Solusi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah konsumerisme adalah

SEMINAR MOTIVASI PRODUKTIF SEBAGAI LANGKAH UNTUK MENGURANGI PERILAKU KONSUMTIF

Apriliawati Universitas Negeri Malang Jalan Semarang Nomor 5

Surel :

Abstrak

Pada artikel ini disajikan informasi mengenai solusi penanganan masalah konsumerisme yang terjadi di Indonesia. Solusi ini berupa pengadaan seminar motivasi produktif untuk meminilasisasi perilaku konsumtif masyarakat Indonesia. Hasil akhir dari pemanfaatan solusi ini adalah workshop yang lebih gercar dilakukan untuk mengenali peluang usaha yang ada.

Kata Kunci : Konsumerisme, perilaku konsumtif, seminar, peluang.

Pembangunan di Indonesia, khususnya sejak era Orde Baru yang memanfaatkan teknologi Barat dan modal asing telah melahirkan nilai-nilai baru dalam masyarakat yang menggeser kebudayaan tradisional. Seiring dengan pergeseran nilai, konsumerisme juga menyebar luas, baik di perkotaan maupun di pedesaan di Indonesia. Ini membuktikan bahwa dengan modernisasi yang menggunakan teknologi Barat serta masuknya modal asing, bangsa Indonesia tidak dapat mencegah masuknya kebudayaan asing yang perlahan-lahan menyisihkan kebudayaan asing yang secara perlahan-lahan menyisihkan kebudayaan tradisional serta dilengkapi dengan tumbuhnya konsumerisme. Konsumerisme adalah suatu pandangan atau cara melindungi publik dengan memberitahukan tentang barang-barang yang berkualitas buruk dan tidak aman dipakai (Sembiring, 2005)

Indonesia sebagai Negara berkembang menjadi negara yang dilirik bagi para kapitalis dalam mengembangkan teori modernism yang berujung pada konsumerisme. Indonesia memang belum mampu bersaing dari segi ekonomi jika dibandingkan dengan negara-negara maju atau kapitalis. Maka disinilah negara-negara maju atau kapitalis. Maka disinilah negara-negara maju mengeruk keuntungan sebesar-besarnya. Menurut data statistic keuangan yang dilansir dari detik.com disebutkan bahwa rakyat Indonesia yang membuang atau mengganti computer sebanyak 315 juta dan seratus juta telepon genggam pertahun (2011).

Banyak gedung sebagai pusat belanja, mall atau pusat perbelanjaan, kartu kredit dan kemudahan tersebut membuat masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang konsumerisme dan lupa akan jati diri sesungguhnya sebagai negara yang juga memiliki ragam kebudayaan tradisional. Masyarakat Indonesia lupa bahwa semua itu hanya rekayasa yang dibuat oleh para kapitalis untuk mencapai cita-cita mereka yaitu untuk menakhlukan denia dengan system modernisasi seperti sekarang ini melalui proses globalisasi.

Arus konsumerisme yang melanda negara-negara berkembang seperti Indonesia mengondisikan masyarakat untuk hidup boros. Oleh karena itu, sudah saatnya memerangi budaya konsumerisme. Dengan pembelajaran kewirausahaan, seminar motivasi produktif, aksi cinta produk dalam negeri, dan pembekalan ilmu kepada anak mengenai perilaku konsumsi sejak dini. Diharapkan dengan beberapa solusi tersebut dapat mengurangi budaya konsumerisme di Indonesia.

BAHASAN

Pada bagian ini dijelaskan secara spesifik mengenai (1) konsep dasar, (2) langkah realisasi, (3) kelebihan dan kekurangan seminar motivasi produktif.

Konsep Dasar Seminar Motivasi Produktif

Seminar merupakan suatu pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu maslah dibawah pimpinan ketua siding (guru besar atau seorang ahli). Masalah yang dibahas dalam suatu seminar dapat mencakup masalah sehari-hari atau kegiatan di dalam kehidupan masyarakat. Masalah yang diusung dapat masalah yang sedang marak diperbincangkan di masyarakat maupun masalah yang sekedar ingin dicari solusinya. Menurut Maidar G Arsyad seminar adalah suatu pertemuan yang bersifat ilmiah untuk membahas produktivitas dalam berwirausaha agar mendapatkan keputusan bersama mengenai masalah yang sedang diperbincangkan.

Seminar dapat dilakukan oleh lembaga formal maupun non formal. Seminar merupakan forum diskusi guna memecahkan permasalahan yang dapat dilaksanakan digedung pertemuan. Seminar motivasi produktif dihadiri oleh beberapa ahli dibidang masing-masing seperti magister ekonomi dan wirausahawan muda. Peserta diskusi yang ditargetkan berasal dari kalangan mahasiswa dan juga masyarakat umum.

Adapun tujuan dari seminar motivasi produktif adalah memberikan motivasi sehingga mampu membuka wawasan para peserta seminaryang semakin luas. Selain itu juga diberikan pembekalan berwirausaha untuk mencetak jiwa seseorang wirausahawan. Perlunya seminar motivasi produktif untuk membentuk jiwa yang paham membuka peluang usaha yang ada serta mengurangi jumlah konsumerisme dikalangan masyarakat.

Langkah-Langkah Pelaksanaan Seminar Motivasi Produktif

Dalam pelaksanaan atas realisasi seminar motivasi produktif diperlukan tiga langkah pokok yakni,

Tahap Persiapan

Pada langkah persiapan meliputi

(a) menentukan tema sebagai bahasan diskusi dalam hal ini telah dipilih konsumerisme dengan solusi berupa pelaksanaan seminar motivasi produktif,

(b) menghadirkan pemateri sesuai dengan keahlian dan bidang yang sesuai dengan tema,

(c) penyewaan gedung untuk pelaksanaan seminar,

(d) pembuatan pamflet semenarik mungkin agar khalayak umum yang melihat menjadi tertarik mengikuti seminar motivasi produktif,

(e) penyebaran pamflet dan publikasi, baik melalui media cetak seperti pengedaran pamflet maupun jejaring online,

(f) registrasi peserta seminar bisa menghubungi nomor yang telah dicantumkan dalam pamflet.

Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan terdapat beberapa langkah yakni

(a) perangkat seminar seperti moderator, pemateri dan notulis sesuai dengan fungsinya masing-masing,

(b) penyampaian materi dari ahli ekonomi,

(c) pemberian motivasi dari wirausahawan,

(d) sesi tanya jawab antara peserta seminar dengan pemateri atas pertanyaan atau argumen yang kurang jelas maupun pertanyaan mengenai bahasan,

(e) peserta diminta berkelompok untuk menerima games berupa penyelesaian masalah yang harus didiskusikan dengan solusi sekreatif mungkin.

Tahap Evaluasi

Pada tahap evaluasi terdapat beberapa langkah, meliputi

(a) pemberian kuisioner kepada peserta seminar untuk mengetahui output dari pelaksanaan seminar,

(b) pemberian kritik dan saran apabila ada,

(c) dilihat dari jumlah pendaftar jika melebihi target peserta maka bisa dikatakan bahwa seminar motivasi produktif yang dilaksanakan sukses karena antusias masyarakat yang baik.

Kelebihan dan Kekurangan

Pelaksanaan seminar motivasi produktif memiliki kelebihan yakni

(1) member motivasi berwirausaha, melalui pemaparan pemateri sekaligus pengalaman pribadi yang dilalui pemateri sehingga mampu membangkitkan semangat peserta seminar untuk berwirausaha,

(2) membangkitkan pikiran yang logis dari peserta, argument-argumen yang dikemukakan dalam seminar diharapkan mampu mengajak peserta berpikir dan juga melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang yang berbeda,

(3) meningkatkan keterampilan berwirausaha, di seminar ini selain memberikan penjelasan mengenai wirausaha juga diberikan tips-tips agar seseorang tersebut terampil dalam berwirausaha.

Kekurangan dari pelaksanaan seminar motivasi produktif yakni

(1) membutuhkan banyak waktu baik untuk pemaparan materi dari pemateri maupun dari sesi tanya jawab,

(2) perlu menghadirkan pemateri yang ahli dalam bidang ekonomi dan wirausaha,

(3) partisipasi dari peserta yang kurang karena keaktifan hanya dari beberapa peserta saja sedangkan peserta lain hanya menjadi pendengar.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian informasi pada bagian bahasa, berikut disajikan simpulan dan saran yang linier dengan informasi tersebut.

Simpulan

Seminar motivasi produktif pada umumnya dilaksanakan digedung pertemuan dengan dihadirkan pemateri yang ahli dibidang ekonomi. Seminar ini ditujukan kepada khalayak umum baik mahasiswa maupun masyarakat yang ingin mengetahui secara lebih mendalam mengenai berwirausaha. Masalah yang dibahas pada seminar disesuaikan dengan tema yang diusung pada seminar. Seminar ini memberikan motivasi serta pembekalan untuk membangun suatu usaha atau menjadi seorang wirausahawan untuk membentuk pemikiran yang kreatif.

Persiapan untuk melakukan seminar motivasi produktif seperti penyewaan gedung dan undangan untuk pemateri dilakukan pada 2 minggu sebelum diadakan seminar. Seminar ini diadakan sesi tanya jawab yang memberikan kesempatan kepada peseta didik untuk menanyakan pemaparan yang belum dapat dipahami maupun masalah lain yang perlu didiskusikan dalam seminar tersebut. Ciri khas yang membedakan seminar ini dengan seminar lain yaitu adanya kuisioner yang diberikan kepada peserta sekaligus untuk memberikan kritik maupun saran mengenai berlangsungnya seminar tersebut.

Seminar ini memberikan motivasi berwirausaha agar para peserta seminar mampu membuka lapangan pekerjaan berdasarkan peluang yang ada. Seminar ini juga memberikan pembekalan berupa tips-tips serta cerita pengalaman pribadi dari pemateri seminar. Namun kurangnya partisipasi serta keaktifan dari peserta yang hadir dalam seminar menyebabkan kurang berjalan dengan lancar acara seminat ini. Jadi pemateri maupun moderator harus sering-sering memberikan ice breaking.

Saran

Berdasarkan informasi yang telah dibahas dalam bahasan, pelaksanaan seminar motivasi produktif sudah cukup bagus dijadikan sebagai salah satu cara atau pilihan alternatif untuk meminimalisasi konsumerisme dikalangan masyarakat. Namun banyaknya waktu yang dapat menyebabkan peserta kurang tertarik menghadiri acara seminar. Oleh karena itu, pada pembuatan pamflet semenarik mungkin serta gencar melakukan publikasi agar mampu meningkatkan keingin peserta untuk hadir. mengenai tata cara pelaksanaan seminar motivasi produktif sudah sangat bagus apabila setiap perangkat sesuai dengan fungsinya amsing-masing. Untuk itu demi seminar motivasi produktif dapat terlaksana dengan baik diperlukan dukungan semua pihak terkait dan harus lebih ditingkatkan lagi.

DAFTAR RUJUKAN

Akbar, Aidil. 2011. Mewaspadai Konsumerisme di Indonesia, (online) https://m.detik.com/finance/perencanaan-keuangan/d-1719933/mewaspadai-konsumerisme-di-indonesia Diakses pada 16 Oktober 2016

Arsjad, Maidar G dan Mukti U.S. 2005. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga

Sembiring. 2005. Karakterteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Paper Presented at the Seminar Nasional Akutansi, Solo