Show Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan bercorak Agama Buddha Mahayana di Indonesia yang berkembang pada masa peradaban Hindu-Buddha. Kerajaan ini terletak di wilayah Kota Palembang, Sumatera Selatan. Kehidupan Kerajaan Sriwijaya berlangsung antara abad ke-7 sampai abad ke-12. Tokoh yang terkenal dalam kerajaan ini adalah Dapunta Hyang, Sri Maharaja Wisnu, Dhanarindra, Samaratungga, Balaputradewa, Sangrama-Vijayottunggawarman, hingga Sang Nila Utama. Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada masa raja Balaputradewa. Kerajaan ini mengalami kemunduran dikarenakan serangan dari Kerajaan Melayu Dhamasraya, yaitu salah satu kerajaan bawahan (vassal) dari Kerajaan Sriwijaya yang memberontak. Beberapa peninggalan yang sering menjadi rujukan utama untuk mengkaji kerajaan ini adalah Prasasti Talang Tuwo, Prasasti Nalanda, Prasasti Kedukan Bukit, hingga cerita dari tokoh Cina bernama I-Tsing. Kerajaan Sriwijaya ini memi Faktor pendorong perkembangan Kerajaan SriwijayaAda beberapa hal yang mendorong perkembangan kerajaan Sriwijaya, antara lain:
Sriwijaya pusat agama buddha di asia tenggaraSeorang bhiksu Buddha dari Cina, I-tsing pada abad ke-7 singgah di Sriwijaya untuk belajar bahasa Sansekerta. Tahun 717 seorang pendeta Tantris, Wajrabodhi dan Amoghawajra datang ke Sriwijaya. Tahun 1011 – 1023 M datang pendeta dari Tibet, Attisa untuk belajar agama Budha kepada Guru Besar Sriwijaya, Dharmakirti. Seorang guru agama Buddha yang terkenal di Sriwijaya adalah Sakyakirti yang menulis buku berjudul Hastadandasastra. Prasasti Peninggalan Kerajaan SriwijayaPrasasti-prasasti Sriwijaya dengan huruf Pallawa dan bahasa melayu kuno adalah: Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti Talang Tuwo, Prasasti Kota Kapur, Prasasti Telaga Batu, Prasasti Karang Birahi, Prasasti Ligor 1. Prasasti Kedukan BukitBerangka tahun 605 Śaka (=683 Masehi). Menceritakan perjalanan suci yang dilakukan oleh Dapunta Hyang dengan perahu. Berangkat dari Minãngtãmwan dengan 20.000 orang tentara. Ia menaklukkan beberapa daerah. Prasasti Kedukan BukitBerangka tahun 684 Masehi berisi tantang pembuatan taman Śriksetra atas perintah Dapunta Hyang Sri Jayanaşa untuk kemakmuran semua makhluk. Tidak berangka tahun. Berisi kutukan-kutukan yang seram terhadap siapa saja yang melakukan kejahatan dan tidak taat terhadap raja. Prasasti Telaga BatuPrasasti Kota Kapur (dari Kotakapur, Bangka) dan Prasasti Karang Birahi (daerah Jambi hulu). Berangka tahun sama yaitu 686 Masehi. Isi kedua prasasti itu juga hampir sama, yaitu permintaan kepada dewa yang menjaga Sriwijaya dan untuk menghukum setiap orang yang bermaksud jahat terhadap Sriwijaya. Berdasarkan kedua prasasti itu dapat disimpulkan bahwa daerah Bangka dan daerah Maringin (Melayu) telah ditaklukkan oleh Sriwijaya. Sementara itu sang raja juga berusaha menaklukkan “bhumi jawa” atau Tarumanegara. Puncak Kejayaan SriwijayaKerajaan Sriwijaya mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa. Dalam Prasasti Nalanda (860 M), Balaputradewa mengajukan permintaan kepada Raja Dewapaladewa dari Benggala untuk mendirikan biara bagi para mahasiswa Sriwijaya yang belajar di Nalanda. Balaputradewa adalah putra dari Samaratungga dari Dinasti Syailendra yang memerintah di Jawa Tengah tahun 812 – 824 M. Faktor penyebab runtuhnya SriwijayaAda beberapa hal yang menyebabkan kerajaan Sriwijaya menjadi mundur dan akhirnya runtuh, yaitu:
Kesimpulan
Ilustrasi Raja Balaputradewa. Intisari-Online.com - Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa. Kerajaan maritim dengan corak Buddha ini didirikan pada abad ke-7 oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa di daerah Palembang, Sumatera Selatan. Dalam prasasti Kedukan Bukit tercatat bahwa tahun 682 masehi menjadi tahun di mana kerajaan ini resmi didirikan. Sebagai negara maritim, berdirinya Kerajaan Sriwijaya kemudian memberikan pengaruh besar di nusantara. Kerajaan Sriwijaya tumbuh di tengah ramainya jalur perdagangan melintasi Selat Malaka dengan banyaknya pedagang yang singgah di kota-kota pelabuhan untuk membeli rempah-rempah. Sementara puncak kejayaan yang dibawa oleh Raja Balaputradewa terjadi 2 abad setelah didirikannya kerajaan ini, tepatnya pada abad ke-9. Kejayaan kerajaan Sriwijaya di bawah pemerintahan Raja Balaputradewa dapat dilihat dari keberhasilannya di beberapa bidang, seperti bidang maritim, politik, dan ekonomi. Pengaruh Kerajaan Sriwijaya meluas dari menguasai perdagangan di jalur utama Selat Malaka hingga ke Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, dan sebagian Pulau Jawa. Baca Juga: Menjadi Inspirasi Sosok Dracula, Inilah Vlad The Tempaler, Raja Bengis yang Punya Hobi Menusuk Musuhnya Sebagai Ekekusi Mati, Dikatakan Ada 80.000 Orang Jadi Korbannya Baca Juga: Jadwal Puasa 2022 Bandung hari Ini 10 April 2022, Simak Berikut Ini Page 2Page 3
Intisari-Online.com - Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa. Kerajaan maritim dengan corak Buddha ini didirikan pada abad ke-7 oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa di daerah Palembang, Sumatera Selatan. Dalam prasasti Kedukan Bukit tercatat bahwa tahun 682 masehi menjadi tahun di mana kerajaan ini resmi didirikan. Sebagai negara maritim, berdirinya Kerajaan Sriwijaya kemudian memberikan pengaruh besar di nusantara. Kerajaan Sriwijaya tumbuh di tengah ramainya jalur perdagangan melintasi Selat Malaka dengan banyaknya pedagang yang singgah di kota-kota pelabuhan untuk membeli rempah-rempah. Sementara puncak kejayaan yang dibawa oleh Raja Balaputradewa terjadi 2 abad setelah didirikannya kerajaan ini, tepatnya pada abad ke-9. Kejayaan kerajaan Sriwijaya di bawah pemerintahan Raja Balaputradewa dapat dilihat dari keberhasilannya di beberapa bidang, seperti bidang maritim, politik, dan ekonomi. Pengaruh Kerajaan Sriwijaya meluas dari menguasai perdagangan di jalur utama Selat Malaka hingga ke Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, dan sebagian Pulau Jawa. Baca Juga: Menjadi Inspirasi Sosok Dracula, Inilah Vlad The Tempaler, Raja Bengis yang Punya Hobi Menusuk Musuhnya Sebagai Ekekusi Mati, Dikatakan Ada 80.000 Orang Jadi Korbannya Baca Juga: Jadwal Puasa 2022 Bandung hari Ini 10 April 2022, Simak Berikut Ini
TRIBUNNEWS.COM - Balaputradewa adalah seorang raja di Kerajaan Sriwijaya sekitar tahun 850 M. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaanya dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa. Balaputradewa berjuang membangun armada laut yang kuat. Tindakannya bertujuan agar jalur pelayaran di wilayah Sriwijaya menjadi aman. Banyak pedagang merasa aman ketika singgah. Peningkatan ekonomi diperoleh dari pembayaran upeti, pajak, maupun keuntungan dari hasil perdagangan. Dengan demikian, Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan yang besar dan makmur. Baca juga: Mengenal Sri Maharaja Purnawarman, Raja di Kerajaan Tarumanegara beserta Prasasti Peninggalannya Pada masa pemerintahannya, Sriwijaya berkembang pesat dan mencapai zaman keemasan. Balaputradewa adalah keturunan dari Dinasti Syailendra, yakni putra dari Raja Samaratungga dengan Dewi Tara dari Sriwijaya. |