Salah satu teori yang menceritakan tentang perkembangan bentuk muka bumi adalah teori

Salah satu teori yang menceritakan tentang perkembangan bentuk muka bumi adalah teori

Salah satu teori yang menceritakan tentang perkembangan bentuk muka bumi adalah teori
Lihat Foto

Shutterstock

Ilustrasi planet Bumi

KOMPAS.com - Selain sebagai tempat tinggal dan kelahiran manusia, sampai saat ini BUmi menjadi satu satunya planet yang dikenal di tata surya yang mampu menopang kehidupan makhluk hidup. 

Proses bagaimana terjadinya Bumi dan tata surya kita menjadi bahan perdebatan diantara para ilmuwan.

Dalam buku Pengantar Geologi (2014) karya Djauhari Noor, banyak pemikiran-pemikiran yang sudah dikemukakan untuk menjelaskan terjadinya planet-planet yang menghuni tata surya kita.

Berikut beberapa teori proses pembentukan bumi, yakni:

Hipotesa Pasang Surut Bintang 

Teori pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada 1917. Ia berpendapat jika planet terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada matahari.

Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama.

Kemudian terkondensasi menjadi planet. Namun astronom Harold Jeffreys pada 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu hampir tidak mungkin terjadi.

Baca juga: Alasan Matahari Disebut sebagai Sumber Energi Terbesar di Bumi

Hipotesa Nebula

Dalam teori nebula disebutkan bahwa tata surya berawal dari nebula atau kabut. Teori nebula dikemukakan oleh ilmuwan Immanuel Kant dan Pierre Marquis de Laplace.

Mereka beranggapan adanya suatu bintang yang berbentuk kabut raksasa dengan suhu yang tidak terlalu panas.

Karena penyebarannya yang sangat terpencar. Benda tersebut yang kemudian disebut sebagai awal mula dari matahari.

Gaya tarik-menarik antargas membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat.

Proses perputaran ini mengakibatkan materi kabit dibagian khatulistiwa terlempar dan berpisah, kemudian memadat karena pendinginan. Pada bagian yang terlempar itu menjadi planet-planet salah satunya bumi.

Sekitar 5 miliar tahun yang lalu, nebula mulai kontraksi karena gaya gravitasi dan mulai berputar menjadi lebih pipih.

Pada akhirnya matahari mulai mengalami fusi dan planet baru terbentuk mulai memisahkan diri.

Unsur-unsur dan komponen-komponen kimia yang lebih berat bergerak ke bagian tengah dan material batuan membentuk kerak.

Planet-planet baru terbentuk serta bulan melepaskan gas yang merupakan pembentukan awal dari atmosfir.

Baca juga: Hewan-hewan yang Menggunakan Kemagnetan Bumi untuk Navigasi

Hipotesa Bintang Kembar 

Hipotesa bintang kembar awalnya dikemukan oleh Fred Hoyle pada 1956.

Teori tersebut menyebutkan bahwa bumi berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil.

Serpihan-serpihan tersebut terperangkat oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.

Hipotesa Planetisimal

Teori planetisimal mengemukan adanya suatu bintang yang besar menyusup dan mendekati matahari.

Akibt dari gejala itu, maka sebagian dari bahan yang membentuk matahari akan terkoyak dan direnggut dari peredarannya.

Teori ini dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton.

Mereka berpendapat bahwa bumi terbentuk dari bahan-bahan yang direnggut yang kemudian memisahkan diri dari matahari.

Baca juga: Proses Pembentukan Permukaan Bumi Menurut Teori Apungan Benua

Hipotesa Kondensasi

Teori kondensasi menyebutkan bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.

Teori kondensasi dikemukakan oleh astronom Belanda bernama G.P Kuiper pada 1950.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Kita tentu sering mendengar bahkan merasakan adanya fenomena alam yang berhubungan dengan pergerakan muka bumi. Fenomena alam tersebut antara lain gempa bumi, tanah longsor, dan penurunan permukan tanah. Berbagai fenomena alam yang terjadi itu menunjukkan bahwa permukaan bumi bersifat labil. Contoh fenomena di atas menunjukkan adanya dinamika yang terjadi di permukaan bumi. Dinamika ini terjadi akibat adanya aktivitas tenaga endogen dan tenaga eksogen dari waktu ke waktu. Permukaan bumi sendiri mengalami perubahan bentuk karena terjadinya deformasi lapisan batuan penyusun kulit bumi.

Terhadap adanya geiakan lapisan kulit bumi tersebut banyak ahli yang mengemukakan teorinya, antara lain berikut ini.

1. Teori Kontraksi

Salah satu teori yang menceritakan tentang perkembangan bentuk muka bumi adalah teori

Teori kontraksi (Contraction Theory/Theory of a Shrinking Earth) dikemukakan oleh James Dana di AS tahun 1847 dan Elie de Baumant di Eropa tahun 1852. Mereka berpendapat bahwa kerak bumi mengalami pengerutan karena terjadinya pendinginan di bagian dalam bumi akibat konduksi panas. Pengerutan- Dengerutan itu mengakibatkan bumi manjadi tidak rata. Keadaan itu dianggap sama seperti buah apel, yaitu jika bagian dalamnya mengering kulitnya akan mengerut.

Teori yang dikemukakan oleh kedua ahli itu mendapat banyak kritikan. Kritikan itu antara lain menyatakan bahwa bumi tidak akan mengalami penurunan suhu yang sangat irastis sehingga mengakibatkan terbentuknya oegunungan tinggi dan lembah-lembah di permukaan bumi. Di dalam bumi juga terdapat banyak unsur radioaktif yang selalu memancarkan panasnya sehingga ada tambahan nanas bumi. Selain itu, reaksi-reaksi kimia antarmineral di dalam bumi dan pergeseran- pergeseran kerak bumi akan menimbulkan panas.

2.  Teori Laurasia-Gondwana

Salah satu teori yang menceritakan tentang perkembangan bentuk muka bumi adalah teori

Eduard Zuess dalam bukunya The Face of the Earth (1884) dan Frank B. Taylor (1910) mengemukakan teorinya bahwa pada mulanya terdapat dua benua di kedua kutub bumi. Benua-benua tersebut diberi nama Laurentia (Laurasia) dan Gondwana. Kedua benua itu kemudian bergerak secara perlahan ke arah ekuator sehingga terpecah-pecah membentuk benua-benua seperti sekarang.

Amerika Selatan, Afrika, dan Australia dahulu menyatu dalam Gondwanaland, sedangkan benua- benua lainnya menyatu dalam Laurasia. Teori Laurasia-Gondwana diyakini oleh banyak ahli karena bentuk pecahan-pecahan benua tersebut apabila digabungkan dapat tersambung dengan tepat. Namun, penyebab pecahnya benua-benua tersebut belum dapat ditemukan.

3. Teori Apungan Benua (Continental Drift Theory)

Salah satu teori yang menceritakan tentang perkembangan bentuk muka bumi adalah teori

Teori apungan benua dikemukakan oleh Alfred Lothar Wegener tahun 1912 dalam bukunya The Origin of the Continent’s and Oceans. Wegener mengemukakan teori tentang perkembangan bentuk permukaan bumi berhubungan dengan pergeseran benua. Menurut Wegener, di permukaan bumi pada awalnya hanya terdapat sebuah benua besar yang disebut Pangea (dalam bahasa Yunani berarti keseluruhan bumi), serta sebuah samudra bernama Panthalasa. Benua tersebut kemudian bergeser secara perlahan ke arah ekuator dan barat mencapai posisi seperti sekarang.

Teori apungan benua diperkuat dengan adanya kesamaan garis pantai antara Amerika Selatan dan Afrika, serta kesamaan lapisan batuan dan fosil-fosil pada lapisan di kedua daerah tersebut.

Gerakan tersebut menurut Wegener disebabkan oleh adanya rotasi bumi yang menghasilkan gaya sentrifugal sehingga gerakan cenderung ke arah ekuator, sedangkan adanya gaya tarik-menarik antara bumi dan bulan menghasilkan gerak ke arah barat. Gerakan ke arah barat tersebut terjadi seperti halnya pada saat terjadinya gelombang pasang, yaitu akibat revolusi bulan yang bergerak dari arah barat ke timur. Akan tetapi, sekitar tahun 1960-an muncul kritik terhadap teori itu yang mempertanyakan kemungkinan massa benua yang sangat besar dan berat dapat bergeser di atas lautan yang keras.

4. Teori konveksi

Salah satu teori yang menceritakan tentang perkembangan bentuk muka bumi adalah teori

Teori konveksi mengemukakan bahwa terjadi aliran konveksi ke arah vertikal di dalam lapisan astenosfer yang agak kental. Aliran tersebut berpengaruh sampai ke kerak bumi yang ada di atasnya. Aliran konveksi yang merambat ke dalam kerak bumi menyebabkan batuan kerak bumi menjadi lunak. Gerak aliran dari dalam mengakibatkan permukaan bumi menjadi tidak rata.

Salah seorang pengikut teori konveksi adalah Harry H. Hess dari Princenton University. Pada tahun 1962 dalam bukunya History of the Ocean Basin, Hess mengemukakan pendapatnya tentang aliran konveksi yang sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah laut). Di puncak mid oceanic ridge tersebut lava mengalir terus dari dalam kemudian tersebar ke kedua sisinya dan membeku membentuk kerak bumi baru.

5. Teori Pergeseran Dasar Laut

Salah satu teori yang menceritakan tentang perkembangan bentuk muka bumi adalah teori

Robert Diesz, seorang Ahli Geologi dasar laut Amerika Serikat mengembangkan teori konveksi yang dikemukakan Hess. Penelitian topografi dasar laut yang dilakukannya menemukan bukti-bukti baru tentang terjadinya pergeseran dasar laut dari arah punggung dasar laut ke kedua sisinya.

Penyelidikan umur sedimen dasar laut Tiendukung teori tersebut, yaitu makin jauh dari punggung dasar laut umurnya makin tua. Hal itu rerarti ada gerakan yang arahnya dari punggung dasar laut. Beberapa contoh punggung dasar laut adalah cost Pacific Rise, Mid Atlantic Ridge, Atlantic Indian Ridge, dan Pacific Atlantic Ridge.

6. Teori Lempeng Tektonik

Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh ahli geofisika Inggris, Me Kenzie dan Robert Parker. Kedua ahli itu menyampaikan teori yang menyempurnakan teori-teori sebelumnya, seperti pergeseran benua, pergeseran dasar laut, dan teori konveksi sebagai satu kesatuan konsep yang sangat berharga dan diterima oleh para ahli geologi.

Kerak bumi dan litosfer yang mengapung di atas lapisan astenosfer dianggap satu lempeng yang saling berhubungan. Aliran konveksi yang keluar dari punggung laut menyebar ke kedua sisinya, sedangkan di bagian lain akan masuk kembali ke lapisan dalam dan bercampur dengan materi di lapisan itu. Daerah tempat masuknya materi tersebut merupakan patahan (transform fault) yang ditandai dengan adanya palung laut dan pulau vulkanis.

Salah satu teori yang menceritakan tentang perkembangan bentuk muka bumi adalah teori

Pada saat ini di permukaan bumi terdapat enam lempeng utama.

  •  Lempeng Eurasia, wilayahnya meliputi Eropa, Asia, dan daerah pinggirannya termasuk Indonesia.
  • Lempeng Amerika, wilayahnya meliputi Amerika Utara, Amerika Selatan, dan setengah bagian barat Lautan Adantik.
  • Lempeng Afrika, wilayahnya meliputi Afrika, setengah bagian timur Lautan Atlantik, dan bagian barat Lautan Hindia.
  • Lempeng Pasifik, wilayahnya meliputi seluruh lempeng di Lautan Pasifik.
  • Lempeng India-Australia, wilayahnya meliputi lempeng Lautan Hindia serta subkontinen India di- Australia bagian barat.
  • Lempeng Antartika, wilayahnya meliputi kontinen Antartika dan lempeng Lautan Antartika.

Pergerakan lempeng tektonik dapat menimbulkan bentukan-bentukan di permukaan bumi yang berbeda-beda. Keragaman bentukan tersebut dipengaruhi oleh arah dan kekuatan gerak lempeng. Ada 3 kemungkinan kekutan pergerakan 2 lempeng, yaitu sama-sama kuat, sama-sama lemah, dan yang satu kuat, sedangkan yang lain lemah.
Batas lempeng-lempeng tektonik ditandai oleh adanya bentukan-bentukan alam akibat aktivitas lempeng itu sendiri. Batas lempeng tektonik dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu batas konvergen, batas divergen, dan batas sesar mendatar.

Sekian materi yang diberikan seputar Materi Lengkap Tentang Teori Teori Perkembangan Bentuk Permukaan Bumi, semoga dapat membantu dan menambah wawasan para pembaca khusus nya dalam pelajaran Geografi. Semoga artikel ini bermanfaat, sampai bertemu dipostingan selanjutnya…

  • Pengertian Target Pasar : Manfaat, Faktor Penentu, Contoh Target Pasar (Targeting)
  • Pengertian Segmentasi Pasar : Syarat, Dasar, Tujuan, Manfaat, Jenis dan Proses Segmentasi Pasar (Market Segmentation)
  • Pengertian Riset Pasar : Tujuan, Jenis, Cara dan Contoh Riset Pasar (Market Research)
  • Pengertian Pangsa Pasar : Tujuan, Cara Memperluas dan Meningkatkan Pangsa Pasar (Market Share)
  • Pengertian Perencanaan Pemasaran : Tujuan, Macam Jenis, Tipe dan Proses Perencanaan Pemasaran (Marketing Planning)
  • Pengertian Rencana Pemasaran : Tujuan, Manfaat dan Cara Menyusun Rencana Pemasaran (Marketing Plan)
  • Pengertian Manajemen Pemasaran : Tujuan, Fungsi, Tugas, Unsur dan Konsep Manajemen Pemasaran
  • Pengertian Riset Pemasaran : Tujuan, Fungsi, Jenis, Metode dan Proses Riset Pemasaran
  • Pengertian Strategi Pemasaran : Tujuan, Fungsi, Jenis dan Contoh Strategi Pemasaran (Marketing Strategy)
  • Pengertian Membaca Memindai : Karakteristik, Tujuan, Fungsi dan Cara Membaca Memindai (Scanning)
  • Pengertian Membaca Ekstensif : Tujuan, Teknik dan Cara Membaca Ekstensif
  • Pengertian Membaca Intensif : Karakteristik, Ciri, Tujuan, Jenis dan Cara Membaca Intensif
  • Pengertian Retorika : Tujuan, Fungsi, Jenis dan Strategi Retorika
  • Fungsi Jantung : Pengertian, Gambar, Anatomi Bagian, Gangguan dan Penyakit Pada Jantung Manusia

Salah satu teori yang menceritakan tentang perkembangan bentuk muka bumi adalah teori

  • Materi IPA Kelas SD, SMP, SMA Lengkap Kurikulum Terbaru 2021
  • Materi IPA Kelas SD, SMP, SMA Lengkap Kurikulum Terbaru 2021
  • Pengertian Peta dan Cara Mudah Menghitung Skala Pada Peta
  • Pengertian, Rumus Momen Inersia, Contoh Soal dan Pembahasan Momen Inersia Terlengkap
  • Contoh Teks Pengumuman Resmi dan Pengumuman Tak resmi Lengkap
  • 3 Cara Membuat Magnet Sederhana Dengan Cara Menggosok, Induksi dan Arus Listrik
  • 34 Nama Rumah Adat ,Pakaian,Tarian Adat dan Senjata Tradisional di Provinsi Indonesia Lengkap
  • Materi Lengkap Trigonometri Dengan Fungsi , Rumus Dan Pembahasan Contoh Soal
  • 1914 Kumpulan Kata Kata Bijak Motivasi TerUPDATE
  • 25 Pengertian HAM Hak Asasi Manusia Menurut Pendapat Para Ahli Terlengkap