Pilihan siti dan lani berbeda dalam menentukan ketua kelas sikap yang tepat adalah

Semarang, Pendidikan demokrasi dapat diajarkan pada anak sejak dini. Melalui pendidikan demokrasi anak akan belajar menghargai dan menghormati perbedaan pendapat, belajar menyelesaikan masalah dengan cara musyawarah, belajar memilih pemimpin dengan cara pengambilan suara terbanyak.

Pemilihan ketua kelas merupakan salah satu contoh dalam pelaksanaan demokrasi di dunia anak. Kegiatan ini sangat ditunggu-tunggu oleh murid kelas dua Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tarbiyatul Khairat.

“Pemilihan ketua kelas ini biasanya dilakukan pada awal tahun pelajaran, tetapi karena kemarin sistem belajar mengajar masih secara daring, maka pemilihan ketua kelas ditunda sampai kegiatan pembelajaran kembali normal 100%,” ujar Emy Eko Wati guru kelas dua pada MI Tarbiyatul Khairat.

Jumat (8/4), adalah hari ketiga MI Tarbiyatul Khairat melaksanakan pembelajaran tatap muka 100%. Murid-murid kelas dua dengan dipandu oleh guru kelasnya melakukan pembelajaran demokrasi melalui kegiatan pemilihan ketua kelas. Kegiatan dilakukan di dalam ruang kelas II B MI Tarbiyatul Khairat.

Kegiatan tersebut dilakukan dalam empat tahap. Tahap pertama, guru memberikan penjelasan tentang kriteria seorang pemimpin diantaranya disiplin, jujur, adil, amanah, dan pintar.

Tahap kedua, setiap siswa diminta menuliskan nama salah seorang teman di kelas yang memiliki kriteria tersebut di dalam selembar kertas. Kemudian kertas yang telah ditulis nama dikumpulkan di meja guru. Munculah empat srikandi yang menjadi kandidat calon ketua kelas. Mereka adalah Zidna 'Ilma Al-Fikroh, Neysa Khanza Sabella, Danish Fairuz Afsheen, dan Maheswari Kyda Retania.

Tahap ketiga, setelah terpilih 4 nama sebagai kandidat ketua kelas, selanjutnya setiap siswa diminta untuk memilih 1 nama dari 4 kandidat tersebut, dan menuliskannya dalam selembar kertas. Guru juga memberi tahu bahwa nama yang mereka pilih harus rahasia artinya tidak boleh diketahui oleh temannya, mereka juga harus jujur artinya tidak boleh mengajak temannya untuk mengikuti pilihannya.

Tahap terakhir adalah proses penghitungan suara. Suasana di kelas sangat riuh saat dilakukannya penghitungan suara. Farraas Eugenugraha dan Rafiq Abdul Faqih bertugas melakukan penghitungan suara. Semua berharap yang mereka pilih akan menang menjadi ketua kelas. Keempat calon juga berharap memperoleh suara terbanyak sehingga dapat menjadi ketua kelas.

Penghitungan suara berakhir dan muncullah nama Danish Fairuz Afsheen sebagai ketua kelas. Sedangkan ketiga nama yang tidak terpilih sebagai ketua kelas, didaulat menjadi pengurus kelas lainnya, yaitu Neysa Khanza Sabella sebagai wakil ketua kelas, Zidna 'Ilma Al-Fikroh sebagai sekretaris, dan Maheswari Kyda Retania sebagai bendahara. Semua murid bersorak gembira dan mengucapkan selamat.

Emy Eko Wati selaku guru kelas pun memberikan ucapan selamat sekaligus memberi tahu tentang tugas masing-masing dan berpesan agar mereka bekerja sama dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.

“Kalah menang dalam pemilihan ketua kelas adalah hal yang biasa. Yang mendapatkan suara terbanyak tidak boleh sombong dan yang mendapatkan suara sedikit harus berlapang dada,” ujar Emy.

Nur Chasanah selaku Kepala Madrasah menyampaikan apresiasinya atas gelaran demokarsi dalam pemilihan kelas di kelas II B.

“Kami bangga terhadap anak–anak yang telah melaksanakan kegiatan pemilihan ketua kelas secara demokratis,” tutur Nur Chasanah.

Senada dengan Emy, ia juga menjelaskan bahwa kegiatan tersebut sengaja dilakukan disetiap awal tahun pelajaran dengan tujuan memberikan pemebelajaran tentang demokrasi pada anak. Menurutnya, dengan adanya kegiatan seperti itu, siswa–siswi dapat belajar berdemokrasi, menyampaikan suaranya dengan penuh kejujuran, percaya diri, menghargai perbedaan pendapat, rendah hati, menerima kekalahan dengan lapang dada, disiplin, dan tanggung jawab. (Emy/SAW)

Jakarta -

Jawaban tema 1 kelas 6 SD bisa ditemukan di sini. Berikut contoh sikap yang sesuai Pancasila sila ke-1 sampai ke-5 yang bisa detikers jadikan jawaban.

Pancasila memiliki 5 sila. Sebagai sumber nilai, Pancasila merupakan pedoman dalam bersikap dan berperilaku manusia Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Setiap warga negara Indonesia hendaknya mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari karena termuat nilai-nilai luhur di dalamnya.

Nilai-nilai yang terkandung dalam kelima sila Pancasila adalah nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Agar dapat menerapkan nilai-nilai ini di dalam kehidupan sehari-hari, berikut ini detikEdu telah merangkum contoh sikap Pancasila dari sila satu sampai 5.

Jawaban Tema 1 Kelas 6 SD

A. Contoh sikap sila pertama

Bunyi sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan yang Maha Esa. Makna dari sila pertama adalah, tiap warga negara bersikap berdasarkan sifat ketuhanan.

Contoh pengamalannya di rumah dan di sekolah adalah:

1. Saling menghormati antarsesama manusia

2. Tidak memaksakan suatu agama pada yang lain

3. Bekerja sama dan saling membantu dalam bidang sosial, ekonomi, maupun keamanan lingkungan, tanpa memandang latar belakang agama

4. Mengembangkan sikap toleransi beragama sejak dini

5. Membina kerukunan hidup antarmanusia

B. Contoh sikap sila kedua

Bunyi sila kedua adalah Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Sila kedua bermakna, mengakui bahwa kedudukan setiap warga negara adalah sama.

Contoh pengamalannya:

1. Tidak membeda-bedakan manusia berdasarkan latar belakang suku, agama, warna kulit. tingkat ekonomi, maupun tingkat pendidikan

2. Menjaga hak dan kewajiban diri sendiri maupun orang sekitar

3. Menyadari bahwa setiap manusia merupakan ciptaan Yang Maha Kuasa

4. Tidak mendiskriminasi orang lain, baik yang dijumpai di sekolah, rumah, maupun tempat lain


5. Tidak melecehkan seseorang karena alasan apapun

6. Membela kebenaran dan keadilan

C. Contoh sikap sila ketiga

Pancasila sila ketiga berbunyi Persatuan Indonesia. Sila ini mempunyai makna, menyatunya bangsa Indonesia dari berbagai sendi kehidupan, yakni politik, sosial, budaya, ekonomi, pertahanan, dan keamanan.

Tujuan dari persatuan Indonesia adalah menumbuhkan rasa bersatu warga negara yang terdiri dari berbagai adat dan budaya.

Contoh pengamalan sila ketiga yakni:

1. Cinta tanah air dan bangsa dengan membeli atau mengonsumsi produk dalam negeri

2. Cinta tanah air dan bangsa dengan mengharumkan nama bangsa melalui prestasi, baik bidang akademik maupun non akademik

3. Tidak meremehkan suku adat dan budaya lain

4. Mendahulukan kerukunan bangsa Indonesia daripada kepentingan kelompok, golongan, maupun pribadi

5. Menciptakan rasa senasib dan sepenanggungan serta membantu warga yang sedang kesusahan

D. Contoh sikap sila keempat

Sila keempat Pancasila memiliki bunyi Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Maknanya, bangsa Indonesia mempunyai prinsip demokrasi dan kedaulatan rakyat.

Contoh pengamalan sila ke-4:

1. Mengedepankan musyawarah, diskusi, dan tukar pendapat demi mencapai mufakat atau kesepakatan saat menyelesaikan masalah

2. Tidak memaksakan kehendak pada yang lain

3. Mendahulukan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara, dibandingkan kepentingan pribadi

4. Ikut serta dalam pemilihan umum

5. Menjalankan hasil keputusan yang didapat dari musyawarah dengan niat berbuat baik dan rasa tanggung jawab

E. Contoh sikap sila kelima

Bunyi sila kelima adalah Keadilan Sosial bagi Seluruh rakyat Indonesia. Sila kelima ini berhubungan dengan sikap adil dan menghormati hak asasi manusia.

Contoh pengamalannya:

1. Berbuat adil pada siapapun, tanpa pilih kasih

2. Menghargai hasil karya orang lain

3. Tidak membeda-bedakan orang lain berdasarkan status maupun kondisi ekonominya

4. Memiliki sikap kekeluargaan

5. Tidak mengintimidasi orang dengan hak milik kita

6. Menghomrati hak asasi orang lain serta kewajibannya

7. Tidak menyusahkan orang lain untuk sama-sama hidup dengan layak

Itulah contoh sikap sila pertama hingga kelima Pancasila. Kini detikers sudah bisa menjawab materi Pancasila dalam pelajaran PKn ya!

Simak Video "Besok Hari Lahir Pancasila, Warga Diimbau Tak Gelar Upacara Fisik"


[Gambas:Video 20detik]
(pay/pay)

Kunci Jawaban Tema 1 Kelas 5 SD Halaman 150 151 152 153 154 156 Subtema 3 Pembelajaran 3 Musyawarah Mufakat

TRIBUNJATENG.COM - Berikut kunci jawaban tema 1 Kelas 5 SD halaman 150, 151, 152, 153, 154, 155 dan 156  Subtema 3 Pembelajaran 3 tentang Lingkungan dan Manfaatnya.

 Kunci jawaban ini bisa digunakan orangtua untuk mengoreksi jawaban anak.

Namun itu yang perlu dipahami adalah beberapa soal adalah pertanyaan terbuka.

Artinya, siswa bisa mempunyai jawaban berbeda dengan yang ada di kunci jawaban ini.

Berikut kunci jawaban Buku Tematik Tema 1 Kelas 5 SD / MI Subtema 3 pembelajaran 3 halaman 150, 151, 152, 153, 154, 155 dan 156 yang dikutip dari Buku Guru dan Siswa serta beberapa sumber:

Halaman 150 – 151

Tentukan ide pokok dari masing-masing paragraf bacaan di atas

Jawaban:

Paragraf 1
Kejayaan bahari bangsa Indonesia telah ada sejak sebelum kemerdekaan.

Paragraf 2
Penemuan situs prasejarah di gua-gua Pulau Muna, Seram, dan Arguni yang dipenuhi oleh lukisan-lukisan perahu layar menggambarkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia merupakan bangsa pelaut.

Paragraf 3
Kerajaan Sriwijaya bahkan memiliki armada laut yang besar dan kuat.

Paragraf 4
Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah mampu membangun Candi Borobudur.

Paragraf 5
Kerajaan Singosari di bawah kepemimpinan Raja Kertanegara pun juga memiliki armada kapal dagang yang mampu mengadakan hubungan-hubungan dagang lintas laut.

Paragraf 6
Pada masa itulah, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit, kemudian berkembang menjadi kerajaan maritim yang besar.

Paragraf 7
Dengan bukti-bukti sejarah inilah tidak bisa dielakkan bahwa kejayaan bahari bangsa Indonesia telah ada sejak zaman dahulu

Paragraf 8
Pada masa kolonial Belanda, masyarakat Indonesia dibatasi berhubungan dengan laut, misalnya larangan berdagang selain dengan pihak Belanda, padahal sebelumnya telah muncul beberapa kerajaannahari nusantara.

Paragraf 9
Pada masa kolonial Belanda juga terjadi pengikisan semangat bahar Bangsa Indonesia, dikarenakan pemerintahan kolonial lebih mementingkan bidang agraris untuk kepentingan mereka dibandingkan dengan bidang kemaritiman.

Keberagaman yang disebabkan adanya perbedaan antara pulau satu dengan pulau yang lainnya tidaklah menjadi pemecah dan perenggang, namun justru menjadi pemersatu karena antara yang satu dengan yang lain bisa saling melengkapi.

Hal ini sesuai dengan semangat persatuan dan kesatuan seperti pencerminan nilai-nilai Pancasila, khususnya Sila Persatuan Indonesia. Selain itu juga mencerminkan nilai-nilai yang terkandung sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Halaman 152

Tahukah kamu, meskipun terdiri atas lima sila namun Pancasila itu merupakan satu kesatuan yang utuh?

Pancasila diumpamakan sebagai satu paket lengkap yang menopang Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh dari kelima silanya. Sila kesatu menjiwai sila kedua, menjiwai sila ketiga, keempat, dan kelima. Sila kedua dijiwai oleh sila kesatu, ketiga, keempat, dan kelima, dan begitu seterusnya. Kelima sila tidak bisa dilepas satu dengan yang lainnya. Walaupun masing-masing sila mempunyai nilai-nilai sendiri tetapi hubungan antarsila merupakan hubungan yang utuh dan saling terkait.

Setiap sila yang membentuk Pancasila merupakan unsur yang mutlak yang membentuk kesatuan, bukan unsur pelengkap. Artinya satu sila menjiwai dan dijiwai oleh sila-sila yang lain. Sila Pertama menjiwai sila kedua, ketiga, keempat, dan kelima, dan demikian seterusnya. Misalnya, meskipun Sila Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan sila yang berkaitan dengan Tuhan, tetapi tidak berarti sila-sila yang lain hanya sebagai pelengkap saja.

Setiap sila yang membentuk Pancasila juga sebagai satu kesatuan yang mutlak, tidak dapat ditambah dan dikurangi. Oleh karena itu, Pancasila tidak dapat diubah menjadi Trisila atau ekasila.

Ayo Berlatih

Untuk menambah pemahamanmu bahwa sila-sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh dan setiap sila dijiwai dan menjiwai sila yang lain, coba sebutkan contoh-contoh perilaku berikut mencerminkan sila-sila apa saja. Satu contoh perilaku bisa mencerminkan satu sila, dua sila, atau lebih.

Jawaban:

1.      Pemilihan ketua kelas

Mencerminkan Sila

-          Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

-          Persatuan Indonesia

-          Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan

-          Kemanusiaan yang adil dan beradab

2.      Perayaan hari besar keagamaan

Mencerminkan Sila

-          Ketuhanan yang Maha Esa, yaitu menjalankan perintah agama sesuai ajaran yang dianut masing-masing

-          Kemanusiaan yang adil dan beradab, karena mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membedakan.

-          Persatuan Indonesia, karena menjunjung tinggi persatuan Indonesia

-          Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, perayaan hari besar agama berarti melakukan perbuatan dalam rangka mewujudkan kemajuan dan keadilan sosial.

3.      Gotong royong

Mencerminkan Sila

-          Kemanusiaan yang adil dan beradab, karena gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

-          Persatuan Indonesia,  karena memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

-          Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, karena suka memberi pertolongan kepada orang lain.

4.      Musyawarah mufakat

Mencerminkan Sila:

-          Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan karena dengan musyawarah mufakat berarti tidak memaksakan kehendak pada orang lain

-          Persatuan Indonesia, dengan musyawarah mufakat berarti mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.

-          Kemanusiaan yang adil dan beradab karena kita menyadari bahwa kita mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam mengeluarkan pendapat.

5.      Menjenguk orang sakit

Mencerminkan Sila:

-          Ketuhanan yang Maha Esa, karena setiap manusia harus menyayangi sesama makhluk Tuhan.

-          Kemanusiaan yang adil dan beradab. karena mengembangkan sikap tenggang rasa.

-          Persatuan Indonesia, karena dengan peduli terhadap penderitaan orang lain akan memperkuat persatuan.

-          Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, menjenguk orang sakit berarti berusaha menolong orang lain sesuai kemampuan.

Halaman 154

Pancasila menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia, maka dari itu perilaku dan sikap masyarakatnya haruslah mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila

Salah satu contoh pengambilan keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila adalah pelaksanaan musyawarah untuk mencapai mufakat.

Mufakat adalah kebulatan pendapat atau suara dari peserta rapat. Lalu bagaimanakah jika mufakat atau kebulatan pendapat atau suara tidak tercapai?

Jika terjadi demikian, maka akan dilakukan voting atau pemungutan suara dan menentukan suara yang terbanyak adalah sebagai keputusan bersama.

Contoh proses pemungutan suara adalah pemilu, baik pemilihan presiden, anggota DPR dan DPD, maupun pemilihan kepala daerah atau Pilkada.

Sekarang buatlah laporan mengenai pengambilan keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Laporan yang kamu susun bisa berdasarkan pengalaman pribadi atau kelompok.

Halaman 155

Ayo Menulis

Format Laporan Laporan Mengenai Pengambilan Keputusan yang Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila

Penyusun :

Hari/Tanggal :

Isi Laporan :

Jawaban;

Penyusun : Edo, Lani, Dayu, dan Udin
Hari/Tanggal :19 Agustus 2019

Isi Laporan :

Pemilihan ketua dan pengurus kelas V SD N 1 Nusantara
Saat masa pengenalan lingkungan sekolah tahun ini, saya dan teman–teman di kelas v, dikenalkan oleh pak guru tentang pengambilan keputusan melalui pemungutan suara seperti yang ayah dan ibu saya lakukan waktu memilih presiden dan anggota DPR pada bulan april lalu.

Calon ketua dalam pemilihan ketua kelas di kelas v atau kelas saya antara lain, Udin, Siti, dan Lani.

Calon-calon tersebut di usulkan oleh semua teman-teman dikelas setelah pak guru menanyakan siapa yang dicalonkan menjadi ketua kelas.

Proses selanjutnya intan dan ravel disuruh pak guru untuk menjadi panitia pemungutan suara. Pak guru membegiksn kertas yang berisi foto seluruh calon ketua dan dilipat rapi.

Pak guru menerangkan urutan pemilihan ketua kelas dengan cara pemilihan umum mirip pemilu bulan april kemarin katanya.

Adapun peralatan yang dibutuhkan dalam pemilihan ketua kelas kali ini yaitu :1. Kertas suara (berisi foto Davit, Askiya, Nizar)2. Kotak suara (terbuat dari kardus mie instan bekas)3. Bilik suara (terbuat dari kardus bekas)4. Bolpoin yang rusak untuk mencoblos5. Tatakan sterofoam bekas yang dibuat kotakan.

6. Tinta board marker menandai yang sudah mencoblos

Proses pemilihan Ketua kelas1. Saya dan teman-teman bergantian satu persatu menuju bilik suara setelah sebelumnya diberi sebuah kertas yang sudah dilipat didalamnya ada foto calon ketua kelas.2. Saya memilih calon pilihan saya dan hanya Allah SWT dan saya yang tau apa yang saya pilih.3. Kemudian saya lipat kembali dan saya masukan ke dalam kardus kotak suara dan saya disuruh menandai jari ke tinta.4. Setelah semua selesai memilih kotak suara dibuka dan kami semua menghitung dipimpin oleh Siti dan dipandu pak guru5. Hasil perolehan suara ditulis di papan tulis.6. Peserta yang memperoleh suara adalah Siti karena 30 siswa Siti memperoleh 20 suara7. Semua teman sepakat dan menerima dengan keputusan ini, kata pak guru yang terpilih adalah yang memperoleh suara terbanyak.

8. Berikutnya Siti memilih wakil dan pengurus kelas lainya untuk mendampingi tugas di kelas.

Halaman 156

Ayo Renungkan

Dengan mempelajari letak geografis dan kondisi geografis Indonesia sebagai negara maritim, kita makin bangga dan bersyukur menjadi warga negara Indonesia.

Namun juga perlu diingat bahwa dengan kondisi tersebut akan banyak terjadi penyerapan, pertukaran, peleburan, percampuran, dan pembauran nilai dan budaya dari daerah atau negara lain.

Oleh karena itu, kita harus pandai-pandai memilih dan memilah nilai dan budaya dari daerah atau negara lain.

Bagaimanakah sikapmu terhadap masuknya nilai dan budaya dari daerah atau negara lain?

Jawaban:

Salah satu dampak masuknya budaya asing adalah westernisasi sebuah anggapan meniru-niru budaya negara barat atau bangsa asing.

Sikap kita terhadap feenomena tersebut adalah kita harus bisa menyaring nilai-nilai positif dari fenomena tersebut dan sebisa mungkin menghindari dampak negarifnya.

Kerja Sama dengan Orang Tua

Mintalah pendapat orang tuamu mengenai perilaku-perilaku orang-orang di wilayah tempat tinggalmu.

Adakah perilaku mereka yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila?

*) Disclaimer: Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.

Artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id dengan judul: KUNCI JAWABAN Tema 1 Kelas 5 Halaman 145 146 147 150 151 152 153 155 156 Subtema 3 Pembelajaran 3

TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE