Sebutkan 4 dimensi di dalam sebuah artikel ilmiah yang perlu diperhatikan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): Artikel: karya tulis lengkap, misal laporan berita atau esai dalam majalah, surat kabar, dsb.

Ilmiah: bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan; memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan.

Secara umum, artikel ilmiah adalah suatu tulisan (esai) yang merupakan suatu usaha untuk mengkomunikasikan informasi atau laporan dengan disertai argumen yang mendukung topik tertentu. Bentuk fisik tulisan ilmiah dapat berupa buku ilmiah, laporan ilmiah, dan artikel (paper) ilmiah. Peran artikel ilmiah sangat tergantung dari peruntukannya, yaitu untuk melaporkan (to report), mengartikan (to interpret) atau untuk menganalisis (to analyze) sumber-sumber topik tertentu.

Bagi mahasiswa tentu sudah tidak asing lagi. Mahasiswa akan lebih sering berhadapan dengan Artikel Ilmiah. Contohnya seperti pada pembuatan Program Kreativitas Mahasiswa – Artikel Ilmiah, dan juga Tugas Akhir seperti skripsi.

Artikel ilmiah mempunyai empat dimensi: 1. Dimensi hasil pemikiran atas suatu obyek kajian yang dapat berupa temuan penelitian atau gagasan analitis kritis. 2. Dimensi bahasa tulis sebagai alat mempresentasikan hasil pemikiran penulis dalam bentuk satuan-satuan makna dan penanda hubungan satuan-satuan makna secara eksplisit. 3. Dimensi sistematika yang dijadikan unsur pembeda antara bentuk karya tulis artikel dengan bentuk karya tulis lain.

4. Dimensi kaidah penulisan yang harus ditaati, baik yang bersifat universal (umum) maupun bersifat selingkung.

Artikel berbeda dengan karya tulis ilmiah. Dari segi bahasa, bahwa artikel lebih sederhana karena sasaran pembacanya menjangkau semua kelompok masyarakat. Adapun bahasa yang digunakan dalam karya tulis ilmiah haruslah menggunakan bahasa yang formal sehingga kadang-kadang terasa kaku. Di dalam karya tulis ilmiah, penulis harus menyertakan sumber data berupa kutipan, catatan kaki, biografi, serta daftar pustaka pada akhir tulisan.

Syarat-syarat artikel yang baik : 1. Mampu mengungkapkan masalah, studi kasus, dan juga pemecahan. 2. Topik harus spesifik, sehingga dapat dengan mudah diuraikan atau dijelaskan. Semakin spesifik suatu topik, semakin mudah bagi penulis untuk menyelesaikannya. 3. Semua gagasan harus bisa dipertanggungjawabkan dengan mengikutsertakan alasan, bukti, dan contoh.

4. Panjang artikel biasanya antara 3 – 5 halaman. Sebuah artikel hendaknya menyertakan alternatif pemecahan persoalan atau menyertakan harapan, usul, atau saran kepada pembaca.

‘Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan’

Artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu.
Cari sumber: "4 dimensi" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR

4 dimensi, empat matra atau ruang 4D adalah kelanjutan matematis dari konsep tiga dimensi atau ruang 3D. Ruang 3D adalah generalisasi pengamatan paling sederhana yang mungkin, yang hanya memerlukan tiga indikator, yang disebut dimensi, untuk menggambarkan ukuran-ukuran atau lokasi-lokasi berbagai benda dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, volume kotak persegi panjang ditentukan dengan mengukur panjang (sering diberi variabel x), lebar (y), dan kedalaman (z).

Animasi ini mengisyaratkan kompleksitas yang muncul ketika titik-titik pada bangun 4D dihubungkan bersama-sama untuk menciptakan ruang 4D dasar. Objek yang ditampilkan di sini adalah bangun 4D yang setara dengan kubus, yang dikenal sebagai tesseract. Untuk membuat animasi ini, tesseract diputar dalam 4D, lalu diproyeksikan menjadi bangun 3D, dan akhirnya diproyeksikan ke gambar 2D.

Lebih dari dua ribu tahun yang lalu, filsuf-filsuf Yunani mengeksplorasi secara rinci banyak implikasi dari keseragaman konsep 3D tersebut, yang berpuncak pada Elemen Euklides. Namun, hingga sesaat sebelum dimulainya era modern, jarang ada ahli matematika yang pernah menggeneralisasikan konsep dimensi yang lebih dari tiga dimensi. Ide menambahkan konsep 4D dimulai oleh Joseph-Louis Lagrange pada pertengahan tahun 1700-an dan memuncak dalam yang formalisasi konsep yang tepat pada tahun 1854 oleh Bernhard Riemann. Pada tahun 1880 Charles Howard Hinton memopulerkan wawasan ini dalam sebuah esai yang berjudul What is the Fourth Dimension?, yang perlu diperhatikan untuk menjelaskan konsep kubus empat dimensi dengan melalui generalisasi langkah demi langkah dari sifat-sifat garis, kotak, dan batu. Bentuk yang paling sederhana dari metode Hinton adalah penggambaran dua biasa kubus dipisahkan oleh jarak "tak terlihat", dan kemudian menarik garis di antara simpul ekuivalen mereka. Bentuk ini dapat dilihat pada animasi yang menyertainya kapanpun animasi itu menunjukkan sebuah kubus yang lebih kecil di dalam sebuah kubus yang lebih besar. Delapan garis yang menghubungkan simpul-simpul dari dua kubus dalam hal ini mewakili suatu arah pada ruang 4D "tak terlihat".

Dimensi ruang yang lebih tinggi, sejak itu, telah menjadi salah satu dasar untuk menyatakan matematika dan fisika modern secara formal. Bagian besar dari topik-topik ini tidak ada dalam bentuk mereka saat ini tanpa menggunakan ruang tersebut.

Untuk orang yang pertama kali belajar tentang 4D dan ruang yang lebih tinggi, hal ini membantu untuk mengingat bahwa ruang 4D, hanya menambahkan satu indikator pada tiga indikator lain yang telah diketahui, dan bahwa indikator ini dapat mewakili banyak hal yang berbeda. Entri kalender, misalnya, biasanya merupakan lokasi 4D, seperti rapat pada waktu t di persimpangan dua jalan (x dan y) pada beberapa lantai bangunan (z). Dalam bentuk daftar pertemuan tersebut berlangsung di 4 lokasi (t,x,y,z). Konsep ruang waktu Einstein menggunakan konsep ruang seperti 4D, meskipun pada konsep Enstein terdapat struktur Minkowski yang sedikit lebih rumit dari konsep 4D Euklides.

Ketika dimensi lokasi yang diberikan seperti daftar indikator teratur seperti (t,x,y,z) mereka disebut vektor atau n-tupel. Hal ini hanya ketika lokasi tersebut dihubungkan bersama-sama dalam bentuk lebih rumit yang mana kekayaan penuh dan kompleksitas geometris dari ruang 4D dan ruang yang lebih tinggi muncul. Sebuah petunjuk bahwa kompleksitas dapat dilihat pada animasi yang menyertainya dari salah satu objek 4D yang mungkin dan paling sederhana, kubus 4D atau tesseract.

Wikimedia Commons memiliki media mengenai 4D.

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=4_dimensi&oldid=21168726"

Page 2

3 dimensi (disingkat 3D), tiga matra atau ruang adalah bentuk dari benda yang memiliki panjang, lebar, dan tinggi. Istilah ini biasanya digunakan dalam bidang seni, animasi, komputer dan matematika. Setiap bangun dari tiga dimensi memiliki kapasitasnya sendiri, disebut juga dengan volume.

Representasi sistem koordinat Kartesius tiga dimensi dengan sumbu x menunjuk ke arah pengamatnya.

Wikimedia Commons memiliki media mengenai 3D.
  • Anton, Howard (1994), Elementary Linear Algebra (edisi ke-7th), John Wiley & Sons, ISBN 978-0-471-58742-2 
  • Arfken, George B. and Hans J. Weber. Mathematical Methods For Physicists, Academic Press; 6 edition (June 21, 2005). ISBN 978-0-12-059876-2.
  • Brannan, David A.; Esplen, Matthew F.; Gray, Jeremy J. (1999), Geometry, Cambridge University Press, ISBN 978-0-521-59787-6 
  • Ruang dimensi dua
  • Dimensi

 

Artikel bertopik pengukuran, satuan, dan standar ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ruang_dimensi_tiga&oldid=21067525"

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA