MODUL KD 3.9 SALAT SUNAH BERJAMA’AH DAN MUNFARID
Materi dalam modul KD 3.9 membahas mengenai salat sunah, baik yang dilakukan secara berjamaah dan maupun munfarid. Beberapa hal tentang pengertian salat sunah, cara melakukannya, keutamaan (fadlilah) jika melaksanakan salat sunah, baik berjamaah maupun munfarid kan kalian dapatkan dengan mempelajari Modul KD 3.9 ini.
2.9 Menunjukkan perilaku peduli dan gotong royong sebagai implementasi pemahaman salat sunah berjamaah dan munfarid 3.9 Memahami tata cara salat sunah berjemaah dan munfarid 4.9 Mempraktikkan salat sunah berjamaah dan munfarid Setelah kalian melakukan pembelajaran menggunakan modul KD 3.9 ini, diharapkan kalian akan mampu:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.– . Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017 Departemen Agama R.I. 2006. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Lintas Media
Kegiatan belajar dalam Modul KD 3.9 ini direncanakan dilakukan dalam dua kegiatan belajar (KB).
Perhatikan terjemah kedua hadis berikut ini! 1)“Sesungguhnya amalan yang pertama kali akan diperhitungkan dari manusia pada hari kiamat dari amalan-amalan mereka adalah shalat. Kemudian Allah Ta’ala mengatakan pada malaikatnya dan Dia lebih Mengetahui segala sesuatu, “Lihatlah kalian pada shalat hamba-Ku, apakah sempurna ataukah memiliki kekurangan? Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna. Namun, jika shalatnya terdapat beberapa kekurangan, maka lihatlah kalian apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah? Jika ia memiliki shalat sunnah, maka sempurnakanlah pahala bagi hamba-Ku dikarenakan shalat sunnah yang ia lakukan. Kemudian amalan-amalan lainnya hampir sama seperti itu.”[HR. Abu Daud no. 864, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih) 2) “Sesungguhnya seseorang ketika selesai dari shalatnya hanya tercatat baginya sepersepuluh, sepersembilan, seperdelapan, sepertujuh, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga, separuh dari shalatnya.”[HR. Abu Daud no. 796 Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan) Apa yang kalian simpulkan dari kedua hadis di atas? Mari kita berkaca diri, apakah salat fardlu yang akan menjadi amalan yang pertama kali dinilai oleh Allah SWT yang kita laksanakan setiap hari dan setiap waktunya telah dilakukan dengan sempurna? Bagaimana jika di mata Allah SWT salat kita dinilai tidak sempurna? Apakah kita melaksanakannya dengan khusyu’ dari mulai takbiratul ihram hingga salam? Atau pikiran kita melayang-layang ke mana-mana? Apakah gerakan salat kita tuma’ninah atau terburu-buru? Bagaimana jawabannya, memuaskan? Jika jawabannya tidak, maka kita perlu memperbaiki kualitas salat fardlu kita dan menambahnya dengan amalan shalihan lainnya, yaitu shalat sunah. Ada banyak keutamaan atau hikmah melaksanakan salat sunah, diantaranya:
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Amalan yang pertama kali akan diperhitungkan dari seorang hamba pada hari kiamat adalahshalatnya. Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yangsempurna. Namun, jika shalatnya tidak sempurna Allah Ta’ala berkata padamalaikat-Nya,“Lihatlah kalian apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah, makasempurnakanlah shalat wajibnya? Kemudian zakat pun demikian. Kemudianamalan-amalan lainnya hampir sama seperti itu.” (HR. Abu Daud, no. 864, dan Ibnu Majah, no. 1425 dan Ahmad, no. 103. Dishahihkan oleh Syaikh al Albanidalam Shahihul Jami’)
Rasulullah shalallahualaihi wasalam bersabda, “Hendaklah engkau memperbanyak sujud (perbanyak shalat). Karena tidaklah engkau memperbanyak sujud karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatmu dan menghapuskan dosamu.” (HR. Muslim, no.488)
Dari Rabi’ah bin Ka’abal-Aslami radhiyallahu’anhu, beliau berkata, Aku pernah bermalam bersamaRasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu aku menyiapkan air wudhu`dan keperluan beliau. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabdakepadaku, ‘Mintalah sesuatu!’ Maka sayapun menjawab,‘Aku meminta kepadamu agar memberi petunjuk kepadaku tentang sebab-sebab agaraku bisa menemanimu di Surga’. Beliau menjawab, ‘Ada lagi selain itu?’. ‘Itusaja cukup ya Rasulullah’, jawabku. Maka Rasulullah bersabda, ‘Jika demikian,bantulah aku atas dirimu (untuk mewujudkan permintaanmu) dengan memperbanyaksujud (dalam shalat)‘” (HR. Muslim, no. 489).
Dalam hadits Tsauban Nabi shallallahu‘alaihi wasallam mengabarkan, “Istiqomahlah dan kalian tidaklah akan mampu (untuk istiqomah dalam semua ketaatan dengan sebenar-benar istiqomah), dan ketahuilah bahwa sebaik-baik amal kalian adalah shalat dan tidak menjaga wudhu kecuali seorang mukmin.” (HR. Ibnu Majah dishahihkan oleh Syaikhal-Albani dalam Irwa’ al-Ghalil) Masih banyak keutamaan atau hikmah salat sunah yang lain yang dapat kalian dapatkan dari berbagai sumber.
Salat sunah yang dikerjakan secara berjama’ah adalah sebagai berikut:
Salat sunah yang dikerjakan secara munfarid adalah sebagai berikut:
Beberapa śalat sunnah berikut ini boleh dilaksanakan secara berjama’ah atau secara munfarid. Adapun alat sunnah yang dimaksud adalah:
Tabel 3.9.1
Tabel 3.9.2
*) Berilah tanda ceklis (P) pada kolom yang sesuai 2) Tulis keutamaan atau hikmah 5 salat sunah yang dipilih dari nomer 1) di atas, lalu tuliskan di tabel yang sama dengan tabel pada nomer 1), yaitu tabel 3.9.3.
Salat Idul Fitri adalah, śalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan pada hari raya Idul Fitri pada setiap tanggal 1 Syawal setelah melaksanakan puasa Ramadan satu bulan lamanya. Hukum melaksanakan śalat sunnah ini adalah sunnah mu’akkad (sangat dianjurkan). Secara umum, cara melaksanakan salat sunah sama dengan salat fardlu. Namun ada beberapa salat sunah yang cara melaksanakannya ada kekhususan. Berikut ini cara melaksanakan beberapa shalat sunat yang terdapat perbedaan dari salat fardlu:
Artinya : “Saya berniat śalat sunnah Idul itri dua rakaat karena Allah ta’ala.”
Artinya : “Maha suci Allah, dan segala puji bagi Allah, tida Tuhan melainkan Allah, Allah Mahabesar.”
Salat Idul Adha, adalah śalat yang dilaksanakan pada hari raya Qurban atau hari raya Idul Adha. alat ini dilaksanakan pada pagi hari tanggal 10 ulhijjah bertepatan dengan pelaksanaan rangkaian ibadah haji di tanah suci. Dengan demikian orang, yang sedang melaksanakan ibadah haji tidak disunnahkan melaksanakan śalat Idul Adha. Bagi orang yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji, hukum melaksanakan śalat Idul Adha adalah sunnah muakkad (sangat dianjurkan). Tata cara pelaksanaan salat Idul Adha sama dengan salat Idul Fitri, hanya saja berbeda dalam bacaan niatnya. Niat salat Idul Adha adalah: Artinya : “Saya berniat śalat sunnah Idul Adha dua rakaat karena Allah ta’ala.” Salat sunnah istisqā adalah śalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan untuk memohon diturunkan hujan. Pada saat terjadi kemarau yang berkepanjangan sehingga sulit mendapatkan air, umat Islam disunnahkan melaksanakan śalat istisqā untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, memohon ampun, seraya berdoa agar segera diturunkan hujan. Adapun tata cara melaksanakan alat istisqā sebagai berikut:
Artinya : “Mari śalat berjemaah”
Salat witir adalah, śalat yang dilaksanakan dengan bilangan ganjil satu, tiga, lima, tujuh, sembilan, atau sebelas rakaat. Hukum melaksanakannya adalah sunnah mu’akkadah. Adapun waktu śalat witir adalah sesudah śalat Isya sampai menjelang fajar śalat Subuh. Tata caara pelaksanaan salat witir dengan tiga rakat, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: satu salam dan dua salam.
Niat untuk salat witir dua rakaat Niat untuk salat witir dua rakat
Niat untuk salat witir tiga rakaat Salat sunnah tahajjud adalah śalat sunnah mu’akkadah yang dilaksanakan pada sebagian waktu di malam hari. Salat tahajjud adalah bagian dari qiyāmullail (salat malam yang langsung diperintahkan oleh Allah Swt. melalui firmannya yang termaktub dalam QS. al-Isra’/17:79 Tata cara melaksanakan śalat tahajjud tidak jauh berbeda dengan śalat sunnah yang lain, yaitu
Adapun bacaan niatnya adalah Salat sunnah tasbih adalah śalat sunnah yang dilaksanakan dengan memperbanyak membaca tasbih. Salat tasbih ini merupakan sunnah khusus dengan membaca tasbih sebanyak 300 kali di dalam śalat. Secara lebih terperinci, tata cara mengerjakan śalat tasbih ini terdiri dari dua macam cara, yaitu
Tabel 3.9.1
Lakukanlah survei sederhana kepada anggota keluarga dan atau kerabatmu 4-6 orang dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1)
Tabel 3.9.2
Contoh kesimpulan untuk pertanyaan nomer 1: Anggota keluarga saya ada yang pernah dan ada pula yang tidak pernah melaksanakan salat sunah Contoh kesimpulan untuk pertanyaan nomer 1: Anggota keluarga saya yang pernah melksanakan salat sunah dalam sehari rata-rata 3 salat sunah Tuliskan dalam tabel seperti pada tabel 3.9.3 berikut: Tabel 3.9.3
Materi salat sunah berjama’ah dan munfarid ini sangatlah luas. Kalian perlu mengeksplorasi pemahaman kalian terkait dengan materi tersebut melalui berbagai media. Dengan kegiatan eksplorasi tersebut akan dapat mengantarkan kalian ke pemahaman yang luas dan dalam tentang materi ini. Banyak cara yang dapat kalian lakukan, seperti membca buku referensi lainnya (selain buku paket PAI dan BP) yang terkait dengan materi beriman kepada kitab-kitab Allah SWT. Kalian juga dapat mengksplor melalui browsing di internet. Selain itu, berdikusi dengan teman melalui berbagai media sosial juga dapat menambah dan memperdalam pemahaman kalian. Jika kalian menemui kesulitan, kalian dapat mengomunikasikannya dengan guru mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti kalian.
Batas waktu pengumpulan ditentukan oleh guru kalian. Silakan hubungi guru PAI dan BP kalian. |