Saham tpia naik terus samapi harga berapa

Saham tpia naik terus samapi harga berapa
Foto: Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas saham emiten batu bara melesat tinggi sejak awal tahun. Investor memborong saham batu bara di tengah ekspektasi moncernya kinerja perusahaan seiring berlanjutnya tren kenaikan harga komoditas batu bara.

Namun, cuaca ekstrim seperti El Nina yang terjadi di Indonesia menghantui produksi batu bara perusahaan batu bara Tanah Air setidaknya pada kuartal pertama tahun ini.

Berikut kinerja sejumlah saham-saham batu bara utama, mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), per Kamis (17/2), pukul 09.56 WIB.

Kinerja Sejumlah Saham Batu Bara Utama Secara Ytd

No

Kode Saham

Harga Terakhir (Rp)

% Ytd

1

ADMR*

1,165

1,065

2

SMMT

376

84.16

3

INDY

2,080

34.63

4

BYAN

35,975

33.24

5

DOID

338

28.79

6

BUMI

83

22.39

7

ITMG

23,050

12.25

8

ABMM

1,510

7.39

9

UNTR

23,700

7.34

10

PTBA

2,890

6.64

11

PKPK

206

5.10

12

HRUM

10,450

1.45

13

MBAP

3,660

1.39

14

ARII

248

-0.8

15

BOSS

71

-1.41

16

ADRO

2,200

-2.22

17

MCOL

2,530

-4.05

18

FIRE

372

-19.21

Sumber: BEI, RTI | Harga terakhir per 17 Feb. 2022, pukul 09.56 WIB | *ADMR IPO pada 3 Januari 2022

Mengacu pada data di atas, dari 13 dari 18 saham yang diamati melesat sejak awal tahun atau year to date (ytd).

Saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) memimpin kenaikan dengan melonjak fantastis sebesar 1.065%. Euforia saham ADMR terjadi sejak pertama kali debut di bursa pada 3 Januari 2022.

Berkat lonjakan signifikan tersebut, BEI sendiri sudah dua kali melakukan suspensi (penghentian sementara) perdagangan terhadap saham ADMR.

Sejurus dengan itu, saat ini ADMR masuk ke dalam daftar pemantauan khusus bursa dengan notasi angka 10.

Notasi 10 berarti saham dikenakan penghentian sementara perdagangan selama lebih dari 1 Hari Bursa yang disebabkan oleh aktivitas perdagangan.

Berbeda dengan ADMR, saham sang induk PT Adaro Energy Tbk (ADRO) masih loyo sejak awal tahun, yakni minus 2,22%.

Selain saham ADMR, di posisi kedua dan ketiga ada saham emiten Grup Rajawali PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) dan PT Indika Energy Tbk (INDY) juga masing-masing melonjak 84,16% dan 34,63% sejak awal tahun ini.

Sementara, kendati dalam 3 hari beruntun kontrak berjangka batu bara ICE Newcastle melorot, sejak awal tahun (ytd) si batu hitam sudah melonjak 36,74% ke level US$ 207,50/ton per Rabu (16/2).

Harga Batu Bara Terbang, Kinerja Emiten Moncer

Adapun selama setahun belakangan, harga batu bara sukses meroket 152,23%.

Tingginya harga batu bara sejak tahun lalu tak lepas dari pemulihan ekonomi dunia di tengah pandemi Covid-19 yang menyebabkan permintaan batu bara meningkat. Padahal, produksi masih berusaha pulih dari pukulan pandemi sejak 2020. Ketidakseimbangan pasar batu bara ini yang membuat harga meroket sejak 2021.

Melesatnya harga batu bara menjadi berkah bagi para perusahaan batu bara. Sejumlah emiten di bursa pun meraup pertumbuhan laba bersih puluhan sampai ratusan persen.

Laba bersih ADRO dan BYAN, misalnya, masing-masing tumbuh 280% dan 481% secara tahunan (yoy) per akhir September 2021.

Contoh lainnya, laba emiten BUMN PTBA juga melejit 176% yoy hingga akhir kuartal III tahun lalu.

Catatan saja, saat ini, emiten batu bara belum melaporkan kinerja keuangan full year 2021.

Produksi Batu Bara Dihantui Cuaca Buruk

Namun, produksi sejumlah emiten batu bara di Indonesia saat ini terhambat oleh cuaca buruk.

Salah satu yang tambangnya terdampak oleh cuaca itu adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Seperti yang diketahui, produksi batu bara BUMI diperoleh dari dua anak usahanya yakni PT Kaltim Prima Coal dan juga PT Arutmin Indonesia.

"Ya benar produksi terhambat, karena efek La Nina dan hujan lebat yang tidak biasa dari Desember 2021 dan kemungkinan akan berlanjut hingga akhir Maret 2022," terang Direktur BUMI Dileep Srivastava kepada CNBC Indonesia, Rabu (16/2/2022).

Dileep berkata, pada 2022 Bumi Resources menargetkan produksi batu bara bisa mencapai 85 - 90 juta ton. Akan tetapi, produksi batu bara disebutnya belum akan maksimal di kuartal I/2022 karena faktor cuaca.

"Produksi di kuartal I akan terpengaruh La Nina yang biasanya mengakibatkan hujan deras yang kemungkinan bertahan hingga Maret mendatang. Kami prediksi produksi batu bara sepanjang kuartal I mencapai 20% dari target," kata Dileep kepada CNBC Indonesia, Rabu (16/2/2022).

Menurut Dileep, rendahnya target produksi batu bara pada kuartal I bukan hanya karena alasan cuaca. Dia menyebut produksi batu bara perusahaan memang selalu rendah pada kuartal pertama setiap tahun.

Sebagai catatan, pada kuartal I/2021 BUMI berhasil memproduksi batu bara sebanyak 19,3 juta ton. Kemudian, pada kuartal I/2020 produksi batu bara perusahaan mencapai 20,8 juta ton.

"La Nina biasanya terjadi tiap 2 - 7 tahun sekali, tapi setiap tahun di kuartal I produksi batu bara memang biasanya rendah. Kami targetkan produksi batu bara hingga semester I/2022 mencapai 45% dari target," katanya.

Demi memenuhi target tersebut, BUMI kini tengah menyiapkan berbagai peralatan agar mendukung kinerja perusahaan dalam memproduksi batu bara di tengah musim hujan. Dileep berkata, saat ini beberapa alat khusus sudah disiapkan perusahaan jelang puncak musim hujan terjadi.

"Kami mendapat banyak peralatan agar bisa mengambil keuntungan sesuai target. Kami pastikan perusahaan terus berupaya keras menggenjot produksi batu bara sepanjang musim hujan," katanya.

Sebagai catatan, pada 2021 lalu produksi batu bara Bumi Resources mencapai 78 - 80 juta ton. Tahun ini, BUMI menargetkan produksi batu bara bisa mencapai 85 - 90 juta ton.

Tak hanya BUMI, produsen pertambangan batu bara seperti PT Adaro Energy Tbk (ADRO) juga mengatakan bahwa saat ini produksi batu bara dihantui cuaca yang tidak mendukung.

"Secara perhitungan musim, pada kuartal I-2022 ini memang periode musim hujan dengan curah hujan yang tinggi. Namun, seharusnya hal ini bisa diprediksi dengan perencanaan yang baik," terang Head of Corporate Communication Adaro, Febriati Nadira kepada CNBC Indonesia, Rabu (16/2/2022).

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

BUMI Raih Penghargaaan Corporate Risk Manager of the Year

(adf)

Kapan stock split TPIA?

Sebagai informasi, keputusan stock split saham TPIA telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, (5/8/2022). Para pemegang saham menyepakati pemecahan nilai nominal saham TPIA dengan rasio 1:4, sehingga dari nilai nominal Rp200 berubah menjadi Rp50 per sahamnya.

Kapan TPIA IPO?

IPO
IPO Date
26 Mei 2008
Persentase
0,00%
Harga Penawaran
2.200 (IDR)
Dana Terkumpul
0 (IDR)
Biro Administrasi Efek
PT. Raya Saham Registra
PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk [TPIA] - IDNFinancialswww.idnfinancials.com › tpia › pt-chandra-asri-petrochemical-tbknull

Chandra Asri milik siapa?

Chandra Asri Petrochemical merupakan hasil penggabungan PT Tri Polyta Indonesia dan PT Chandra Asri. Pemiliknya, Prajogo Pangestu, kerap masuk daftar 50 orang terkaya di Indonesia.