Perumusan teks proklamasi berlangsung di rumah laksamana muda maeda jalan

Rumah Laksamana Maeda terletak di Jalan Imam Bonjol Nomor 1, Jakarta Pusat

Daftar Isi


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Rumah Laksamana Maeda ialah sebuah tempat bersejarah bagi bangsa Indonesia.

Rumah miliki perwira tinggi Angkatan Laut Jepang bernama Laksamana Tadashi Maeda itu dipilih menjadi lokasi perumusan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Perumusan naskah proklamasi itu terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945 dini hari.

Rumah Laksamana Maeda dipilih menjadi lokasi momen sakral itu lantaran kedekatannya dengan salah satu Pahlawan Nasional, Achmad Soebardjo.

Laksamana Maeda dikenal memiliki kedekatan dengan Achmad Soebardjo sehingga membuat ia lebih luluh terkait keinginan Indonesia yang ingin segera merdeka.

Rumah Laksama Maeda berubah nama menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi ((TribunJakarta.com/Lita Febrian))

Baca: Gedung Arsip Nasional

Rumah Laksamana Maeda terletak di Jalan Imam Bonjol Nomor 1, Jakarta Pusat.

Namun kala itu Jalan Imam Bonjol dikenal dengan nama Jalan Meiji Dori. (1)

Rumah Laksamana Maeda awalnya merupakan sebuah bangunan yang sudah berdiri sejak tahun 1920.

Bangunan itu digunakan sebagai kantor British Consul General saat terjadinya Perang Pasifik.

Bangunan itu menjadi kantor hingga Jepang menjajah Indonesia.

Saat penjajang Jepang itulah, bangunan tersebut beralih fungsi menjadi rumah Laksamana Maeda.

Namun, setelah kekalahan Jepang rumah itu berubah menjadi markas tentara Inggris.

Baca: Alun-Alun Bung Karno Ungaran

Berpindahnya kepemilikan itu terjadi saat aksi nasionalisasi terhadap milik bangsa asing di Indonesia.

Lalu, bangunan tersebut sempat berubah fungsi menjadi gedung Departemen Keuangan oleh Asuransi Jiwasraya.

Pada tahun 1961-1981, gedung itu dikontrak oleh Kedutaan Besar Inggris.

Bangunan tersebut kemudian dijadikan gedung perkantoran oleh Perpustakaan Nasional.

Kemudian, Prof. Dr. Nugroho Notosusanto yang kala itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memberikan perintah kepada Direktorat Permuseuman untuk menjadikan gedung tersebut menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi. (2)

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUAN)

Penulis: Rifdah Khalisha

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada 17 Agustus 1945 tentu telah melalui proses yang begitu sulit. Peristiwa ini tak terlepas pula dari jasa sosok di baliknya, termasuk Laksamana Tadashi Maeda, seorang Kepala Kantor Perhubungan Angkatan Laut dan Angkatan Darat Jepang. Ia mengizinkan para tokoh nasionalis untuk menggunakan rumahnya sebagai tempat persiapan kemerdekaan Indonesia.

Bangunan yang berdiri sekitar tahun 1920-an ini memiliki peran penting. Di rumah Laksamana Maeda, tersimpan sejarah kisah perjuangan meraih kemerdekaan. Bukan tanpa alasan memilihnya sebagai tempat perumusan naskah proklamasi, ini karena rumah Laksamana Maeda menjadi wilayah Angkatan Laut Jepang, sehingga Kempetai (Satuan Polisi Militer) Jepang tak bisa sembarangan memasukinya.

Rumah Laksamana Maeda terletak di Meiji Dori No. 1 yang kini berubah menjadi Jalan Imam Bonjol Nomor 1, Jakarta Pusat. Malam sebelum pembacaan proklamasi, Soekarno, Hatta, dan Soebardjo duduk di ruang makan selama dua jam untuk merumuskan naskah proklamasi sebanyak dua alinea. Lalu, Sayuti Melik didampingi BM Diah mengetik naskah tersebut.

Museum Perumusan Naskah Proklamasi © Indonesiakaya.com

Pada tahun 1984, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Nugroho Notosusanto menginstruksikan Direktorat Permuseuman agar merealisasikan gedung bersejarah ini menjadi museum peninggalan sejarah. Kemudian, Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 24 November 1992 menetapkan alih fungsi bangunan ini menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi (Munasprok).

Saat pertama kali Kawan memasuki gedung ini, benar-benar akan terasa kesan tua. Munasprok menyajikan kisah seputar detik-detik proklamasi kemerdekaan. Bangunan ini terdiri dari dua lantai, lantai pertama sebagai ruang bersejarah dan lantai kedua sebagai ruang pameran.

Bangunan seluas 1.138 meter persegi ini memiliki beberapa ruang pameran, di antaranya ada ruang pertemuan, ruang perumusan, ruang pengesahan, serta ruang pengetikan naskah proklamasi. Saat Kawan memasuki museum, Kawan akan disuguhi ruangan utama nan besar. Dahulu, ini menjadi ruang diplomasi antara Indonesia dengan Belanda pasca kemerdekaan RI.

Di sisi kiri lantai pertama, ada ruangan pertemuan, tempat Laksamana Maeda menerima Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, dan Mr. Ahmad Soebadjo di rumahnya. Laksamana Maeda menerima ketiga tamunya pada tanggal 16 Agustus 1945, setelah mereka kembali dari Rengasdengklok. Di ruangan ini, ada meja bundar dengan empat kursi tanpa diorama.

Ruang pertemuan terhubung dengan ruang perumusan naskah proklamasi, hanya tersekat tembok tanpa pintu. Di ruang perumusan naskah, ada 12 kursi tersusun rapih mengitari meja panjang. Sejarah bangsa mempersiapkan perumusan naskah proklamasi terukir di ruangan ini.

Tepat di ujung meja, Kawan bisa melihat replika sosok Soekarno memegang pulpen dan secarik kertas. Tak hanya Soekarno, Kawan juga bisa melihat Hatta dan Soebadjo. Diorama tersebut merupakan gambaran suasana saat ketiga sosok nasional ini merancang konsep naskah proklamasi.

Naskah proklamasi tulisan tangan Soekarno © Indonesiakaya.com

Lalu, ada ruang pengetikan di bawah tangga. Di ruangan kecil ini, Sayuti Melik didampingi BM Diah mengetik naskah proklamasi yang sebelumnya telah ditulis tangan oleh Soekarno. Kawan dapat melihat sebuah meja, kursi, dan mesin ketik lengkap dengan diorama replika Sayuti Melik mengetik dan BM Diah berdiri di sampingnya.

Terakhir, di sisi kanan pintu masuk, Kawan akan menemukan ruang pengesahan dan penandatanganan naskah proklamasi. Di ruangan yang paling besar ini terdapat diorama peristiwa sejarah yang terlihat nyata. Terdapat replikasi Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo sedang menandatangani naskah proklamasi yang telah disetujui.

Saat Kawan menaiki tangga dan tiba di lantai dua, akan terlihat benda bersejarah seputar masa pergerakan. Benda-benda itu tersimpan rapi di dalam etalase, ada pakaian Laksamana Maeda, poster bergambar Soekarno, jam tangan dan kacamata milik Soekarno, serta buku-buku sejarah. Sementara itu, dinding ruangannya berhias kutipan sejarah masa pergerakan sampai detik-detik menjelang proklamasi kemerdekaan.

Buat Kawan yang tertarik menikmati wisata edukasi sejarah seputar perumusan naskah proklamasi, Kawan bisa berkunjung ke museum ini. Jadi, Kawan bisa lebih mengenal sejarah bangsa dan membangkitkan semangat nasionalisme.

Sekurang-kurangnya ada dua alasan mengapa penyusunan teks naskah proklamasi dilakukan di rumah Laksamana Maeda Tadashi di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta, yakni:

  1. Laksamana Maeda Tadashi mendukung perjuangan Indonesia untuk merdeka dari penjajahan Belanda meskipun ia adalah perwira tinggi Angkatan Laut Jepang.
  2. Laksamana Maeda bersedia menjamin keamanan bagi tokoh tokoh proklamasi Indonesia mengingat angkatan laut memiliki hak prerogatif untuk tidak dapat diganggu gugat kekuasaan wilayah militernya oleh angkatan darat. Karena alasan ini mengapa rumah Laksamana Maeda dianggap paling aman.

Jaminan keamanan oleh Laksamana Maeda Tadashi disampaikan kepada Ahmad Soebardjo yang merupakan salah satu pekerja di kantor Maeda. Saat rumusan naskan proklamasi sedang dibuat, Laksamana Maeda sebagai tuan rumah tidak mencampuri apapun dan memilih berada di lantai atas rumah.

Jadi, jawaban yang tepat adalah D.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA