Persamaan reaksi yang tepat pada proses ini adalah

Masuk

Reaksi Kimia dan Penyetaraan

Persamaan reaksi yang tepat pada proses ini adalah

Persamaan reaksi yang tepat pada proses ini adalah

Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus bersama Aku Pintar. Sekarang Giliran kamu sobat!

Persamaan reaksi yang tepat pada proses ini adalah
Persamaan reaksi yang tepat pada proses ini adalah

Persamaan reaksi yang tepat pada proses ini adalah

Persamaan reaksi yang tepat pada proses ini adalah

Persamaan reaksi yang tepat pada proses ini adalah

Persamaan reaksi yang tepat pada proses ini adalah

Persamaan reaksi yang tepat pada proses ini adalah

Persamaan reaksi yang tepat pada proses ini adalah

Silahkan Masuk atau Login menggunakan Akun Pengguna untuk akses penuh. Jika belum memiliki akun, silahkan Klik Tombol Ini untuk mendaftar.  KEMBALI >>>>

Reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat baru yaitu hasil reaksi, terbentuk dari beberapa zat aslinya, yang disebut pereaksi. Biasanya, suatu reaksi kimia disertai oleh kejadian-kejadian fisis, seperti perubahan warna, pembentukan endapan, atau timbulnya gas. Pada jaman sekarang, analisis kimia kadang-kadang menggunakan peralatan canggih. Hal ini diperlukan untuk membuktikan rekasi benar-benar telah terjadi.

Lambang-lambang yang menyatakan suatu reaksi kimia disebut persamaan kimia. Rumus-rumus pereaksi diletakkan disebelah kiri dan hasil reaksi diletakkan di sebelah kanan. Antara dua sisi itu digabungkan oleh tanda kesamaan (=) atau tanda panah (→). Dalam penulisan persamaan reaksi biasanya diperlukan tiga langkah, walaupun langkah pertama sering tidak ditulis.

  1. Nama-nama pereaksi dan hasil reaksi ditulis, hasilnya disebut sebuah persamaan reaksi zat hasil. Contoh: Nitrogen oksida + oksigen  nitrogen dioksida
  1. Sebagai pengganti nama-nama zat diperlukan rumus-rumus kimia, hasilnya disebut persamaan kerangka. Contoh: NO + O2 → NO2
  1. Persamaan kerangka kemudian disetimbangkan yang menghasilkan persamaan kimia. Contoh: 2 NO + O2 → 2NO2
  1. Dalam persamaan diatas, terdapat tiga atom O disebelah kiri dan dua atom O disebelah kanan. Keadaan ini diperbaiki dengan menyediakan 2 molekul NO disebelah kiri dan 2 molekul NO2 di sebelah kanan. Dapat dikatakan “Jumlah atom daru tiap jenis zat tidak berubah dalam reaksi kimia; atom tidak dapat dibentuk atau dihancurkan di dalam suatu reaksi“.

Dalam melakukan penyeimbangan, hanya koefisien yang dapat berubah, tidak pernah berubah rumus kimianya. Jadi salah bila menulis NO + O2 → NO3 didalam menyeimbangkan persamaan di atas. Nitrogen dioksida hanya mempunyai rumus NO2. Angka-angka koefisien reaksi digunakan dalam persamaan reaksi untuk menunjukkan keseimbangan jumlah unsur-unsur bahan sebelum reaksi dan sesudah reaksi terjadi.

Contoh:

Mg + ½ O2 → MgO

P4 + 5 O2 → 2 P2O5

Koefisien Reaksi Kimia

Untuk persamaan reaksi yang sederhana, artinya melibatkan hanya sedikit bahan/zat/senyawa, maka penyelesaian koefisien reaksi akan mudah. Metode yang dipakai untuk reaksi yang sederhana dapat berupa penyeimbangan jumlah unsur yang terdapat pada sisi kiri tanda panah dan sebelah kanan tanda panah.

Contoh:

a CH4 + b O2 → c CO2 + d H2O

CH4 + 2 O2 →  CO2 + 2 H2O

Penyeimbangan jumlah unsur dapat langsung dilakukan dengan menentukan a = 1. Kemudian menjumlahkan jumlah unsur disebelah kiri, seperti 1 C, 4 H dan 2 O untuk unsur sebelah kiri, maka jumlah unsur sebelah kanan tanda panah harus berjumlah sama dengan kiri. Unsur sebelah kanan 1 C, 2 H dan 3 O. Langkah pertama diseimbangkan jumlah H pada H2O dengan koefisien d = 2. Kemudian langkah dua diseimbangkan jumlah O dengan mengambil b = 2.

Berlainan dengan reaksi yang terdiri dari banyak senyawa, maka penyelesaian koefisien reaksi yang melibatkan banyak senyawa dapat digunakan bantuan rumus a-b-c.

Contoh:

a K2Cr2O7 + b H2SO4 + c C2H6O →  d K2SO4 + e Cr2(SO4)3 + f H2O + g C2H4O2

Dicari berdasarkan unsur-unsur yang ada:

K: 2a = 2d  -------------------------------------------------------------------(1)

Cr: 2a = 2e -------------------------------------------------------------------(2)

O: 7a + 4b + c = 4d + 12e + f + 2g -------------------------------------(3)

H: 2b + 6c = 2f + 4g --------------------------------------------------------(4)

S: b = d + 3e -----------------------------------------------------------------(5)

C: 2c = 2g ---------------------------------------------------------------------(6)

Disini ada 6 persamaan untuk 7 bilangan yang tidak diketahui maka persamaan ini akan dapat diselesaikan dengan baik. Ambil pemisalan salah satu variabel (bilangan) yang tidak diketahui dengan angka berapa saja. Angka yang paling sederhana adalahangka 1.

Walaupun pengambilan bilangan yang tidak diketahui boleh sembarang tentunya kita akan mengambil atau menentukan bilangan tak diketahui tersebut yang akan mempermudah perhitungan kita.

Ambil a = 1 , maka d = 1, e = 1 dan b = 4.

Sederhanakan persamaan (3): 7+ 16 + c = 4 + 12 + f + 2g

7 + c = f + 2g ------------------------------------------------------------------(7)

Sederhanakan persamaan (4):

8 + 6 c = 2 f + 4 g -------------------------------------------------------------(8)

Hilangkan f dari persamaan (7) dan (8):

7 + c    = f + 2g

4 + 3c  = f + 2g  -

3 - 2c   = 0

Diperoleh c = 1 ½, maka g = 1 ½ juga (dari persamaan 6).

Untuk mencari harga f cari dari salah satu persamaan yang mengandung f.

Ambil persamaan (7): 7 + 1 ½ = f + 3  →  f = 5 ½

Koefisien reaksi ditemukan semua, beberapa diantaranya mengandung pecahan, maka sedapat mungkin pecahan dihilangkan. Maka persamaan reaksi yang diperoleh adalah:

2K2Cr2O7 + 8H2SO4 + 3C2H6O →  2K2SO4 + 2Cr2(SO4)3 + 11H2O + 3C2H4O2

Hubungan molekul dari Persamaan

Perbandingan jumlah molekul-molekul yang bereaksi danyang dihasilkan dari reaksi itu ditunjukkan dengan koefisien pada rumus yang menandai molekul itu. Umpamanya, pembakaran amonia dengan oksigen digambarkan dengan persamaan kimia yang seimbang sebagai berikut:

4NH3 + 3O2 →  2N2 + 6H2O

Dengan koefisien aljabar 4, 3, 2, dan 6 yang menunjukkan bahwa 4 molekul NH3 dengan 3 molekul O2 membentuk 2 molekul N2 dan 6 molekul H2O. Persamaan keseimbangan itu tidaklah berarti bahwa jika 4 molekul NH3 dengan 3 molekul O2 reaksi yang digambarkan itu akan berlangsung sampai selesai. Beberapa reaksi antara bahan-bahan kimia boleh dikatakan terjadi pada saat pencampuran, beberapa reaksi lain baru terjadi setelah beberapa waktu, dan ada pula reaksi yang hanya berlangsung sebagian walaupun sampai waktu tak terhingga.

Penafsiran umum tentang persamaan yang seimbang yang berbagai jenis itu ialah sebagai berikut: Jika jumlah molekul NH3 dan O2 yang dicampur sangat besar, maka akan terbentuk sejumlah tertentu molekul N2 dan H2O. Tetapi ini tidak berarti bahwa NH3 atau O2 harus habis terpakai; namun apabila reaksi terjadi, maka selalu dalam perbandingan molekul seperti ditentukan dalam persamaan itu.

Hubungan massa dari Persamaan

Oleh karena 1 mola zat mengandung NA molekul (sejumlah bilangan Avogadro), perbandingan jumlah mol yang terlibat dalam reaksi sama dengan perbandingan jumlah molekul. Dengan bobot molekul NH3 = 17, O2 =32, N2 = 28 dan H2O = 18, maka persamaan pembakaran di atas menjadi:

Reaksi: 4NH3 + 3O2 2N2 + 6H2O
Mol: 4 mol   3 mol   2 mol   6 mol
Mr: 17 gram   32 gram   28 gram   18 gram
Massa: 68 gram   96 gram   56 gram   108 gram

Dari persamaan di atas menunjukkan bahwa:

4 mol NH3 berarti memiliki massa 4×17 = 68 gram. NH3 yang bereaksi dengan 3 mol O2 yang memiliki massa 3×32 gram O2 dan menghasilkan produk reaksi berupa 2 mol N2 yang memiliki massa 2×28 gram dan 6 mol H2O yang memiliki massa 6×18 gram.

Secara umum persamaan itu menunjukkan bahwa massa NH3, O2, N2 dan H2O yang terpakai atau terbentuk dalam reaksi itu dinyatakan dengan satuan massa apapun juga ialah perbandingan 68 : 96 : 56 : 108 atau 17 : 24 : 14 : 27.

Contoh Soal-1

Hitung jumlah gamping (lime), CaO yang dapat dibuat dengan memanaskan 200 kg batu kapur yang mempunyai kemurnian 95 % CaCO3 murni.

Penyelesaian:

Kuantitas CaCO3 murni dalam 200 kg batu kapur ialah 0,95 x 200 kg = 190 kg CaCO3, bobot rumus atau Mr dari CaCO3 dan CaO ialah 100 dan 56,1.

Persamaan keseimbangan untuk reaksi itu adalah:

CaCO3 CaO + CO2
1 mol   1 mol    
100 gram   56,1 gram    

Metode pertama:

100 gr CaCO3 memberikan 56,1 gr CaO

1 gr CaCO3 memberikan 56,1/100 gr CaO = 0,561 gr CaO

1 kg CaCO3 memberikan 0,561 kg CaO

190 kg CaCO3 memberikan 190 x 0,561 kg CaO = 107 kg CaO

Metode mol:

Mol CaCO3 = (gram ÷ Mr)

Mol CaCO3 = (190×103) ÷ 100

Mol CaCO3 = 1,9×103 mol CaCO3

Dari kesetaraan persamaan reaksi:

n(CaO) = n(CaCO3)

n(CaO) = 1,9×103 mol CaO

Gram CaO = mol CaO × Mr CaO

Gram CaO = 1,9×103 mol CaO x 56,1

Gram CaO = 107×103 gram CaO atau

Gram CaO = 107 kg

Contoh Soal-1

Berapa kilogram H2SO4 murni bisa didapatkan dari 1 kg pirit besi (FeS2) murni menurut reaksi berantai sebagai berikut:

  • 4FeS2 + 11O2 → 2Fe2O3 + 8SO2
  • 2SO2 + O2 → 2SO3
  • SO3 + H2O → H2SO4

Penyelesaian:

Pertama-tama perlu dicatat bahwa tidak ada hasil samping yang hilang, ataupun kehilangan belerang, sehingga kita hanya perlu menyeimbangkan persamaan itu sesuai jumlah atom pada setiap barisnya. Setiap atom belerang menghasilkan satu molekul H2SO4 mengandung 1 atom S. Jadi:

4FeS2 + 11O2 2Fe2O3 + 8SO2
8SO2 + 4O2 8SO3
8SO3 + 8H2O 8H2SO4

sehingga 4 mol FeS2 menghasilkan 8 mol H2SO4.

Untuk setiap 1 kg pirit besi murni (FeS2) dapat menhasilkan H2SO4 sesuai perhitungan mol sebagai berikut:

Mol FeS2 = (gram) ÷ (Mr)

Mol FeS2 = (1000 gram FeS2) ÷ (120)

Mol FeS2 = 8,33 mol FeS2

Dari kesetaraan persamaan reaksi:

8 mol H2SO4 ~ 4 mol FeS2

mol H2SO4 = 2×8,33 mol FeS2

mol H2SO4 = 16,66 mol H2SO4

Gram H2SO4 = mol H2SO4 × Mr H2SO4

Gram H2SO4 = 16,66 mol × 98

Gram H2SO4 = 1,63 × 103 gram H2SO4 atau 1,63 kg


Page 2

Persamaan reaksi yang tepat pada proses ini adalah

Silahkan Masuk atau Login menggunakan Akun Pengguna untuk akses penuh. Jika belum memiliki akun, silahkan Klik Tombol Ini untuk mendaftar.  KEMBALI >>>>

Rumus Empiris

Rumus empiris menunjukkan perbandingan jumlah atom unsur-unsur yang terdapat dalam satu senyawa, dimana perbandingan itu dinyatakan dalam bilangan bulat yang terkecil. Bilangan bulat ini bisa didapatkan dari analisis terhadap senyawa itu, yaitu dengan mengkonversikan hasil analisis menjadi kuantitas masing-masing unsur yang terdapat dalam suatu bobot tertentu senyawa itu, yang dinyatakan dalam mol atom-atom itu.

Perhatikan suatu senyawa yang analisisnya 17,09% magnesium, 37,93% aluminium, dan 44,98% oksigen. Dalam hal ini persentase menyatakan persen bobot, yaitu banyaknya gram unsur itu per 100 gram senyawa. Skema sistematika pengolahan dapat diberikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Cara Perhitungan Penentuan Rumus Empiris

Unsur Massa Ar Mol=gr/Mr Mol/ 0,68 mol
(1) (2) (3) (4) (5)
Mg 17,09 gr 24,3 0,703 1
Al 37,93 gr 26,98 1,406 2
O 44,98 gr 16,0 2,812 4

Bilangan dalam kolom (4) menunjukkan banyaknya mol atom unsur komponen didalam jumlah tertentu senyawa itu, 100 gram, yang digunakan sebagai dasar. Setiap perangkat bilangan yang didapat dengan mengalikan atau membagi setiap bilangan didalam kolom (4) dengan faktor yang sama akan mempunyai perbandingan yang sama dengan angka-angka dalam kolom (4).

Perangkat angka dalam kolom (5) merupakan perangkat yang demikian, yang didapat dengan membagi setiap nilai n (E) dalam (4) dengan angka yang paling rendah dalam kolom (4), yakni 0,703.  Kolom (5) menunjukkan bahwa jumlah relatif mol atom, dan karena itu banyaknya atom-atom Mg, Al, dan O itu sendiri didalam senyawa itu adalah 1: 2 : 4. Oleh karena itu rumus empirisnya ialah (MgAl2O4)n.

Rumus senyawa

Rumus senyawa merupakan rumus kimia yang menunjukkan jumlah atom unsur-unsur yang membentuk ikatan dalam satu senyawa dam memiliki massa molekul relatif yang pasti. Rumus senyawa bukan lagi dalam bentuk perbandingan, tetapi sudah merupakan bentuk final dari suatu rumus pada suatu senyawa. Massa molekul relatif juga sudah diketahui karena jumlah atomnya sudah pasti.

Bila satu senyawa dengan senyawa yang lain memiliki rumus empiris yang sama, belum tentu memiliki rumus senyawa yang sama. Sebagai contoh rumus empiris (CH2)n dapat berarti rumus senyawanya adalah CH2 atau C2H4 atau C3H6 dan seterusnya.

Komposisi Kimia

Adanya suatu rumus untuk setiap senyawa menunjukkan adanya hubungan tetap yang terdapat antara bobot setiap dua unsur didalam senyawa itu, atau antara bobot setiap unsur manapun juga dengan bobot senyawa itu secara keseluruhan. Hubungan ini dapat dengan mudah terlihat dengan menuliskan rumus itu dalam bentuk vertikal, sebagaimana terlihat pada Tabel 2 untuk senyawa Al2O3.

Tabel 2. Cara Perhitungan Penentuan Komposisi Kimia Suatu Senyawa

    Ar (Bobot Atom) Gram = Mol x Mr Persentase Massa
(1) (2) (3) (4) (5)
Al2 2 mol/atom 27 54 gram (54/102)×100%=52,9% 
O3 3 mol/atom 16 48 gram (48/102)×100%=47,1% 
Al2O3 1 mol/atom - 102 gram (102/102)×100%=100%

Jumlah bilangan-bilangan dalam kolom (4) untuk unsur-unsur itu sama dengan bobot rumus (Mr). Sedangkan angka-angka dalam kolom (5) menunjukkan kadar fraksi berbagai unsur itu didalam senyawa tersebut. Angka-angka dalam kolom (5) menunjukkan kadar fraksi berbagai unsur itu didalam senyawa tersebut. Angka-angka itu sebetulnya tak berdimensi dan mempunyai nilai sama, dan tidak bergantung pada unit massa yang digunakan. Jadi, 1 gram Al2O3 mengandung 0,529 (52,9 %) gram Al dan 0,471 (47,1 %) gram O.  Jadi, jumlah seluruh bagian-bagian fraksi untuk setiap senyawa mestinya 1 atau 100%.

Persentase aluminium didalam Al2O3 ialah banyaknya bobot Al didalam 100 bobot Al2O3. Hal ini berarti bahwa persentase dinyatakan dengan suatu bilangan yang besarnya 100 kali fraksi. Jadi, persentase aluminium dengan oksigen masing-masing adalah 52,9% dan 47,1%. Jumlah bagian-bagian yang membentuk persentase dalam suatu senyawa mestilah 100,0 %.

Contoh Soal Penurunan Rumus Empiris

Analisis suatu senyawa memberikan komposisi persentse sebagai berikut: K = 26,57%, Cr = 35,36%, O = 38,07%. Turunkan rumus empiris senyawa tersebut.

Penyelesaian:

Dengan tabel biasa yang diterapkan pada 100 gr senyawa.

Unsur Massa Ar Mol =gr/Ar Mol/ 0,68 mol Bil. bulat terkecil
K 26,57 39,1 0,68 1 1 × 2 = 2
Cr 35,36 52,0 0,68 1 1 × 2 = 2
O 38,07 16,0 2,38 3,50 3,50 × 2 = 7

Dari tabel diatas dapat disimpulkan rumus empiris senyawa adalah (K2Cr2O7)n.

Contoh Soal Penentuan Komposisi Kimia Senyawa

Diketahui rumus senyawa K2CO3, tentukan komposisi persentase masing-masing unsur penyusun kalium karbonat tersebut.

Penyelesaian

Sebuah massa melekul K2CO3 mengandung:

2 massa atom K  = 2 × 39,10 = 78,20 bagian massa K
1 massa atom C = 1 × 12,01 = 12,01 bagian massa C
3 massa atom O  = 3 × 15,99 = 47,99 bagian massa O
Massa molekul K2CO3   138,20 bagian massa K2CO3

Komposisi unsur penyusunnya sebagai berikut:

Fraksi K dalam K2CO3 =  (78,20 ÷ 138,20) x 100% = 56,58%
Fraksi C dalam K2CO3 =  (12,01 ÷ 138,20) x 100%  = 8,69%
Fraksi O dalam K2CO3 =  (47,99 ÷ 138,20) x 100%  = 34,72%


Page 3

Persamaan reaksi yang tepat pada proses ini adalah
Materi yang ada di alam dapat diklasifikasikan menjadi unsur, senyawa dan campuran. Unsur adalah bentuk paling sederhana dari suatu zat, terdiri hanya dari satu jenis atom saja. Molekul, yaitu unit struktur independen terdiri dari dua unsur atau lebih yang saling terikat. Senyawa adalah dua atau lebih unsur berbeda yang terikat secara kimia. Campuran adalah kelompok dua macam zat atau lebih yang secara fisik saling terkait. Untuk membedakan pemahaman tentang atom, molekul, campuran dapat dilihat pada  Gambar 3. Materi dapat dikelompokkan ke dalam 2 golongan besar, yaitu zat tunggal, yaitu unsur & senyawa dan campuran (Gambar 4).

Gambar 3. Perbandingan Antara Bentuk Atom, Molekul, Senyawa, dan Campuran

Karakteristik dari unsur, senyawa, dan campuran adalah sebagai berikut:

Unsur

Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan reaksi kimia, contohnya: besi, emas, tembaga , alumunium, oksigen, belerang. Unsur dapat dikelompokkan menjadi:

  1. Unsur logam,  seperti: besi, alumunium, emas, tembaga, seng, platina, perak.
  2. Unsur non logam: oksigen, hydrogen, belerang, karbon, fospor, nitrogen.

Sifat-sifat unsur logam dan sifat-sifat unsur non logam, adalah sebagai berikut:

Beberapa unsur yang kita kenal sehari-hari, ada yang berada dalam keadaan bebas (monoatomik) dan berada dalam bentuk yang terikat dengan unsur lain/bentuk senyawa (poliatomik). Contoh unsur monoatomik: karbon , emas, besi dan lain-lain. Contoh unsur poliatomik: belerang, fosfor, hydrogen dan lain-lain.

Tabel 5. Perbedaan Sifat Unsur Logam dan Unsur Non Logam

Sifat-sifat unsur logam Sifat-sifat unsur non logam
Mengkilat Tidak mengkilat
Menghantarkan listrik Isolator
Keras tetapi lentur Rapuh
Padat kecuali raksa Padat, cair, gas

Senyawa

Persamaan reaksi yang tepat pada proses ini adalah
Senyawa adalah zat tunggal yang masih dapat diuraikan menjadi dua zat atau lebih dengan sifat yang berbeda dari asalnya. Senyawa yang kita kenal sehari-hari adalah air, garam dapur, gula, urea, kalsium karbonat (kapur).

Gambar 4. Klasifikasi Materi

Contoh penguraian senyawa menjadi zat-zat lain (dengan cara kimia ):

        • Senyawa Air adalah zat cair jernih tidak berasa, tidak berwarna dan tidak dapat terbakar.
        • Unsur penyusunnya: Gas hydrogen yang sangat mudah terbakar dan gas oksigen yang diperlukan dalam proses pembakaran.Gambar 4. Klasifikasi Materi
  • Senyawa Gula tebu merupakan zat padat putih dan rasanya manis
  • Unsur penyusun: karbon, gas hydrogen dan gas oksigen. Karbon (arang) adalah zat padat yang berwarna hitam, gas hydrogen mudah terbakar, sedangkan gas oksigen diperlukan untuk pembakar
  • Senyawa Natrium klorida (NaCl) merupakan zat padat berwarna putih dan rasanya asin.
  • Unsur penyusun: Natrium dan klorin. Natrium merupakan logam yang reaktif sedangkan gas klorin merupakan unsur non logam yang sangat reaktif dan berbau. 

Campuran

Pengertian Campuran

Di alam kebanyakan materi dalam bentuk campuran. Air di sungai, air sumur, paduan logam, tanah, asap , udara, air gula kabut dll.

Campuran adalah suatu bahan yang terdiri atas dua atau lebih zat yang berlainan bergabung menjadi satu yang masih mempunyai sifat zat asalnya dengan tidak mempunyai komposisi yang tetap. Campuran dapat dibedakan menjadi campuran heterogen dan campuran homogen (campuran sejati )

Campuran Homogen

Campuran homogen adalah campuran yang tidak bisa dibedakan antara zat-zat yang bercampur di dalamnya. Seluruh bagian yang bercampur mempunyai sifat yang sama. Contohnya:

  • Udara merupakan campuran bermacam-macam gas seperti nitrogen, oksigen, dan lain-lain dan masing-masing gas tidak bisa dibedakan.
  • Paduan logam merupakan campuran dari beberapa jenis logam, masing –masing logam tidak bisa dibedakan.

Suatu campuran homogen yang dengan mikroskop pun tidak bisa dibedakan partikel-partikel penyusunnya disebut larutan.

Campuran Heterogen

Campuran heterogen adalah campuran yang mengandung zat-zat yang tidak dapat bercampur satu dengan yang lain secara sempurna. Masih dapat dikenali sifat-sifat partikel dari zat asal yang bercampur tersebut, seperti bentuk dan warnanya. Contohnya:

  • Batu-batu yang ada di alam (batu kapur, batu pualam)
  • Air Lumpur
  • Air dengan minyak

Tabel 6. Karakteristik dari unsur, senyawa, dan campuran

Persamaan reaksi yang tepat pada proses ini adalah

Sama dengan komponen penyusun

Berbeda dari komponen penyusun

Mempertahankan sifat komponen penyusun

Pemisahan atau penggabungan komponen

Dari uraian di atas kita dapat mengelompokkan campuran heterogen dan campuran homogen dengan melihat ciri-cirinya, sebagai berikut:

Tabel 7. Ciri-ciri Campuran Homogen dan Campuran Heterogen

Persamaan reaksi yang tepat pada proses ini adalah
Campuran Heterogen Campuran Homogen
1. Bidang batas antar komponen penyusun kelihatan jelas 1.  Tidak terdapat bidang batas antar komponen penyusun
2. Komposisi komponen penyusun di setiap bagian campuran tidak sama 2.  Komposisi komponen penyusun di setiap bagian campuran sama
3.  Komponen padat dan komponen cair akan segera memisah sendiri 3.  Komponen padat dan komponen cair tidak akan memisah

Tabel 8. Perbedaan Campuran dan Senyawa 

Campuran Senyawa
Perbandingan komponen penyusunnya tertentu dan dapat sembarang Perbandingan komponen penyusunnya selalu tertentu dan tetap
Terbentuk  tanpa melalui reaksi kimia Terbentuk  melalui reaksi kimia
sifat masing-masing komponen penyusun campuran masih ada sifat masing-masing komponen penyusun senyawa sudah hilang
Dapat dipisahkan menjadi komponen-kompenennya dengan cara-cara fisika Dapat dipisahkan menjadi komponen-kompenennya dengan cara-cara kimia


Page 4

Larutan asam dan basa akan memberikan warna tertentu jika direaksikan dengan indikator. Indikator merupakan suatu senyawa kompleks yang bisa atau dapat bereaksi dengan senyawa asam basa.  Jadi, pengertian indikator asam-basa adalah cara untuk mengetahui apakah jenis suatu larutan tersebut asam, basa atau netral menggunakan indikator baik indikator alami maupun buatan. 

Dengan Melalui indikator, kita akan dapat mengetahui suatu zat bersifat asam atau pun basa. Indikator tersebut juga dapat digunakan untuk dapat mengetahui tingkat kekuatan pada suatu asam atau basa.

Beberapa dari indikator terbuat dari bahan alami, namun begitu ada juga beberapa indikator yang dibuat dengan secara sintesis pada laboratorium.

Jenis – Jenis Indikator Asam Basa

Dibawah ini merupakan macam jenis indikator yang paling banyak digunakan antara lain ialah sebagai berikut :

1. Kertas Lakmus

Indikator yang sering tersedia didalam sebuah laboratorium adalah kertas lakmus, disebakan karena jenis indikator ini lebih praktis serta juga karena harganya yang relatif murah. kertas lakmus ini terdapat dua jenis , yaitu lakmus merah serta lakmus biru.

Senyawa asam basa tersebut dapat diindentifikasi dengan menggunakan kertas lakmus dengan cara mengamatinya pada perubahan warna dikertas lakmus pada saat bereaksi dengan larutan. Pada larutan asam, kertas lakmus itu selalu berwarna merah, sedangkan pada larutan basa, kertas lakmus tersebut selalu berwarna biru.

Sehingga, larutan asam tersebut akan mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah dan larutan basa akan tersebut mengubah warna lakmus merah menjadi biru. Pada larutan yang netral (garam), warna kertas lakmus ini tidak menunjukkan suatu perubahan (merah tetap merah serta biru tetap biru).

Warna kertas lakmus dalam larutan yang bersifat asam, basa, dan netral ditunjukkan pada Tabel di bawah ini!

Persamaan reaksi yang tepat pada proses ini adalah
Indikator Larutan asam Larutan basa Larutan netral
Lakmus merah Merah Biru Merah
Lakmus biru Merah Biru Biru

2. Indikator Alami

Beberapa merupakan jenis tanaman dan dapat dijadikan ialahsebagai indikator alami, contohnya kol ungu, kulit manggis, bunga sepatu, bunga bougenvile, pacar air, serta juga kunyit.

Persamaan reaksi yang tepat pada proses ini adalah

Syarat untuk dapat atau tidaknya suatu tanaman itu untuk dijadikan ialah sebagai indikator alami ialah terjadinya perubahan warna jika ekstraknya diteteskan pada larutan asam maupun basa. Jika ekstrak kubis ungu diteteskan dalam larutan asam, basa, dan netral akan menghasilkan warna-warna seperti pada Tabel di bawah ini.

Persamaan reaksi yang tepat pada proses ini adalah

Warna Indikator Kubis Ungu

3. Larutan Indikator

Larutan indikator tersebut merupakan salah satu dari jenis indikator yang dapat digunakan dalam mengetahui sifat asam basa sebuah senyawa. Untuk dapat mendeteksi sifat asam basa suatu zat, pada umumnya digunakan indikator didalam sebuah bentuk larutan, sebab dengan larutan indikator, sifat pembawaan asam maupun basa itu menjadi lebih mudah untuk dideteksi. Indikator yang sering digunakan pada laboratorium ialah:

  1. Larutan Indikator Fenolftalein (PP)
  2. Metil Merah (mm),
  3. Metil Jingga (mo), dan juga
  4. Bromtimol Blue (BTB).

Berikut ini merupakan beberapa indikator pH lainnya yang juga sering digunakan didalam sebuah laboratorium. Indikator-indikator dibawah ini menunjukkan adanya perubahan warna larutan pada rentang nilai pH tertentu.

Warna indikator tersebut dalam larutan asam, basa, dan netral ditunjukkan pada Tabel di bawah ini.

Persamaan reaksi yang tepat pada proses ini adalah

4. pH meter

pH meter tersebut bisa digunakan ialah sebagai alat pengukur pH pada suatu larutan dengan cepat dan kiga akurat. pH meter ini memiliki elektroda yang dapat dicelupkan ke dalam sebuah larutan asam basa yang akan diukur nilai pH-nya. Nilai pH tersebut dapat dengan mudah dilihat secara langsung dengan melalui angka yang tertera pada layar digital alat pH meter itu sendiri.

Ilustrasi pH meter saat bekerja (Sumber: genchem.rutgers.edu)

Gambar pH meter (Sumber: www.indiamart.com)

5. Indikator Universal

Salah satu dari indikator yang memiliki atau mempunyai tingkat kepercayaan baik merupakan indikator universal. Indikator universal ini merupakan indikator yang tediri dari bebagai macam indikator dengan warna yang juga berbeda untuk tiap-tiap nilai pH antara 1 – 14. Indikator universal tersebut ada yang berupa sebuah  larutan dan juga ada yang berbentuk kertas. Paket indikator universal tersebut selalu dilengkapi dengan adanya warna standar untuk pH 1 – 14.

Cara menggunakan indikator universal ini ialah dengan mencelupkan kertas indikator universal pada suatu larutan yang akan diteliti/diselidiki nilai pH-nya atau meneteskan indikator universal pada larutan yang deteksi. Selanjutnya, tinggal amati perubahan warna yang terjadi serta bandingkan perubahan warna tersebut dengan warna yang standar.


Page 5