Sebutkan tiga contoh kekuasaan Allah SWT yang terjadi di muka bumi Al muqtadir

Ilustrasi Asmaul Husna. Sumber: Unsplash.com

Berdasarkan Kamus Kontemporer Arab Indonesia, Atabik Ali dan Zuhdi Muhdlor (2007: 127) mengartikan asmaul husna sebagai “nama-nama Allah yang berjumlah 99”. Makna ini berkaitan dengan beberapa ayat Alquran yang menjelaskan jika Allah memiliki beragam nama terbaik. Melalui nama-nama ini, terdapat nilai keagungan dan keesaan Allah, juga merupakan seruan umat Islam ketika berdoa atau mengharap kepada-Nya.

Salah satu Asmaul Husna yang terdapat dalam Alquran adalah Al Muqtadir, sebagai bentuk lain dari nama Al Qadir. Asmaul Husna ke-70 ini menunjukkan kekuasaan Allah yang tidak berawal dan berakhir, mutlak dan abadi selamanya. Simak makna nama Al Muqtadir dan jumlah penyebutannya dalam Alquran berikut ini.

Makna Asmaul Husna Al Muqtadir

Al Muqtadir memiliki akar kata qadara yang artinya berkuasa, mampu. Meski artinya mirip dengan Al Qadir, makna Al Muqtadir cenderung lebih kuat dan dalam. Bukan sekedar berkuasa, melainkan juga maha menentukan.

Al Muqtadir merupakan simbol bahwa Allah memiliki kekuasaan dan kemampuan penuh atas segala sesuatu. Ia memiliki kesempurnaan dalam bertindak, bebas melakukan apa dikehendakinya tanpa ada yang sanggup mengintervensi. Ketentuannya pun bersifat mutlak, tidak ada yang mampu mengubahnya. Meski begitu, segala yang telah ia tentukan dapat berubah sesuai kehendak-Nya.

Penyebutan Al Muqtadir dalam Alquran

Di dalam Alquran, kata “Al Muqtadir” disebutkan dalam 4 ayat di 3 surat yang berbeda. Ayat-ayat tersebut yaitu:

1. Surat Al Qamar ayat 42

Mereka mendustakan mukjizat Kami seluruhnya, kemudian Kami azab mereka dengan azab dari Yang Maha Perkasa dan Maha Kuasa (muqtadir).

Di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Mahakuasa (muqtadir).

3. Surat Al Kahfi ayat 45

Berilah perumpamaan kepada mereka akan kehidupan dunia seperti air hujan yang Kami turunkan dari langit, karenanya menjadi subur tumbuh-tumbuhan di muka bumi, pada akhirnya tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering dan diterbangkan angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa (muqtadir) atas segala sesuatu.

4. Surat Az Zukruf ayat 42

Atau Kami perlihatkan kepadamu balasan yang telah Kami ancamkan kepada mereka. Maka sesungguhnya Kami berkuasa (muqtadir) atas mereka.

Tetapi bila kita menilik asal kata muqtadir, qadara, maka akan ditemukan lebih banyak ayat yang menyebut sifat yang menunjukkan ke-Maha Berkuasa-an Allah itu. Diantaranya terdapat dalam Surat Al Baqarah ayat 106, Ali Imran ayat 189, dan Al Isra ayat 30. (AA)

tirto.id - Asmaul Husna adalah nama-nama yang baik dimiliki Allah SWT. Dia memperkenalkan diri dengan Asmaul Husna kepada hamba-hambanya.

Nama-nama tersebut sekaligus juga menunjukkan sifat-sifat dan kekuasaan Allah SWT, sebagaimana tertera dalam surah Al-A'raf ayat 180:

“Dan Allah memiliki Asmaul Husna [nama-nama yang terbaik], maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah orang orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan," (Q.S. Al-A’raf: 180).

Para ulama kemudian mengumpulkan nama-nama Allah SWT dalam Alquran dan hadis, serta merangkumnya dalam 99 Asmaul Husna. Bagi seorang muslim, dianjurkan mempelajari, serta mengimani Asmaul Husna ini.

Dalam sebuah riwayat, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Allah SWT memiliki 99 nama, seratus kurang satu. Barang siapa yang menjaga dan menghafalkannya akan masuk surga," (H.R. Muslim).

Di antara 99 Asmaul Husna tersebut, terdapat dua nama mulia yang patut dipelajari dan diimani umat Islam, yaitu Al-Muqaddim (Yang Maha Mendahulukan) dan Al-Baqi (Yang Maha Kekal).

Arti Al-Muqaddim (Yang Maha Mendahulukan) dan Konsekuensi Keimanannya

Dalam Uraian "Indahnya Nama-nama Allah" yang diterbitkan Kemendikbud dijelaskan bahwa Al-Muqaddim artinya Yang Maha Mendahului. Maksudnya, Allah SWT Maha Mendahului dari segala apa pun yang Dia ciptakan.

Sebagai ilustrasi, jika kita melihat suatu kreasi tertentu, misalnya baju atau celana. Dua benda ini tak mungkin hadir begitu saja tanpa ada yang membuatnya.

Baju atau celana tentu saja dibuat oleh tukang jahit. Karena itulah, tukang jahit hadir lebih dahulu daripada kreasi buatannya: celana dan baju tadi.

Demikian juga Allah SWT, Dia Maha Mendahului dari segala makhluk ciptaan-Nya, manusia dan alam semesta di dunia.

Terdapat beberapa konsekuensi keimananan ketika mengetahui dan meyakini nama Allah SWT Al-Muqaddim, di antaranya adalah sebagai berikut:

    • Dalam berbuat kebaikan, hendaknya umat Islam berlomba-lomba melakukannya.
    • Mengerjakan sesuatu yang bermanfaat untuk masa depan dan jangan mengerjakan perbuatan yang sia-sia, serta merugikan orang lain.
    • Seorang muslim hendaknya tidak menunda-nunda berbuat kebajikan.
    • Seorang muslim juga sebaiknya mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan diri sendiri.

Arti Al-Baqi (Yang Maha Kekal) dan Konsekuensi Keimanannya

Al-Baqi artinya Allah SWT adalah zat Yang Maha Kekal di semesta ini. Lantas, berkebalikan dengan Allah SWT, makhluk ciptaan-Nya bersifaf fana.

Sebagai misal, rumah akan ambruk, terjadi bencana alam, pohon-pohon akan tumbang, dan lain sebagainya.

Jika semesta ini akan hancur karena suatu hal atau terjadi kiamat, maka hanya Allah SWT Yang Maha Kekal atas segalanya. Hal ini tergambar dalam firman Allah SWT dalam surah Al-Qasas ayat 88:

"Dan jangan [pula] engkau sembah Tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada Tuhan [yang berhak disembah] selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala keputusan menjadi wewenang-Nya, dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan," (Al-Qasas [28]: 88).

Mengetahui bahwa Allah SWT Maha Kekal dan ciptaannya akan musnah suatu ketika, maka konsekuensi keimanan terhadap Al-Baqi sebagaimana dikutip dari buku Asmaul Husna (2020), Rina Ni'matin menuliskannya sebagai berikut:

    • Memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
    • Memperbanyak ibadah selama di dunia.
    • Beribadah dan beraktivitas tepat pada waktunya.
    • Ikhlas dalam beramal saleh.
    • Tidak berputus asa dari rahmat Allah.
    • Melakukan hal-hal bermanfaat untuk masa depan.
    • Meninggalkan hal-hal yang sia-sia dan perbuatan yang tak mendatangkan faedah.

Baca juga:

  • Arti Asmaul Husna Al-Bashir dan Al-Khabir serta Makna Keimanannya
  • Manfaat Membaca 99 Asmaul Husna: Bisa Membuka Pintu Rezeki

Baca juga artikel terkait ASMAUL HUSNA atau tulisan menarik lainnya Abdul Hadi
(tirto.id - hdi/tha)


Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno
Kontributor: Abdul Hadi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates