Sekolah yang dibangun oleh ki hajar dewantara bernama

Dahulu, masyarakat Indonesia tidak bisa mendapatkan pendidikan dengan mudah. Namun, berkat perjuangan pahlawan pendidikan Indonesia, kini kita mampu menimba ilmu setinggi mungkin.

Salah satu bentuk perjuangan para pahlawan pendidikan Indonesia ini adalah dengan mendirikan sekolah. Berikut di antaranya!

Sekolah yang dibangun oleh ki hajar dewantara bernama
Sekolah yang dibangun oleh ki hajar dewantara bernama
kemdikbud.go.id

Sekolah Taman Siswa adalah lembaga pendidikan yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tahun 1922 di Yogyakarta. Ia mendirikan sekolah ini agar kaum pribumi bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Pada zaman dahulu, memang hanya kaum bangsawan yang bisa bersekolah.

Ketika akhirnya Indonesia merdeka, Ki Hajar Dewantara pun diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia (sekarang Menteri Pendidikan) berkat jasanya memajukan pendidikan bangsa. Kini, hari kelahirannya diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional Indonesia.

Sekolah Taman Siswa sendiri, kini berpusat di Balai Ibu Pawiyatan, Jalan Taman Siswa, Yogyakarta. Sekolah ini juga sudah mempunyai 129 sekolah cabang di seluruh Indonesia.

Sekolah yang dibangun oleh ki hajar dewantara bernama
Sekolah yang dibangun oleh ki hajar dewantara bernama
kemdikbud.go.id

Ksatrian Instituut adalah nama sekolah dan yayasan yang didirikan oleh Ernest Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi. Ia adalah tokoh pahlawan nasional dengan darah campuran Belanda, Jerman, Perancis dan Jawa. Berbeda dengan Eduard Douwes Dekker atau Multatuli, Ernest merupakan cucu dari adik Eduard Douwes Dekker.

Sekolah ini didirikan pada tahun 1924 di Bandung agar murid pribumi, Tionghoa, hingga Indo-Eropa dapat menempuh pendidikan dasar. Selanjutnya pada tahun 1932, Ksatrian Instituut mendirikan Moderne Middelbare Handels School yaitu suatu sekolah pendidikan menengah perdagangan.

Pada Januari 1941, Ernest ditangkap di Ngawi, Jawa Timur oleh pemerintah Hindia Belanda karena dituduh sebagai mata-mata. Praktis, ia tak lagi mengelola Ksatrian Instituut karena hukuman penjara dan pengasingan.

Ernest akhirnya meninggal tahun 1950. Setahun sebelumnya, Ksatrian Instituut berubah menjadi SMP Negeri 1 Bandung.

Baca Juga: Selain Kartini, Ini Pahlawan RI yang Memperjuangkan Pendidikan

Sekolah yang dibangun oleh ki hajar dewantara bernama
Sekolah yang dibangun oleh ki hajar dewantara bernama
disparbud.jabarprov.go.id

Seperti Kartini, Dewi Sartika juga tokoh pahlawan nasional yang berjasa dalam memajukan emansipasi wanita. Saat muda, orangtuanya bersikukuh menyekolahkan Dewi Sartika meskipun bertentangan dengan adat. Dari sini, ia bertekad untuk merintis pendidikan bagi kaum perempuan.

Pada tahun 1904, Dewi Sartika membuat sekolah khusus perempuan pertama di Indonesia bernama Sakola Istri. Kurikulumnya menyesuaikan milik pemerintah, namun terdapat mata pelajaran keterampilan yang juga menyesuaikan dengan kodrat wanita saat itu, seperti mencuci, menyetrika, hingga menjahit.

Seiring perkembangannya, sekolah tersebut semakin berkembang hingga tersebar di berbagai kota maupun kabupaten. Salah satunya, Sekolah Dewi Sartika yang kini masih beroperasi di Jalan Keutamaan Istri No. 12 Balonggede, Kec. Regol, Bandung, Jawa Barat.

Sekolah yang dibangun oleh ki hajar dewantara bernama
Sekolah yang dibangun oleh ki hajar dewantara bernama
muhammadiyah.or.id

KH Ahmad Dahlan merupakan seorang ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada masanya. Tahun 1912, ia mendirikan Muhammadiyah, sebuah organisasi islam besar di Indonesia.

Lewat Muhammadiyah, ia ingin mewujudkan pembaruan Islam di bumi Nusantara. Dari sinilah, sekolah dan perguruan tinggi Muhammadiyah berkembang sebagai perwujudan lembaga pendidikan islam modern sesuai gagasan Ahmad Dahlan.

Dalam dunia pendidikan, Muhammadiyah dikenal akan Universitas Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu, masih ada Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, serta Akademi Muhammadiyah yang jumlahnya tak kalah banyak.

Baca Juga: Lawan Penjajah! 10 Pahlawan Nasional Ini Ternyata Berdarah Bangsawan

Baca Artikel Selengkapnya

Taman Siswa (Taman berarti tempat bermain atau tempat belajar, dan Siswa berarti murid) adalah nama sekolah yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada tanggal 3 Juli tahun 1922 di Yogyakarta. Pada waktu pertama kali didirikan, sekolah Taman Siswa ini diberi nama "National Onderwijs Institut Taman Siswa", yang merupakan realisasi gagasan Dewantara bersama-sama dengan teman di paguyuban Sloso Kliwon. Sekolah Taman Siswa ini sekarang berpusat di balai Ibu Pawiyatan (Majelis Luhur) di Jalan Taman Siswa, Yogyakarta, dan mempunyai 129 sekolah cabang di berbagai kota di seluruh Indonesia.

Sekolah yang dibangun oleh ki hajar dewantara bernama

Bp. Soerjoadipoetro tengah mengajar di Taman Siswa Bandung. Foto koleksi KITLV.

Sekolah yang dibangun oleh ki hajar dewantara bernama

Ibu Soerjoadipoetro berbincang-bincang dengan beberapa siswi Taman Siswa Bandung. Foto koleksi KITLV.

Sekolah yang dibangun oleh ki hajar dewantara bernama

Para murid dari Taman Siswa, koleksi Tropenmuseum

Prinsip dasar dalam sekolah/pendidikan Taman Siswa yang menjadi pedoman bagi seorang guru dikenal sebagai Patrap Triloka. Konsep ini dikembangkan oleh Dewantara setelah ia mempelajari sistem pendidikan progresif yang diperkenalkan oleh Maria Montessori di Italia dan Rabindranath Tagore di India danBenggala). Patrap Triloka memiliki unsur-unsur (dalam bahasa Jawa):

  • ing ngarsa sung tulada (ꦲꦶꦁꦔꦂꦱ​ꦱꦸꦁ​ꦠꦸꦭ​ꦝ​, "(yang) di depan memberi teladan"),
  • ing madya mangun karsa (ꦲꦶꦁꦩ​ꦢꦾ​ꦩꦔꦸꦤ꧀ꦏꦂꦱ​, "(yang) di tengah membangun kemauan/inisiatif"),
  • tut wuri handayani (ꦠꦸꦠ꧀ꦮꦸꦫꦶꦲ​ꦤ꧀ꦢ​ꦪ​ꦤꦶ, "dari belakang mendukung").

Patrap Triloka dipakai sebagai panduan dan pedoman dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Taman Siswa didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara sebagai bentuk perjuangan dalam menentang penjajahan di Indonesia. Model perjuangan Taman Siswa tidak berbentuk partai politik. Taman Siswa didirikan untuk menentang penjajahan melalui jalur pendidikan dan kebudayaan. Dalam memenuhi tujuannya, Taman Siswa mengumpulkan para cendekiawan asal dari berbagai wilayah di Indonesia. Taman Siswa menerima para cendikiawan yang telah menempuh pendidikan di dunia Barat maupun yang menempuh pendidikan di pesantren. Tujuan akhir dari Taman SIswa adalah kemerdekaan Indonesia, yang kemudian berhasil diwujudkan pada tahun 1945.[1]

 

Panji Taman Siswa.

  • Bentuk
Berbentuk perisai dengan ukuran lebar dibandingkan panjang 2:3. Di bagian bawah, mulai batas 2/3 dari atas melengkung.
  • Isi
  1. lambang Tamansiswa;
  2. suci Tata Ngesti Tunggal;
  3. tahun masehi 1922 dan hiasannya.
  • Warna
Memiliki warna dasar hijau. Lambang Tamansiswa, tulisan, angka, hiasan dan rumbainya berwarna kuning emas.
  • Arti warna
  1. kuning emas= cahaya, cemerlang, cita-cita luhur;
  2. hijau: harapan, selalu berkembang, pendidikan.
  • Ukuran Baku
Sekitar 50x75 cm, untuk keperluan lain ukuran berbanding 2:3.

Informasi tentang sekolah-sekolah Taman Siswa ini diambil dari buku "Demokrasi dan Kepemimpinan: Kebangkitan Gerakan Taman Siswa" oleh Kenji Tsuchiya. Di dalam buku ini, Kenji menjabarkan temuan-temuannya berdasarkan laporan sekolah yang dimuat di majalah Wasita.[2]

Persebaran Sekolah Taman Siswa

Informasi tentang Sekolah Taman Siswa di Indonesia selama 1928-1930 adalah sebagai berikut:[3][4]

Provinsi/Pulau Kota/Kecamatan
Sumatra (3 sekolah) Medan
Tebingtinggi
Bandar Lampung
Galang
Kalimantan (3 sekolah) Banjarmasin
Marabahan
Kualakapuas
Jawa Barat (9 Sekolah) Kemayoran, Jakarta
Jatibaru, Jakarta
Kebunjeruk, Jakarta
Bogor
Cirebon
Citepus, Bandung
Lengkong, Bandung
Ciguriang, Bandung
Jawa Tengah (9 Sekolah) Tegal
Pemalang
Slawi
Kroya
Magelang
Kota, Yogyakarta
Godean, Yogyakarta
Pedan
Solo
Jawa Timur (27 Sekolah) Madiun
Ngawi
Ngrambe
Bojonegoro (dalam rencana)
Mojokerjo
Nojoagung
Jombang
Cukir
Plosso
Kraksaan
Kota, Malang
Turen, Malang
Porong
Kranggan, Surabaya
Temanggungan, Surabaya
Pacarkeling, Surabaya
Wonokromo
Tanggul
Jember
Ambulu
Kencong
Lumajang
Talum
Kalisetail
Ciluring
Probolinggo
Kertosono

Dari data ini, tampak bahwa persebaran Sekolah Taman Siswa paling banyak terjadi di Jawa Timur.[3] Periode 1928 sampai 1930 menunjukan bahwa hampir 60 persen sekolah Taman Siswa dipusatkan di sana.[3] Karena pertumbuhan pesat di daerah sekitarnya, sekolah cabang Surabaya dan Wonokromo menjadi pusat jaringan sekolah di Jawa Timur, yang kemudian disusul jaringan serupa di Malang dan Jember.[3] Untuk daerah Jawa Barat dan Sumatra, sekolah cabang terpusat di kota-kota besar seperti Medan dan Bandung.[3] Selain di sekitar Tegal, sekolah cabang juga terpusat dengan sekolah di Yogyakarta.[3]

  • Taman Indria atau Taman kanak-kanak (TK) dalam sistem pendidikan Taman Siswa
  • Taman Muda atau Sekolah Dasar (SD) dalam sistem pendidikan Taman Siswa
  • Taman Dewasa atau Sekolah Menegah Pertama (SMP)
  • Taman Madya atau Sekolah Menengah Atas (SMA)
  • Taman Karya Madya atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
  • Taman Guru atau Sarjana Wiyata atau Universitas (Universitas)
  • (Indonesia) Situs Resmi Tamansiswa Diarsipkan 2012-12-26 di Wayback Machine.
  1. ^ H.A.R., Tilaar (2012). Kaleidoskop Pendidikan Nasional: Kumpulan Karangan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. hlm. 21. ISBN 978-979-709-655-7.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  2. ^ Tsuchiya, Kenji (Oktober 2019). Demokrasi dan Kepemimpinan: Kebangkitan Gerakan Taman Siswa. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 125. ISBN 978-979-407-419-0.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  3. ^ a b c d e f Tsuchiya, Kenji (Oktober 2019). Demokrasi dan Kepemimpinan: Kebangkitan Gerakan Taman Siswa. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 127. ISBN 978-979-407-419-0.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  4. ^ "Persatuan Taman Siswa". Wasita. Seri Pertama 2 (No. 1): 8. Juli 1930. 
 

Artikel bertopik sekolah ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sekolah_Taman_Siswa&oldid=20847019"