Merdeka.com - Daging kerbau jarang dikonsumsi masyarakat Indonesia pada umumnya. Bukan tanpa alasan, teksturnya yang keras dan harganya yang mahal, menjadi penyebab masyarakat tidak terlalu menggemari daging satu ini.
Namun, alasan itu tak berlaku di Banten. Sebagian besar masyarakat di sana justru menjadikan daging kerbau sebagai bahan konsumsi utama, terlebih saat hari raya Idulfitri.
Masyarakat di Banten lebih menyukai daging kerbau daripada sapi, karena tradisi turun temurun. Terutama, di daerah Lebak dan Pandeglang.
2 dari 4 halaman
Rasa Lebih Enak karena Diternak Baik oleh Warga
Gemblong cocol semur, menu favorit warga Banten dari olahan daging kerbau.
©2021 Facebook Mochamad Guntur Romli/editorial Merdeka.com
Sebagaimana dilansir dari sariagri.id, pembudidayaan kerbau pedaging yang baik menjadikan rasa dagingnya jauh lebih enak. Bahkan, digadang daging ini lebih enak dibanding daging sapi maupun daging ternak lainnya.
Seratnya yang lebih kasar menjadikan daging ini cocok diolah dengan berbagai cara. Salah satu kelebihannya, dapat dipanaskan berulang-ulang, bisa tahan lebih lama dibanding daging sapi yang mudah hancur.
"Kerbau-kerbau lokal yang diternak warga dianggap lebih memiliki rasa yang lebih enak dibandingkan daging sapi," tulis website tersebut.
3 dari 4 halaman
Turun Temurun
Bukan cuma soal cara perawatan kerbau dan mengolah dagingnya saja. Tradisi mengonsumsi daging kerbau sudah berlangsung turun temurun, dan dianggap sakral jika dilanggar. Kebiasaan 'taat' yang diwariskan tersebu, kemudian melahirkan budaya mengonsumsi daging kerbau.
"Masyarakat di Kabupaten Lebak secara kultur lebih menyukai mengonsumsi daging kerbau dibandingkan dengan daging sapi terlebih saat merayakan lebaran," dilansir dari Dinas Peternakan Pemerintah Kabupaten Lebak, Rabu (19/5).
4 dari 4 halaman
Warisan Belanda Jadi Makanan Khas
Tak banyak yang tahu, olahan daging kerbau ternyata adalah warisan dari Belanda. Sebagaimana dikutip dari cerita sejarah di Babad Banten yang dimuat di bantenhits.com, semur daging (kerbau) merupakan menu andalan bangsawan Belanda pada zaman dulu.
Masyarakat lokal mencoba mengembangkan menu itu dengan tidak meninggalkan tradisi bangsawan Eropa, yang hanya disajikan di waktu tertentu. Sejak saat itu, semur dikenal dengan nama 'smoor' (bahasa Belanda), kemudian menjadi menu andalan saat hari tertentu (saat lebaran) dengan tetap menggunakan tradisi lokal yakni daging kerbau.
"Saat zaman kolonial, masyarakat setempat mencoba mengembangkan semur sesuai selera lokal daerah masing-masing. Namun tetap saja dengan mengadopsi dari resep Smoor," tulis Babad tersebut.
[nrd]
MURIANEWS, Kudus – Selain sapi, daging kerbau juga cukup digemari orang Indonesia. Bahkan di beberapa daerah, ada yang lebih menyukai daging kerbau dibandingkan daging sapi.
Meski terlihat sama, ada perbedaan antara daging sapi dan kerbau. Mulai dari dari tampilan, kandungan gizi, hingga efek konsumsinya bagi kesehatan.
Berikut perbedaan daging sapi dan kerbau, seperti dilansir dari Hello Sehat.
Baca juga: Ini Cara Sehat Menyimpan Daging di Kulkas, Jangan Dicuci Dagingnya!
1. Warna
Daging sapi memiliki warna merah cerah, seperti buah ceri, sedangkan daging kerbau warna dagingnya cenderung merah pekat.
2. Tekstur
Daging sapi teksturnya lebih empuk jika dimakan, sedangkan daging kerbau lebih liat di mulut.
3. Serat
Bila diperhatikan, daging kerbau terasa lebih kasar dengan seratnya lebih besar ketimbang daging sapi.
4. Lemak dan kalori
Zat gizi ini pada daging sapi jauh lebih tinggi dibanding daging kerbau.
5. Harga
Meskipun di setiap daerah bisa berbeda-beda, umumnya harga daging kerbau jauh lebih murah ketimbang daging sapi.
Kandungan gizi daging sapi dan kerbau
Selain ciri-ciri yang disebutkan di atas, perbedaan daging sapi dan daging kerbau bisa dilihat dari kandungan zat gizi masing-masing.
Berikut adalah komposisi zat gizi yang terdapat dalam 100 gram daging sapi
- Energi: 273 kkal.
- Protein: 17,5 g.
- Lemak: 22,0 g.
- Kalsium: 10 mg.
- Fosfor: 150 mg.
- Zat besi: 2,6 mg.
- Natrium: 93 mg.
- Kalium: 267,0 mg.
Sementara itu, di bawah ini adalah kandungan gizi untuk 100 gram daging kerbau.
- Energi: 79 kkal.
- Protein: 18,7 g.
- Lemak: 0,5 g.
- Kalsium: 14 mg.
- Fosfor: 221 mg.
- Zat besi: 3,3 mg.
- Natrium: 91 mg.
- Kalium: 273,0 mg.
- Jika dilihat dari kandungan lemaknya, daging kerbau jauh lebih rendah ketimbang daging sapi.
- Memang lemak itu tidak sepenuhnya buruk karena tubuh tetap membutuhkannya. Hanya saja, Anda tidak perlu mengonsumsi makanan berlemak dalam jumlah besar.
- Jika berlebihan, konsumsi daging kerbau ataupun sapi bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan nantinya.
- Jadi, jika Anda ingin membatasi makanan berlemak, daging kerbau bisa menjadi salah satu pilihannya.
- Di samping itu, kandungan kalium daging kerbau juga lebih tinggi dari daging sapi. Kalium dibutuhkan tubuh untuk menjaga tekanan darah tetap stabil.
- Namun jika tujuan Anda mengonsumsi daging adalah untuk mencukupi kebutuhan zat besi, daging sapi menjadi pilihan yang lebih tepat.
Mana yang lebih sehat?
Jadi, mana yang lebih sehat? Sebenarnya, jawabannya bisa berbeda, tergantung dengan kebutuhan masing-masing sesuai dengan penjelasan di atas.
Sehat atau tidaknya makanan tidak hanya merujuk pada pilihan dagingnya, tapi juga cara memasaknya. Jika daging dimasak santan dan bagian lemaknya ikut dikonsumsi, tentu kurang sehat. Ini dibandingkan dengan daging yang disisihkan bagian lemaknya dan dimasak menjadi sup bening.
Sup daging akan lebih sehat jika dilengkapi potongan wortel, seledri, daun bawang, buncis, dan tomat. Selain lemaknya lebih rendah, zat gizi pada sup daging dengan sayuran ini jauh lebih bervariasi dibanding daging dimasak santan.
Jadi, cara Anda memasak daging sangat berpengaruh terhadap sehat atau tidaknya makanan, terlepas itu daging sapi atau daging kerbau.
Cara sehat mengolah daging sapi dan kerbau
Jika Anda memiliki daging sapi, pilih potongan daging sapi yang lebih sedikit lemak, begitu juga untuk daging kerbau. Alih-alih memanggang daging dengan mentega, Anda bisa memilih minyak zaitun.
Kemudian, jangan lupa untuk melengkapi menu daging yang Anda buat dengan kacang polong, wortel, brokoli, bawang bombai, buncis, dan kentang.
Saat memanggang daging, kurangi garam tapi perbanyak rempah agar rasanya lebih ringan. Selain dipanggang, cara paling sehat memasak adalah mengukus atau merebus. Biasanya daging juga dibuat menjadi rendang, yakni ditambah dengan santan.
Sesekali mengonsumsi rendang tidak masalah, tapi jangan terlalu sering karena makanan ini tinggi kolesterol. Namun, Anda yang memiliki kadar kolesterol tinggi atau penyakit jantung perlu menghindari konsumsinya.
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus
Sumber: hellosehat.com