya tergantung pada ukuran dan jumlah area ini. Penyebab kerusakan bisa bermacam-macam kondisi, termasuk infeksi virus, zat beracun, atau gangguan peredaran darah.

Virus Hepatitis

Virus hepatitis paling sering disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV), virus hepatitis B (HBV), dan virus hepatitis C (HCV). Ketiga virus ini semuanya bisa mengakibatkan penyakit akut dengan gejala mual, sakit perut, kelelahan, malaise, dan ikterus. Selain itu, infeksi akut HBV dan HCV dapat menyebabkan infeksi kronis. Pasien yang terinfeksi secara kronis dapat mengembangkan sirosis dan karsinoma hepatoseluler (HCC).

Hepatitis kronis

Ini didefinisikan sebagai segala bentuk hepatitis yang berlangsung selama lebih dari 6 bulan.

Hepatitis persisten kronis: Ini adalah peradangan ringan dan persisten setelah hepatitis virus akut. Biasanya ada sedikit atau tidak ada fibrosis.

Hepatitis aktif kronis: Ini adalah peradangan progresif yang berkelanjutan dengan nekrosis sel dan pembentukan jaringan fibrosa yang dapat menyebabkan sirosis hati. Ada distorsi pembuluh darah hati dan hipoksia, yang menyebabkan kerusakan hepatosit lebih lanjut.

Kolangitis naik

Infeksi, biasanya oleh Escherichia coli, dapat menyebar dari saluran empedu. Faktor predisposisi yang paling umum adalah obstruksi saluran empedu oleh batu empedu.

Abses hati

Emboli septik dari fokus septik di perut dan panggul dapat menempel di cabang vena portal dan menyebabkan banyak abses atau menginfeksi vena, menyebabkan pylephlebitis portal.

Gagal hati

Ini terjadi ketika fungsi hati berkurang sedemikian rupa sehingga aktivitas tubuh lainnya terganggu. Ini mungkin akut atau kronis dan mungkin hasil dari berbagai macam gangguan.

Penyakit Kantung Empedu dan Saluran Empedu

Batu empedu (cholelithiasis)

Batu empedu terdiri dari endapan penyusun empedu, paling sering adalah kolesterol. Banyak batu kecil atau satu batu besar bisa terbentuk. Ini dapat menyebabkan:

Kolik bilier. Jika batu empedu tersangkut di saluran empedu kistik atau komunis, ada kontraksi peristaltik yang kuat dari otot polos di dinding saluran (kejang) sebagai upaya untuk menggerakkan batu ke depan.

Peradangan. Batu empedu menyebabkan iritasi dan peradangan pada dinding kantung empedu dan saluran empedu kistik dan umum.

Impaksi. Penyumbatan saluran kistik oleh batu empedu menyebabkan distensi kandung empedu dan kolesistitis. Ini tidak menyebabkan penyakit kuning karena empedu dari hati masih bisa masuk langsung ke dalam duodenum. Obstruksi saluran empedu menyebabkan retensi empedu, ikterus, dan kolangitis (infeksi saluran empedu).

Penyakit kuning

Penyakit kuning berkembang ketika ada kelainan pada tahap tertentu dalam urutan metabolisme yang disebabkan oleh satu atau lebih faktor, misalnya:

  • kelebihan hemolisis sel darah merah dengan produksi bilirubin lebih banyak daripada yang dapat ditangani hati
  • fungsi hati abnormal yang dapat menyebabkan:

– penyerapan bilirubin tak terkonjugasi yang tidak sempurna oleh hepatosit

– konjugasi bilirubin yang tidak efektif
– gangguan sekresi bilirubin ke dalam empedu

  • obstruksi aliran empedu dari hati ke duodenum.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA