Salah satu fungsi pendidikan Muhammadiyah adalah ditetapkan sebagai wahana

Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) mengingatkan tentang tujuan pendidikan

Senin , 13 May 2019, 22:53 WIB

Republika/Fuji Eka Permana

Suasana Pengkajian Ramadhan Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Kampus ITB-AD pada Senin (13/5).

Rep: Fuji Eka Permana Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemajuan suatu bangsa tidak melulu ditentukan oleh pencapaian materil, tetapi juga mental. Hal itu ditekankan rektor Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Prof Asep Saefudin saat menjadi pembicara di acara "Pengkajian Ramadhan" yang dihelat PP Muhammadiyah, hari ini.

Baca Juga

Dia mencontohkan, kemajuan teknologi tak terlalu penting bila masyarakat yang memanfaatkannya tidak berkepribadian baik. Malahan, boleh jadi teknologi yang unggul akan menimbulkan bencana ketika jatuh ke tangan yang salah.

Maka dari itu, lanjut Asep Saefuddin, penting sekali untuk menerapkan pendidikan yang berbasis pembangunan karakter (character building). "Semuanya tetap kembali pada pendidikan. Senjata paling ampuh untuk mengubah dunia adalah pendidikan," kata dia di kampus Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Ahmad Dahlan, Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (13/5).

Proses mengubah sikap dan perilaku seseorang atau suatu kelompok hanya efektif melalui pendidikan, yang tidak hanya berfokus pada ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga iman dan takwa serta kemanusiaan.

"Tujuan pendidikan kita juga dalam Undang-Undang yaitu beriman dan bertakwa. Semua diksinya benar dan bagus. itu harus mampu diturunkan ke dalam berbagai indikator," ujarnya.

Menurutnya, pendidikan karakter yang baik dimulai sejak peserta didik memasuki usia dini. Nilai-nilai karakter harus dibangun, semisal religiusitas, kejujuran, toleransi, disiplin, gemar membaca, kreatif, mandiri, dan sebagainya.

"Hal ini sebenarnya ada di kultur kita tetapi pelaksanaannya sangat susah, maka dalam konteks teknologi bagi anak jangan dulu dikenalkan teknologi tetapi benahi dulu karakternya," papar dia.

  • muhammadiyah
  • pendidikan karakter
  • kurikulum
  • pendidikan


Bacalah Teks Dibawah ini dengan teliti!

PENDIDIKAN KEMUHAMMADIYAHAN

A.   Sepintas Pendidikan Kemuhammadiyahan

K.H. Ahmad Dahlan adalah tokoh Islam yang sangat sadar bahwa pendidikan merupakan dasar bagi terjadinya sebuah perubahan dalam masyarakat. Tidak heran, jika empat tahun sebelum organisasi Muhammadiyah didirikan, tepatnya tahun 1908, K.H. Ahmad Dahlan telah melakukan pembaharuan dalam bidang pendidikan. Dia mendirikan sebuah sekolah formal di kampung Kauman, Yogyakarta, setelah jauh sebelumnya juga telah merintis sekolah non-formal di tempat yang sama (sekarang biasa disebut dengan madrasah diniyah)

Pendidikan bisa dikatakan sebagai wahana untuk mempersiapkan manusia di dalam memecahlan problema kehidupan di masa kini maupun masa depan. Karena itu, sistem pendidikan yang baik harus disusun atas dasar kondisi lingkungan masyarakat, baik kondisi masa kini maupun antisipasi masa mendatang. Perubahan kondisi lingkungan merupakan tantangan dan peluang yang harus direspon secara tepat dan memberikan nilai tambah.

Organisasi Muhammadiyah yang sejak didirikannya telah menegaskan sebagai gerakan Islam sudah tentu membutuhkan sumber daya manusia yang tidak sedikit dan berkualitas untuk meraih tujuannya. Maksud dan tujuannya adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Tujuan ini tidak mungkin dipikul secara sendirian oleh pimpinan organisasi, tetapi diperlukan keterlibatan anggota dan masyarakat. Sebab, sebagai sebuah persyarikatan, setiap anggota organisasi mempunyai kekuasaan dan hak bersama dalam Muhammadiyah, yaitu hak menyampaikan pendapat, hak suara, serta hak memilih dan dipilih.

Namun yang perlu dijadikan catatan, tidak semua orang bebas masuk di Muhammadiyah, kecuali mereka yang mau mendukung cita-cita organisasi dan memahami hakikat dan tujuannya. Karena itu, Muhammadiyah memang membutuhkan piranti pendukung yang terdidik dan militant, serta memiliki kemampuan menggerakkan organisasi. Urgensi inilah yang membuat Muhammadiyah harus dimiliki dan mencetak generasi yang mampu diharapkan memikul tanggung jawab melanjutkan cita-cita Muhammadiyah.

Adapun yang dimaksud dengan kader adalah mereka yang diharapkan bisa menjadi penggerak roda organisasi Muhammadiyah, memikirkan, dan menyusun program perjuangannya di masa mendatang. Karena terkait erat dengan organisasi Muhammadiyah, sudah tentu kader yang diharapkan itu adalah mereka yang benar-benar memahami hakikat Muhammadiyah. pemahaman inilah yang selanjutkan akan diakplikasikan dalam berbagai program kegiatan untuk melaksanakan tugas amar ma’ruf nahi munkar.

Cita-cita mulia yang digapai Muhammadiyaha tersebut tentu memerlukan keder pemikir, penggerak, dan pelaksanaannya. Hal ini dapat terlaksana jika organisasi Muhammadiyah menyiapkan kader yang mumpuni melalui pendidikan, baik di sekolah maupun di tengah masyarakat. Dengan pendidikan semacam inilah para kader akan mengerti dan memahami Muhammadiyah sebagai suatu organisasi dan pergerakan Islam untuk berdakwah amar ma’ruf nahi munkar, serta gerakan tajdid yang selalu menyadarkan gerakannya kepada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.

Dari keterangan singkat diatas, bisa dimafhumi bahwa yang dimaksud dengan pendidikan Kemuhammadiyahan adalah salah satu upaya pimpinan Muhammadiyah untuk memberikan pengertian dan pemahaman kepada para kader dan anggotanya sepaya mengerti tujuan dan cita-cita Muhammadiyah sebagai Persyarikatan. Pendidikan ini adalah daya upaya Muhammadiyah dalam mempersiapkan para pengganti yang diharapkan mampu memecahkan problema yang dihadapi oleh Muhammadiyah di masa kini dan masa depan.

B.   Maksud, Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Kemuhammadiyahan

Tujuan pendidikan Kemuhammadiyahan adalah member pengetahuan tentang organisasi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dan gerakan dakwah amar makruf nahi munkar sesuai dengan ajaran al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Pendidikan Kemuhammadiyahan adalah bekal bagi para siswa tentang cara-cara memperjuangkan Islam melalui organisasi serta melaksanakan program-program dan amal usaha Muhammadiyah.

Selain itu, dengan mengetahui identitas Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid (pembaharuan), diharapkan para siswa mampu menumbuhkan jiwa tajdid pada diri mereka. Spirit inilah yang diharapkan mampu membuat oara siswa memahami ajaran Islam sebagaimana yang diamalkan oleh Nabi Muhammad SAW, bukan hanya ikut-ikutan (taqlid). Dalam praktiknya, para siswa mampu mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan mereka dengan kepribadian Muslim yang bertanggungjawab terhadap Allah SWT dan masyarakat.

Dengan pendidikan Kemuhammadiyahan diharapkan para siswa termotivasi untuk menjadi kader Muhammadiyah yang suatu saat akan memikul tanggung jawab terhadap Islam dan organisasi Muhammadiyah. Pendidikan ini adalah upaya untuk menyiapkan para siswa menjadi pemimpin-pemimpin Islam dalam Muhammadiyah di masa mendatang. Karena itu, sudah seharusnya para siswa memahami kewajiban mereka secara baik, memperlengkapi diri mereka dengan ilmu pengetahuan dan al-Islam, agar ketika sampai saatnya nanti mereka siap menjadi pemimpin Muhammadiyah yang berilmu, beriman dan beramal.

Dari berbagai pengertian tentang pendidikan Kemuhammadiyahan di atas, dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup yang dipelajari tidak lepas dari esensi Muhammadiyah itu sendiri. Pendidikan Kemuhammadiyahan setidak-tidaknya harus mencakup beberapa hal, yang berupa:


  1.  Sejarah, kepribadian, keyakinan dan cita-cita hidup
  2. Organisasi 
  3.  Amal Usaha 
  4. Peranan 
  5. Praktik berorganisasi 

Adapun maksud dari berbagai ruang lingkup tersebut adalah:


  1. Sejarah, kepribadian, keyakinan dan cita-cita hidup

Yang dimaksud dengan sejarah dalam pendidikan Kemuhammadiyaha adalah latar belakang berdirinya Muhammadiyah, sejarah perkembangan, serta perjalanan dari masa ke masa. Pembahasan sejarah Muhammadiyah ini akan mencakup tokoh pendirinya, dasar dan buah pukiran pemimpinnya, serta karakteristik Muhammadiyah.

Pembahasan perkembangan Muhammadiyah meliputi kepribadian sifat dan sikap Muhammadiyah dalam mengamalkan ajaran Islam berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. 

2. Organisasi

Organisasi Muhammadiyah adalah gerakan Islam, gerakan dakwah amar makruf nahi munkar dan geraan tajdid yang berakidah Islam dan bersumber pada al-Qur’an dan Sunnah maqbulah (diterima). Oleh karena itu, Muhammadiyah adala persyarikatan yang menggerakkan umat Islam untuk berjuangan dan berjihad di jalan Allah. Dengan alat organisasi Muhammadiyah diharapkan bisa menggerakkan amal usaha, ibadah, dan jihadnya secara terprogram dan terencana. 

3. Amal Usaha

Untuk mencapai maksud dan tujuan organisasi, sudah tentu Muhammadiyah memerlukan perlengkapan dan upaya sebagai sarana untuk mewujudkannya dalam kehidupan nyata. Untuk mencapainya, maka Muhammadiyah menyelenggarakan berbagai amal usaha. Semua amal usaha itu diselenggarakan dengan organisasi yang teratur dan terencana sehingga diharapanya adalah bermanfaat bagi umat manusia.

          Amal usaha Muhammadiyah (AUM) adalah salah satu usaha dari usaha-usaha persyarikatan untuk mencapai maksud dan tujuan Persyarikatan, yakni menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud Masyarakat utama yang diridlai Allah SWT. Ileh karenanya semua bentuk kegiatan amal usaha Muhammadiyah harus mengarah kepada terlaksananya maksud dan tujuan Persyarikatan dan seluruh pimpinan serta pengelola amal usaha berkewajiban untuk melaksanakan misi utama Muhammadiyah itu sebaik-baiknya sebagai misi dakwah. 

        4. Peranan

Peran yang dapat dimainkan setiap anggota Muhammadiyah harus berdasarkan kesadaran akan kewajiban beribadah kepada Allah, yaitu berbuat ihsan dan islah kepada masyarakat dengan tujuan ibadah dengan ikhlas.

 
    5. Praktik berorganisasi

Untuk menjadi pemimpin Muhammadiyah dan Islam di masa depan, para siswa Muhammadiyah sudah harus dikenalkan dengan organisasi sejak duduk di sekolah. Di sekolah ada organisasi sekolah, yaitu “Organisasi Siswa Intra Sekolah” (OSIS), dan seluruh sekolah-sekolah Muhammadiyah sudah dibentuk Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). IPM adalah Organisasi otonom (Ortom) dalam Muhammadiyah, yang disediakan bagi para siswa untuk berlatih berorganisasi, belajar bekerja sama dalam bermasyarakat yang dimulai dari masyarakat sekolah.

C.   Janji Pelajar Muhammadiyah

Setiap para siswa di sekolah Muhammadiyah, sudah tentu harus mengikuti tata cara yang ditetapkan oleh sekolah tersebut. Tidak terkecuali dalam sekolah Muhammadiyah, pihak institusi juga mempunyai peraturan yang harus ditaati oleh setiap siswanya.

Terkait dengan pendidikan siswa di Muhammadiyah, maka mereka harus mempunyai komitmen terhadap organisasi Muhammadiyah. Komitmen ini kemudian diformulasikan dalam sebuah janji yang dinamakan dengan “Janji Pelajar Muhammadiyah”. adapun isi janji tersebut adalah:

رَضِيْتُ بَاللهِ رَبَّا وَبَلإِ سَلأَمِ دِيْنَا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيَّا وَرَسُوْلأَ

(saya rela ber-Tuhan kepada Allah, dan saya rela beragama Islam, dan saya rela Muhammad itu adalah Nabi dan Rasul Allah)

Kami Pelajar Muhammadiyah Berjanji:

1.   Berjuang menegakkan ajaran Islam

2.   Hormat terhadap orangtua dan guru

3.   Bersungguh-sungguh dalam menuntut Ilmu

4.   Bekerja keras, mandiri dan berprestasi

5.   Rela berkorban dan menolong sesame

6.   Siap menjadi kader Muhammadiyah dan bangsa

Jawablah Pertanyaan di bawah ini di buku tugas kalian!

1.   Jelaskan apa pengertian militan, tajdid dan taqlid secara bahasa dan istilah?

2.   Jelaskan pembaharuan dalam bidang pendidikan yang dilakukan oleh K.H. Ahmad Dahlan sebelum mendirikan Muhammadiyah!

3.   Jelaskan siapa yang dimaksud dengan kader Muhammadiyah!

4.   Mengapa para siswa yang sedang belajar di sekolah-sekolah Muhammadiyah harus memahami kewajiban mereka secara baik, melengkapi diri mereka dengan ilmu pengetahuan dan Al-Islam?

5.   Sebutkan 5 perilaku dari Janji Pelajar Muhammadiyah yang bisa diterapkan dalam kegiatan sehari-hari!

6.   Hafalkan Teks Janji Pelajar Muhammadiyah dan disetorkan pada guru Kemuhammadiyahan!

Page 2

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA