Reaksi hidrolisis ester dapat dipercepat dengan katalis asam

T6/06/2017

Dalam larutan asam = protonisasi. Gugus karbonil suatu ester dalam suasana asam dapat diprotonkan sehingga karbonnya bermuatan parsial positif. Karbon yang bermuatan parsial positif ini dapat diserang oleh nukleofil lemah.


Reaksi umum :



Dalam larutan basa. Sementara dalam larutan basa, gugus karbonil tidak mengalami protonisasi dan hanya dapat diserang oleh nukleofil kuat. Reaksi yang terjadi disebut adisi – eliminasi melalui suatu zat antara.


Reaksi umum :


Dapat kalian lihat bahwa pada saat reaksi adisi, ikatan rangkap gugus karbonilnya putus membentuk zat antara sedangkan pada saat reaksi eliminasi, ikatan rangkapnya kembali dengan melepas molekul OR.

Hidrolisis asam 

Kalian tahu bahwa reaksi pembentukan ester dari asam karboksilat dan alkohol berlangsung reversibel menurut persamaan umum reaksi :   O                             O   ||                             || RCOH + R”OH <==> RCOR’ + H2O          berlebih Untuk menghasilkan ester yang banyak, kita harus sediakan alkohol (R’OH) yang berlebih. Jika esternya yang kita hidrolisis menggunakan air berlebih, maka reaksi kebalikan dari eterifikasi akan terjadi. Dimana ketika ester dihidrolisis dengan air berlebih dalam suasana asam (katalis) , maka akan dihasilkan kembali asam karboksilat dan alkoholnya.   O                              O   ||                              || RCOR’ + H2O <===> RCOH + R’OH           Berlebih


Hidrolisis basa = reaksi penyabunan

Suatu ester dapat menjalani reaksi hidrolisis dalam suasana basa yang disebut dengan reaksi penyabunan atau saponifikasi. Reaksi saponifikasi ester tidak reversibel sehingga seringkali menghasilkan asam karboksilat dan alkohol dengan rendemen lebih baik dibandingkan hidrolisis asam. Karena reaksi berlangsung dalam suasana basa, maka yang dihasilkan adalah suatu garam karboksilat. Dalam reaksi hidrolisis basa, OH- yang digunakan adalah pereaksi bukan katalis, sementara hidrolisis asam, H+ yang digunakan adalah katalis.

Reaksi umum :

    O                           O     ||                             || RCOR’ + OH- ==> RCO- + ROH                                         Alkohol Jika ion asam karboksilatnya direaksikan dengan asam, maka akan menghasilkan asam karboksilat.    O                         O    ||                           || RCO- + H+ ==> RCOH                          Asam karboksilat


Transesterifikasi 

Ini merupakan reaksi pertukaran bagian alkohol dari suatu ester dengan alkohol lain. Reaksi ini dapat terjadi baik dalam suasana asam atau basa. Reaksi yang terjadi adalah reaksireversibel sehingga jika ingin ester kedua jumlahnya lebih banyak, maka alkohol yang digunakan dalam jumlah berlebih.

Reaksi umum :

     O                                   O      ||                                     || R1COR2 + R3OH ==> R1COR3 + R2OH


Reaksi ester + amonia

Ester dapatbereaksi dengan amonia membentuk senyawa amida. Reaksi ini berlangsunglambat tetapi menguntungkan. Banyak ahli kimia yang menggunakan reaksi ini sebagai salah satu jalan untuk menghasilkan suatu amida yang memilikigugus fungsi lain yangbersifat tidak stabil. Contoh :            O                                                     O             ||                                                      || ClCH2COCH2CH3 + NH3 ===> ClCH2CNH2 + CH3CH2OH


Reaksi reduksi.

Ester dapat direduksi oleh zat pereduksi litium aluminium hidrida atau logam natrium dalam etanol menghasilkan dua buah molekul alkohol.


Reaksi umum :

  O   ||           [H] RC –OR’ ===> RCH2OH + R’OH Contoh :                 O                 ||                         [H] CH3CH2C – OCH2CH3 ====>CH3CH2CH2OH + CH3CH2OH

Reaksi dengan pereaksi Grignard.

Ini merupakan salah satu teknik terbaik dalam membuat alkohol tersier dengan dua buah gugus alkil yang identik.

Reaksi umum :

   O                               OH    ||      2R”MgX            | RCOR’ ======> R – C – R’’            H2O, H+           |                                     R”                             Suatu alkohol tersier dengan dua buah gugus alkil identik                              yang berasal dari reagensia Grignard.


Sumber : Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S., 1986, Kimia Organik Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

Bantu Orang Untuk Temukan Artikel Ini Lewat Tombol Share Di Bawah Ini

Ester merupakan kelompok senyawa organik yang memiliki rumus umum RCOOR1. Ester termasuk turunan asam karboksilat yang gugus –OH dalam rumus RCOOH diganti oleh gugus –OR1. Dengan demikian rumus umum ester adalah

TATANAMA ESTER

Pemberian nama pada ester diawali dengan menyebut nama gugus alkil atau aril yang menggantikan atom H dalam gugus –COOH pada asam asam karboksilat induknya kemudian di ikuti nama asam tersebut tanpa menyebut kata asam.

Contoh

Asam induk = CH3CH2CH2COOH

                    IUPAC = asam pentanoat

                    Trivial = asam valerat

Ester = CH3CH2CH2COOC2H5

                     IUPAC = etil pentanoat

                     Trivial = etil valerat

3-metilbutil asetat

Butil butanoat

Benzil butanoat

PEMBUATAN ESTER

Ester dibuat dengan mereaksikan alkohol atau fenol dengan asam karboksilat kemudian direfluks. Fenol yaitu senyawa organik dimana gugus -OH langsung terikat pada cincin benzena. Reaksi pembuatan ester disebut esterifikasi dan reaksi yang terjadi disebut reaksi esterifikasi Fischer. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi reversibel yang sangat lambat, tetapi bila menggunakan katalis asam mineral seperti asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl) kesetimbangan akan tercapai dalam waktu yang cepat. Pola umum dalam pembuatan ini dinyatakan dengan persamaan berikut

RCOOH + R1OH ↔ RCOOR1 + H2O

Dalam reaksi esterifikasi, ion H+ dari H2SO4 berperan dalam pembentukan ester dan juga berperan dalam reaksi sebaliknya yakni hidrolisis ester. Sesuai dengan hukum aksi massa, untuk memperoleh rendemen ester yang tinggi maka kesetimbangan harus bergeser ke arah pembentukkan ester. Untuk mencapai keadaan ini dapat ditempuh dengan cara:

a. Salah satu pereaksi digunakan secara berlebih. Biasanya alkohol dibuat berlebih karena murah dan mudah diperoleh.

b. Membuang salah satu produk dari dalam campuran reaksi

Laju reaksi esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung pada halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Dengan bertambahnya halangan sterik di dalam zat antara, laju pembentukkan ester akan menurun. Dengan demikian rendemen ester akan berkurang.

Esterifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah struktur molekul dari alkohol, suhu dan konsentrasi reaktan maupun katalis. Kereaktifan alkohol terhadap esterifikasi: CH3OH > alkohol primer > alkohol sekunder > alkohol tersier

Kereaktifan asam karboksilat terhadap esterifikasi : HCOOH > CH3COOH > RCH2COOH > R2CHCOOH > R3CCOOH

Selain dibuart dari asam karboksilat, ester juga dapat diperoleh dengan cara mereaksikan suatu klorida asam atau suatu anhidrida asam dengan alkohol atau fenol. Reaksi pembuatan ester dari klorida asam dan anhidrida asam mengikuti pola umum reaksi berikut.

Klorida asam

RCOCl + R1OH → RCOOR1 + HCl

RCOCl + ArOH → RCOOAr + HCl

Anhidrida asam

(RCO)2O + R1OH → RCOOR1 + RCOOH

(RCO)2O + ArOH → RCOOAr + RCOOH

REAKSI-REAKSI ESTER

a. Reaksi hidrolisis

Reaksi hidrolisis ester dalam suasana asam menghasilkan asam karboksilat dan alkohol, namun bila reaksi hidrolisis dilangsungkan dalam suasana basa diperoleh garam karboksilat dan alkohol. Hidrolisis ester dengan basa dise4but reaksi Penyabunan (Saponifikasi).

b. Reaksi dengan Amonia

Produk reaksi antara ester dengan amonia adalah suatu amida dan suatu alkohol. Contoh : reaksi antara etil asetat dengan amonia menghasilkan asetamida dan etanol.

CH3COOC2H5 + NH3 → CH3CONH2 + C2H5OH

c. Transesterifikasi

Jika suatu ester direaksikan dengan suatu alkohol maka akan diperoleh ester baru dan alkohol baru. Reaksi ini disebut reaksi transesterifikasi yang dapat berlangsung dalam suasana asam dan basa mengikuti pola umum berikut ini.

RCOOR1 + R”OH ↔ RCOOR” + R1OH

Reaksi diatas disebut transesterifikasi karena terjadi pertukaran antara gugus alkil dalam –OR1 pada ester dengan gugus alkil dalam ikatan R”O.

Contoh reaksi antara suatu trigliserida dengan metanol.

d. Reaksi dengan pereaksi Grignard

Reaksi antara suatu ester dengan pereaksi Grignard merupakan cara istimewa dalam pembuatan alkohol tersier. Pola umum dari reaksi ini adalah sebagai berikut.

Bila keton yang diperoleh di atas direaksikan lebih lanjut dengan R’’MgX maka pada akhirnya diperoleh suatu alkohol terseir menurut persamaan reaksi berikut ini.

SIFAT FISIKA DAN KEGUNAAN ESTER

Ester yang memiliki 3 sampai 5 atom karbon dapat larut dalam air dan selebihnya tidak larut dalam air. Ester merupakan kelompok senyawa organik yang memiliki aroma yang wangi seperti bunga dan buah sehingga banyak digunakan sebagai pengharum (essence), sarirasa dalam industri makanan dan minuman. Ester yang digunakan biasanya yang berwujud cair pada suhu dan kamar.

Titik leleh dan titik didih ester lebih rendah dibanding asam karboksilat dan alkohol asamnya. Hal ini disebabkan dalam ester tidak terbentuk ikatan hidrogen antarmolekulnya sedangkan pada alkohol dan asam karboksilat terjadi ikatan hidrogen antarmolekulnya. Adanya ikatan hidrogen inilah yang menyebabkan titik leleh dan titik didih alkohol asalnya lebih tinggi.

Kelompok ester yang memiliki aroma buah disajikan pada tabel berikut ini, (dikutib dari wikipedia.org).

Strutur

Nama

Aroma atau terdapat di

Alil hexanoate

nenas

Benzil asetat

pir , strawberry , melati

butil butirat

Nenas

Etil butirat

pisang, nanas, stroberi

etil heksanoat

nanas, pisang lilin hijau

etil sinamat

kayu manis

Etil format

cherry, raspberry, strawberry

Etil heptanoat

aprikot, ceri, anggur, raspberi

Etil isovalerat

Apel

Etil laktat

mentega, krim

Etil nonanoat

anggur

Etil pentanoat

Apel

Geranil asetat

Pelargonium

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA