Sebutkan nilai nilai Pancasila sebagai dasar negara pada masa Orde Baru

Apa perbedaan Wassalamu'alaikum dengan Waalaikumsalam ​

Q. Ezz1. jelaskan pengertian haji2. jelaskan pengertian umrahnt : absen kakack"[tex] \colorbox{black}{\colorbox{yellow}{ ✔✰ \colorbox{aqua}{\color{red … }FedtZ} ✰✔ }}[/tex]​

Assalamualaikum kak. Mau nanya, apa iya kalau menghayal lawan jenis yang tidak nyata itu termasuk dosa/ zina qolbi?‍. mohon jawabannya​

Arslan berupaya memperkokoh pemerintahannya dan menambah kekuatannya dalam menghadapi ancaman kekuatan romawi dengan cara….

Tuliskan surat Ak-baqarah ayat 10 sampai ayat 20.beserta terjemahan nya. makasih (ʘᴗʘ✿).​

Apa perbedaan antara kalimat ismiyah dan kalimat fi’liyah? berikan masing-masing 1 contoh!

Ayat al-quran yang menjelaskan kelima prinsip kebebasan dalam islam

Ayat al-quran tentang larangan orang yang taklid buta tanpa penalaran dan pemahaman yang benar tentang keyakinannya hanya ikut-ikutan saja!

Kebebasan berekspresi. setiap orang berhak atas kebebasan berekspresi. hak ini termasuk kebebasan untuk menahan pendapat tanpa gangguan dan untuk menc … ari, menerima, dan menyampaikan informasi dan ide melalui media apa saja dan tanpa batasan apa pun.

Komunikasi dua device tanpa perlu server disebut...

Sarah Nafisah Senin, 13 September 2021 | 13:00 WIB

Sebutkan nilai nilai Pancasila sebagai dasar negara pada masa Orde Baru

Perjalanan penerapan pancasila dari masa ke masa. (Freepik.com)

Bobo.id - Penerapan pancasila dari masa ke masa tentunya memiliki tantangannya masing-masing.

Seperti yang kita tahu, pancasila sebagai dasar negara mewajibkan kita untuk menerapkannya dalam kehidupan.

Penerapan pancasila ini tidak hanya dilakukan di masa sekarang saja, tapi sudah diterapkan jauh sejak awal kemerdekaan.

Sekarang kita cari tahu bagaimana penerapan pancasila dari masa ke masa, yuk!

1. Penerapan Pancasila di Awal Kemerdekaan

Pada masa awal-awal kemerdekaan Indonesia, banyak sekali masalah yang berkaitan dengan penerapan pancasila.

Tentunya hal ini tidak didiamkan begitu saja. Masyarakat Indonesia tentunya saling membantu dan berusaha untuk kembali menerapkan pancasila sebagai pandangan hidup.

Berikut adalah masalah-masalah penerapan pancasila di awal kemerdekaan:

- Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI)

- Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)

- Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

- Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)

- Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)

- Perubahan RIS Menjadi NKRI


Page 2


Page 3

Sebutkan nilai nilai Pancasila sebagai dasar negara pada masa Orde Baru

Freepik.com

Perjalanan penerapan pancasila dari masa ke masa.

Bobo.id - Penerapan pancasila dari masa ke masa tentunya memiliki tantangannya masing-masing.

Seperti yang kita tahu, pancasila sebagai dasar negara mewajibkan kita untuk menerapkannya dalam kehidupan.

Penerapan pancasila ini tidak hanya dilakukan di masa sekarang saja, tapi sudah diterapkan jauh sejak awal kemerdekaan.

Sekarang kita cari tahu bagaimana penerapan pancasila dari masa ke masa, yuk!

1. Penerapan Pancasila di Awal Kemerdekaan

Pada masa awal-awal kemerdekaan Indonesia, banyak sekali masalah yang berkaitan dengan penerapan pancasila.

Tentunya hal ini tidak didiamkan begitu saja. Masyarakat Indonesia tentunya saling membantu dan berusaha untuk kembali menerapkan pancasila sebagai pandangan hidup.

Berikut adalah masalah-masalah penerapan pancasila di awal kemerdekaan:

- Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI)

- Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)

- Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

- Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)

- Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)

- Perubahan RIS Menjadi NKRI

Orde baru berkehendak ingin melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen sebagai kritik terhadap orde lama yang telah menyimpang dari Pancasila.Diera Orde Baru, stabilitas dan pembangunan, serta merta tidak lepas dari keberadaan Pancasila. Pancasila menjadi alat bagi pemerintah untuk semakin menancapkan kekuasaan di Indonesia. Pancasila begitu diagung-agungkan; Pancasila begitu gencar ditanamkan nilai dan hakikatnya kepada rakyat; dan rakyat tidak memandang hal tersebut sebagai sesuatu yang mengganjal.

Menurut Hendro Muhaimin bahwa Pemerintah di era Orde Baru sendiri terkesan “menunggangi” Pancasila, karena dianggap menggunakan dasar negara sebagai alat politik untuk memperoleh kekuasaan. Disamping hal tersebut, penanaman nilai-nilai Pancasila di era Orde Baru juga dibarengi dengan praktik dalam kehidupan sosial rakyat Indonesia. Kepedulian antarwarga  sangat kental, toleransi di kalangan masyarakat cukup baik, dan budaya gotong-royong sangat dijunjung tinggi. Selain penanaman nilai-nilai tersebut dapat dilihat dari penggunaan Pancasila sebagai asas tunggal dalam kehidupan berorganisasi, yang menyatakan bahwa semua organisasi, apapun bentuknya, baik itu organisasi masyarakat, komunitas, perkumpulan, dan sebagainya haruslah mengunakan Pancasila sebagai asas utamanya.

Istilah terkenal pada Orde Baru adalah stabilitas politik yang dinamis diikuti dengan trilogi pembangunan. Perincian pemahaman Pancasila itu sebagaimana yang kita lihat dalam konsep P4 dengan esensi selaras, serasi dan seimbang. Soeharto melakukan ijtihad politik dengan melakukan pemahaman Pancasila melalui apa yang disebut dengan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) atau Ekaprasetia Pancakarsa. Itu tentu saja didasarkan pada pengalaman era sebelumnya dan situasi baru yang dihadapi bangsa.

Pada awalnya P4 memang memberi angin segar dalam pengamalan Pancasila, namun beberapa tahun kemudian kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan ternyata tidak sesuai dengan jiwa Pancasila. Walaupun terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat dan penghormatan dari dunia internasional, Tapi kondisi politik dan keamanan dalam negeri tetap rentan, karena pemerintahan sentralistik dan otoritarian. Pancasila ditafsirkan sesuai kepentingan kekuasaan pemerintah dan tertutup bagi tafsiran lain. Demokratisasi akhirnya tidak berjalan, dan pelanggaran HAM terjadi dimana-mana yang dilakukan oleh aparat pemerintah atau negara. Pancasila seringkali digunakan sebagai legimitator tindakan yang menyimpang. Ia dikeramatkan sebagai alasan untuk stabilitas nasional daripada sebagai ideologi yang memberikan ruang kebebasan untuk berkreasi. Kesimpulan, Pancasila selama Orde Baru diarahkan menjadi ideology yang hanya menguntungkan satu golongan, yaitu loyalitas tunggal pada pemerintah dan demi persatuan dan kesatuan hak-hak demokrasi dikekang.

Era Reformasi

Memahami peran Pancasila di era reformasi, khususnya dalam konteks sebagai dasar negara dan ideologi nasional, merupakan tuntutan hakiki agar setiap warga negara Indonesia memiliki pemahaman yang sama dan akhirnya memiliki persepsi dan sikap yang sama terhadap kedudukan, peranan dan fungsi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pancasila sebagai paradigma ketatanegaraan artinya pancasila menjadi kerangka berpikir atau pola berpikir bangsa Indonesia, khususnya sebagai dasar negara ia sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai negara hukum, setiap perbuatan baik dari warga masyarakat maupun dari pejabat-pejabat harus berdasarkan hukum, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Dalam kaitannya dalam pengembangan hukum, Pancasila harus menjadi landasannya. Artinya hukum yang akan dibentuk tidak dapat dan tidak boleh bertentangan dengan sila-sila Pancasila. Substansi produk hukumnya tidak bertentangan dengan sila-sila pancasila.

Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang sosial politik mengandung arti bahwa nilai-nilai Pancasila sebagai wujud cita-cita Indonesia merdeka di implementasikan sebagai berikut :

*  Penerapan dan pelaksanaan keadilaan sosial ,politik, agama, dan ekonomi

* Mementingkan kepentingan rakyat / demokrasi dalam pengambilan keputusan.

* Melaksanakan keadilaan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan

* Dalam pelaksanaan pencapaian tujuan menggunakan pendekatan kemanusiaan yang adil dan beradab.

* Nilai-nilai keadilan, kejujuran, dan toleransi bersumber pada nilai ke Tuhanan Yang Maha Esa.

Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang kebudayaan mengandung pengertian bahwa Pancasila adalah etos budaya persatuan, dimana pembangunan kebudayaan sebagai sarana pengikat persatuan dalam masyarakat majemuk. Oleh karena itu smeboyan Bhinneka Tunggal Ika dan pelaksanaan UUD 1945 yang menyangkut pembangunan kebudayaan bangsa hendaknya menjadi prioritas, karena kebudayaan nasional sangat diperlukan sebagai landasan media sosial yang memperkuat persatuan. Dalam hal ini bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa persatuan.

Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional Bidang Hankam, maka paradigma baru TNI terus diaktualisasikan untuk menegaskan, bahwa TNI telah meninggalkan peran sosial politiknya atau mengakhiri dwifungsinya dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari sistem nasional.

Pancasila sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan, dengan memasuki kawasan filsafat ilmu (philosophy of science) ilmu pengetahuan yang diletakkan diatas pancasila sebagai paradigmanya perlu difahami dasar dan arah penerapannya, yaitu pada aspek ontologis, epistomologis, dan aksiologis. Ontologis, yaitu bahwa hakikat ilmu pengetahuan aktivitas manusia yang tidak mengenal titik henti dalam upayanya untuk mencari dan menemukan kebenaran dan kenyataan. Ilmu pengetahuan harus dipandang secara utuh, dalam dimensinya sebagai proses menggambarkan suatu aktivitas warga masyarakat ilmiah yang melalui abstraksi, spekulasi, imajinasi, refleksi, observasi, eksperimentasi, komparasi dan eksplorasi mencari dan menemukan kebenaran dan kenyataan. Sebagai produk, adanya hasil yang diperoleh melalui proses, yang berwujud karya-karya ilmiah beserta aplikasinya yang berwujud fisik ataupun non fisik. Epistimologi, yaitu bahwa Pancasila dengan nilai-nilai yang terkandung didalamnya dijadikan metode berpikir, dalam arti dijadikan dasar dan arah didalam pengembangan ilmu pengetahuan yang parameter kebenaran serta kemanfaatan hasil-hasil yang dicapainya adalah nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila itu sendiri. Aksilogis, yaitu bahwa dengan menggunakan epistemologi tersebut diatas, pemanfaatan dan efek pengembangan ilmu pengetahuan secara negatif tidak bertentangan dengan Pancasila dan secara positif mendukung atau mewujudkan nilai-nilai ideal Pancasila.

Namun, di era reformasi ini Pancasila seakan tidak memiliki kekuatan mempengaruhi dan menuntun masyarakat. Pancasila tidak lagi populer seperti pada masa lalu. Elit politik dan masyarakat terkesan masa bodoh dalam melakukan implementasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila memang sedang kehilangan legitimasi, rujukan dan elan vitalnya. Sebab utamannya karena rejim Orde Lama dan Orde Baru menempatkan Pancasila sebagai alat kekuasaan yang otoriter.

Terlepas dari kelemahan masa lalu, sebagai konsensus dasar dari berdirinya bangsa ini, yang diperlukan dalam konteks era reformasi adalah pendekatan-pendekatan yang lebih konseptual, komprehensif, konsisten, integratif, sederhana dan relevan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.

Penulis : Gilang

Editor : Tahang

Publish : Tahang