Sebutkan tahapan tahapan pengolahan rotan untuk menjadi produk kerajinan

dilakukan lebih dari 2 tahun sekali misalnya 3 tahun sekali atau lebih menjadi kurang ekonomis. Setiap rumpun rotan yang tumbuh berkelompok biasanya hanya rotan yang sudah tua saja yang dipungut. Pemungutan batang rotan yang sudah tua tersebut biasanya hanya dibatasi antara 20 – 30 dari jumlah batang yang ada dalam setiap rumpun. Sedangkan sisanya dilakukan pemungutan pada periode berikutnya. Setelah batang rotan yang dipungut, maka akan segera tumbuh tunas – tunas baru. Kegiatan panen rotan disarankan untuk dilakukan pada saat musim kemarau tiba agar pengeringannya mudah dilakukan dengan sinar matahari. Januminro, 2000.

2.6. Proses Pengolahan Rotan

Tujuan pengolahan rotan asalan sebelum menjadi bahan setengah jadi dan barang jadi adalah untuk : 1. Menghilangkan kotoran dan selaput silica yang masih melekat pada batang rotan. 2. Mendapatkan bahan baku rotan yang tahan terhadap hama dan penyakit. 3. Menghasilkan bahan baku rotan bulat amplas dan serut, kulit dan hati rotan yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaanya. 4. Meningkatkan nilai tambah, keindahan, hasil guna bahan baku rotan.

2.6.1. Tahap – Tahap Pengolahan Rotan Asalan W dan S

a Pemotongan rotan Pemotongan rotan dilakukan untuk membagi panjang rotan menjadi beberapa bagian yang ukurannya standar yang berlaku umum dalam perdagangan rotan. Biasanya, rotan dipotong sepanjang 5 m – 6 m dan selanjutnya dilipat ditekuk menjadi 2 bagian rotan berdiameter kecil, sedangkan untuk rotan berdiameter besar tanpa ditekuk. Pemotongan dilakukan pada saat sebelum peruntian atau sebelum dilakukan sortasi kualitas. b Perendaman dalam air Rotan yang sudah dipotong – potong menjadi beberapa bagian sesuai dengan ukuran diikat rapi dengan jumlah berkisar antara 50 – 100 potong. Setelah itu, rotan yang telah diikat direndam dalam air mengalir atau bak penampungan air yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. Lama perendaman paling sedikit 1 – 7 hari dan selalu diawasi agar jangan sampai terjadi perubahan warna akibat kesalahan perendaman. Pada saat direndam, warna rotan umumnya kuning kehitam – hitaman. Setelah perendaman dianggap cukup, rotan diangkat untuk dilakukan peruntian. Perendaman rotan biasanya dilakukan jika tidak sempat dilakukan peruntian secepatnya karena menunggu waktu untuk dilakukan peruntian. Bila rotan ditempatkan begitu saja selama beberapa hari tanpa direndam, maka rotan tersebut akan mudah diserang jamur perusak dan warna rotan akan berubah. c Pencucian dan penggosokan Pencucian rotan bertujuan untuk menghilangkan kotoran sisa – sisa pelepah , debu, dan lain – lain yang masih terdapat pada batang rotan ketika dilakukan pembersihan pada tahap pengolahan rotan asalandasar. Dengan dilakukan pencucian ini, maka warna cahaya atau kilap yang ada pada rotan tersebut akan meningkatkan kualitasnya. Pencucian rotan dilakukan sambil digosok – gosok. Penggosokan rotan dapat menggunakan serabut kelapa atau kain yang agak tebal dengan pasir yang bersih. Penggosokan rotan dapat juga dilakukan dengan pasir yang digenggam. d Peruntian Peruntian bertujuan untuk menghilangkan epidermis sebelah dalam seludang daun yang masih melekat pada batang rotan, sekaligus menghilangkan epidermis sebelah luar batang rotan yang mengandung silica. Peruntian batang rotan ditempuh dengan cara sebagai berikut : 1. Runti jala Rotan ditarik berpasangan dalam sebuah galangan melalui dua “rotor” terpisah yang dibuat dari kayu. Ketika bagian – bagian rotan yang sudah bersih akan keluar dari roller, bagian yang keluar tersebut pembersihannya disempurnakan dengan rantai metal. Selain menggunakan roller, alat peruntian dapat juga dibuat dari sebuah galangan diantara tiga tonggak bambu. 2. Runti gosok Batang rotan ditarik – tarik bolak – balik malalui lubang pada sepotong bambo yang diikat berdiri pada sebatang pohon. 3. Runti pelari Rotan ditumpuk, kemudian dipukul – pukul dengan kayu atau anyaman rotan. Cara peruntian ini kurang baik karena kurang bersih dan dapat mengakibatkan cacat pada batang rotan tersebut. Dari ketiga cara peruntian tesebut diatas, cara yang paling umum, hasilnya baik, cepat dan memuaskan adalah peruntian dengan runti jala. Kegiatan peruntian rotan dilakukan hanya terbatas pada rotan dari kelompok berdiameter kecil. Sementara untuk rotan berdiameter besar, pembersihan dilakukan dengan cara pengikisan batang dan langsung melakukan perataan buku – bukunya menggunakan pisau kecil yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. e Pengikisan Pengikisan bertujuan untuk mengikis atau meratakan tulang rotan bagian luar yang tidak rata dengan ruasnya. Pengikisan tulang – tulang rotan ini dilaksanakan pada saat pengolahan rotan yang berasal dari rotan mentah. Meskipun demikian, tidak semua rotan dikikis tulangnya, tergantung pada jenis rotan yang diolah, diameter rotan, pesanan konsumen dan keperluan penggunaannya. Alat pengikisan rotan terdiri atas pisau kecil yang tidak mempunyai pegangan. Pengikisan dilakukan dengan cara memegang batang rotan dengan tangan kiri dan tangan kanan memegang pisau kecil yang diberi alas kain. f Penjemuran Pengeringan Tujuan pengeringan adalah untuk mengeluarkan air dari batang rotan agar warna rotan tidak berubah, sekaligus untuk mencegah noda – noda hitam akibat serangan jamur pada batang rotan. Pengeringan dapat dilakukan dengan cara menjemur rotan langsung pada terik matahari. Rotan yang akan dijemur ditumpuk melintang di atas tanah dengan diberi ganjal dari kayu. Pengeringan rotan yang besar dilakukan dengan cara disandarkan pada kayu yang dibuat khusus bediri agak miring atau digantung. Rotan yang berdiameter besar dapat dikeringkan dengan cara dipanggang di dekat api. Rotan yang basah dikeringkan dengan cara ditumpuk sekitar 50 – 100 batang. Namun cara ini tidak dianjurkan karena proses pengeringannya tidak merata. Lama penjemuran memakan waktu antara 1 – 3 hari, tergantung pada kondisi cuaca dan iklim. Lama penjemuran juga tergantung pada jenis rotan, diameter rotan, dan panjang batang. Penjemuran dan pengeringan rotan baru selesai apabila warna hijau telah berubah menjadi kuning keemas – emasan. Untuk mempercepat proses pengeringan, rotan harus selalu dibolak – balik pada saat tertentu. g Pelurusan dan pemotongan Sebagian besar rotan secara tidak alami tidak ada yang lurus sempurna, terutama rotan yang berdiameter besar. Pelurusan rotan dilakukan pada jenis rotan berdiameter besar yang secara alamiah tidak lurus. Pelurusan rotan dilakukan dengan alat yang dibuat dari sebatang balok ukuran 10 cm x 10 cm, panjang 1,25 m dan pada bagian atas diberi lubang koakan untuk memasukkan dan meluruskan rotan. Pemotongan dilakukan untuk menyeragamkan ukuran rotan secara keseluruhan sesuai dengan syarat dan kualitas yang ditentukan diinginkan. h Pengawetan Pemutihan Rotan Pengawetan Pemutihan Rotan bertujuan untuk mengurangi kerusakan dan kemunduran kualitas akibat senyawa berbagai organisme perusak. Pengawetan rotan dapat dilakukan dengan tiga cara sebagai berikut : 1. Perendaman pada air yang mengalir. 2. Perendaman dalam larutan pengawet pemutih. 3. Perebusan dalam larutan bahan pengawet. i Pengasapan Pengasapan bertujuan untuk memasukkan asap belerang ke dalam pori – pori rotan untuk membunuh dan membasmi serangan hama dan penyakit bila rotan disimpan dalam gudang terlalu lama, sekaligus untuk meningkatkan warna mutu rotan. Lama pengasapan kurang lebih 12 – 24 jam, tetapi dapat ditambah apabila warna rotan belum cukup putih atau sesuai dengan yang diinginkan. Pengasapan dilakukan dalam kamar khusus. j Sortasi Kualitas Sortasi kualitas bertujuan untuk menentukan kelas dan kualitas rotan sesuai dengan standar yang berlaku atau syarat yang ditentukan menyangkut diameter, warna, cacat, dan lain sebagainya. Sortasi kualitas dilakukan dalam dua tahap. Pertama, sortasi pada saat penentuan kualitas rotan bulat menjadi rotan bulat W dan S dan rotan bulat yang akan diolah lanjutan. Kedua, sortasi pemindahan kualitas pada saat kegiatan pengolahan lanjutan rotan menjadi barang setengah jadi. k Pengikatan, Penimbangan, dan Pembungkusan Setelah rotan disortir menurut diameter dan tingkat kualitasnya, rotan – rotan tersebut diikat dan ditimbang menjadi beberapa unit berat berdasarkan jenis rotan, kualitas, dan ukurannya masing – masing. Selanjutnya, rotan yang sudah ditimbang dan diikat dibungkus agar tidak terkena kotoran.

2.7. Persediaan

Rotan merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang tumbuh secara merambat yang dalam skala besar dijadikan sebagai bahan baku industri. Produk yang dihasilkan dari rotan merupakan produk yang sudah jadi. Produk jadi rotan merupakan rotan yang telah melalui teknik dan proses pengolahan. Teknik dan proses pengolahan adalah suatu tahapan kegiatan pengerjaan selanjutnya dari bahan baku rotan bulat menjadi barang setengah jadi dan barang jadi. Selain itu, rotan juga menghasilkan produk siap jadi atau siap digunakan.

Teknik dan proses pengolahan rotan melewati beberapa tahap yakni pengambilan bahan baku, sortasi, penggorengan, penggosokan dan pencucian, pengeringan, pengupasan dan pemolesan, pengasapan, pengawetan, dan pembengkokan.

1. Pengambilan Bahan Baku

Memproduksi suatu produk dari bahan baku rotan tentunya langkah yang pertama adalah dengan menyiapkan bahan baku yang diperlukan. Bahan baku rotan biasanya diperoleh di dalam kawasan hutan baik itu hutan beriklim subtropis maupun hutan beriklim tropis. Pengambilan rotan di dalam kawasan hutan dilakukan dengan menggunakan parang untuk memotong. Pengambilan rotan di dalam kawasan hutan dapat dipotong berdasarkan ukuran bahan baku yang akan digunakan atau pun memotong seluruh bagian yang ingin dimanfaatkan. Bagian rotan yang dipotong tersebut kemudian diikat dan dibawa ke tempat pengumpulan.

2. Sortasi

Setelah sampai di tempat pengumpulan rotan kemudian disortasi. Sortasi merupakan proses pemisahan rotan dari berbagai bahan lainnya yang tidak dibutuhkan. Pemisahan ini dilakukan berdasarkan ukuran atau ketentuan tertentu seperti warna, bentuk bahan, tekstur, komposisi bahan, bau dan lain-lain. Pemisahan rotan dari bagian-bagian yang tidak digunakan termasuk limbah rotan.

3. Penggorengan

Penggorengan rotan merupakan proses memasukkan bagian rotan yang telah dipotong dan telah diikat ke dalam wadah yang telah disiapkan. Biasanya, penggorengan rotan dilakukan dengan mengisi wadah menggunakan minyak kelapa yang telah dicampur dengan solar atau minyak tanah. Penggunaan minyak pada penggorengan ini dilakukan supaya getah pada rotan dapat terlarutkan. Tujuan utama dari kegiatan penggorengan ini ialah supaya kadar air yang terkandung di dalam batang rotan menjadi turun. Selain itu, kegiatan penggorengan juga dapat mempercepat pengeringan batang rotan serta serangan jamur perusak dapat tercegah.

4. Penggosokan dan Pencucian

Setelah proses yang ketiga selesai maka rotan kemudian dibiarkan beberapa menit dengan melakukan penirisan. Kegiatan penirisan ini dilakukan supaya minyak kelapa dengan campuran solar saat penggorengan dapat terpisah dari batang rotan yang digoreng. Selanjutnya, setelah melewati tahap tersebut rotan kemudian digosok dengan menggunakan sabut kelapa atau juga menggunakan kain perca yang telah dicampur dengan serbuk gergajian. Tujuannya adalah untuk membersihkan kulit rotan dari sisa kotoran terutama getahnya. Kegiatan tersebut akan membuat rotan menjadi semakin bersih dan mengkilat sehingga warna kulit rotan menjadi cerah.

5. Pengeringan

Pengeringan merupakan proses pengeluaran air dari dalam bahan dengan bantuan energi panas ke udara terbuka sampai mencapai kadar air tertentu (Rachman & Jasni, 2013). Kegiatan pengeringan rotan dilakukan di bawah sinar matahari sampai kadar air yang terkandung di dalamnya sudah mencapai batasan tertentu. Umumnya, kegiatan pengeringan rotan di bawah sinar matahari merupakan kegiatan lanjutan dari proses pengeringan sehingga waktu yang dibutuhkan rotan untuk cepat kering lebih singkat (Basri & Karnasudirja, 1987). Selain itu, kegiatan pengeringan di bawah sinar matahari menjadi alternatif terbaik dalam pengolahan rotan karena di Indonesia diperoleh sinar matahari yang sangat melimpah.

Kunjungi juga : Klasifikasi, Morfologi, Manfaat, Penyebaran, dan Sifat Rotan

Selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian Basri & Karnasudirja (1987) dengan memanfaatkan dua jenis rotan yakni rotan manau dan semambu menjelaskan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengeringan pada rotan secara alami adalah selama 22 hari sampai 65,3 hari dengan laju pengeringan setiap harinya 1,09% sampai 2,17% dan kadar air yang diperoleh berada pada kisaran 18,35% sampai 19,19%.

6. Pengupasan dan Pemolesan

Pengupasan rotan merupakan proses memisahkan rotan yang sudah siap digunakan untuk menghilangkan kulit luar penutup rotan. Sedangkan pemolesan merupakan pemberian zat tertentu pada batang rotan sehingga lebih mengkilat dan juga seragam. Kegiatan pengupasan dan pemolesan umumnya dilakukan pada bagian batang rotan yang telah kering. Hal ini dikarenakan pengupasan yang dilakukan pada bagian batang rotan kering menghasilkan mutu yang sangat baik dari pada pengupasan pada bagian batang rotan basah.

Namun tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan pengupasan pada batang rotan yang masih basah. Akan tetapi, pengupasan yang dilakukan pada bagian batang rotan yang masih basah akan menghasilkan rendemen serta cacat serat berbulu dan kepatahan serat lebih tinggi sehingga untuk kegiatan pengupasan pada batang rotan basah diperlukan rekayasa alat (Basri et al., 1998).

7. Pengasapan

Kegiatan pengasapan dilakukan supaya warna rotan menjadi rata serta mengkilap. Umumnya, rotan yang diasapi akan menghasilkan warna kekuningan. Selanjutnya kegiatan pengasapan dilakukan saat rotan telah kering dan secara alami masih memiliki kulit. Kegiatan pengasapan dilakukan dengan memanfaatkan belerang dengan tujuan warna dan kilap yang dihasilkan mengalami peningkatan. Pengasapan membutuhkan waktu berjam-jam bahkan dapat mencapai setengah hari.

8. Pengawetan

Pengawetan rotan merupakan proses pemberian zat kimia pada batang rotan. Tujuan pemberian zat ini supaya masa pakai rotan bertahan lama serta meminimalisir kerusakan rotan akibat organisme perusak. Bahan pengawet yang digunakan umumnya memiliki sifat racun terhadap berbagai jenis organisme perusak rotan dalam keadaan basah atau pun kering.

Selain memperhatikan dari sifat bahan pengawet tersebut, penggunaan zat untuk pengawet juga perlu bahan yang aman untuk digunakan serta pada saat pengangkutan tidak berdampak negatif. Lebih lanjut, bahan yang digunakan juga harus permanen di dalam batang rotan. Artinya bahan pengawet yang digunakan tidak hanya bersifat sementara dan korosif. Selain itu, kesediaan bahan pengawet ini juga harus memiliki harga yang murah dan banyak dijumpai sehingga lebih mudah untuk mendapatkannya.

9. Pembengkokan

Pembengkokan atau pelengkungan rotan merupakan proses membentuk rotan sesuai dengan bentuk yang diinginkan atau lazimnya sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pembengkokan rotan biasanya dilakukan pada rotan berukuran besar. Pembengkokan rotan dilakukan dengan memanfaatkan panas. Tujuannya supaya jaringan rotan menjadi lunak sehingga bisa lebih mudah dibentuk.

Kunjungi juga : Tanaman Kayu Manis (HHBK)

Proses pembengkokan pada awalnya memerlukan panas api dimana bagian rotan yang ingin dibengkokkan diletakkan di atasnya dan dilakukan penekanan pada bagian tertentu menggunakan alat pembengkok saat keadaan rotan masih panas. Selanjutnya seiring dengan perkembangan jaman serta untuk memperoleh hasil yang efisien dilakukan pembengkokan menggunakan uap panas. Cara ini lebih efektif penggunaannya karena terhindar dari hitam serta kebakaran rotan. Cara ini juga dinilai lebih cepat dari pada dipanaskan melalui api.

Meskipun cara kedua ini dianggap lebih efektif, namun tetap saja akan menghasilkan kerusakan pada rotan yang dibengkokkan. Secara umum, kerusakan yang terjadi berupa rotan menjadi pecah, bagian rotan patah, atau terjadinya gembos pada rotan. Selanjutnya, pembengkokan pada rotan juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan DMSO terutama pada rotan manau dan rotan minang.

Pustaka:

Basri, E. & Karnasudirja, S. 1987. Pengaruh Penggorengan dan Cara Pengeringan Terhadap Sifat Rotan Balukbuk (Calamus burckianus) dan Rotan Seuti (Calamus ornatus). Jurnal Penelitian Hasil Hutan 4 (1): 17-21. DOI //doi.org/10.20886/jphh.1987.4.1.17-21

______________________. 1987. Perilaku Pengeringan Rotan Manau (Calamus manau Miq.) dan Rotan Semambu (Calamus scipionum Lour). Jurnal Penelitian Hasil Hutan 4 (1): 12-16. DOI //doi.org/10.20886/jphh.1987.4.1.12-16

Basri, E., Rachman, O., & Supriai, A. 1998. Pengupasan dan Pemolisan Rotan dalam Keadaan Basah dan Kering. Buletin Penelitian Hasil Hutan 15 (8): 475-487. DOI //doi.org/10.20886/jphh.1998.15.8.475-487

Rachman, O. & Jasni. 2013. Rotan Sumberdaya, Sifat dan Pengolahannya. Cetakan ke 3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Jakarta

Page 2

At Zega Hutan, accessible from //www.zegahutan.com/, one of our main priorities is the privacy of our visitors. This Privacy Policy document contains types of information that is collected and recorded by Zega Hutan and how we use it. If you have additional questions or require more information about our Privacy Policy, do not hesitate to contact us.

Log Files

Zega Hutan follows a standard procedure of using log files. These files log visitors when they visit websites. All hosting companies do this and a part of hosting services' analytics. The information collected by log files include internet protocol (IP) addresses, browser type, Internet Service Provider (ISP), date and time stamp, referring/exit pages, and possibly the number of clicks. These are not linked to any information that is personally identifiable. The purpose of the information is for analyzing trends, administering the site, tracking users' movement on the website, and gathering demographic information.

Cookies and Web Beacons

Like any other website, Zega Hutan uses 'cookies'. These cookies are used to store information including visitors' preferences, and the pages on the website that the visitor accessed or visited. The information is used to optimize the users' experience by customizing our web page content based on visitors' browser type and/or other information.
For more general information on cookies, please read the "What Are Cookies" article on Cookie Consent website.

Google DoubleClick DART Cookie

Google is one of a third-party vendor on our site. It also uses cookies, known as DART cookies, to serve ads to our site visitors based upon their visit to www.website.com and other sites on the internet. However, visitors may choose to decline the use of DART cookies by visiting the Google ad and content network Privacy Policy at the following URL – //policies.google.com/technologies/ads

Our Advertising Partners

Some of advertisers on our site may use cookies and web beacons. Our advertising partners are listed below. Each of our advertising partners has their own Privacy Policy for their policies on user data. For easier access, we hyperlinked to their Privacy Policies below.
  • Google
    //policies.google.com/technologies/ads

Privacy Policies

You may consult this list to find the Privacy Policy for each of the advertising partners of Zega Hutan. Our Privacy Policy was created with the help of the Free Privacy Policy Generator and the Privacy Policy Generator Online. Third-party ad servers or ad networks uses technologies like cookies, JavaScript, or Web Beacons that are used in their respective advertisements and links that appear on Zega Hutan, which are sent directly to users' browser. They automatically receive your IP address when this occurs. These technologies are used to measure the effectiveness of their advertising campaigns and/or to personalize the advertising content that you see on websites that you visit. Note that Zega Hutan has no access to or control over these cookies that are used by third-party advertisers.

Third Party Privacy Policies

Zega Hutan's Privacy Policy does not apply to other advertisers or websites. Thus, we are advising you to consult the respective Privacy Policies of these third-party ad servers for more detailed information. It may include their practices and instructions about how to opt-out of certain options. You can choose to disable cookies through your individual browser options. To know more detailed information about cookie management with specific web browsers, it can be found at the browsers' respective websites. What Are Cookies?

Children's Information

Another part of our priority is adding protection for children while using the internet. We encourage parents and guardians to observe, participate in, and/or monitor and guide their online activity. Zega Hutan does not knowingly collect any Personal Identifiable Information from children under the age of 13. If you think that your child provided this kind of information on our website, we strongly encourage you to contact us immediately and we will do our best efforts to promptly remove such information from our records.

Online Privacy Policy Only

This Privacy Policy applies only to our online activities and is valid for visitors to our website with regards to the information that they shared and/or collect in Zega Hutan. This policy is not applicable to any information collected offline or via channels other than this website.

Consent

By using our website, you hereby consent to our Privacy Policy and agree to its Terms and Conditions.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA