Sebutkan faktor non alami penyebab terjadinya kabut asap

Sebutkan faktor non alami penyebab terjadinya kabut asap
Ilustrasi polusi udara. Shutterstock/Hung Chung Chih

TRENDING | 23 Maret 2022 11:19 Reporter : Tantiya Nimas Nuraini

Merdeka.com - Polusi udara menjadi salah satu masalah atau isu yang cukup penting bagi dunia. Apalagi polusi udara masih terus terjadi hingga saat ini. Polusi udara sendiri bisa terjadi karena faktor alami ataupun akibat ulah tangan manusia. Di antara beberapa bentuk polusi udara, kabut asap sering kali terjadi di sejumlah wilayah tempat tinggal.

Faktor penyebab kabut asap ini kebanyakan akibat adanya campur tangan manusia. Meskipun tidak jarang pula, fenomena alam menjadi faktor penyebab kabut asap terjadi. Efek samping dari kabut asap pun sangat dirasakan oleh manusia. Bahkan makhluk hidup lainnya yang berada di muka bumi. Efek samping tersebut di antaranya mengganggu jarak pandang dan mampu menghalangi sinar matahari.

Tak hanya itu saja, kabut asap juga akan berdampak bagi kesehatan tubuh. Karenanya, sudah sepantasnya sebagai manusia untuk mengetahui faktor penyebab kabut asap dan efeknya. Diharapkan nantinya manusia bisa lebih sadar untuk selalu menjaga kelestarian alam. Lantas apa saja faktor penyebab kabut asap dan efeknya bagi kesehatan?

Melansir dari berbagai sumber, Rabu (23/3), simak ulasan informasinya berikut ini.

2 dari 6 halaman

Sebutkan faktor non alami penyebab terjadinya kabut asap

Ilustrasi shutterstock.com

Faktor penyebab kabut asap yang pertama adalah akibat kebakaran hutan. Ini merupakan penyebab kabut asap yang sering terjadi. Umumnya, kebakaran hutan dapat terjadi karena adanya suhu tinggi dari gelombang panas. Fenomena ini bisa karena faktor alami maupun ulah tangan manusia.

Kabut asap dari pepohonan yang terbakar ini nantinya akan membentuk asap tebal. Fenomena kebakaran hutan ini sangat berbahaya baik bagi lingkungan maupun manusia sekitar. Hal ini karena kebakaran hutan dapat terjadi di beberapa titik sekaligus.

Oleh karena itu, sudah sepantasnya manusia menyadari efek buruk dari kebakaran hutan. Mereka harus bisa menjaga dan melestarikan lingkungan alam tersebut. Manusia juga harus menghindari melakukan pembakaran hutan secara illegal untuk kepentingan pribadi maupun kelompok tertentu. Sebab, kebakaran hutan bisa merugikan manusia itu sendiri dan makhluk hidup lainnya.

3 dari 6 halaman

Sebutkan faktor non alami penyebab terjadinya kabut asap

©Twitter/@BPPTKG

Faktor penyebab kabut asap yang yang kedua adalah gunung meletus. Ini merupakan fenomena yang sering terjadi di Indonesia. Ketika gunung api mengalami proses erupsi, secara alami akan terbentuk kabut asap.

Hal tersebut dapat terjadi karena adanya komposisi asap dan sejumlah partikel yang ada di dalam gunung meletus. Perpaduan komposisi itu kemudian akan bereaksi dengan sinar matahari dan oksigen. Sehingga akan menjadi kabut asap.

Pembakaran Batu Bara

Faktor penyebab kabut asap yang ketiga adalah akibat dari pembakaran batu bara. Seperti lainnya, ini juga menjadi salah satu penyebab yang sering terjadi. Khususnya di daerah-daerah yang memiliki begitu banyak perusahaan batu bara. Selain itu, biasanya hal ini terjadi di era awal kemajuan industri. Di mana mesin dan peralatan berat lainnya akan dijalankan menggunakan bahan bakar batu bara.

(mdk/tan)

Baca juga:
Sosok di Balik Indahnya Baju Pengantin Putri Tanjung, Ternyata Langganan Sejak Kecil
Tudingan Putin Penjahat Perang, Standar Ganda Amerika Serikat & Brutalnya Invasi Irak

4 dari 6 halaman

Sebutkan faktor non alami penyebab terjadinya kabut asap

©2012 Merdeka.com

Faktor penyebab kabut asap berikutnya adalah akibat dari asap kendaraan bermotor. Di Indonesia sendiri, penyebab kabut asap yang berasal dari asap kendaraan bermotor ini kerap terjadi. Mirisnya, ada beberapa orang yang mengabaikan kandungan bahan kimia berbahaya pada asap kendaraan bermotor. Kandungan bahan kimia tersebut meliputi nitrogen oksida, karbon monoksida hingga hidrokarbon. Selain itu juga ada berbagai bahan lainnya yang mudah menguap.Saat bahan-ahan kimia ini bertemu dengan sinar matahari, maka akan terjadi reaksi kimiawi yang mengubahnya menjadi kabut asap. Kabut asap yang berasal dari kendaraan bermotor ini umumnya sering kali ditemukan di beberapa negara dengan populasi kendaraan bermotor yang besar. Tak terkecuali di Indonesia.

5 dari 6 halaman

Melansir dari Alodokter, manusia harus tetap waspada terhadap bahaya dari kabut asap. Apalagi bagi mereka yang memang tinggal di wilayah yang kerap kali terpapar kabut asap. Terdapat beberapa efek samping atau bahaya dari kabut asap bagi kesehatan tubuh. Berikut efek bahayanya:

a. Batuk & Iritasi Tenggorokan

Dalam jangka pendek, kabut asap mampu membuat seseorang yang terpapar mengalami batuk dan iritasi tenggorokan. Biasanya keluhan ini akan berlangsung selama beberapa jam. Namun, keluhan bisa semakin parah jika tetap terpapar kabut asap dalan jangka panjang.

b. Iritasi Mata

Kabut asap juga bisa menyebabkan seseorang mengalami iritasi pada matanya. Sebab, di dalam kabut asap terkandung debu dan zat iritatif. Karenanya, jangan lupa untuk menggunakan kaca mata ketoka berada di luar rumah dan sediakan obat tetes mata.

c. Iritasi & Peradangan Kulit


Kabut asap mampu menimbulkan iritasi serta peradangan pada jaringan kulit. Sebuah penelitian menunjukkan, kabut asap mampu meningkatkan risiko jerawat, penuaan diri, kanker kulit hingga memperburuk gejala eksim dan psoriasis.

Baca juga:
Kisah Cewek Non Muslim dari Kecil Sekolah di Yayasan Islam, Lulus Pilih jadi Mualaf
Kompol Fahrul Sudiana Ultah Pernikahan ke-2, Kecantikan Istrinya Bikin Salfok

6 dari 6 halaman

Sebuah penelitian menunjukkan, dalam jangka panjang kabut asap mampu meningkatkan risiko terjadi gangguan pada paru-paru. Misalnya seperti emfisema dan infeksi saluran pernapasan. Selain itu, kabut asap juga mampu memperburuk kondisi pasien asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

e. Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Dalam jangka pendek, kabut asap mampu menyebabkan seseorang terkena hipertensi dan stroke. Sedangkan dalam jangka panjang, mampu meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner dan penumpukan plak pada pembuluh darah (arteriosklerosis). Diduga hal tersebut berkaitan dengan proses peradangan yang muncul akibat paparan partikel berbahaya dalam kabut asap.

f. Tingkatkan Risiko Kanker Paru-Paru

Mirisnya, kabut asap mampu meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker paru-paru. Walaupun mereka bukan lah seorang perokok aktif. Sebab, kabut asap juga mengandung banyak partikel bersifat karsinogen. Partikel tersebut mampu menyebabkan munculnya kanker dalam tubuh.

KOMPAS.com - Bencana kabut asap termasuk pencemaran udara. Pencemaran ini membuat kualitas udara di suatu tempat menurun. Tidak jarang bencana ini menimbulkan kerugian, baik dalam bentuk harta benda sampai korban jiwa.

Kabut asap bisa disebabkan oleh dua faktor. Pertama, faktor manusia yang sengaja atau secara tidak sengaja menimbulkan kabut asap lewat aktivitasnya. Kedua, karena faktor alam, seperti bencana alam atau lainnya.

Dikutip dari situs Conserve Energy Future, kabut asap atau yang dalam bahasa Inggris disebut smog, adalah kabut bewarna kekuningan atau kehitaman, terbentuk oleh campuran polutan di atmosfer. Kabut asap juga dapat didefinisikan sebagai udara berkabut yang menyebabkan kesulitan bernapas.

Penyebab kabut asap

Terjadinya bencana kabut asap dapat disebabkan oleh:

Menurut Purnomo H. dan Puspitaloka D. dalam buku Pembelajaran Pencegahan Kebakaran dan Restorasi Gambut Berbagasi Masyarakat (2020), kebakaran lahan gambut menjadi penyebab utama mengapa kabut asap sering terjadi, khususnya di Indonesia.

Baca juga: Mitigasi Bencana: Pengertian, Tujuan, Jenis dan Contohnya

Pembakaran lahan gambut biasanya dipakai untuk membuka lahan. Namun, cara ini berakibat fatal bagi lingkungan dan kehidupan sekitarnya. Lahan gabut yang dibakar akan menyebabkan kebakaran hutan.

Apabila kondisi angin kencang dan sedang musim kemarau, hal ini dapat memperparah kebakaran hutan, karena semakin sulit dipadamkan. Akibatnya kebakaran hutan semakin meluas dan menimbulkan kabut asap.

Selain kebakaran hutan, asap kendaraan bermotor juga disebut sebagai penyebab utama kabut asap. Kandungan dan reaksi beberapa bahan kimia dalam asap kendaraan bermotor akan menimbulkan kabut asap.

Asap kendaraan bermotor mengandung bahan kimia seperti karbon monoksida, hidrokarbon, dan lainnya. Saat kandungan bahan kimia ini terkena sinar matahari, akan timbul reaksi kimiawi, dan akibatnya kabut asap terjadi.

Bencana alam gunung meletus dapat menyebabkan kabut asap. Ketika erupsi, gunung mengeluarkan beberapa partikel debu dan asap. Hampir sama seperti asap kendaraan bermotor, partikel dari erupsi gunung ini bereaksi ketika bertemu sinar matahari.

Kandungan partikel debu dan asap akan memunculkan reaksi ketika terkena sinar matahari dan juga oksigen. Akibatnya muncullah kabut asap di kawasan sekitar gunung dan dapat menyebar ketika terbawa angin.

Baca juga: Proses Mitigasi Bencana Kekeringan

Dampak kabut asap

Bencana kabut asap memunculkan banyak dampak. Tidak hanya kualitas udara, namun juga bagi lingkungan hidup serta manusia. Berikut beberapa dampak bencana kabut asap:

Bencana kabut asap menurunkan kualitas udara suatu kawasan. Udara yang dihirup makhluk hidup seharusnya tidak bewarna dan berbau. Namun, ketika kabut asap terjadi, kualitas udara otomatis menurun karena udara berubah menjadi kekuningan atau menghitam dan beraroma tidak sedap.

Berbagai masalah kesehatan ditimbulkan dari bencana kabut asap seperti sesak napas, penyakit paru-paru, iritasi pada mata, nyeri pada dada, pneumonia, batuk, dan lainnya. Tak sedikit masalah kesehatan akibat bencana kabut asap menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

  • Tertutupnya sinar matahari

Kabut asap membuat sinar matahari sulit menembus kawasan yang terdampak. Akibatnya sinar matahari yang diperlukan manusia sebagai vitamin D sangatlah minim.

Hal ini menyebabkan gangguan penglihatan karena tebalnya kabut asap dan minimnya sinar matahari, serta masalah kesehatan.

Baca juga: Lembaga-Lembaga yang Berperan dalam Penanggulangan Bencana Alam

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.