Sebutkan delapan golongan yang termasuk mustahiq zakat

Ratih Ika Wijayanti/SEO 26/04/2022 14:23 WIB

Orang yang berhak menerima zakat disebut mustahik. Sementara itu, orang yang mengeluarkan zakat disebut sebagai zakki.

8 Orang yang Berhak Menerima Zakat Disebut Mustahik, Siapa Saja? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Orang yang berhak menerima zakat disebut mustahik. Sementara itu, orang yang mengeluarkan zakat disebut sebagai zakki. Sebagaimana diketahui, zakat merupakan kewajiban umat Islam dalam mengeluarkan bagian tertentu dari hartanya sesuai syariat Islam. 

Menurut Peraturan Menteri Agama No 52 Tahun 2014, zakat diartikan sebagai harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang Muslim atau badan usaha yang dimiliki oleh orang Islam untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. 

BACA JUGA:
Simak, Ini Delapan Golongan Orang yang Berhak Menerima Zakat

Adapun, beberapa orang yang berhak menerima zakat disebut mustahik dibagi ke dalam delapan golongan. Siapa saja? Simak penjelasan lengkap IDXChannel sebagai berikut. 

8 Orang yang Berhak Menerima Zakat Disebut Mustahik

1. Fakir 

Fakir merupakan orang-orang yang memiliki harta namun sangat sedikit. Orang-orang ini tidak memiliki penghasilan sehingga jarang bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan baik. 

BACA JUGA:
Simak Penjelasan Cara Bayar Zakat Fitrah yang Benar

2. Miskin

Orang yang masuk dalam golongan miskin adalah mereka yang memiliki harta namun juga sangat sedikit. Penghasilannya sehari-hari hanya cukup untuk memenuhi makan, minum dan tak lebih dari itu. 

3. Amil

Amil adalah mereka yang mengurus zakat mulai dari penerimaan zakat hingga menyalurkannya kepada orang yang membutuhkan. 

4. Mualaf

Mualaf adalah orang yang baru masuk Islam. Alasan mengapa mualaf masuk dalam golongan orang yang berhak menerima zakat adalah agar orang-orang semakin mantap meyakini Islam sebagai agamanya, Allah sebagai tuhan, dan Muhammad sebagai rasul-Nya. 

5. Riqab

Pada zaman dahulu, banyak orang menjadi budak. Zakat ini digunakan untuk membayar dan menebus para budak dari tuannya agar mereka dimerdekakan. Tak hanya itu, mereka yang memerdekakan budak juga berhak menerima zakat.

6. Gharim

Gharim adalah orang-orang yang memiliki utang. Mereka berhak menerima zakat Akan tetapi, bagi orang yang berhutang untuk kepentingan maksiat dan untuk memulai bisnis lalu bangkrut, hak mereka untuk mendapat zakat akan gugur. 

7. Fi Sabilillah

Sabilillah adalah mereka yang melakukan segala sesuatu di jalan Allah dan untuk kepentingan di jalan Allah. Mereka berhak menerima zakat.

8. Ibnu Sabil

Ibnu Sabil adalah sebutan untuk musafir atau orang yang melakukan perjalanan jauh termasuk pekerja dan pelajar di tanah perantauan.

Syarat dan Ketentuan Zakat

Ada syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi dalam menunaikan zakat. Sebab, tidak semua harta yang dimiliki dikenakan zakat. Dirangkum dari laman BAZNAS, syarat dikenakannya zakat atas harta antara lain sebagai berikut.

  • Harta yang dikenakan zakat haruslah berupa barang halal dan diperoleh dengan cara yang halal.
  • Harta tersebut dimiliki penuh oleh pemiliknya dan bukan harta pinjaman.
  • Harta tersebut merupakan harta yang dapat berkembang.
  • Harta tersebut mencapai nishab sesuai jenis hartanya.
  • Harta tersebut telah melewati haul (1 tahun).
  • Pemilik harta tidak memiliki utang jangka pendek yang harus dilunasi.

Itulah ulasan IDXChannel mengenai delapan orang yang berhak menerima zakat disebut mustahik. Para mustahik ini berhak menerima zakat sesuai syarat dan ketentuan zakat dalam Islam.

Jakarta -

Istilah mustahik sering kali terdengar ketika hendak membayar zakat fitrah di bulan Ramadan. Setidaknya, terdapat delapan golongan mustahik zakat.

Mengutip Ensiklopedia Fikih Indonesia 4: Zakat yang disusun oleh Ahmad Sarwat Lc, secara bahasa zakat memiliki sejumlah makna. Dalam kamus Mu'jam Al-Wasith, beberapa makna zakat antara lain bertambah, tumbuh, dan keberkahan.

Imam An-Nawawi dalam Kitab Al-Hawi mengatakan, istilah zakat telah dikenal secara 'urf oleh bangsa Arab jauh sebelum datangnya masa Islam. Daud Az-Zhahiri mengatakan bahwa zakat ini merupakan 'urf dari syariat Islam dan tidak memiliki sumber makna secara bahasa.

Adapun menurut ulama mazhab Syafi'iyah, zakat merupakan nama untuk sesuatu yang dikeluarkan dari harta dan badan dengan cara tertentu.

Kewajiban menunaikan zakat termaktub dalam surat Al Baqarah ayat 110. Allah SWT berfirman:

وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ ۗ وَمَا تُقَدِّمُوْا لِاَنْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدَ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ - ١١٠

Artinya: "Dan laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."

Dalam pelaksanaannya, zakat ditunaikan oleh muzakki dan diterima oleh mustahik. Berikut penjelasan mustahik selengkapnya.

Pengertian Mustahik Zakat

Pengertian mustahik zakat adalah orang-orang yang berhak menerima zakat. Terdapat tiga pendapat tentang orang yang menerima zakat tersebut, khususnya zakat fitrah.

Disebutkan dalam buku Fikih Zakat, Sedekah, dan Wakaf yang ditulis oleh Qodariah Barkah dkk, pendapat pertama mengatakan bahwa zakat wajib dibagikan pada asnaf yang delapan (delapan golongan) dengan rata. Ini merupakan pendapat masyhur dari golongan Syafi'i.

Pendapat kedua memperbolehkan untuk membagikan zakat kepada delapan golongan dan mengkhususkannya pada golongan fakir. Ini merupakan pendapat jumhur ulama.

Sementara itu, pendapat ketiga mengkhususkan untuk membagikan zakat kepada orang-orang fakir saja. Ini merupakan pendapat dari golongan Maliki, seperti Imam Ahmad yang diperkuat oleh Ibnu Qayyim dan Ibnu Taimiah.

8 Golongan Mustahik Zakat

Dalam Al-Qur'an surat At-Taubah ayat 60 disebutkan ada delapan golongan mustahik zakat. Mereka adalah fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil. Allah SWT berfirman:

۞ اِنَّمَا الصَّدَقٰتُ لِلْفُقَرَاۤءِ وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْعَامِلِيْنَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوْبُهُمْ وَفِى الرِّقَابِ وَالْغَارِمِيْنَ وَفِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَابْنِ السَّبِيْلِۗ فَرِيْضَةً مِّنَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ - ٦٠

Artinya: "Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana."

Melansir situs Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), berikut penjelasan dari masing-masing golongan orang yang menerima zakat:

1. Fakir adalah orang yang hampir tidak mempunyai apa-apa sehingga menyebabkannya tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup.

2. Miskin adalah orang yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar.

3. Amil adalah orang yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.

4. Mualaf adalah orang yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan tauhid dan syariah.

5. Riqab adalah budak atau hamba sahaya yang ingin memerdekakan diri sendiri.

6. Gharimin adalah orang yang berhutang untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam mempertahankan jiwa dan izzah.

7. Fisabilillah adalah orang yang berjuang di jalan Allah seperti dakwah, jihad, dan semacamnya.

8. Ibnu Sabil adalah orang yang kehabisan biaya dalam perjalanan ketaatan kepada Allah.

Sementara itu, orang yang tidak termasuk mustahik zakat adalah orang kaya, hamba sahaya, keturunan Rasulullah SAW, dan orang dalam tanggungan berzakat.

Simak Video "5 Rekomendasi Aplikasi Kalkulator Zakat"



(kri/lus)



KONTAN.CO.ID - Zakat adalah bagian tertentu dari harta yang wajib dikeluarkan oleh setiap umat Islam dengan syarat telah mencapai syarat yang ditetapkan. Sementara, orang yang berhak menerima zakat disebut mustahik, sedangkan orang yang mengeluarkan zakat disebut zakki. Menurut Peraturan Menteri Agama No 52 Tahun 2014, Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha yang dimiliki oleh orang Islam untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Dirangkum dari laman resmi Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Kementerian Agama, zakat berasal dari bentuk kata "zaka" yang berarti suci, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang. Baca Juga: Permudah Transaksi Ziswaf, BSI Gandeng Dewan Masjid Indonesia Makna tumbuh dalam arti zakat menunjukkan bahwa mengeluarkan zakat sebagai sebab adanya pertumbuhan dan perkembangan harta, pelaksanaan zakat itu mengakibatkan pahala menjadi banyak. Sedangkan makna suci menunjukkan bahwa zakat adalah mensucikan jiwa dari kejelekan, kebatilan dan pensuci dari dosa-dosa. Dalam Al-Quran disebutkan, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka” (QS. at-Taubah [9]: 103). Lantas, sebutkan orang orang yang berhak menerima zakat? Baca Juga: Sepanjang 2021, Indonesia Negara Paling Dermawan di Dunia

8 Golongan atau orang-orang yang berhak menerima zakat

Dirangkum dari laman BAZNAS dan Indonesia Baik, inilah 8 golongan atau orang-orang yang berhak menerima zakat: 1. Fakir Pertama, orang yang berhak menerima zakat adalah fakir. Fakir adalah orang-orang yang memiliki harta namun sangat sedikit. Mereka tidak berpenghasilan dan hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup. 2. Miskin Kedua, orang yang berhak menerima zakat adalah miskin. Secara harta, miskin berada di atas fakir. Mereka adalah orang-orang yang memiliki harta namun juga sangat sedikit. Penghasilannya sehari-hari hanya cukup untuk memenuhi makan, minum dan tak lebih dari itu. 3. Amil Ketiga, orang yang berhak menerima zakat adalah amil. Amil adalah mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat kepada orang yang membutuhkan. Baca Juga: Hingga September 2021, BSI kelola dana masjid lebih dari Rp 540 miliar 4. Mualaf Keempat, orang yang berhak menerima zakat adalah mualaf. Orang yang baru masuk Islam atau mualaf juga menjadi golongan yang berhak menerima zakat. Ini bertujuan agar orang-orang semakin mantap meyakini Islam sebagai agamanya, Allah sebagai tuhan dan Muhammad sebagai rasulNya. 5. Riqab Kelima, orang yang berhak menerima zakat adalah riqab. Riqab adalah budak atau hamba sahaya yang ingin memerdekakan dirinya. 6. Gharim Keenam, orang yang berhak menerima zakat adalah gharim. Gharim adalah mereka yang berhutang untuk kebutuhan hidup dalam mempertahankan jiwa dan izzahnya. Namun, orang-orang yang berhutang untuk kepentingan maksiat seperti judi dan berhutang demi memulai bisnis lalu bangkrut, hak mereka untuk mendapat zakat akan gugur. Baca Juga: LinkAja, PGRI dan Paybill berkolaborasi wujudkan digitalisasi sektor pendidikan 7. Fi Sabilillah Ketujuh, orang yang berhak menerima zakat adalah fi sabilillah. Fi sabilillah adalah mereka yang berjuang di jalan Allah dalam bentuk kegiatan dakwah, jihad dan sebagainya. Misal, pengembang pendidikan, dakwah, kesehatan, panti asuhan, madrasah diniyah dan masih banyak lagi.   8. Ibnu Sabil Kedelapan, orang yang berhak menerima zakat adalah ibnu sabil. Ibnu sabil adalah mereka yang kehabisan biaya di perjalanan dalam ketaatan kepada Allah. Selain itu, ibnu sabil disebut juga sebagai musafir atau orang-orang yang sedang melakukan perjalanan jauh termasuk pekerja dan pelajar di tanah perantauan. Baca Juga: Bisnis uang elektronik diramaikan pemain baru

Syarat dikenakannya zakat atas harta

Zakat dikeluarkan dari harta yang dimiliki. Akan tetapi, tidak semua harta terkena kewajiban zakat. Dirangkum dari laman BAZNAS, syarat dikenakannya zakat atas harta di antaranya:
  • Harta tersebut merupakan barang halal dan diperoleh dengan cara yang halal;
  • Harta tersebut dimiliki penuh oleh pemiliknya;
  • Harta tersebut merupakan harta yang dapat berkembang;
  • Harta tersebut mencapai nishab sesuai jenis hartanya;
  • Harta tersebut melewati haul; dan
  • Pemilik harta tidak memiliki hutang jangka pendek yang harus dilunasi.
Itulah 8 golongan atau orang-orang yang berhak menerima zakat. Sementara, orang yang berhak menerima zakat disebut mustahik. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sebutkan delapan golongan yang termasuk mustahiq zakat