Jakarta -
Perkembangan janin dalam kandungan semakin pesat jelang persalinan. Selain dapat mendengar dan melihat, janin ternyata memiliki siklus tidur dan bisa bermimpi lho, Bunda.
Sama seperti bayi baru lahir, janin akan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur. Mengutip Parents, janin akan menghabiskan sekitar 90 hingga 95 persen waktunya untuk tidur setiap hari mulai usia kehamilan 32 minggu. Mendekati proses persalinan, janin tidur 80 hingga 90 persen di dalam rahim.
Dari keseluruhan siklus tidur ini, janin akan tidur nyenyak, tidur dalam kondisi REM (rapid eye movement), dan beberapa jam tidur dalam keadaan tidak menentu. Selama tidur REM, bola matanya akan mulai bergerak seperti mata orang dewasa.
Tak cuma tidur, beberapa ilmuwan bahkan percaya bahwa janin pun bisa bermimpi saat tidur. Sama seperti bayi batu lahir, mereka mungkin akan bermimpi tentang apa yang dirasakan dalam rahim.
Dalam ulasan di Science Daily dijelaskan bahwa sekitar usia tujuh bulan kehamilan, REM atau gerakan mata janin yang pertama mulai terlihat.
Tidur REM biasanya ditandai dengan peningkatan pernapasan, tekanan darah, dan detak jantung. Organ mata juga akan bergerak cepat seperti sedang terjaga. Di tahap ini, biasanya kita mulai bermimpi, Bunda.
"Otak embrio yang sedang berkembang tampaknya memiliki siklus setiap 20 hingga 40 menit di antara tidur REM, di mana aktivitas otak akan melawan kesadarannya, dan tidur non-REM, di mana otak akan beristirahat," demikian isi ulasan tersebut.
Meski demikian, sulit untuk membayangkan apa saja yang dialami janin selama siklus tidurnya. Tapi paling tidak, ini bisa menjelaskan asal mula seseorang tidur.
"Tidur tidak bisa tiba-tiba berkembang dari otak yang sedang istirahat. Tidur dan perubahan keadaan selama periode ini adalah proses yang diatur secara aktif," kata salah satu peneliti, Karin Schwab.
Sejauh ini, penelitian tentang siklus tidur janin memang masih terbatas. Namun, janin yang tidur dipercaya bisa bermimpi selama memasuki tahap REM.
Lalu apakah janin yang tidak bergerak sudah dipastikan sedang tidur ya, Bunda?
Baca halaman berikutnya.
Simak juga 4 kelebihan melakukan seks saat hamil, dalam video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
Kehamilan Trimester
3 Ketahui perkembangan kehamilan Trimester 3 setiap minggu. Cek Yuk
Reporter
Senin, 6 Juli 2020 13:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ibu yang sedang hamil sering merasakan tendangan bayi atau 'quickening’. Ini bertanda bahwa bayi aktif dan tumbuh dengan baik. Tapi ternyata tak semua gerakan bayi itu berupa tendangan, bisa jadi mereka sedang jungkir balik, menggerakkan tangan, atau sedang cegukan.
Dikutip dari Bellybelly, Senin, 6 Juli 2020, tendangan bayi ternyata memiliki makna khusus. Simak 9 fakta yang perlu Anda ketahui.
Kapan mulai menendang?
Tendangan bayi biasanya terasa pada trimester kedua, tapi sebenarnya mereka mulai bergerak jauh
sebelum itu. Gerakan bayi tidak terlalu kuat pada tahap awal kehamilan. Tapi ketika hamil untuk kedua kalinya, ibu biasanya lebih sensitif. Mereka mulai merasakan gerakan bayi mereka jauh lebih awal, bahkan mulai 12 minggu.
Kenapa bayi menendang?
Bayi cenderung bergerak sebagian besar sebagai respons terhadap apa yang terjadi di lingkungan mereka, misalnya terlau bising, terlalu terang, atau makanan yang rasanmya terlalu kuat. Bayi juga perlu melakukan peregangan
untuk relaksasi. Ketika Anda bergerak, mereka akan sering rileks dan bahkan tidur.
Normalnya berapa kali menendang?
Jumlah rata-rata tendangan jatuh antara 15-20 per hari, termasuk semua gerakan. Ada bayi yang lebih banyak tidur di siang hari, lalu banyak bergerak di malam hari ketika Anda tidur, ada juga bergerak sepanjang waktu. Bayi beristirahat dan tidur di dalam rahim sebanyak 17 jam
sehari, biasanya untuk periode sekitar 40-50 menit dalam satu waktu.
Perlukah menghitung tendangan?
Wanita hamil disarankan menghitung gerakan bayi mereka dari kehamilan 28 minggu. Pilih waktu di siang hari ketika bayi lebih cenderung aktif, atau ketika Anda dapat beristirahat dan fokus. Seiring waktu, Anda akan mulai melihat apa pola yang normal untuk mereka.
Cara memeriksa pergerakan bayi
Cara paling umum memeriksa tendangan bayi
adalah dengan duduk nyaman atau berbaring di sisi kiri. Seiring waktu, Anda akan menyadari apa yang normal untuk bayi Anda, dalam hal berapa banyak gerakan yang Anda rasakan pada waktu tertentu. Jika tak merasakan 10 gerakan dalam periode dua jam, atau ada perubahan dari apa yang normal untuk bayi Anda, segera hubungi penyedia layanan Anda.
Jika tendangan berkurang, perlukah khawatir?
Gerakan yang berkurang dapat menjadi indikator gawat
janin karena kekurangan nutrisi atau oksigen, tapi itu tidak selalu. Untuk mengetahuinya, diperlukan pemriksaan USG untuk melihat aliran darah plasenta dan kesejahteraan bayi, serta bagaimana mereka merespons rangsangan.
Perlukah menghitung setiap hari?
Penting mengawasi pergerakan bayi setiap hari, tapi tak perlu menghitung jumlah tendangannya kecuali Anda mengalammi kehamilan
bermasalah.
Apakah setelah 36 minggu masih bergerak?
Bayi Anda harus selalu bergerak setiap hari. Tapi setelah usia kehamilan 36 minggu, ruang geraknya lebih sempit sehingga tendangan terasa makin jarang. Tapi mereka masih akan menggunakan tangan untuk menjelajahi wajah dan tubuh mereka, bermain dengan tali pusar, dan mencoba untuk meregangkan di lingkungan mereka yang sempit.
Apakah gerakan janin memprediksi perilaku?
Pola gerakan bayi Anda
di dalam rahim sering menimbulkan spekulasi perilaku mereka begitu lahir. Bayi yang tidur siang hari dan aktif sepanjang malam akan mengalami rutinitas yang terbalik. Benarkah? Seorang dokter dari Universitas John Hopkins telah mempelajari hubungan antara aktivitas janin dan perilaku masa depan.
Dalam satu penelitian, Dokter Jane DiPietro mengamati aktivitas janin pada lebih dari 50 bayi, kemudian ditindaklanjuti dengan penilaian perilaku pada usia satu dan dua tahun. Hasilnya tampaknya menunjukkan hubungan antara gerakan dalam rahim dan perilaku pengaturan pada anak usia dini.
Rekomendasi Berita
Christina Perri Melahirkan setelah Dua Kali Keguguran
58 menit lalu
Christina Perri mengaku kesulitan untuk pergi ke dokter setelah mengalami keguguran sebelumnya.
Cerita Orang Tua dari Bayi Meninggal karena Gagal Ginjal Akut Misterius
4 hari lalu
Gagal ginjal akut sempat dikira dehidrasi akut. Simak penuturan ayah dari bayi usia 7 bulan, warga Yogyakarta, itu selengkapnya.
Fetox, Inovasi Mahasiswa ITS untuk Menurunkan Risiko Kematian Bayi
4 hari lalu
Tingginya angka kematian bayi akibat asfiksia kandungan melatarbelakangi mahasiswa ITS untuk menggagas Fetox.
Mengenal Sindaktili, Kelainan Jari Tangan atau Kaki Bayi Menyatu saat Lahir
4 hari lalu
Sekitar 1 dari setiap 2.000-3.000 bayi lahir dengan jari tangan atau kaki yang menyatu atau disebut sindaktili.
Bayi 7 Bulan di Yogyakarta Meninggal Gagal Ginjal, Ini Temuan RSUP Sardjito
5 hari lalu
Komplikasi sedemikian berat yang bermuara pada gagal ginjal bayi ini masih menjadi kajian tim medis.
Kehamilan di Masa Perimenopause Waspadai Risiko yang Bakal Dialami
6 hari lalu
Kehamilan di usia 40-an datang dengan risiko tambahan
Risiko Kerusakan Plasenta dan Kekebalannya pada Wanita Hamil yang Mengalami Covid-19
6 hari lalu
Ada sejumlah penelitian yang melihat efek Covid-19 pada wanita hamil
Etika yang Harus Diperhatikan Saat Berada di Pesawat Bersama Anak
9 hari lalu
Butuh kesabaran yang ekstra untuk menghadapi anak yang tidak tenang ketika dalam pesawat.
Alasan Bayi Mengalami Mabuk Perjalanan dan Cara Pencegahannya
10 hari lalu
Perempuan dan anak-anak usia 2 tahun alias bayi hingga 12 tahun diketahui paling berisiko mabuk perjalanan.
Hamil Setelah Diperkosa, Remaja India Ini Dibakar Hidup-hidup
11 hari lalu
Gadis remaja berusia 15 tahun di India dibakar hidup-hidup oleh pelaku pemerkosaan dan ibunya karena hamil.