Sebutkan contoh sikap musyawarah yang mencerminkan sila keempat Pancasila

Negara Kesatuan Republik Indonesia, negara kita tercinta merupakan sebuah negara demokratis yang menjadikan presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Selain itu, Indonesia juga mempunyai sebuah asas, landasan dan pandangan hidup bangsa yang bernama Pancasila.

Pancasila menjadi dasar negara sejak pengesahannya pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Hari lahirnya sendiri diperingati setiap tanggal 1 Juni. Sesuai dengan arti namanya, Pancasila terdiri dari lima sila, yakni:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat/Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Setiap sila dalam Pancasila saling berkaitan satu sama lain. Pancasila dalam falsafah memiliki bentuk piramida terbalik yang berarti sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi asas bagi keempat sila lainnya. Penerapan atau pengamalan pancasila sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, sebab pancasila adalah pedoman hidup bangsa.

Salah satu pengamalan sila yang akan kita bahas dalam artikel ini ialah pengamalan sila keempat (Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat/Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan) di lingkungan sekolah. Kira-kira, apa saja ya contoh perilaku sila keempat di sekolah? Mari kita simak bersama!

Memilih Ketua Kelas Secara Musyawarah dan Mufakat

Kehidupan berpolitik tidak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari, sekecil apapun itu. Seperti dalam pemilihan ketua kelas secara musyawarah dan mufakat, yang juga menjadi salah satu contoh perilaku sila keempat di sekolah. Sebenarnya, ada beberapa cara yang dapat siswa-siswi lakukan dalam memilih ketua kelas.

Yang paling umum adalah secara aklamasi (ditunjuk langsung) dan memilih secara musyawarah dan mufakat. Namun, dalam praktiknya, memilih ketua kelas sering menggunakan cara musyawarah dan mufakat. Siapa yang mendapatkan suara terbanyak, siswa atau siswi tersebutlah yang akan menjabat sebagai ketua kelas selama setahun ke depan.

Memberikan Kesempatan kepada Teman

Dalam hal ini maksudnya, ketika melakukan pemilihan ketua kelas. Sebelum voting, tentu harus ada beberapa kandidat yang akan siswa-siswi pilih sebagai calon ketua kelas. Nah, ketika pengajuan kandidat tersebut, sebaiknya setiap siswa diberikan kesempatan dalam mengeluarkan pendapatnya.

Atau, saat bermusyawarah terkait cara pemilihan ketua kelas, juga memberikan kesempatan kepada siswa yang hendak berpendapat. Dengan begitu, mereka sudah melakukan cerminan dari sila keempat.

Menghormati Hasil Keputusan dalam Pemilihan Ketua Kelas

Menurut Ayahebat, selain memberikan kesempatan kepada teman, menghormati hasil keputusan dalam pemilihan ketua kelas juga sangat penting untuk siswa-siswi lakukan. Siapapun yang menjadi ketua kelas, haruslah mereka hargai dan hormati, meskipun ketua kelas terpilih tersebut bukanlah kandidat ketua kelas yang mereka dukung dalam pemilihan.

Mendiskusikan dengan Teman Sekelas jika akan Mengambil Keputusan

Biasanya, di setiap acara sekolah, akan ada kompetisi atau event yang mengharuskan partisipasi dari siswa-siswi setiap kelas. Tentu tidak semua penghuni kelas yang harus ikut.

Dalam mengambil keputusan siapa saja yang akan berpartisipasi, sebaiknya mereka melakukan diskusi atau musyawarah. Tanyakan kesediaan setiap siswa, agar nantinya tidak terjadi suatu hal yang buruk. Kegiatan tersebut merupakan contoh perilaku sila keempat di sekolah.

Tidak Memaksakan Kehendak Pribadi

Di setiap kelas, pasti ada siswa atau siswi yang maunya menang sendiri. Maksudnya, pendapatnya harus semua teman sekelas dnegar dan sering memaksakan kehendaknya. Perilaku tersebut bukanlah perilaku yang terpuji. Hal ini juga termasuk melatih kecerdasan interpersonal anak.

Perilaku tersebut hanya akan merugikan diri sendiri. Jadi, dalam sebuah kelompok, mau itu kelompok belajar atau di dalam kelas, kita tidak boleh memaksakan kehendak pribadi. Kita juga harus mendengarkan pendapat siswa atau siswi lain sebagai bentuk menghargai dan menghormati mereka.

Nah, itu dia beberapa contoh perilaku sila keempat di sekolah yang harus kita teladani agar kehidupan sekolah menjadi nyaman dan damai. Semoga bermanfaat, ya!

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini

Rozak Al-Maftuhin

Penulis, Pemerhati Pendidikan Anak, dan Blogger

Wednesday, 10 Nov 2021, 21:18 WIB

Wednesday, 01 Dec 2021, 05:44 WIB

Artikel Terkait

  Silakan Login untuk Berkomentar

Ilustrasi burung Garuda, lambang negara Indonesia. Foto: Wikimedia Commons.

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. Poin-poin pada Pancasila menjadi pilar dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara di Tanah Air.

Terdapat 5 sila dalam Pancasila. Salah satunya sila keempat yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, dalam permusyawaratan perwakilan”.

Lambang sila keempat pada Pancasila adalah kepala banteng. Hewan bertanduk ini diketahui senang berkumpul atau bergerombol. Sama halnya dengan orang-orang yang sedang bermusyawarah pasti akam berkumpul.

Pada sila keempat Pancasila, ditekankan untuk menjunjung tinggi nilai kerakyatan dan kebijaksanaan. Artinya, setiap permasalahan yang berkaitan dengan rakyat, hendaknya diselesaikan dengan kebersamaan rakyat pula.

Dalam hal ini, melakukan musyawarah hingga mencapai mufakat adalah hal yang tepat. Selain itu, ‘musyawarah’ adalah kata yang paling menonjol dalam sila keempat Pancasila.

Musyawarah sendiri merupakan warisan luhur dari nenek moyang terdahulu. Cara ini selalu dilakukan untuk mencapai kesepakatan yang baik dengan sesama.

Komisi I DPR RI menggelar rapat dengan Dewas TVRI terkait penghentian sementara pemilihan Direktur Utama TVRI di Kompleks Senayan, Jakarta, Selasa (25/2). Foto: Paulina Herasmarindar/kumparan

Banyak hal baik yang dapat dipetik dari melakukan Musyawarah. Seperti menghargai dan menghormati satu sama lain. Untuk mencapai mufakat, perlu diterapkan sikap-sikap sesuai contoh berikut ini dalam bermusyawarah:

  • Menyelesaikan masalah atau konflik dengan bermusyawarah.

  • Tidak memaksakan pendapat atau kehendak diri kepada orang lain.

  • Setiap orang memiliki kedudukan yang sama, sehingga keputusan untuk kepentingan bersama lebih diutamakan.

  • Menghargai pendapat orang lain.

  • Mengambil keputusan bersama dengan mufakat.

  • Melaksanakan hasil musyawarah dengan itikad baik.

Page 2

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA