Peristiwa yang terkait dengan keberagaman agama di Indonesia

Pada Selasa (22/02), KPKNL Jakarta IV melaksanakan acara daring berupa Kegiatan Berbagi Informasi Keberagaman Agama di Indonesia.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan dasar Surat Keputusan Kepala KPKNL Jakarta IV Nomor KEP-31/WKN.07/KNL.04/2022 tentang Pembentukan Forum Kerukunan Antarumat Beragama dan Kekerabatan Antarsuku pada KPKNL Jakarta IV.

Pada kegiatan yang pertama ini, hadir sebagai pembicara adalah Putri Sion, dari Bidang Agama Kristen Katolik. Dalam materinya, kakak Putri Sion mengajak kita melihat kedalam bentuk keragaman di Indonesia, tentang kehadiran dan pengaruh agama Kristen Katolik di kehidupan sehari-hari kita di Indonesia. Seperti contohnya, nama sekolah, lagu nasional yang diciptakan oleh musikus, ataupun Pahlawan Nasional yang beragama Kristen Katolik.

Acara ini berlangsung dengan tertib dan lancar. Agenda forum kerukunan antarumat beragama dan kekerabatan akan kembali hadir secara rutin dan diusahakan disesuaikan dengan kegiatan peringatan hari besar. Agenda berikutnya akan diisi oleh bidang agama Islam yang akan dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Isra Mi'raj.

Di akhir acara, seluruh peserta menyempatkan bernyanyi Satu Nusa Satu Bangsa untuk meningkatkan nasionalisme dan memupuk kerukunan umat beragama.

Pada hari ini, kembali KPKNL Jakarta IV melaksanakan kegiatan berbagi informasi dalam rangka kegiatan Forum Kerukunan Antar Umat Beragama dan Kekerabatan Antar Suku. Kepala KPKNL Jakarta IV menyampaikan bahwa kegiatan ini memiliki manfaat merajut silahturahmi di antara insan KPKNL Jakarta IV.

 “Kita manfaatkan aktivitas kita ini, untuk merajut silahturahmi dan kekerabatan – kerukunan di antara insan Jakarta IV” dalam sambutannya pada acara Kegiatan Berbagi Informasi Keberagaman Agama di Indonesia, Selasa (01/03).

Kegiatan Berbagi Informasi Keberagaman Agama di Indonesia hari ini diisi oleh narasumber dari koordinator bidang Agama Islam, dengan topik bahasan “Keistimewaan Isra Mikraj” oleh Ari Faruqi.

Dalam bahasannya, Ari Faruqi menjelaskan secara sederhana tentang Isra Miraj, mengapa Isra Mikraj menjadi hari besar Islam, dan termasuk ke dalam hari libur keagamaan di Indonesia.

Isra Mikraj dikisahkan dalam Al Quran surat Al Isra ayat 1 dan surat An-Najm ayat 1-18. Isra Mikraj merupakan peristiwa spiritual yaitu diperjalankannya Nabi Muhammad SAW atas seizin Allah SWT dari Masjidil Haram (Makkah) ke Masjidil Aqsha (Palestina) dan dilanjutkan menuju Sidratul Muntaha dalam waktu satu malam. Isra Mikraj merupakan salah satu kejadian penting dalam sejarah Islam. Melalui peristiwa tersebut, Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu tentang diwajibkannya sholat lima waktu bagi kaum Muslimin.

Hikmah dari perjalanan ini kepada manusia adalah memperlihatkan kekuasaan Tuhan itu nyata, memberikan pembelajaran kepada masa lalu dan antisipasi masa depan, serta menunjukan bahwa manusia harus selalu terkoneksi kepada Tuhannya.

Semarang – Indonesia merupakan negara Bhinneka Tunggal Ika, di mana segala perbedaan yang ada, termasuk agama adalah untuk saling melengkapi dalam rangka membangun NKRI. Karenanya, agama yang beragam jangan menjadi penyebab pertikaian, tapi pemersatu bangsa dan mempererat kerukunan.

Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen saat memberi sambutan pada seminar “Wawasan Kebangsaan dan Pencerahan Politik serta Doa Keselamatan Untuk Bangsa Bersama Para Pendeta dan Majelis Gereja se-Kota Semarang”, di STT Kristus Alfa Omega, Mijen Semarang, Selasa (2/4/2019). Dia berharap kesempatan itu dimanfaatkan untuk menyatukan simbol-simbol yang ada di NKRI.

“Kita tahu bahwa kita ini satu bahasa, satu nusa, dan satu bangsa. Maka dalam kesatuan ini, marilah kita bersinergi untuk persatuan dan membangun negara degan ide’ide gemilang.” ujar pria yang akrab disapa Gus Yasin ini.

Dihadapan Ketua STT Kristus Alfa Omega, Gregorious Suwito dan puluhan peserta seminar dari berbagai agama, suku, dan ras tersebut, putra ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu menjelaskan, perang konflik dan perpecahan itu mahal harganya, bahkan tidak bisa terbayar oleh materi. Maka harga kemerdekaan dan persatuan itu sangatlah mahal sehingga semua harus menjaga dan menpertahankan persatuan Indonesia.

Menurutnya, konflik antarwarga, ujaran kebencian, dan hoaks atau berita bohong yang akhir-akhir ini marak di Indonesia akibat politik. Seperti halnya pertikaian yang terjadi di Suriah disebabkan politik. Tidak ada unsur agama, namun isu agama seringkali yang dijadikan alat untuk memecah umat, karena isu agama dinilai mampu dan mudah membuat masyarakat diadu domba.

“Saya tinggal di Suriah sekitar lima tahun atau sebelum terjadi peperangan sekitar tahun 2008. Isu-isu peperangan dan konflik yang membuat saya keluar dari Suriah. Pertikaian dan peperangan di suatu negara, juga berdampak buruk terhadap warga negara lain yang berdomisili di negara berkonflik,” beber mantan anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah ini.

Pada tahun politik seperti sekarang, kata dia, peran pemuka agama sangat penting guna mengajak masyarakat bersatu untuk NKRI. Umat kristiani, Islam, Hindu, Budha dan lainnya harus duduk bersama menghadapi berbagai persoalan yang mengancam persatuan bangsa.

Dalam kesempatan itu, Wakil Gubernur meminta seluruh masyarakat, terutama para pemuka agama untuk mengajak umat mengenal agama dan Tuhannya secara lebih dekat, memahami ajarannya dengan baik dan benar. Terlebih generasi muda atau milenal, jangan sampai tidak tahu dan tidak kenal Tuhannya.

“Saya berharap para pemuka kristiani memahamkan kepada umat bahwa kita dalam satu bingkai NKRI. Bersatulah para pendeta, para ulama serta tokoh-tokoh agama lainnya,” tandasnya.

Ketua Forum Komunikasi dan LSM RI (Forkomammas RI) Adi Siswanto Wisnu menambahkan, pentingnya peranan hamba Tuhan dalam bersosialisasi dengan umat- umat lain, dan dengan gereja-gereja lain. Sehingga masyarakat bersatu atau tidak terkotak-kotak.

“Terlebih situasi politik saat ini sangat panas. Kita jangan sampai golput, jangan menyebar hoaks dan hal-hal negatif lainnya, sehingga terjadi ketakutan di masyarakat. Ada yang bilang negara akan menjadi negara khilafah, umat Kristen dibantai, kemudian video-video hoaks nanti seperti di Syria yang semuanya membuat kekhawatiran Jemaat,” bebernya.

Karenanya, Adi berharap para hamba Tuhan kembali lagi pada fungsinya sebagai seorang pemuka agama. Semua memilih sesuai hati nurani, jangan sampai para pendeta gontok-gontokan sendiri, saling berebut menjadi tim sukses, bermusuhan, dan sebagainya.

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Lihat Foto

freepik.com/ muchmania

Prinsip Bhinneka Tunggal Ika

Oleh: Abdul Rahmat, Guru SDN 011 Balikpapan Tengah, Balikpapan, Kalimantan Timur

KOMPAS.com - Indonesia adalah negara luas yang terdiri dari pulau-pulau. Menurut data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, pada tahun 2020 Indonesia memiliki 16.771 pulau.

Karena bentuk wilayah yang terdiri dari kepulauan, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan keberagaman.

Di setiap wilayah memiliki beragam perbedaan. Keberagaman ini kemudian dikemas dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika. 

Berikut tiga jenis keberagaman di Indonesia dan contohnya:

Indonesia merupakan negara yang religius. Hal ini terbukti dalam sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.

Memeluk agama adalah hak asasi manusia. Kebebasan beragama di Indonesia dijamin dalam UUD 1945, yaitu pasal 28E ayat (1) dan (2) serta pasal 29 ayat (2).

Di Indonesia, ada enam agama yang diakui oleh negara. Agama-agama tersebut yaitu:

  • Islam dengan tempat ibadah umat Islam ialah masjid. 
  • Kristen. Tempat ibadah umat Kristen ialah gereja.
  • Katolik. Tempat ibadah umat Katolik ialah gereja.
  • Hindu. Tempat ibadah umat Hindu ialah pura.
  • Buddha. Tempat ibadah umat Buddha ialah wihara.
  • Khonghucu. Tempat ibadah umat Khonghucuialah kelenteng.

Baca juga: Peran dan Fungsi Lembaga Agama

Keberagaman suku

Indonesia memiliki beragam suku. Suku bangsa atau etnik dapat diartikan sebagai pengelompokan atau penggolongan orang-orang yang biasanya ditandai dengan kesamaan agama, bahasa, budaya, ciri-ciri biologis ataupun perilaku yang dimiliki.

Menurut data pada sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2010, Indonesia memiliki sekitar 1.340 suku bangsa. Beberapa suku bangsa di Indonesia yaitu:

JAKARTA - Penyebab keragaman agama di Indonesia dipengaruhi oleh enam faktor. Apa saja faktor-faktor itu? Yuk simak tulisan berikut ini.

Indonesia terdiri dari berbagai macam agama, suku, ras, budaya dan juga bahasa. Dari situ muncullah slogan Bhineka Tunggal Ika untuk lebih mempererat kesatuan dan persatuan bangsa.

Membahas soal keragaman agama di Indonesia, dalam Pancasila dibahas pada sila pertama. Sila tersebut berbunyi ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’. Dari sila pertama dapat disimpulkan bahwa bangsa Indonesia mengutamakan nilai Ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari.

Agama yang diakui di Indonesia sesuai dengan TAP MPR No 1 Tahun 1965 serta UU No 5 Tahun 1969 ada enam antara lain: Islam, Katolik, Kristen Protestan, Budha, HIndu dan Konghucu. Hingga saat ini toleransi dalam kehidupan beragama di Indonesia tetap terjaga. Meskipun konflik-konflik yang bersinggungan dengan agama masih kerap terjadi.

Adapun faktor-faktor penyebab Keberagaman Agama di Indonesia dipengaruh oleh:

Letak Geografis Indonesia di Jalur Perdagangan

Secara geografis, Indonesia berada di antara dua samudera yakni Samudera Hindia dan samudera Pasifik. Selain itu adan dua benua. Yang mengapit Indonesia yaitu Benua Asia dan Benua Australia.

Keuntungannya berada di jalur perdagangan adalah para pendatang seperti dari Cina, Arab dan India adalah saat mereka singgah di Indonesia, mereka mengajarkan nilai-nilai keagamaan yang dianut.

Misalnya pedagang dari Arab Saudi akan memberikan perkenalan mengenai apa itu agama Islam. Sama halnya dengan negara lain seperti Cina maka pedagang yang berada di Indonesia turut menyebarkan ajaran Budha atau Konghucunya.

Indonesia Kaya Akan Berbagai Rempah-rempah

Satu hal yang patut disyukuri sebagai bangsa Indonesia yakni kita tinggal di negara yang kaya akan rempah-rempah. Melalui itu, Penjajah Eropa tertarik ke Indonesia. Mereka juga menyebarkan ajaran agama Kristen yakni Gold, Glory dan Gospel.

Wilayah Indonesia terdiri dari banyaknya pulau-pulau

Banyaknya pulau-pulau juga membuat para pemuka agama tertarik berdakwah di situ.Terbukti, pulau-pulau yang tersebar dengan keterjangkauan yang begitu dekat, terdapat keberagaman agama lebih besar. Dibandingkan dengan pulau yang cenderung lebih besar.

Perbedaan Sarana dan Prasarana

Maksudnya adalah, karena Indonesia memiliki banyak pelabuhan. Sehingga memudahkan penyebaran agama yang dibawa para pedagang. Kapal-kapal yang singgah menjadi momen bagi para pemuka agama menyebarkan ajaran agama

Kekuasaan

Dilihat dari sejarah Indonesia, pengaruh kekuasaan menjadi daya tarik dari penguasa kerajaan saat itu. Para pemuka agama menyebarkan agama yang masih meninggalkan bekas berupa prasasti.

Bangsa Indonesia Memiliki Sifat Terbuka

Lima faktor di atas jika tidak dilandasi dengan keterbukaan pikiran, maka akan mempersulit menghadirkan keberagaman agama di Indonesia. Sebab sifat keterbukaan Indonesia membuat penyebaran agama lebih gampang diterima. Termasuk juga dalam menerima keberagaman agama itu.

Nah terjawab kan, pertanyaan mengenai faktor penyebab keragaman agama di Indonesia? Semoga Indonesia bebas dari konflik beragama dan selalu damai sejahtera.

  • #Keragaman Agama
  • #Penyebaran Agama di Indonesia
  • #Agama di Indonesia

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA