Pertanyaan tentang konsep dasar PENDIDIKAN Islam

1.    Mengapa manusia  dapat dididik, harus dididik, dan memerlukan pendidikan ? jelaskan

2.    Kemukakan 10 definisi menurut para ahli dan jelaskan makna pendidikan? Jelaskan

3.    Bagaimana pandangan aliran nativisme, empirisme, naturalisme, dankonvergensi tentang pendidikan? Jelaskan

4.    Kapan pendidikan dimulai dan berakhir? Jelaskan

a.       Pendidikan pendahuluan

c.       Pendidikan orang dewasa

d.      Pendidikan seumur hidup

6.    Siapa pendidik itu, apa syarat-syarat pendidik, apa itu kewibawaan (gezag), dan apa fungsi kewibawaan (gezag) dalam pendidikan? Jelaskan

7.    Bagaimana membedakan guru yang berwibawa dan guru yang tidak berwibawa ? jelaskan

8.    Siapa anak didik itu dan siapa anak didik dalam pendidikan pendahuluan, pendidikan sebenarnya, pendidikan orang dewasa dan pendidikan seumur hidup? Jelaskan

9.    Apa yang dimaksud anak didik sebagai homo sapien, homo faber, homo sosius, homo ekonomekus, homo devinand, homo religius? Jelaskan

10.              Apa itu tujuan? Mengapa tujuan harus ada dalam usaha pendidikan? Apa yang menjadi dasar dari tujuan tersebut? Bagaimana hubungang antara dasar dan tujuan pendidikan. Jelaskan

11.              Sebutkan hirarchi tujuan pendidikan dan jelaskan satu persatu?

1.    Mengapa manusia dapat di didik:

Ø  Manusia dapat dididik karena manusia memiliki ciri-ciri yang sama sekali tidak dimiliki oleh hewan. Adapun ciri-ciri tersebut :

1.        Manusia memiliki kemampuan untuk menguasai hawa nafsunya

2.        Manusia memiliki kesadaran intelektual dan seni. Manusia dapat mengembangkan teknologi, sehingga menjadikan ia sebagai makhluk berbudaya

3.        Manusia memiliki kesadaran diri. Manusia dapat menyadari sifat-sifat yang ada pada dirinya. Manusia dapat mengadakan intropeksi.

4.        Manusia adalah makhluk sosial. Ia membutuhkan orang lain untuk hidup bersama-sama berorganisasi dan bernegara

5.        Manusia memiliki bahasa, simbolis, baik secara lisan maupun tertulis

6.        Manusia dapat menyadari nilai-nilai (etika maupun estetika). Manusia dapat berbuat sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Manusia memiliki hati nurani.

7.        Manusia dapat berkomunikasi dengan Tuhan Yang Maha Esa, sebagai pencipta alam semesta. Manusia dapat menghayati kehidupan beragama yang merupakan nilai yang paling tinggi dalam kehidupan manusia.

            Manusia dpaat di didik karena manusia dapat memiliki, memperbaiki dan mengembangkan hati nurani, perasaan, nilai-nilai atau norma sosial yang dapat membedakandirinya dengan makhluk lain. Pendidikan akan dialami manusia seumur hidup, namun batas-batas nyata kemungkinan pendidikan pada manusia dimulai sejak manusia tersebut memiliki kesiapan dalam berinteraksi edukatif hingga mencapai kedewasaan yang dilalui dengan proses kematangan.

Mengapa manusia harus di didik:

            Manusia harus dididik karena manusia lahir dalam keadaan tak berdaya, lahir tidak langsung dewasa dan merupakan makhluk sicial yang membutuhkan interkasi dengan orang lain.

Mengapa manusia memerlukan penididkan:

            Manusia membutuhkan pendidikan disebabkan manusia sangat labil dan dinamis. Labil karena manusia sejak pertama dilahirkan belum memiliki kemampuan untuk dapat mempertahankan dan memnuhi kebutuhan hidupnya, sehingga dengan pendidikan manusia dapat dengan serta merta menguasai berbagai kompotendi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupannya. Menusia bersifat dinamis karena manusia selalu temotivasi untuk senantiasa melakukan perubahan dalam kehidupannya.

Analisis :Manusia dapat dididik karena manusia dapat memiliki, memperbaiki, dan mengembangkan hati nurani, perasaan, nilai-nilai atau norma susila yang dapat membedakan dirinya dengan  makhluk lain.  Manusia harus dididik dan memerlukan pendidikan karena manusia lahir dalam keadaan tak berdaya, lahir tidak langsung dewasa dan merupakan makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan sesamanya.

2.    10 definisi menurut para ahli tentang makna pendidikan:

1.      Prof. H. Mahmud Yunus: Yang dimaksud pendidikan ialah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-citanya yang paling tinggi. Agar memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukanya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya.

2.       Prof. Dr. John Dewey: Menurutnya pendidikan merupakan suatu proses pengalaman. Karena kehidupan merupakan pertumbuhan, maka pendidikan berarti membantu pertumbuhan batin manusia tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan adalah proses penyesuaian pada setiap fase dan menambah kecakapan dalam perkembangan seseorang melalui pendidikan.

3.      M.J. Langeveld: Pendidikan merupakan upaya dalam membimbing manusia yang belum dewasa kearah kedewasaan. Pendidikan adalah suatu usaha dalam menolong anak untuk melakukan tugas-tugas hidupnya, agar mandiri dan bertanggung jawab secara susila. Pendidikan juga diartikan sebagai usaha untuk mencapai penentuan diri dan tanggung jawab.

4.      Prof. Herman H. Horn: Beliau berpendapat bahwa pendidikan adalah suatu proses dari penyesuaian lebih tinggi bagi makhluk yang telah berkembang secara fisik dan mental yang bebas dan sadar kepada Tuhan seperti termanifestasikan dalam alam sekitar, intelektual, emosional dan kemauan dari manusia.

5.      Driyarkara: Pendidikan diartikan sebagai suatu upaya dalam memanusiakan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf yang insani.

6.      Stella van Petten Henderson: Pendidikan yaitu suatu kombinasai dari pertumbuhan dan perkembangan insani dengan warisan sosial.

7.      Kohnstamm dan Gunning: Pendidikan merupakan suatu pembentukan hati nurani manusia, yakni pendidikan ialah suatu proses pembentukan dan penentuan diri secara etis yang sesuai dengan hati nurani.

8.      Horne: Menyatakan bahwa pendidikan adalah proses yang dilakukan secara terus menerus dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi manusia yang telah berkembang secara fisik dan mentalnya.

  1. Ahmad D. Marimba. Pendidikan merupakan bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya keperibadian yang utama.

10.  Ki Hajar Dewantara: Menurutnya pendidikan adalah suatu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya ialah bahwa pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik agar sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya.

            Kata dasar pendidikan adalah kata didik. Didik berarti memelihara dan memberi latihan tentang akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan memiliki arti proses pengubahan siakp dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.

            Pendidikan dalam arti yang sederhana merupakan suatu usaha untuk membina keperibadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Pendidikan merupakan usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

pendidikan ialah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hiduonya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.w

3.    Pandangan aliran tentang pendidikan:

Aliran nativisme berasal dari kata natus (lahir); nativis (pembawaan) yang ajarannya memandang manusia (anak manusia) sejak lahir telah membawa sesuatu kekuatan yang disebut potensi (dasar). Aliran nativisme ini, bertolak dari leibnitzian tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain bahwa aliran nativisme berpandangan segala sesuatunya ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir, jadi perkembangan individu itu semata-mata dimungkinkan dan ditentukan oleh dasar turunan, misalnya ; kalau ayahnya pintar, maka kemungkinan besar anaknya juga pintar.

Aliran empirisme, bertentangan dengan paham aliran nativisme. Empirisme (empiri = pengalaman), tidak mengakui adanya pembawaan atau potensi yang dibawa lahir manusia. Dengan kata lain bahwa manusia itu lahir dalam keadaan suci, tidak membawa apa-apa. Karena itu, aliran ini berpandangan bahwa hasil belajar peserta didik besar pengaruhnya pada faktor lingkungan. Dalam teori belajar mengajar, maka aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan peserta didik. Pengalaman belajar yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan.

Naturalisme merupakan aliran yang menyakini adanya pembawaan dan juga milieu (lingkungan). Namun demikian, ada dua pandangan besar mengenai hal ini. Pertama disampaikan oleh Rousseau yang berpendapat bahwa pada dasarnya manusia baik, namun jika ada yang jahat, itu karena terpengaruh oleh lingkungannya. Kedua, disampaikan oleh Mensius yang berpendapat bahwa pada dasarnya manusia itu jahat. Ia menjadi manusia yang baik karena bergaul dengan lingkungannya (Ahmadi dan Uhbiyati, 1991: 296). Dua pendapat ini jelas memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Satu sisi memandang sisi jahat manusia bersumber dari lingkungan, sementara pendapat lain menyatakan bahwa sisi jahat itu sendiri yang justru berada pada diri manusia. Namun, jika memperhatikan dua pendapat ini memiliki sisi kebenaran yang sama jika ditilik dari sudut genetis. Memang, jika melihat faktor ini. Manusia yang secara genetis tidak baik, maka ia akan menjadi manusia yang seperti ini, begitupun sebaliknya.

Aliran konvergensi berasal dari kata konvergen, artinya bersifat menuju satu titik pertemuan. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu itu baik dasar (bakat, keturunan) maupun lingkungan, kedua-duanya memainkan peranan penting. Bakat sebagai kemungkinan atau disposisi telah ada pada masing-masing individu, yang kemudian karena pengaruh lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan untuk perkembangannya, maka kemungkinan itu lalu menjadi kenyataan. Akan tetapi bakat saka tanpa pengaruh lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan tersebut, tidak cukup, misalnya tiap anak manusia yang normal mempunyai bakal untuk berdiri di atas kedua kakinya, akan tetapi bakat sebagai kemungkinan ini tidak akan menjadi menjadi kenyataan, jika anak tersebut tidak hidup dalam lingkungan masyarakat manusia.

Aliran nativisme : perkembangan seseorang ditentukan oleh bawaan sejak ia dilahirkan

Aliran empirisme: semua pengetahuan  yang diperoleh manusia merupakan hasil dari                           pengalaman manusia.

Aliran naturalisme: aliran ini mempunyai kesamaan dengan teori nativisme

Aliran konvergensi: kepribadian manusia tergantung pada pendidikan, pembawaan, an                         lingkungan.

4.    Kapan pendidkan dimulai:

            Pendidikan dimulai dengan pemeliharaan yang merupakan persiapan ke arah pendidikan nyata, yaitu pada minggu dan bulan pertama seorang anak dilahirkan, sedangkan pendidikan yang sesungguhnya baru terjadi kemudian. Pendidikan dalam bentuk pemeliharaan adalah bersifat murni, sebab pada pendidikan murni diperlukan adanya kesadaran mental dari si terdidik.

            Dari segi psikologis usia 3 – 4 tahun dikenal sebagai masa berkembang atau masa krisis, dari segi pendidikan justru pada masa itu terbuka peluang ketidak patuhan yang sekaligus merupakan landasan untuk menegakkan kepatuhan yang sesungguhnya. Disini pulalah mulai terbuka penyelenggaraan pendidikan artinya sentuhan-sentuhan pendidikan untuk menumbuh kembangkan motivasi anak dalam perilakunya ke arah tujuan pendidikan.

Kapan pendidikan berakhir:

            Sebagaimana sulitnya menetapkan kapan sesungguhnya pendidikan anak berlangsung untuk pertama kalinya, begitu pulalah sulitnya menentukan kapan pendidikan itu berlangsung untuk terakhir.

            Sehubungan dengan itu, perlu suatu kehati-hatian kalau juga ingin mengatakan bahwa sepanjang tatanan yang berlaku, proses pendidikan itu mempunyai titik akhir yang bersifat alamiah. Titik akhir bersifat prinsipel  dan tercapai bila seseorang manusia muda itu dapat berdiri sendiri dan secara mantap mengembangkan serta melaksanakan rencana sesuai pandangan hidupnya. Pada kondisi yang disebutkan di atas pendidikan sudah tidak menjadi masalah lagi, ia telah dapat mendidik dirinya sendiri, tetapi tidaklah dapat disangkal bahwa mungkin juga diperlukan untuk tetap menerima ajaran dalam bidang-bidang tertentu dalam memajukan kehidupanya, bantuan pendidikan yang demikian itu disebut pembentukan manusia dewasa.

            Pendidikan akan tetap berjalan, ada,dan tak akan pernah pudar selama hidup terus             berjalan.

a.       pendidikan pendahuluan:

Pembelaan negara atau bela negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup berbangsa dan bernegara.

Bagi warga negara Indonesia, usaha pembelaan negara dilandasi oleh kecintaan pada tanah air (wilayah Nusantara) dan kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia dengan keyakinan pada Pancasila sebagai dasar negara serta berpijak pada UUD 1945 sebagai konstitusi negara.

Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warganegara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah Nusantara dan yuridiksi nasional serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

b.      pendidikan sebenarnya:

Dalam proses pendidikan itu sendiri kualitas tertentu harus dicapai seperti sikap, kemampuan, kesadaran, keberanian, perilaku, kreativitas, karakter, disiplin, efektifitas, efisiensi, kesetian, pikiran dan perbuatan baik, niat baik, kerja keras, kejujuran, rendah hati, inovatif, menyenangkan, cinta, keterampilan kepemimpinan, kekuatan mental, optimisme, kesabaran, tepat waktu, ketulusan, toleransi, kesoponan dan lain-lain.

c.       Pendidikan orang dewasa:

Menurut Reeves, et al, pendidikan orang dewasa adalah suatu usaha yang ditujukan untuk pengembangan diri yang dilakukan individu tanpa paksaan legal, tanpa usaha menjadikan bidang utama kegiatannya.

Pendidikan Orang Dewasa adalah suatu proses dimana orang-orang yang sudah memiliki peran sosial sebagai orang dewasa melakukan aktivitas belajar yang sistematik dan berkelanjutan dengan tujuan untuk membuat perubahan dalam pengetahuan, sikap, nilai-nilai, dan keterampilan. Beberapa tugas dilakukan dalam POD (Pendidikan Orang Dewasa). Tugas-tugas yang harus dilakukan dalam penyelenggaraan POD adalah :

1.    Tugas sebagai guru (fasilitator)

2.     Tugas sebagai pengembang program (Program Developer)

3.    Tugas sebagai pengelola (administration)

4.    Tugas sebagai konselor (Conselor)

d.      Pendidikan seumur hidup:

Konsep pendidikan seumur hidup ini pada mulanya dikemukakan oleh filosof dan pendidik Amerika yang sangat terkenal yaitu John Dewey. Kemudian dipopulerkan oleh Paul Langrend melalui bukunya : An Introduction to Life Long Education. Menurut John Dewey, pendidikan itu menyatu dengan hidup. Oleh karena itu pendidikan terus berlangsung sepanjang hidup sehingga pendidikan itu tidak pernah berakhir.

Merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terus-menerus dari bayi sampai meninggal.

            Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. (UU No.20 THN 2003, PSL 39 (2))

a.       Merasa terpanggil sebagai tugas suci

            ini sudah tentu, kalau menjadi pendidik kok masih selalu berhitung dengan hal materialistis, jiwa pendidiknya tidak akan baik.. ini juga tentu berkaitan dengan dunia pendidikan baik itu sekolah, pondok pesantren, madrasah atau universitas, (please deh) jangan materialistis.. kalau mereka mampu menunjukkan kualitasnya baik, insya Allah peserta didik tuh tahu diri kok, bakal ngasih berapapun yang dimau asalkan anaknya dididik dengan baik.. para ustadz juga bisa belajar dari sini, jangan materialistis, jangan menyulitkan masyarakat yang ingin belajar dengan ‘memasang tarif’ terlalu tinggi..

b.      mencintai dan mengasih sayangi peserta didik

            apa jadinya jika pendidik tidak sayang dengan peserta didiknya? pendidikan nggak akan sukses. maka didiklah dengan penuh kasih sayang, kalau perlu dituntun, jangan ogah-ogahan untuk menuntunnya.. kalau perlu diberi motivasi, ya dikasih motivasi.. kalau perlu dikasih hadiah, kasihlah hadiah.. dan kalau salah, dikasih hukuman yang mendidik..

c.       Mempunyai rasa tanggung jawab yang didasari penuh akan tugasnya

            banyak lho pendidik yang lepas tanggung jawab terhadap apa yang disampaikannya, lihat aja berapa banyak buku yang menuliskan kata-kata ‘penulis tidak bertanggung jawab atas muatan isi buku’ atau ‘tidak bertanggung jawab atas efek yang timbul’ dan lainnya.. ini kan pendidik yang bertanggung jawab.. kudune pendidik tuh ya bertanggung jawab atas apa yang disampaikannya dan sebisa mungkin bertanggung jawab atas akhlaq peseta didiknya.. ingat, ini pendidikan, bukan sebatas pengajaran.. tujuan pendidikan itu menaikkan taraf hidup, akhlaq, budi pekerti, pengetahuan dll.

d.      memiliki pengetahuan lebih

             jangan mentang-mentang sudah rampung SMA kemudian merasa berhak untuk mengajar SMA, tanpa mau belajar lagi.. bukan sebatas selangkah lebih pandai dari peserta didiknya.. tapi dua langkah, tiga langkah atau sepuluh langkah di depan peserta didik.. pendidik juga kudu belajar, bahkan porsi belajar bagi pendidik seharusnya lebih besar dibanding peserta didiknya.

e.       mengimplisitkan nilai dalam pengetahuannya

            pendidikan itu bukan sebatas apa yang tertulis dalam buku, namun juga apa yang tertanam dalam jiwa, apa yang tampak dari perilaku, itu yang lebih penting dari sebuah pendidikan.. dan pendidik adalah seorang yang bertanggung jawab atas terwujudnya hal itu

f.        bersedia menularkan pengetahuan beserta nilainya kepada orang lain

            nah.. ini nih.. pendidik itu kudu punya jiwa berbagi, nggak pelit..

            gezag berasal dari kata zeggen yang berarti “berkata”. Siapa yang perkataannya mempunyai kekuatan mengikat terhadap orang lain, berarti mempunyai atau kewibawaan/gezag terhadap orang lain.

            Gezag atau kewibawaan itu ada pada orang dewasa, terutama pada orang tua. Dapat kita katakan bahwa kewibawaan yang ada pada orang tua (ayah dan ibu) itu adalag asli. Orang tua dapat langsung mendapat tugas dari Tuhan untuk  mendidik anak-anaknya, suatu hak yang tidak dapat dicabut karena terkait oleh kewajiban. Hak dan kewajiban yang ada pada orang tua itu keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan.

            Gezag merupakan syarat yang harus ada pada pendidik dan karena pendidikan untuk membawa anak didik kepada kedewasaan, maka kewajiban itu termasuk alat pendidikan.

Apa fungsi kewibawaan dalam pendidikan:

a.       Mempengaruhi anak untuk menuju kedewasaan

b.      Membantu anak menjadi orang yang kelak dapat dan sanggup memenuhi tugas hidupnya dengan berdiri sendiri

c.       Membawa anak kearah pertumbuhan yang kemudian dengan sendirinya mengakui wibawa orang lain dan mau menjalankannyajuga

d.      Anak akan mengerti bahasa untuk menerima petunjuk-petunjuk tentang apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak diperbokehkan oleh pendidik

e.       Membuat sianak mendpat nilai-nilai dan norma-norma hidup

f.       Pendidik dapat menjalankan kewajibannya atas dasar cinta

g.      Perputaran masyrakat menjadi baik

h.      Anak-anak akan berkembang jasmani dan rohaninya

i.        Keluarga dapat terpelihara dan selamat

            kewibawaan pendidik adalah kepatuhan peserta didik secara sadar dan sukarela terhadap nasihat dan peraturan yang ditetapkan baik oleh agama, adat istiadat ,keluarga, pendidikan dan kurikulum.

            Merupkan tenaga profesional yang bertigas merencanakan dan melakasanakan proses pembelajaran. Pendidik harus memiliki kewibawaan , merasa terpanggil sebagai tugas suci, mencintai dan mengasihi peserta didik, mempunyai rasa tanggung jawab, dan memiliki pengetahuuan lebih.

            Kewibawaan merupakan syarat yang harus ada pada pendidik dan karena pendidikan untuk membawa anak didik kepada kedewasaan, maka kewibawaan itu termasuk alat pendidik.

7.    Perbedaan guru yang berwibawa dan tidak berwibawa

            cara membedakannya dapat dilihat dari ciri-ciri seorang guru yang berwibawa, jika tidak memeliki ciri-ciri tersebut maka guru tersebut tidak berwibawa, berikut ciri-ciri guru berwibawa: Ciri - ciri guru yang berwibawa :

1. Menghormati siswa dan tidak membuat mereka runtuh mentalnya dengan perkataan yang negatif dan memojokkan.

2. Melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan.

3. Mendengarkan mereka saat mereka berbicara pada anda. Tidak berteriak marah jika mereka berbuat sesuatu yang mungkin menurut anda adalah sebuah kesalahan.

4. Adil, mudah diajak berkomunikasi, selalu ada saat mereka membutuhkan, selalu mendukung.

5. Saat mengajar tidak tegang, dan melakukan pembelajaran yang menyenangkan dengan berbagai macam cara dan metode.

6. Jelas, saat menerangkan sesuatu dikelas kepada mereka, artinya memang tidak mudah berbicara dalam bahasa mereka. Namun ketahuilah lebih berat untuk mereka untuk memahami anda dibandingkan sebaliknya.

7. Jangan menyerah terhadap mereka.

8. Guru menjadi seseorang yang ditunggu - tunggu dalam kelas (disamput dengan senang ketika beliau masuk)

9. Memberi contoh yang baik

10.Selalu dihormati dan dihargai

Guru yang berwibawa mampu untuk mempengaruhi dan menguasai anak didik.

            Anak didik adalah makhluk yang sedang berada dalam proses perkembangan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing. Mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya. Berdasarakan UUSPN Nomor 2 Tahun 1989; peserta didik yaitu anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Pendidikan pendahuluan: Seluruh rakyat suatu negara ( saat umur 0-4 tahun)

Pendidikan sebenarnya: Semua peserta didik (saat umur 4-dewasa)

Pendidikan orang dewasa: Orang dewasa (saat dewasa-meninggal)

Pendidikan seumur hidup: Seluruh manusia

            Anak didik dapat dicirikan sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan dan ilmu, bimbingan dan pengarahan.

Homo sapien: makhluk yang berbudi

Homo faber: makhluk yang kreatif , pekerja

Homo sosius: makhluk yang dapat hidup bermasyarakat, bukan bergerombol seperti                                 binatang yang hanya mengenal hukum rimba.

Homo ekonomekus: makhluk yang rasional dan berkebebasan dalam menentukan pilhan-                                pilihan yang ada untuk mencapai tujuan tertentu.

Homo devinand: makhluk yang menjadi khalifah Allah

Homo religius: makhluk yang membutuhkan kelengkapan rohaniah untuk menenangkan                            jiwanya yang cendrung tidak pernah puas dengan tuntutan kebutuhan materi                     setiap harinya.

Manusia itu adalah makhluk yang monopluralis, artinya terdiri dari banyak segi tetapi merupakan satuan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Untuk mengubah segala macam kebiasaan buruk yang ada dalam diri manusia menjadi kebiasaan baik yang terjadi selama masa hidup, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas diri menjadi pribadi yang mampu bersaing dan menjawab berbagai tantangan di masa depan.

Tujuan harus ada dalam usaha pendidikan:

Pendidikan sebagai sebuah usaha sadar tentunya memerlukan tujuan yang dirumuskan. Karena tanpa tujuan, maka pelaksanaan pendidikan akan kehilangan arah. Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta mengarahkan usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lainnya.

Landasan yang kokoh bagi setiap masyarakat untuk dapat melakukan perubahan sikapdan tata laku dengan cara berlatih dan belajar dan tidak terbatas pada lingkungan  sekolah, sehingga meskipun sudah selesai sekolah akan tetap belajar apa-apa yang tidak ditemui disekolah.

Hubungan dasar dan tujuan pendidikan;

Dasar dan tujuan pendidikan merupakan masalah yang fundamental dalam pelaksanaan pendidikan, karena dasar pendidikan itu akan menentukan corak dan isi pendidikan. Tujuan pendidikan itupun akan menentukan kearah mana anak didik akan dibawa.

            Sesuatu yang ingin dicapai melalui kegiatan pendidikan

11.              Hirarchi tujuan pendidikan

1.        Tujuan Pendidikan Nasional merupakan tujuan yang ingin dicapai dan didasari oleh falsafah negara Indonesia (didasari oleh pancasila). Tujuan pendidikan nasional yaitu tujuan dari keseluruhan satuan, jenis dan kegiatan pendidikan, baik pada jalur pendidikan formal, informal, dan nonformal dalam konteks pembangunan nasional. Tujuan pendidikan nasional Indonesia adalah untuk “berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab” (Bab II Pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003).

2.        Tujuan Institusional/ Lembaga merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap sekolah atau lembaga pendidikan. Tujuan institusional ini merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan sesuai dengan jenis dan sifat sekolah atau lembaga pendidikan. Oleh karena itu, setiap sekolah atau lembaga pendidikan memiliki tujuan institusionalnya sendiri-sendiri. Tidak seperti tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional lebih bersifat konkret. Tujuan institusional ini dapat dilihat dalam kurikulum setiap lembaga pendidikan.

3.        Tujuan Kulikuler adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi. Tujuan ini dapat dilihat dari GBPP (Garis-garis Besar Program Pembelajaran) setiap bidang studi. Tujuan kulikuler merupakan penjabaran dari tujuan institusional sehingga komulasi dari setiap tujuan kulikuler ini akan menggambarkan tujuan institusonal. Artinya, semua tujuan kulikuler yang ada pada suatu lembaga pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional yang bersangkutan.

4.        Tujuan Instruksional/Tujuan Pembelajaran adalah tujuan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan instruksional atau pembelajaran. Tujuan ini sering kali dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

a.         Tujuan Instruksional Umum     :    Tujuan pembelajaran yang sifatnya masih                                                                 umum dan belum dapat menggambarkan                                                                      tingkah laku yang lebih spesifik. Tujuan                                                                        instruksional umum ini dapat dilihat dari                                                                      tujuan setiap pokok bahasan suatu bidang                               studi yang ada di dalam GBPP.

b.        Tujuan Instruksional Khusus         :  Penjabaran dari tujuan Instruksional umum.                                                               Tujuan ini dirumuskan oleh guru dengan                maksud agar tujuan instruksional umum                     tersebut dapat lebih dispesifikasikan dan                                                                         mudah diukur tingkat ketercapaiannya.

            Hirarchi tujuan pendidikan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsan yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa , bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadaTuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang berdemokratis serta bertanggung jawab.