Perbanyakan vegetatif dengan menanam tanaman terdapat pada nomor

Okulasi adalah teknik perkembangbiakan vegetatif buatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas tanaman. Teknik perbanyakan vegetatif ini dilakukan dengan cara menempelkan sepotong kulit pohon beserta mata tunas dari batang atas, sehingga dapat tumbuh dan bersatu membentuk individu baru.

Kelebihan dan Kekurangan Perbanyakan dengan Cara Okulasi

Menurut penjelasan di jurnal Media Litbang Sulteng 4(2), okulasi merupakan metode perbanyakan tanaman secara komersil. Ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan jika memperbanyak tanaman dengan cara ini. Berikut uraiannya:

  1. Memiliki perakaran yang kuat.
  2. Tahan hama dan penyakit tanaman.
  3. Tahan kekelingan atau keleibhan air.

Sementara itu, kekurangan dari cara perbanyakan ini yaitu sering terjadi ketidakcocokan antara batang atas dan batang bawah.

Baca Juga

Mengutip dari buku “Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura”, secara garis besar cara okulasi dilakukan dengan beberapa tahapan mulai dari pengirisan batang bawah, pengambilan dan penyisipan mata tunas (batang atas), pengikatan tempelan, pelepasan ikatan, dan pemotongan batang bawah di atas tempelan.

Bentuk irisan ini tergantung dari teknik okulasi yang dipilih. Irisan dibuat pada batang bawah dengan ukuran sekitar 20 cm di atas permukaan tanah. Sementara itu, kedalaman irisan ini menyesuaikan tebal kulit kayu.

Lalu letakan irisan pada batang bawah dan hindari dari paparan sinar matahari serta air hujan secara langsung. Keberhasilan okulasi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti waktu penempelan mata tunas dan kebersihan penempelan tunas tersebut.

Advertising

Advertising

Apabila proses penempelan selesai, mata tunas harus diikat. Pengikatan dapat dilakukan menggunakan tali plastik atau rapia. Pengikatan dilakukan dengan mengikuti pola pemasangan genteng rumah.

Setelah 2 – 3 minggu, maka perlu dilakukan pemeriksaan. Jika mata tunas berwarna cokelat atau hitam, artinya tunas itu mati. Namun jika tunas bewarna hjau segar dan melekat kuat pada batang pokok, maka okulasi tersebut berhasil.

Saat okulasi berhasil, maka pemotongan batang bawah di atas tempelan. Pemotongan dilakukan sepanjang kurang lebih 10 cm. Hal tersebut berguna untuk mengikat tunas tempel yang tumbuh agar bisa tumbuh tegak dan lurus. Setelah pemotongan, oleskan lilin atau cat pada bagian luka pemotongan.

Baca Juga

Teknik okulasi dilakukan dengan menempelkan mata tunas ini banyak tekniknya. Dalam buku “Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura”, setidaknya ada lima teknik yang biasa digunakan untuk perkembangbiakan tanaman secara vegetatif. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Okulasi Bentuk T atau T – Bud

Pada teknik ini, batang bawah menjadi tempat penempelan mata tunas. Sedangkan batang atas diiris dengan bentuk menyerupai huruf T atau T terbalik. Penerapan teknik ini sangat luas dan biasanya digunakan untuk tanaman muda yang kulitnya masih tipis.

2. Patch Budding

Contoh okulasi lainnya yaitu okulasi segi empat atau patch budding. Cara ini digunakan untuk menghubungkan batang atas atau bawah yang memiliki kulit batangnya tebal. Bidang tempelan berbentuk segi empat. Agar mempermudah penempelan dan menjamin keberhasilan okulasi, Anda bisa menggunakan alat khusus yang bernama patch budder atau alat penyudit.

Dengan menggunakan alat ini, ukuran irisan kulit batang di batang bawah dan irisan atas tunas ukurannya sama.  Sehingga bidang tempel sangat baik dan penempelan lebih merata untuk setiap potongan.

3. Okulasi Forkert

Teknik penempelan ini yaitu okulasi yang terjadi saat batang bawah disisipi oleh mata tunas. Kemudian mata tunas tersebut  ditutupi oleh kulit batang bawah yang sudah disayat. Jika sayatan kulit batang bawah ada di atas dan bawah, maka okulasi fokert ini disebut okulasi bentuk H.

Sedangkan jika sayatan kulit batang bawah berada di sisi kanan kiri, maka okulasi tersebut dikenal sebagai penempelan bentuk I.

Baca Juga

Teknik okulasi ini mengikutsertakan sedikit calon batang bawah. Sehingga penyatakan kulit batang bawah menyertakan sedikit kayu. Hal ini dilakukan jika tanaman memiliki kulit batang dan kayu yang sulit dipisahkan.

5. Okulasi Haji Ali

Sejatinya okulasi ini sama dengan okulasi segi empat, hanya saja scionnya berbentuk bulat. Okulasi haji ali ini menggunakan alat penyudit atau stempel untuk menyungkit kulit calon batang atas.

Dalam buku “Membuat Setek, Cangkok, Sambung, dan Okulasi”, berikut beberapa langkah melakukan okulasi haji ali.

  • Tancapkan pisau di kulit batang pokok. Posisikan pisau mula-mula miring, lalu rapatkan semua mata pisau sambil ditekan dengan tangan. Lalu, angkat pisau dengan pelan-pelan sehingga kulit batang pokok akan terangkat. Kemudian buang kulit tersebut.
  • Ambil mata tunas dari batang atas.
  • Tempelkan mata tunas secara perlahan pada lubang bulat yang telah dibuat di batang pokok.
  • Ikat tempelan tersebut dengan tali plastik dari bawah ke atas.

Baca Juga

Jika Anda ingin mencoba praktik okulasi, beberapa tanaman ini bisa diperbanyak dengan menggunakan cara okulasi.

  1. Alpukat
  2. Belimbing
  3. Durian
  4. Jambu air
  5. Jambu biji
  6. Jeruk
  7. Mangga
  8. Rambutan
  9. Pepaya
  10. Sirsak

Stek adalah perkembangbiakan vegetatif dengan cara memotong bagian tubuh tanaman untuk ditanam sehingga menghasilkan tanaman baru. Perkembangbiakan dengan cara penyetekan juga bisa diartikan sebagai cara memperbanyak tanaman dengan memisahkan organ vegetatif atau modifikasinya dari pohon induk.

Cara perbanyakan tanaman ini dilakukan untuk tanaman yang sulit berkembang biak menggunakan biji. Selain itu, perkembangbiakan vegetatif ini juga berguna untuk membentuk klon tanaman unggul.

Perbanyakan tanaman dengan cara stek memberikan beberapa keuntungan tersendiri. Mengutip dari buku “Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura”, berikut beberapa keuntungan dari penyetekan pada tanaman.

  1. Tanaman yang dihasilkan memiliki karakter yang sama dengan induknya. Sebab penyetekan merupakan teknik perbanyakan klon atau cloning dari jenis tanaman terpilih.
  2. Umumnya tanaman hasil penyetekan lebih cepat mencapai periode maturity (matang atau dewasa), sehingga bisa lebih cepat menghasilkan organ generatif seperti bunga dan buah.
  3. Bisa digunakan untuk tanaman yang tidak bisa diperbanyakan dengan cara perbanyakan vegetatif lain seperti cangkok, sambung, atau okulasi.
  4. Lebih praktis dan ekonomis karena lahan yang diperlukan relatif kecil namun hasil tanamannya bisa banyak.
  5. Tidak merusak tanaman induk.

Baca Juga

Meskipun tergolong mudah, namun tidak semua proses penyetekan berhasil. Agar perbanyakan tanaman dengan metode ini berhasil, Anda harus memperhatikan beberapa syarat tanaman yang bisa di stek. Mengutip dari balitkabi.litbang.pertanian.go.id, berikut syarat penyetekan yang baik.

  1. Stek berasal dari varietas unggul.
  2. Umur tanaman yang akan di stek tidak lebih dari 3 bulan. Stek tanaman muda atau kurang dari 3 bulan memberikan hasil lebih tinggi dibandingkan tanaman berumur 4-5 bulan.
  3. Bahan tanam memiliki pucuk. Stek yang memiliki pucuk diketahui lebih cepat beradaptasi pada lingkungan tumbuhnya dibandingkan stek kedua atau ketiga tanpa pucuk.
  4. Tanaman induk sehat dan tumbuh dengan normal. Tanaman yang sehat bisa dilihat dari vigor tanaman yang kuat, sehat, pertumbuhan normal, dan bebas hama penyakit.
  5. Tanaman masih segar. Tanaman telah di stek bisa langsung ditanam atau bisa juga disimpan pada tempat teduh 1-2 hari atau 3-4 hari untuk menumbuhkan akar. Hal tersebut juga bertujuan agar tanaman lebih toleran terhadap kondisi stres saat penanaman.

Cara Stek Tanaman

Teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan ini terbagi menjadi beberapa cara. Anda bisa menyetek tanaman menggunakan batang, daun, atau akar.

Mengutip dari buku “Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura”, berikut ini beberapa cara stek tanaman dengan mudah.

Advertising

Advertising

Stek batang adalah cara penyetekan tanaman yang bahannya berasal dari potongan batang atau jaringan batang yang telah mengalami modifikasi bentuk atau fungsi. Potongan batang ini nantinya akan membentuk akar adventif di ujung potongan batang dan membentuk tunas dari mata tunas yang masih dorman.

Baca Juga

Cara stek tenaman dengan menggunakan batang terbagi menjadi dua yaitu stek batang yang mengalami meodifikasi seperti rhizome atau tuber dan stek batang itu sendiri yang terdiri atas stek lunak, setengah lunak dan keras . Berikut uraiannya.

a. Stek Rhizome atau Tuber

Rhizome (rimpang) atau tuber (umbi) adalah bagian tanaman yang merupakan hasil modifikasi dari batang. Bagian ini tumbuh dan berkembang di bawah permukaana tanah.

Tanaman yang diperbanyakan menggunakan rhizome contohnya kunyit, jahe, dan aglonema. Sedangkan contoh tanaman stek dari tuber yaitu kentang.

b. Stek Lunak

Mengutip dari bahan ajar “Pembiakan Vegetatif secara Alamiah dan Buatan” oleh Ir. I Wayan Wiraatamaja, MP., stek lunak adalah teknik stek batang dengan menggunakan ranting atau cabang tanaman muda.

c. Stek Setengah Lunak

Teknik penyetakan menggunakan ranting atau cabang tanaman yang mulai menua. Biasanya ditandai dengan warna kulit yang sudah kecokelatan dan pertumbuhannya sudah terhenti.

d. Stek Keras

Cara stek tanaman dengan menggunakan ranting atau cabang yang sudah berumur tidak kurang dari satu tahun. Ukurannya biasanya sebesar pensil dan masih memiliki daun.

Baca Juga

Stek daun merupakan penyetekan yang bahan perbanyakannya berupa daun dengan atau tanpa kelengkapan organ penyusun seperti tangkai daun. Stek daun terbagi menjadi tiga tipe, berikut uraiannya.

a. Stek Daun dengan Tangkai

Bahan stek ini terdiri atas helaian daun dengan tangkai. Tanaman yang diperbanyak menggunakan cara ini yaitu iler-iler dan african violet.

b. Stek Daun Tanpa Tangkai

Cara yang kedua yaitu menggunakan penyetekan menggunakan daun tanpa tangkai. Jadi hanya daun saja yang digunakan untuk perbanyakan vegetatif. Contohnya pada tanaman sukulen dan jeruk nipis.

c. Stek Potongan Daun

Penyetekan dengan cara ini bahan utamanya berasal dari potongan daun yang dilengkapi atau tidak dilengkapi dengan ibu tulang daun. Contoh tanaman stek potongan daun yaitu lidah mertua dan Begonia.

Baca Juga

Cara stek tanaman yang terakhir yaitu stek akar. Metode ini dilakukan dengan bahan utama berasal dari organ akar. Potongan akar ini dipisahkan dari tanaman induk kemudian ditanam pada media tanam yang sesuai.

Stek akar kemudian akan membentuk perasakan adventif dan membentuk tunas. Posisi peletakan bahan penyetekan akan mempengaruhi pembentukan tunas. Jika bahan stek ditanam vertikal, maka bagian yang dekat dengan pangkal akar harus ada di bagian atas.

Namun jika bagian terdekat dengan pakal meragukan, maka sebaiknya letakan bahan stek secara horizontal. Contoh tanaman yang diperbanyak dengan cara ini yaitu blackberry, cemara, delima, dan jambu biji.  

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA