Sakit kaki berobat ke dokter apa

JawaPos.com – Masalah tulang dan otot sangat mengganggu kualitas hidup. Seringkali seseorang jadi sulit bergerak dan merasakan nyeri saat sudah mengalami kondisi ini. Maka sudah saatnya Anda berobat ke dokter ortopedi.

Sejumlah kondisi medis dapat ditangani Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi. Cedera yang disebabkan olahraga, kecelakaan, atau aktivitas lainnya seperti sakit punggung, radang sendi, patah tulan, ligamen dan otot robek, keseleo dan ketegangan otot, tumor tulang disarankan untuk berobat ke dokter ortopedi.

Kondisi terkait usia seperti osteoporosis juga juga dapat ditangani oleh dokter ortopedi. Seorang ahli ortopedi akan mendiagnosis dan mengobati pasien yang mengalami cedera pada muskuloskeletal, yang biasanya disebabkan olahraga maupun aktivitas fisik lainnya, agar terhindar kecacatan.

Seringkali ditemukan kejadian kegawatan ortopedi (emergency orthopedics) yang memerlukan penanganan yang tepat. Para ahli ortopedi juga akan membantu pasien agar terhindar dari cedera berlebihan yang menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan karena terlalu sering menggunakan otot atau sendi.

“Salah satu subspesialisasi ortopedi seperti rekonstruksi pinggul dan lutut, kaki dan pergelangan kaki, tulang belakang, serta cedera olahraga dan artroskopi,” kata para dokter spesialis ortopedi dalam relaunching layanan ortopedi Siloam Hospitals, RS Siloam Mampang saat diresmikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan baru-baru ini.

Para ahli ortopedi seperti Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, Sp.OT(K) konsultan rekonstruksi pinggul dan lutut dewasa, Dr. dr. Andri Lubis, Sp.OT(K) konsultan cedera olahraga dan artroskopi, dr. S. Dohar A. L Tobing, Sp.OT(K) konsultan tulang belakang, dan dr. Henry Suhendra, Sp.OT. menjelaskan manfaat ortopedi bagi masyarakat. Para dokter telah menangani lebih dari 1.500 operasi ortopedi sejak tahun 2014 dan merupakan dokter rujukan cedera atlet nasional.

Fasilitas lain yang tersedia adalah sports clinic, layanan gawat darurat 24 jam, rawat inap 100 bed, rawat jalan, klinik asma, klinik DOTS tuberkulosis, laboratorium, apotek, medical check up, treadmill, ekokardiografi, 5 kamar operasi, critical unit (ICU, HCU, NICU), 1.5 Tesla MRI, CT Scan, C-Arm, BMD, hemodialisis, rehabilitasi medik, Kilo gym, ruang isolasi, hingga ruang triase eksternal.

“Agar masyarakat dapat melakukan aktivitas sehari-hari setelah segera mengunjungi Dokter Ortopedi dan Traumatologi. Kami juga siap dalam menangani kecelakaan kerja dan lalu lintas. Selain itu, kami juga telah menjalin kerjasama dengan lebih dari 100 mitra korporat dan asuransi,” kata Direktur RS Siloam Mampang dr. Hery Bertus, MARS.

“Apalagi era pascapandemi, masyarakat semakin menyadari kesehatan dengan rutin cek kesehatan ke rumah sakit,” tutup Wakil Presiden Direktur Siloam Hospitals Group, Caroline Riady.

Editor : Edy Pramana

Reporter : Marieska Harya Virdhani

Jakarta, CNN Indonesia -- Pekerjaan dan aktivitas sehari-hari dapat menimbulkan nyeri sendi, otot, atau tulang. Bahkan, sekitar 80 persen warga kota mengalami gangguan yang disebut muskuloskeletal ini. Penyakit inipun menjadi penyumbang pasien terbesar kedua di seluruh dunia setelah influenza.

Sayangnya, banyak dari penderita tak tahu harus berobat ke mana. Banyak orang pergi ke tempat pijat dan pengobatan alternatif yang justru malah menambah runyam penyakit.

Pilihan Redaksi

  • Insomnia Dapat Diobati dengan Satu Sesi Terapi Sederhana
  • Kurangi Polusi Suara Bisa Menghemat Ongkos Penyakit Jantung
  • Tujuh Cara Sederhana Menjalani Pola 'Makan Bersih'
  • Tes Darah yang Beritahu Semua Virus yang Pernah Anda Miliki
  • Tujuh Hal yang Terjadi Ketika Anda Berhenti Minum Soda Diet

"Kita tidak tahu mana tukang pijat yang paham mengenai ilmu kinesiologi atau tidak. Bahkan, banyak dokter juga tidak mengetahui muskuloskeletal karena tidak diajarkan pada sekolah dokter umum," ujar dr Aditya Wahyudi, SpKFR (dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi) dalam junpa pers di Jakarta, ditulis pada Rabu (10/6).

Keadaan semakin parah ketika mengetahui bahwa Indonesia mendapat ancaman besar akibat keluhan yang kerap dianggap sepele ini. Pasalnya, nyeri otot, tulang, dan sendi dapat mengganggu aktivitas sehingga akhirnya kualitas hidup menurun.

"Parahnya lagi, Indonesia itu negara peringkat kelima dunia dengan populasi orang tua terbanyak. Faktor usia tentu menyebabkan banyakanya masalah muskuloskeletal," ucap dr Ferius Soewito, SpKFR.

Ancaman semakin besar karena generasi muda pun memiliki risiko besar terkena muskuloskeletal. "Berbagai kegiatan seperti cedera olahraga biasanya dialami anak muda," tutur Ferius.

Selain itu, populasi generasi muda Indonesia juga banyak. Pada saatnya nanti, mereka akan menua dan menghadapi masalah muskuloskeletal yang lebih parah.

"Seiring dengan harapan hidup manusia di Indonesia yang meningkat, jumlah penderita muskuloskeletal diperkirakan akan meningkat 20-35 persen dalam kurun waktu 10-15 tahun ke depan. Harapan hidup tinggi, tapi hidupnya tidak senang. Untuk apa?" kata Dewan Kehormatan American College of Sport Medicine, Arif Soemarjono.

Karena itu, pengobatan harus sangat berhati-hati. Arif mengatakan bahwa jika mengalami masalah pegal atau ngilu di sekitar otot atau tulang, disarankan untuk pergi ke dokter.

"Dokter mana? Kalau sekadar pegal, boleh ke tukang pijat. Tapi kalau sudah penyakit, harus ke dokter. Masalah muskuloskeletal tentunya pergi ke dokter spesialis fisik dan rehabilitasi medis," katanya.

Menurut Arif, dokter rehabilitasi fisik sudah memiliki bekal cukup untuk mendeteksi penyebab cedera. "Ada banyak penyebab, misalnya faktor biologis, aktivitas sehari-hari, sikap kerja tidak alamiah, dan lain-lain," ujar Arif.

Dokter rehabilitasi fisik tak hanya mengobati nyeri, tapi juga mencari akar masalah. "Untuk apa mengobati nyeri, padahal masalahnya ternyata diabetes? Diabetesnya berarti yang harus diobati. Hal-hal seperti itu gunanya pergi ke dokter spesialis," kata Ferius.

Selain itu, dokter rehabilitasi medik juga memberikan arahan perbaikan pola hidup atau pengobatan yang harus dijalani pasien. "Semua orang berbeda pola latihan atau pengobatannya. Konsultasi sangat penting," ucap Arif.

Dokter rehabilitasi medik dapat ditemukan di tempat-tempat khusus, seperti Flex-free. Biaya konsultasi dan pengobatan bervariasi dalam kisaran Rp 100-500 ribu.

(mer/mer)

Kalau kaki sakit ke dokter spesialis apa?

Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi memiliki gelar Sp.OT. Secara umum, peran spesialis ortopedi adalah mendiagnosis dan mengobati cedera yang disebabkan oleh olahraga atau aktivitas fisik pada pasien dari segala usia, baik itu bayi, dewasa, maupun lanjut usia (lansia).

Apakah ada dokter spesialis kaki?

Pernah mendengar istilah podiatri atau dokter spesialis kaki? Podiatri merupakan spesialis kedokteran yang khusus menangani masalah pada kaki. Dokter yang mengambil spesialisasi ini disebut podiatris. Simak lebih lanjut mengenai peran ahli podiatri berikut ini.

Poli ortopedi menangani apa saja?

Poli Ortopedi ini berfungsi menangani berbagai kasus ortopedi, seperti osteoporosis (pengeroposan tulang), osteoarthritis (rawan sendi), traumatologi, pertolongan emergensi, reumatik dan kasus-kasus ortopedi lainnya.