Salah satu tanda akan terjadinya tsunami biasanya ditandai dengan air laut yang

Tsunami merupakan sebuah bencana alam yang terjadi akibat adanya gempa, letusan gunung, hingga longsor yang berada di kedalaman laut dengan kekuatan tertentu, sehingga menyebabkan terdorongnya gelombang laut menuju daratan.

Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir tepatnya pada 22 Desember 2018, salah satu wilayah di Indonesia yaitu pesisir Banten dan Lampung, telah telah dihantam oleh tsunami yang disebabkan oleh adanya letusan dari anak Krakatau di selat sunda. Tsunami yang terjadi pada malam hari tersebut, telah memakan korban setidaknya 426 orang tewas dan 23 orang hilang dalam peristiwa tsunami ini.

Menyadari bahaya dan banyaknya korban yang berjatuhan akibat adanya bencana tsunami ini, memahami tentang tanda – tanda akan terjadinya tsunami merupakan sebuah hal yang harus dimengerti dan dipahami oleh masyarakat terutama yang bermukim di daerah pesisir. Berikut ini adalah 4 tanda – tanda umum yang terjadi apabila tsunami akan datang menuju daratan :

  1. Terasa adanya sebuah getaran atau gempa yang dapat dirasakan oleh masyarakat.
  2. Terjadinya penyurutan air laut secara tiba – tiba 
  3. Ketika proses berlangsung nya tsunami menuju daratan, terjadi suara seperti dentuman atau seperti suara pesawat dari arah laut.
  4. Dari arah laut, terlihat adanya sebuah gelombang yang memiliki warna pekat dan sejajar dengan permukaan laut.

Dengan memahami 4 tanda – tanda akan terjadinya tsunami, masyarakat diharapkan mampu melakukan evakuasi diri dan barang –barang berharga secepat mungkin, sehingga angka kematian serta korban dari bencana tsunami tersebut dapat diminimalisir. Apabila mengalami cedera fisik selama proses evakuasi dari tsunami tersebut, segera hubungi tenaga medis atau fasilitas kesehatan yang tidak terdampak untuk segera mendapatkan penanganan dan pengobatan.

Sumber = 

1.  https://kkp.go.id/djprl/jaskel/artikel/16417-leaflet-dan-poster-mitigasi-tsunami 

Salah satu tanda akan terjadinya tsunami biasanya ditandai dengan air laut yang

Salah satu tanda akan terjadinya tsunami biasanya ditandai dengan air laut yang
Lihat Foto

Shutterstock

Ilustrasi tsunami

KOMPAS.com – Pada Desember, dua bencana tsunami melanda Indonesia. Tsunami terjadi di Aceh pada Desember 2004 dan di Banten pada Desember 2018. Ribuan orang tewas akibat bencana itu.

Meski sering mendengar, pahamkah Anda bagaimana tsunami bisa terjadi? Apa sebenarnya itu tsunami? Serta apa saja tanda-tandanya?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tsunami adalah gelombang laut dahsyat (gelombang pasang) yang terjadi karena gempa bumi atau letusan gunung api di dasar laut.

Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang artinya gelombang pelabuhan. Bencana ini punya nama Jepang karena Jepang menjadi negara yang paling sering terdampak tsunami.

Dilansir dari Kompas.com, Perekayasa Bidang Kelautan Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai (BTIPFP) dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widyo Kongko, menjelaskan tsunami ialah bencana alam yang paling mungkin terjadi di daerah yang memiliki lempeng benua dan lempeng samudera.

Baca juga: Tangis Haru Mengenang Para Korban Tsunami Aceh, 14 Tahun Lalu…

Indonesia dikelilingi oleh tiga lempeng tektonik yang terus bergerak, yakni lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.

Lempeng Indo-Australia bergerak relatif ke arah utara dan menyusup ke dalam lempeng Eurasia. Sementara lempeng Pasifik bergerak relatif ke arah barat.

Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempa bumi besar dengan kedalaman dangkal, tsunami berpotensi terjadi. Ketiga lempeng tersebut saling bergerak dan tidak pernah berhenti selama Bumi berputar.

"Pertanyaannya adalah, kapan lempeng akan melepaskan energi. Itu yang tidak kita tahu," ujar Widjo yang mendalami tsunami pada Juli 2019 lalu.

Tanda-tanda tsunami

Tsunami biasanya didahului dengan gempa bumi besar dan menyusutnya air laut. Ada jarak waktu antara terjadinya gempa bumi hingga gelombang besar tiba di pantai.

Baca juga: INFOGRAFIK: Mengenal Tanda-tanda Tsunami dan Cara Menghadapinya

Salah satu tanda akan terjadinya tsunami biasanya ditandai dengan air laut yang

Ilustrasi pantai di Sukabumi. /Mantra Sukabumi/(foto istimewa)

GALAMEDIA - Tsunami merupakan bencana alam yang dipicu oleh terjadinya erupsi gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, gempa bumi bawah laut, hantaman meteor, maupun faktor kesengajaan manusia seperti letusan nuklir yang secara tidak sengaja menghantam lautan luas.

Ada beberapa tanda-tanda peringatan alam yang  terjadi sebelum bencana tsunami menerjang, berikut di antaranya:

1. Tanah bergetar dan suara gemuruh ombak yang tak biasa

Gempa bumi yang berpusat di dalam laut, atau longsornya permukaan bumi di bawah laut, akan menyebabkan terjadinya underwater disturbance.

Pada kekuatan dan kedalaman tertentu kedua peristiwa tersebut dapat memicu tsunami. Jika berada di dekat laut dan merasakan tanah bergetar atau mendengar suara gemuruh ombak yang tak biasa, yang terdengar keras seperti suara pesawat jet atau kereta, segeralah berlari ke daratan yang lebih tinggi dan hindari lembah atau sungai.

>

Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Tahap 1-4 baru Tersalurkan 87,35 Persen, Berikut Cara Pengaduan

2. Air laut mendadak surut

Para ahli melaporkan bahwa tsunami yang mendekat bisa didahului oleh surutnya permukaan air laut secara tiba-tiba.

Peristiwa yang tak biasa ini terjadi akibat adanya Megathrust, yakni gerakan naik dari patahan lempeng yang besar yang terdapat di dalam laut. Misalnya ketika lempeng samudera bergerak ke bawah, menunjam lempeng benua, dan menimbulkan gempa bumi.

Menteri ESDM Isyaratkan Tarif Listrik dan Pertalite Naik, Dampaknya?

Salah satu tanda akan terjadinya tsunami biasanya ditandai dengan air laut yang

Perbesar

Ilustrasi tsunami (Sumber Thinkstock)

Liputan6.com, Jakarta Tanda-tanda akan terjadinya tsunami penting dipahami agar dapat menanggulangi bencana ini. Bencana tsunami dikenal sebagai bencana alam yang dapat meluluh lantahkan daratan. Tsunami adalah serangkaian gelombang laut yang dihasilkan oleh gerakan besar atau gangguan lain di dasar laut. 

Berada di antara tiga lempeng tektonik dan cincin api pasifik, menjadikan Indonesia termasuk wilayah yang rawan terhadap tsunami. Tanda-tanda akan terjadinya tsunami penting dikenali.

Tragedi tsunami sempat beberapa kali melanda Indonesia. Sebut saja Tsunami Aceh 2004 yang merenggut korban hingga puluhan ribu jiwa. Ada juga Tsunami Palu 2018 dan Tsunami Selat Sunda 2018 yang meluluh lantahkan daratan dan membawa kerugian besar bagi masyarakat. Hal ini membuat tanda-tanda akan terjadinya tsunami harus dikenali semua orang.

Sejumlah tanda-tanda akan terjadinya tsunami ini bisa dikenali dari berbagai faktor. Tanda-tanda akan terjadinya tsunami ini dapat berupa perubahan alam atau bencana lainnya. Pemicu terjadinya tsunami juga memberi tanda-tanda akan terjadinya tsunami.

Berikut tanda-tanda akan terjadinya bencana tsunami yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa(31/12/2019).

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Salah satu tanda akan terjadinya tsunami biasanya ditandai dengan air laut yang

Perbesar

Ilustrasi tsunami (Pixabay)

Gempa besar

Pemicu paling umum tsunami adalah gempa bumi. Gempa yang paling berpotensi menimbulkan tsunami adalah gempa yang terjadi pada zona penunjaman yang dangkal. Namun, tidak semua gempa seperti ini menyebabkan tsunami. Biasanya, hanya gempa berkekuatan di atas 7,0 skala magnitudo momen yang memiliki potensi ini. Tsunami Aceh 2004 merupakan contoh tsunami yang diakibatkan gempa bumi bermagnitudo 9,1.

Aktivitas vulkanik

Penyebab tsunami lainnya adalah aktivitas vulkanik, terutama dari gunung berapi yang berada di dekat atau di bawah laut. Umumnya, aktivitas vulkanik menyebabkan naik atau turunnya bibir gunung berapi, memicu tsunami yang mirip dengan tsunami gempa bumi bawah laut. Contoh tsunami ini terjadi di Selat Sunda pada 22 Desember 2018 yang diakibatkan oleh letusan Anak Krakatau.

Longsor

Penyebab umum lainnya adalah tanah longsor, baik yang terjadi di bawah laut maupun yang terjadi di daratan tetapi memindahkan material seperti bebatuan ke laut. Karena longsor bawah laut sering terjadi akibat gempa, longsor dapat memperparah gangguan pada air setelah gempa. Fenomena ini dapat menyebabkan tsunami bahkan pada gempa dengan kekuatan yang biasanya tidak menyebabkan tsunami.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Salah satu tanda akan terjadinya tsunami biasanya ditandai dengan air laut yang

Perbesar

Ilustrasi tsunami (unsplash/ Paolo Nicolello)

Gempa besar

Tsunami yang diakibatkan reaksi tektonik akan diawali dengan gempa besar yang umumnya bermagnitudo lebih dari 7. Menurut BNPB, ada umumnya di Indonesia didahului dengan gempa bumi besar dan susut laut. Di Indonesia tsunami terjadi dalam waktu kurang dari 40 menit setelah gempa bumi besar di bawah laut. Biasanya gempa akan berlangsung lebi dari 20 detik.

Surutnya air laut

Usai gempa bumi besar terjadi, tsunami biasanya ditandai dengan surutnya air laut. Biasanya ikan dan karang akan tampak di permukaan. Surutnya air laut bisa terjadi tiba-tiba usai gempa terjadi. hal ini disebabkan terbukanya lempengan bumi di bawah laut, otomatis air laut akan mengisi ruang yang dibuat oleh lempeng bumi yang terbuka.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Salah satu tanda akan terjadinya tsunami biasanya ditandai dengan air laut yang

Perbesar

Pantai Ulee Lheue di Banda Aceh yang sempat terkena tsunami pada 2004. (dok.Instagram @ash_bharlly/https://www.instagram.com/p/Bdo4c7TnLuu/Henry

Suara gemuruh

Suara gemuruh seperti suara deru kereta atau pesawat jet melintas bisa menandai gelombang tsunami akan datang. Jika mendengar suara gemuruh tiba-tiba, perlu diwaspadai akan bahaya tsunami yang akan terjadi. Suara gemuruh ini terjadi akibat adanya pergeseran lempeng bumi dibawah laut.

Perilaku hewan sekitar

Tanda berikutnya adalah tanda-tanda hewan yang tidak lazim dari biasanya. Biasanya burung-burung akan muncul di area laut. Binatang akan cenderung menjauhi laut karena insting tajam mereka akan bahya yang terjadi.

Aktivitas laut yang tak biasanya

Tanda-tanda akan terjadinya tsunami lainnya adalah aktivitas laut yang tidak normal. Gelombang air laut akan datang secara mendadak dan berulang dengan energi yang sangat kuat. Beberapa menit sebelum adanya gelombang besar, akan ada gelombang-gelombang kecil yang menandai kembalinya air laut. Larilah menuju dataran tinggi, pegunungan, ataupun perbukitan untuk menyelamatkan diri dari sapuan gelombat tsunami.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Salah satu tanda akan terjadinya tsunami biasanya ditandai dengan air laut yang

Perbesar

Ilustrasi Laut (Sumber Foto: Pexels)

Dilansir dari Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana oleh BNPB, jika berada di sekitar pantai dan terasa ada guncangan gempa bumi, air laut dekat pantai surut secara tiba-tiba, segeralah lari menuju ke tempat yang tinggiseperti perbukitan atau bangunan tinggi sambil memberitahukan teman-teman yang lain. Saat merasakan gempa yang berlangsung 20 detik atau lebih, segera lakukan tidakan evakuasi secepat mungkin.

Jika berada di rumah, usahakan untuk tetap tenang dan segera membimbingkeluarga untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi dan aman. Cepat berlari ke tempat yang tinggi dan berdiam diri di sana untuk sementara waktu setelah satu gempa bumi besar mengguncang.

Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita dari pantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut. Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerah yang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang. Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban.

Lanjutkan Membaca ↓

Salah satu tanda akan terjadinya tsunami biasanya ditandai dengan air laut yang