Sebutkan dampak negatif sikap boros dalam kehidupan sehari hari

Ditulis Steve Arti Rabu, 31 Oktober 2018 Edit

Apa Dampak Negatif dari Gaya Hidup Boros ? - Boros merupakan perilaku berlebihan lebihan dalam pemakaian uang. Boros merupakan gaya hidup yang mengantarkan pelakunya kepada kemiskinan di masa depan. Dampak Negatif Gaya Hidup Boros

1. Mengantarkan kepada Kemiskinan

Sudah tentu boros adalah menyia nyiakan uang. Ada pepatah yang mengatakan hemat pangkal kaya, boros pangkal miskin, Walaupun tidak sepenuhnya benar, kalau kita bukan miliarder haruslah hidup hemat.

2. Timbulnya sifat sombong

Orang yang boros, cenderung ingin dilihat hebat oleh orang lain, oleh karena itu ia menyia nyiakan uangnya berlebihan untuk mendapatkan pujian sebagai orang kaya, dan ingin dihormati oleh masyarakat.

3. Tidak punya tabungan masa depan

Tabungan masa depan berfungsi untuk menyelamatkan kita jika ada hal buruk yang tidak diinginkan terjadi di masa depan. Tetapi jika kita tidak punya tabungan, tentu saja berbahaya bagi diri kita sendiri, yang bisa menyebabkan kita berhutang di masa depan nanti.

4. Penghasilan dan pengeluaran uang tidak terkendali.

Orang yang cerdas, biasanya mengatur uang yang dihasilkan untuk biaya hidupnya. dari uang makan, belanja kebutuhan, hingga keperluan tidak terduga, dan menyisihkan sedikit untuk menabung. Sedangkan orang boros, yang ia pedulikan hanya memenuhi nafsu untuk menghabiskan uangnya.

5. Muncul perasaan iri, dan dengki  - Orang yang boros biasanya iri dan dengki terhadap orang lain. Contohnya saja tetangga membeli kipas angin baru, dia juga ingin beli dan menunjukkan kepada tetangganya tersebut.

6. Susah dikemudian hari

Saat uang yang kita punya telah habis, dan dikemudian hari ada barang yang benar benar kita butuhkan, tentu saja barang kita tidak bisa membeli barang yang kita butuhkan tersebut, sehingga harus menunggu gajian berikutnya.

7. Menjadi orang yang tidak bersyukur

Orang yang boros, biasanya tidak pernah merasa cukup dengan apa yang ia dapatkan. karena itu rasa syukur atau berterima kasih kepada sang pencipta kemungkinan hilang di dalam dirinya.

8. Menjadi teman syaitan dan dibenci sang pencipta


“Dan janganlah kamu suka menghambur-hamburkan (hartamu) secara berlebih-lebihan (boros). Sesungguhnya perbuatan itu adalah saudaranya syaitan.” (QS. Israa’ ayar: 26-27).
Kesimpulannya, boros dapat memberikan kita kesusahan dimasa depan, baik kemiskinan, kesusahan ataupun rasa tidak pernah bersyukur. Hal tersebut adalah hal yang perlu kita hindari dan jauhi dalam diri kita.

Demikian artikel tentang dampak negatif dari gaya hidup boros, semoga membantu dan bermanfaat.

Perilaku boros sebaiknya dihentikan kalau gak mau terkena dampak-dampak buruk yang berpotensi bikin bangkrut. Nah, buat kamu yang masih aja memelihara kebiasaan buruk ini, ada baiknya kamu mengetahui apa aja dampak-dampak negatif dari gaya hidup boros.

Dalam artikel Potret Gaya Hidup Milenial Jakarta, survei membuktikan rata-rata pengeluaran gaya hidup milenial di Jakarta mencapai Rp3.266.000. Gimana dengan besaran pendapatannya?

Kalau menggunakan data Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai pendapatan per kapita tahun 2018, pendapatan rata-rata orang Indonesia mencapai Rp56 juta per tahun. Itu berarti pendapatan rata-rata per bulan sekitar Rp4,6 juta.

Sayangnya, penghasilan rata-rata orang di Indonesia (sekalipun UMP Jakarta terbaru) jauh dari ideal buat memenuhi gaya hidup para milenial. Pengeluaran buat gaya hidup tersebut cuma bisa ditutupi dengan besaran gaji di atas Rp10 juta.

Kenapa jauh dari ideal? Sebab pendapatan yang diperoleh lebih besar dihabiskan buat pengeluaran gaya hidup (boros), padahal masih ada kebutuhan-kebutuhan lain yang harus terpenuhi. Gak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan lain pun masih terbilang salah satu dampak negatif dari gaya hidup boros. 

Agar uangmu tidak sampai habis karena bergaya hidup boros, jangan lupa menyisihkan sebagian dana tersebut untuk asuransi, baik asuransi kesehatan atau asuransi jiwa.

Nah, berikut ini adalah dampak negatif dari gaya hidup boros yang sebaiknya kamu hindari:

1. Gak memiliki dana darurat

Dana darurat menjadi salah satu tujuan keuangan yang wajib dipenuhi mereka yang telah memiliki penghasilan sendiri. Namun, gaya hidup boros dapat menyebabkan seseorang gak dapat memiliki dana darurat sama sekali.

Sebab penghasilan yang diperoleh tiap bulan habis jumlah besar cuma demi bisa traveling, menghabiskan waktu di coffee shop, hingga shopping (walaupun gak perlu-perlu amat). Jadi, jangan heran kalau alokasi 20 persen penghasilan buat dana darurat itu mustahil terwujud.

2. Kondisi keuangan bisa berada dalam krisis

Dampak negatif dari gaya hidup boros selanjutnya adalah kondisi keuangan yang awalnya baik-baik aja lama-lama bisa mengalami krisis. Krisis keuangan merupakan kondisi yang sangat gawat sebab berpotensi bikin kamu bangkrut.

Krisis keuangan sebenarnya dapat dihindari selama keuangan terencana dengan baik. Keuangan yang terencana tentu aja bermula dari perencanaan keuangan yang tepat.

Gak perlu ribet, merencanakan keuangan bisa dimulai secara sederhana, yaitu dengan menyusun pengeluaran atau bujet. Pakailah rumus bujet 50/30/20 agar memudahkan kamu dalam menyusun bujet pengeluaran.

3. Begitu entengnya transaksi dengan kartu debit ataupun kartu kredit buat hal konsumtif

Kalap dalam menggunakan kartu debit ataupun kartu kredit menjadi dampak negatif dari gaya hidup boros yang harus diwaspadai. Kebablasan menggunakan kartu debit berakibat ludesnya saldo di rekening tabungan.

Sementara transaksi dengan kartu kredit tanpa peduli limit yang tersisa bisa menyebabkan utang menumpuk. Akhirnya pun dapat dibayangkan. Utang kartu kredit yang menumpuk gak terlunasi karena gaji gak cukup dan dana tabungan gak tersedia sama sekali.

Pembayaran minimal kartu kredit boleh aja dianggap sebagai solusi. Namun, itu sifatnya cuma sementara. Pada akhirnya, kamu dituntut melunasi utang hingga tuntas.

4. Stres karena hidup berada dalam ketidakpastian

Mulanya nikmat, tapi lama-lama mengeluarkan uang buat gaya hidup yang kelewat batas dapat bikin kamu stres. Gimana gak stres? Saat teman-temanmu telah berhitung aset yang dimiliki, kamu masih dengan mudahnya menghabiskan uang buat hal-hal konsumtif.

Lain cerita kalau kamu mengalokasikan penghasilan sebesar 10 persen sebagai dana investasi. Masa depan gak lagi menjadi bayangan yang menakutkan. 

Terus dana yang kamu investasikan saat ini mampu menjamin hidupmu nantinya. Sebab investasi membuat nilai kekayaan berlipat nantinya.

5. Hidup dipenuhi rasa takut karena gak adanya “perlindungan”

Rasa aman diperoleh karena adanya jaminan perlindungan alias proteksi. Sebaliknya, rasa takut selalu aja membayangi ketika perlindungan itu gak kita punya sama sekali.

Rasa takut gak cuma timbul karena membayangkan diri sendiri yang bisa mengalami kesulitan, tapi juga membayangkan keluarga yang alami kesulitan tersebut. Kesulitan keuangan menjadi ketakutan terbesar yang dihadapi banyak orang.

Di sinilah BPJS, asuransi kesehatan, hingga asuransi jiwa berperan dalam mengatasi rasa takut tersebut. Caranya, setiap risiko yang merugikan keuanganmu bakal ditanggung perusahaan asuransi selama kamu disiplin bayar iuran atau premi asuransi.

Namun, keberadaan BPJS, asuransi kesehatan, dan asuransi jiwa bakal percuma kalau kamu gak mau alokasikan minimal 10 persen dari penghasilan buat bayar iuran atau premi. 

Berbeda kalau kamu menekan gaya hidup borosmu, pastinya kamu memiliki dana buat bayar iuran BPJS ataupun premi asuransi.

Filosopi You Only Life Once alias YOLO kuat mencengkeram di pikiran banyak generasi milenial. Merasa hidup ini cuma sekali, mereka dengan gampangnya mengeluarkan uang demi kepuasan, termasuk memenuhi gaya hidup mereka udah kelewat boros.

Semua kembali ke pilihan masing-masing. Kalau tetap berperilaku gaya hidup boros, kamu bakal merasakan dampak-dampak di atas. Sebaliknya, membuat perencanaan keuangan bisa menjauhi kamu dari dampak-dampak di atas. 

Punya pertanyaan lain seputar cara mengatur keuangan? Yuk tanyakan langsung ke ahlinya lewat fitur Tanya Lifepal.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA