Sebutkan tiga contoh perilaku yang mencerminkan asmaul husna al- muqaddim

Sebutkan tiga contoh perilaku yang mencerminkan asmaul husna al- muqaddim

Sebutkan tiga contoh perilaku yang mencerminkan asmaul husna al- muqaddim

Memahami Asmaul Husna : Al-Muqaddim dan Al-Baqi

Sebutkan tiga contoh perilaku yang mencerminkan asmaul husna al- muqaddim

3.2 Memahami Makna Asmaul Husna Al-Muqaddim dan Al-Baqi

Sebutkan tiga contoh perilaku yang mencerminkan asmaul husna al- muqaddim

Melalui pemanfaatan media pembelajaran daring, siswa dapat :

1. Memahami makna Asmaul Husna Al-Muqaddim dan Al-Baqi

2. Memiliki sikap rendah hati, jujur dan disiplin sebagai implementasi Asmaul Husna 

Sebutkan tiga contoh perilaku yang mencerminkan asmaul husna al- muqaddim

            1.Pendahuluan : Membaca Doa Sebelum Belajar


             2. Pembiasaan : Membaca Asmaul Husna

                                


 

               Al-Muqaddim artinya adalah Maha Mendahului.

                Anak-anak, Allah Maha Mendahului semua makhluk-Nya. Allah telah ada sebelum semua makhluk-Nya diciptakan. Semua yang ada di dunia ini ada permulaan-Nya, namun tidak demikian dengan Allah. Allah SWT adalah Dzat yang paling awal dan tidak memiliki permulaan. Allah Terdahulu dari segalanya, karena Dialah yang menciptakan alam semesta.        

        Allah yang Maha Mendahului segala sesuatu yang dikehendaki untuk didahulukan. Hak Allah untuk mendahulukan sesuatu atas yang lainnya tanpa ada yang memaksa atau memengaruhi-Nya. Dia-lah yang mendahulukan peringatan sebelum sanksi-Nya. Dia-lah yang mendahulukan petunjuk sebelum peringatan-Nya dan mendahulukan kasih sayang-Nya atas kemarahan-Nya. 

Seorang hamba yang meneladani nama Al-Muqaddim, akan selalu mendahulukan perintah Allah dan Rasul-Nya di atas keinginannya. Juga mendahulukan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya di atas cinta kepada selain keduanya. Mendahulukan apa yang Allah dahulukan dan mengakhirkan apa yang Allah akhirkan. Ia akan tunduk dan patuh terhadap hukum yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya

Cara meneladani Asmaul Husna Al Muqaddim :

1.     Dalam kebaikan, hendaknya kita berbuat lebih dahulu

2.     Mengerjakan sesuatu yang bermanfaat untuk masa depan

3.     Tidak menunda-nunda pekerjaan

4.     Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan diri sendiri 

            Al Baqi, Nama indah Allah Swt. yang terakhir dibahas pada kesempatan ini adalah al-Baqi . Apa arti al-Baqi Al-Baqi adalah Yang Maha kekal. Anak-anak, semua makhluk di dunia ini memiliki umurnya masing-masing, manusia, tumbuhan dan makhluk lainnya tumbuh menua dan akan mati. Begitu juga dengan peristiwa gunung api meletus, banjir bandang, banjir dan kebakaran yang merusak lingkungan. Hal itu menandakan segala sesuatu di atas bumi ini tidak kekal atau rusak. Sebaliknya, Allah Swt Maha kekal.  Tidak memiliki akhir.

Perilaku yang dapat kita lakukan sebagai bentuk keyakinan kita terhadap asmaul husna Al-Baqi :

1. Memperbanyak ibadah selama di dunia

2.  Ikhlas dalam bermaal sholeh

3.  Tidak berputus asa dari rahmat Allah

Anak-anak, perhatikanlah video pembelajaran berikut ini :


Demikian pelajaran hari ini seputar asmaul husna Al-Muqaddim dan Al-Baqi. Agar anak-anak semakin memahami materi tersebut, kerjakanlah tugas berikut ini 

Tugas

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar!

1. Apa arti dari Al-Muqaddim ?

2. Apakah Allah memiliki permulaan?

3. Apa saja yang dapat kita lakukan untuk meneladani asmaul husna Al-Muqaddim?

4. Apa arti dari Al-Baqi?

5. Sebutkan 3 contoh sikap yang menujukkan bahwa kita meyakini asmaul husna Al-Baqi!

Sebutkan tiga contoh perilaku yang mencerminkan asmaul husna al- muqaddim

Anak-anak, demikian pembelajaran hari ini, mari kita akhiri dengan membaca doa kafaratul majlis dan hamdalah. 


Alhamdulilahirabbil'alamin, 

Wassalamu'alaikum warohmatulahi wabarokatuh


Sebutkan tiga contoh perilaku yang mencerminkan asmaul husna al- muqaddim


Page 2

Sebutkan tiga contoh perilaku yang mencerminkan asmaul husna al- muqaddim


 

Tim Bahan Ajar Mapel PAI dan BP SD Tingkat Kota Tegal

Koordinator : Asikin, S.Pd.I

Anggota Tim

1. Kelas 1  : Mutakim, S.Pd

2. Kelas 2  : Abdul Hamid, S.Ag

3. Kelas 3  : Ida Laelatul Faridhoh, Muhammad Syifa

4. Kelas 4  : Muflihul Huda, S. Ag

5. Kelas  5 : Indra Irawan, S.Pd.I

6. Kelas  6  : Mohammad Khaoirul Anam, S.Pd, Arfatin Nisa, S.Pd


Sebutkan tiga contoh perilaku yang mencerminkan asmaul husna al- muqaddim

Dalam agama islam, Al Quran mengajarkan bahwa Allah memiliki 99 nama. Masing-masing dari 99 nama tersebut menjelaskan sifat-sifat Allah yang baik dan indah, sehingga membuat umat muslim lebih mudah memahami.

Allah mempunyai 99 nama yang disebut Asmaul Husna. Hal tersebut dijelaskan dalam dalam Al Quran surat Al A’Raf ayat 180.

وَلِلّٰهِ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى فَادْعُوْهُ بِهَاۖ وَذَرُوا الَّذِيْنَ يُلْحِدُوْنَ فِيْٓ اَسْمَاۤىِٕهٖۗ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ۖ

Artinya:

“Dan Allah memiliki Asmaul-husna [nama-nama yang terbaik], maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya Asmaul-husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalah artikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” [Sumber: Kementerian Agama]

Haffi dan Rusyadi dalam “Kamus Arab Inggris Indonesia” menjelaskan, kata Asmaul Husna berasal dari bahasa arab yang merupakan gabungan dari dua kata, yaitu al-Asma’ dan al-Husna. Al- Asma’ berarti nama, sedangkan al-Husna artinya baik atau bagus.

Asmaul Husna artinya nama-nama Allah yang paling baik dan paling bagus. Dari situs Kementerian Agama, Asmaul Husna dijelaskan sebagaimana sabda Rasulullah berikut:

"Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barangsiapa menghafalnya masuklah dia ke surga." [HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah]

Mengetahui dan mempelajari Asmaul Husna beserta artinya merupakan cara yang dapat dilakukan oleh umat muslim untuk lebih dekat dengan Allah. Asmaul Husna dapat diucapkan sebagai dzikir dan doa untuk perlindungan, ketenangan, dan sebagainya.

Berikut ini bacaan Asmaul Husna dan artinya.

  1. Al Rahman [Maha Pengasih] الرَّحْمَنُ
  2. Ar Rahiim [Maha Penyayang] الرَّحِيمُ
  3. Al Malik [Maha Merajai/Memerintah] الْمَلِكُ
  4. Al Quddus [Maha Suci] الْقُدُّوسُ
  5. As Salaam [Maha Memberi Kesejahteraan] السَّلاَمُ
  6. Al Mu’min [Maha Memberi Keamanan] ٱلْمُؤْمِنُ
  7. Al Muhaimin [Maha Pemelihara] الْمُهَيْمِنُ
  8. Al Aziiz [Maha Gagah] الْعَزِيزُ
  9. Al Jabbar [Maha Perkasa] الْجَبَّارُ
  10. Al Mutakabbir [Maha Megah] الْمُتَكَبِّر
  11. Al Khaliq [Maha Pencipta] الْخَالِقُ
  12. Al Baari [Maha Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan] الْبَارِئُ
  13. Al Mushawwir [Maha Membentuk Rupa] الْمُصَوِّرُ
  14. Al Ghaffar [Maha Pengampun] الْغَفَّارُ
  15. Al Qahhaar [Yang Memaksa] الْقَهَّارُ
  16. Al Wahhaab [Maha Pemberi] الْوَهَّابُ
  17. Ar Razzaaq [Maha Pemberi Rezeki] الرَّزَّاقُ
  18. Al Fattaah [Maha Pembuka Rahmat] الْفَتَّاحُ
  19. Al ‘Aliim [Maha Mengetahui] اَلْعَلِيْمُ
  20. Al Qaabidh [Maha Menyempitkan] الْقَابِضُ
  21. Al Baasith [Maha Melapangkan] الْبَاسِطُ
  22. Al Khaafidh [Yang Merendahkan] الْخَافِضُ
  23. Ar Raafi` [Maha Meninggikan] الرَّافِعُ
  24. Al Mu'izz [Yang Memuliakan] الْمُعِزُّ
  25. Al Mudzil [Yang Menghinakan] ٱلْمُذِلُّ
  26. Al Samii’ [Maha Mendengar] السَّمِيعُ
  27. Al Bashiir [Maha Melihat] الْبَصِيرُ
  28. Al Hakam [Maha Menetapkan] الْحَكَمُ
  29. Al Adl [Maha Adil] الْعَدْلُ
  30. Al Lathiif [Maha Lembut] اللَّطِيفُ
  31. Al Khabiir [Maha Mengetahui Rahasia] الْخَبِيرُ
  32. Al Haliim [Maha Penyantun] الْحَلِيمُ
  33. Al ‘Azhiim [Maha Agung] الْعَظِيمُ
  34. Al Ghafuur [Maha Pengampun] الْغَفُور
  35. As Syakuur [Maha Pembalas Budi] الشَّكُورُ
  36. Al Aliy [Maha Tinggi] الْعَلِيُّ
  37. Al Kabiir [Maha Besar] الْكَبِيرُ
  38. Al Hafizh [Maha Menjaga] الْحَفِيظُ
  39. Al Muqiit [Maha Pemberi Kecukupan] المُقيِت
  40. Al Hasiib [Maha Membuat Perhitungan] الْحسِيبُ
  41. Al Jaliil [Maha Mulia] الْجَلِيلُ
  42. Al Kariim [Maha Pemurah] الْكَرِيمُ
  43. Ar Raqiib [Maha Mengawasi] الرَّقِيبُ
  44. Al Mujiib [Maha Mengabulkan] ٱلْمُجِيبُ
  45. Al Waasi [Maha Luas] الْوَاسِعُ
  46. Al Hakiim [Maha Bijaksana] الْحَكِيمُ
  47. Al Waduud [Maha Pencinta] الْوَدُودُ
  48. Al Majiid [Maha Mulia] الْمَجِيدُ
  49. Al Baa'its [Maha Membangkitkan] الْبَاعِثُ
  50. As Syahiid [Maha Menyaksikan] الشَّهِيدُ
  51. Al Haqq [Maha Benar] الْحَقُ
  52. Al Wakiil [Maha Memelihara] الْوَكِيلُ
  53. Al Qawiyyu [Maha Kuat] الْقَوِيُ
  54. Al Matiin [Maha Kokoh] الْمَتِينُ
  55. Al Waliyy [Maha Melindungi] الْوَلِيُّ
  56. Al Hamiid [Maha Terpuji] الْحَمِيدُ
  57. Al Mushii [Maha Mengkalkulasi] الْمُحْصِي
  58. Al Mubdi` [Maha Memulai] الْمُبْدِئُ
  59. Al Mu'id [Maha Mengembalikan Kehidupan] ٱلْمُعِيدُ
  60. Al Muhyii [Maha Menghidupkan] الْمُحْيِي
  61. Al Mumiitu [Maha Mematikan] اَلْمُمِيتُ
  62. Al Hayyu [Maha Hidup] الْحَيُّ
  63. Al Qayyuum [Maha Mandiri] الْقَيُّومُ
  64. Al Waajid [Maha Penemu] الْوَاجِدُ
  65. Al Maajid [Maha Mulia] الْمَاجِدُ
  66. Al Wahiid [Maha Esa] الْواحِدُ
  67. Al Ahad [Maha Esa] اَلاَحَدُ
  68. As Samad [Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta] الصَّمَدُ
  69. Al Qaadir [Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan] الْقَادِرُ
  70. Al Muqtadir [Maha Berkuasa] الْمُقْتَدِرُ
  71. Al Muqaddim [Maha Mendahulukan] الْمُقَدِّمُ
  72. Al Mu`akkhir [Maha Mengakhirkan]  الْمُؤَخِّرُ
  73. Al Awwal [Maha Awal] الأوَّلُ
  74. Al Aakhir [Maha Akhir] الآخِرُ
  75. Az Zhaahir [Maha Nyata] الظَّاهِرُ
  76. Al Baathin [Maha Ghaib] الْبَاطِنُ
  77. Al Waali [Maha Memerintah] الْوَالِي
  78. Al Muta`aalii [Maha Tinggi] الْمُتَعَالِي
  79. Al Barri [Maha Penderma] الْبَرُّ
  80. At Tawwaab [Maha Penerima Tobat] التَّوَابُ
  81. Al Muntaqim [Maha Penyiksa] الْمُنْتَقِمُ
  82. Al Afuww [Maha Pemaaf] العَفُوُ
  83. Ar Ra’uuf [Maha Pengasih] الرَّؤُوفُ
  84. Malikul Mulk [Penguasa Kerajaan Semesta] مَالِكُ ٱلْمُلْكُ
  85. Dzul Jalaali Wal Ikraam [Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan] ذُوالْجَلاَلِ وَالإكْرَامِ
  86. Al Muqsith [Maha Adil] الْمُقْسِطُ
  87. Al Jamii` [Maha Mengumpulkan] الْجَامِعُ
  88. Al Ghaniyy [Maha Berkecukupan] ٱلْغَنيُّ
  89. Al Mughnii [Maha Memberi Kekayaan] ٱلْمُغْنِيُّ
  90. Al Maani [Maha Mencegah] اَلْمَانِعُ
  91. Ad Dhaar [Maha Memberi Derita] الضَّارَ
  92. An Nafii’ [Maha Memberi Manfaat] النَّافِعُ
  93. An Nuur [Maha Bercahaya] النُّورُ
  94. Al Haadii [Maha Pemberi Petunjuk] الْهَادِي
  95. Al Baadii [Maha Pencipta] الْبَدِيعُ
  96. Al Baaqii [Maha Kekal] اَلْبَاقِي
  97. Al Waarits [Maha Pewaris] الْوَارِثُ
  98. Ar Rasyiid [Maha Pandai] الرَّشِيدُ
  99. As Shabuur [Maha Sabar] الصَّبُورُ

Penerapan Asmaul Husna dalam Kehidupan Sehari-hari

Asmaul Husna dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Nama-nama Allah yang baik merupakan pedoman bagi umat muslim agar berperilaku baik pula. Beberapa penerapan Asmaul Husna adalah sebagai berikut.

1. Al Bashiir [Maha Melihat]

Al Bashiir artinya Allah Maha Melihat. Semua perbuatan umat muslim tak luput dari penglihatan Allah. Oleh sebab itu, perbuatan buruk harus dihindari dan perbuatan baik dilakukan. Penerapan Asmaul Husna Al Bashiir dalam kehidupan sehari-hari contohnya:

  • Membaca Al Qur’an.
  • Melihat tontonan yang bermanfaat.
  • Introspeksi diri terhadap kelebihan dan kekurangan kita.

2. Al ‘Aliim [Maha Mengetahui]

Allah memilki nama Al ‘Alim yang berarti Maha Mengetahui.  Dalam kehidupan sehari-hari, tidak ada yang dapat disembunyikan dari Allah. Dengan demikian, umat muslim harus berbuat jujur, misalnya:

  • Tidak mencontek saat ujian.
  • Tidak berbohong.
  • Mengatakan fakta yang sudah terbukti tanpa kebohongan.

3. Al Samii’ [Maha Mendengar]

Al Samii’ artinya Allah Maha Mendengar. Sekecil apapun suara, Allah pasti dapat mendengarnya. Jadi, umat muslim harus menjaga kata-kata saat berbicara dan mendengar. Penerapannya meliputi:

  • Berpikir sebelum berbicara.
  • Tidak menggunakan kata-kata kasar.
  • Mendengarkan nasehat orang tua.
  • Mengkonfirmasi informasi yang diterima sebelum disalurkan ke orang lain.
  • Bertutur kata dengan santun terhadap siapa saja yang kita ajak bicara.

4. As Samad [Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta]

Nama baik As Samad berarti Allah selalu ada saat dibutuhkan. Hanya melalui Allah umat muslim meminta segala hal. Penerapannya antara lain sebagai berikut.

  • Menjadikan Allah Swt. sebagai tempat meminta dan mengharap segala keinginan yang baik.
  • Berusaha menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain dalam kehidupan.
  • Rajin berdoa sebelum dan sesudah melakukan aktivitas.
  • Berusaha menolong sesama.
  • Tidak terlalu menggantungkan diri kepada orang lain.

5. Al Muqtadir [Maha Berkuasa]

Allah adalah penguasa alam semesta. Sebagai manusia, kita tidak memiliki kekuasaan seperti Allah. Contoh penerapan Al Muqtadir antara lain sebagai berikut.

  • Menjadikan Allah sebagai tempat berlindung.
  • Berusaha mencari amal kebaikan.
  • Sabar terhadap musibah yang terjadi.
  • Tidak sombong terhadap kesuksesan, karena Allah amat mudah untuk merubah semuanya.
  • Berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai cita-cita.

Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Allah memiliki 99 nama baik yang disebut Asmaul Husna. Nama-nama tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengembangkan diri.

tirto.id - Asmaul Husna adalah nama-nama yang baik dimiliki Allah SWT. Dia memperkenalkan diri dengan Asmaul Husna kepada hamba-hambanya.

Nama-nama tersebut sekaligus juga menunjukkan sifat-sifat dan kekuasaan Allah SWT, sebagaimana tertera dalam surah Al-A'raf ayat 180:

“Dan Allah memiliki Asmaul Husna [nama-nama yang terbaik], maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah orang orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan," [Q.S. Al-A’raf: 180].

Para ulama kemudian mengumpulkan nama-nama Allah SWT dalam Alquran dan hadis, serta merangkumnya dalam 99 Asmaul Husna. Bagi seorang muslim, dianjurkan mempelajari, serta mengimani Asmaul Husna ini.

Dalam sebuah riwayat, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Allah SWT memiliki 99 nama, seratus kurang satu. Barang siapa yang menjaga dan menghafalkannya akan masuk surga," [H.R. Muslim].

Di antara 99 Asmaul Husna tersebut, terdapat dua nama mulia yang patut dipelajari dan diimani umat Islam, yaitu Al-Muqaddim [Yang Maha Mendahulukan] dan Al-Baqi [Yang Maha Kekal].

Arti Al-Muqaddim [Yang Maha Mendahulukan] dan Konsekuensi Keimanannya

Dalam Uraian "Indahnya Nama-nama Allah" yang diterbitkan Kemendikbud dijelaskan bahwa Al-Muqaddim artinya Yang Maha Mendahului. Maksudnya, Allah SWT Maha Mendahului dari segala apa pun yang Dia ciptakan.

Sebagai ilustrasi, jika kita melihat suatu kreasi tertentu, misalnya baju atau celana. Dua benda ini tak mungkin hadir begitu saja tanpa ada yang membuatnya.

Baju atau celana tentu saja dibuat oleh tukang jahit. Karena itulah, tukang jahit hadir lebih dahulu daripada kreasi buatannya: celana dan baju tadi.

Demikian juga Allah SWT, Dia Maha Mendahului dari segala makhluk ciptaan-Nya, manusia dan alam semesta di dunia.

Terdapat beberapa konsekuensi keimananan ketika mengetahui dan meyakini nama Allah SWT Al-Muqaddim, di antaranya adalah sebagai berikut:

    • Dalam berbuat kebaikan, hendaknya umat Islam berlomba-lomba melakukannya.
    • Mengerjakan sesuatu yang bermanfaat untuk masa depan dan jangan mengerjakan perbuatan yang sia-sia, serta merugikan orang lain.
    • Seorang muslim hendaknya tidak menunda-nunda berbuat kebajikan.
    • Seorang muslim juga sebaiknya mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan diri sendiri.

Arti Al-Baqi [Yang Maha Kekal] dan Konsekuensi Keimanannya

Al-Baqi artinya Allah SWT adalah zat Yang Maha Kekal di semesta ini. Lantas, berkebalikan dengan Allah SWT, makhluk ciptaan-Nya bersifaf fana.

Sebagai misal, rumah akan ambruk, terjadi bencana alam, pohon-pohon akan tumbang, dan lain sebagainya.

Jika semesta ini akan hancur karena suatu hal atau terjadi kiamat, maka hanya Allah SWT Yang Maha Kekal atas segalanya. Hal ini tergambar dalam firman Allah SWT dalam surah Al-Qasas ayat 88:

"Dan jangan [pula] engkau sembah Tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada Tuhan [yang berhak disembah] selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala keputusan menjadi wewenang-Nya, dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan," [Al-Qasas [28]: 88].

Mengetahui bahwa Allah SWT Maha Kekal dan ciptaannya akan musnah suatu ketika, maka konsekuensi keimanan terhadap Al-Baqi sebagaimana dikutip dari buku Asmaul Husna [2020], Rina Ni'matin menuliskannya sebagai berikut:

    • Memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
    • Memperbanyak ibadah selama di dunia.
    • Beribadah dan beraktivitas tepat pada waktunya.
    • Ikhlas dalam beramal saleh.
    • Tidak berputus asa dari rahmat Allah.
    • Melakukan hal-hal bermanfaat untuk masa depan.
    • Meninggalkan hal-hal yang sia-sia dan perbuatan yang tak mendatangkan faedah.

Baca juga:

  • Arti Asmaul Husna Al-Bashir dan Al-Khabir serta Makna Keimanannya
  • Manfaat Membaca 99 Asmaul Husna: Bisa Membuka Pintu Rezeki

Baca juga artikel terkait ASMAUL HUSNA atau tulisan menarik lainnya Abdul Hadi
[tirto.id - hdi/tha]

Penulis: Abdul Hadi Editor: Dhita Koesno Kontributor: Abdul Hadi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Arti Asmaul Husna Al-Baqi & Al-Muqaddim.

Video yang berhubungan