Supaya terhindar dari perbuatan yang mendustakan agama kita harus selalu

Tafsir Surat Al Ma'un Ayat 1-3

Ahad , 03 May 2020, 05:37 WIB

Tafsir Surat Al Ma'un Ayat 1-3. Foto: Alquran/Ilustrasi

Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tafsir Surat Al Ma'un Ayat 1-3

 بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Baca Juga

اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ - ١فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ - ٢وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ - ٣

Tafsir Ringkas Kemenag

Tahukah kamu, wahai Rasul, orang yang mendustakan agama dan mengingkari hisab serta hari pembalasan di akhirat nanti?Jika engkau ingin tahu, maka dia itulah orang yang menghardik anak yatim, menyakiti hatinya, dan berbuat zalim kepadanya dengan menahan haknya. Dia tidak lagi peduli terhadap anak yang sudah kehilangan tumpuan hidupnya itu.Dia juga tidak mendorong orang lain untuk memberi makan orang miskin yang tidak mempunyai kecukupan untuk memenuhi keperluan hidupnya sehari-hari. Bila dia enggan mendorong orang lain untuk memberi makan dan memperhatikan kesejahteraan anak yatim, bagaimana mungkin dia, dengan kekikiran dan kecintaannya pada harta, mendorong dirinya sendiri untuk berbuat demikian?

Tafsir Kemenag

Dalam ayat ini, Allah menghadapkan pertanyaan kepada Nabi Muhammad, "Apakah engkau mengetahui orang yang mendustakan agama dan yang dimaksud dengan orang yang mendustakan agama?" Pertanyaan ini dijawab pada ayat-ayat berikut.Allah lalu menjelaskan bahwa sebagian dari sifat-sifat orang yang mendustakan agama. Yaitu, orang-orang yang menolak dan membentak anak-anak yatim yang datang kepadanya untuk memohon belas-kasihnya demi kebutuhan hidupnya. Penolakannya itu sebagai penghinaan dan takabur terhadap anak-anak yatim itu.

Sifat pendusta agama berikutnya adalah tidak mengajak orang lain untuk membantu dan memberi makan orang miskin. Bila tidak mau mengajak orang memberi makan dan membantu orang miskin berarti ia tidak melakukannya sama sekali. Berdasarkan keterangan di atas, bila seorang tidak sanggup membantu orang-orang miskin maka hendaklah ia menganjurkan orang lain agar melakukan usaha yang mulia itu.

Sumber: Quran Kemenag / Kemenag.go.id

Link:

//kemenag.go.id/berita/read/513279/al-ma-un-1-3--ciri-pendusta-agama

sumber : Quran Kemenag / Kemenag.go.id

AKURAT.CO, Surah Al-Ma'un merupakan surah ke 107 dalam Al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah dan terdiri dari tujuh ayat. Lafalnya adalah:

ISTIMEWA


Ara aital ladzii yukadzdzibu bid diin (1), Fadzaalikal ladzii yadu’ul yatiim (2), Walaa yahudldlu ‘alaa tho’aamil miskiin (3) Fawailul lil mushalliinal ladziina hum ‘an shalaatihim saahuun (4), Alladziinahum yuraa uun (5) Wayamna’uunal maa’uun (6).

Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? (1), Itulah orang yang menghardik anak yatim (2) dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin (3). Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat (4) (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya (5) orang-orang yang berbuat riya (6), dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (QS. Al Ma’un: 1-7).

Dari ketujuh ayat di atas, para ulama ahli tafsir menjelaskan isi kandungannya.

1. Melalui surah ini, kita bisa tahu siapa saja orang-orang yang mendustakan agama. Yaitu orang yang menghardik anak yatim, tidak memberi makan pada orang miskin, orang yang lalai terhadap salatnya, dan orang yang suka berbuat riya (pamer).

2. Perilaku buruk tersebut, dipastikan oleh Allah akan mendapat balasan kehinaan yang setimpal, di mana orang-orang tersebut akan celaka.

3. Bagi orang-orang yang lalai terhadap salatnya, lalai dari tujuan dan nilai-nilai salat, mengerjakan salat untuk dipuji orang (riya), dan tidak mau membantu orang lain maka mereka akan mendapat hukuman dari Allah.

4. Allah Swt akan menerima salatnya orang yang ikhlas hingga berdampak baik pada kehidupannya, menjadi lebih bertakwa kepada Allah, dan lebih menyayangi sesama manusia.

5. Allah juga menyukai orang-orang yang menyantuni anak yatim dan membantu orang-orang miskin serta menolong sesama dengan apa yang mereka bisa.

Itulah kandungan Surah Al-Ma'un yang harus kita renungkan bersama. Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari perbuatan-perbuatan yang merusak agama tersebut.

Wallahu a'lam bishawab. []

Suara.com - Surah Al Maun merupakan surah ke 107 dalam urutan Al-Quran. Surah ini termasuk ke dalam golongan surah Makkiyah sebab turun di Kota Mekah. Isi dari surat ini terdiri atas 7 ayat, turun setelah surat Al-Quraisy. Simak berikut surah Al Maun dan artinya.

Arti dari surat Al Maun sendiri menerangkan tentang sifat dan watak manusia yang dianggap mendustakan agama dengan perilakunya. Seperti mengumpat, menelantarkan anak yatim, tidak melakukan sedekah dan menghasut orang lain agar tidak menyantuni fakir miskin. Untuk lebih jelasnya, simak berikut surah Al Maun dan artinya.

Selain itu, surah Al Maun tentu keutamaan dalam kehidupan sehari-hari. Kandungan dari surat ini dapat disimpulkan, bahwa surat Al Maun bisa dijadikan sebagai peringatan bagi umat Muslim. Supaya senantiasa memiliki sifat yang baik pada anak yatim dan tidak mendzoliminya. 

Kandungan lain dalam surah surah Al Maun yaitu menegaskan agar umat islam tidak boleh memiliki sifat sombong, munafik dan riya'. Tertulis jelas dalam surah ini yang mengingatkan umat Muslim untuk menolong sesama dan selalu mengerjakan shalat dan menunaikan zakat agar terhindar dari kejahatan. Simak berikut surah Al Maun dan artinya.

Baca Juga: Bacaan Surah Ad Dhuha Latin dan Artinya, Firman Allah SWT yang Memiliki Arti 'Demi Waktu Dhuha'

Berikut ini bacaan latin dan terjemahan surah Al Maun ayat 1-7: 

A ra`aitalla yukaibu bid-dn 

Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? 

Fa likalla yadu''ul -yatm 

Artinya: Maka dialah orang yang menghardik anak yatim, 

Baca Juga: Surah Al Isra Ayat 23 : Kewajiban Anak Berbakti Kepada Kedua Orangtua

Wa l yauu 'al a'mil-miskn 

SuaraJatim.id - Surah Al Maun termasuk golongan surah Makkiyah karena turun di Kota Mekah. Surah ini termasuk surat ke 107 yang tertulis alam Al Quran. Surah ini terdiri dari 7 ayat, diturunkan setelah surah Al Quraisy.

Surah Al Ma'un menerangkan tentang sifat dan watak manusia, yang dianggap mendustakan agama, seperti mengumpat, menelantarkan anak yatim, tidak melakukan sedekah dan menghasut orang lain untuk tidak menyantuni fakir miskin.

Selain itu, surah Al Ma'un memiliki keutamaan dalam kehidupan sehari-hari. Makna dari surat ini dapat disimpulkan, bahwa surat Al Ma'un bisa dijadikan sebagai peringatan bagi umat Muslim, agar memiliki sifat yang baik pada anak yatim.

Dalam surah ini juga menegaskan agar umat Muslim tidak boleh memiliki sifat sombong, munafik dan hindari perbuatan riya. Surat ini selalu mengingatkan umat Muslim untuk menolong sesama dan selalu mengerjakan shalat, agar terhindar dari kejahatan.

Baca Juga: Bacaan Surah Al Maun Arab, Latin Lengkap dengan Terjemahannya

Ciri-ciri orang yang mendustakan agama menurut surah Al Ma'un:

1. Orang yang tidak memberikan santunan berupa apapun kepada anak-anak yatim demi keberlangsungan hidup

selamanya.

2. Orang yang tidak memberi dorongan dan anjuran kepada orang lain untuk memberi santunan dan makanan kepada orang-orang miskin yang membutuhkan.

3. Orang yang lalai dalam salatnya, seperti menunda-nunda mengerjakan salat sehingga waktunya habis, melaksanakan salat dengan tidak memenuhi syarat dan rukunnya, atau tidak khusyu’ dalam salat.

Baca Juga: Pesan Surah Al Maun, Muslim Harus Berpihak Pada Kaum Tertindas

4. Orang yang suka pamer (riya’) dalam hal ibadah dan muamalah agar dinilai lebih oleh orang lain.

5. Orang yang enggan memberikan bantuan baik secara fisik maupun non fisik kepada orang lain karena sebab tertentu.

Berikut ini bunyi surah Al Ma'un ayat 1-7 lengkap dengan artinya.

1. A raaitalladzii yukadzdzibu biddiin

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

2. Fadzaalikalladzii yadu'ul yatiim

Maka itulah orang yang menghardik anak yatim

3. Wa laa yahuddu 'alaa a'aamil-miskiin

Dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.

4. Fa wailul lil musalliin

Maka celakalah orang-orang yang salat

5. Alladziina hum 'an salaatihim saahun

(Yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya,

6. Alladziina hum yuraan

Yang berbuat riya

7. Wa yamna'unal-maa'n

Dan enggan (memberikan) bantuan.

Demikian ulasan mengenai surah Al Ma'un, ciri-ciri orang yang mendustakan agama menurut surah Al Ma'un lengkap dengan bacaan surah Al Ma'un. Semoga kita senantiasa menjadi orang yang taat terhadap perintah Allah SWT.

Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari

Senin, 08 Juni 2020  /  6:42 pm

Kitab suci Al-Quran. Foto: IBTime.ID

KENDARI, TELISIK.ID - Al-Quran adalah kitab suci yang menjelaskan segala perkara, termasuk memberikan informasi kepada orang-orang yang mendustakan agama.

Surat Al-Maun termasuk ke dalam golongan surat Makkiyah yang memiliki tujuh ayat. Firman Allah yang diturunkan setelah surat Al-Quraisy ini merupakan surat ke-107 Al-Quran dan memiliki arti bantuan penting atau hal-hal yang berguna, bermanfaat, dan kebaikan.

Dalam surat Al-Maun dijelaskan bahwa, selain menjalani ibadah pada Allah SWT, umat Muslim juga harus memberikan bantuan kepada anak yatim dan tidak menghardiknya serta tidak mendustakan agama.

Berikut bacaan surat Al Maun lengkap dengan tulisan latin, dan terjemahannya:

1. a raaitalladzii yukadzdzibu biddiin. 

Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

2. fadzaalikalladzii yadu'ul yatiim

Artinya: maka itulah orang yang menghardik anak yatim

3. wa laa ya?u??u 'alaa ?a'aamil-miskiin

Artinya: Dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.

4. fa wailul lil mu?alliin

Artinya: Maka celakalah orang yang salat,

5. alladziina hum 'an ?alaatihim saah?n

Artinya: (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya,

6. alladziina hum yuraa?n

Artinya: yang berbuat riya

7. wa yamna'u?nal-maa'?n

Artinya: dan enggan (memberikan) bantuan.

Baca juga: Lima Orang Hilang di Hutan Saluro Luwu Timur Ditemukan Selamat

Keutamaan surat Al-Maun

Surat Al Maun tidak hanya memberikan peringatan kepada umat Muslim untuk bersikap baik kepada anak yatim, tapi juga menegaskan gambaran mengenai beberapa hal. Seperti orang-orang yang tidak mau membayar zakat, enggan membantu fakir miskin, dan mempunyai harta yang cukup baik, namun tidak memiliki kepedulian terhadap lingkungannya.

Terkait hal tersebut, Rasulullah SAW pernah bersabda untuk memberikan peringatan yang berbunyi:

"Tidaklah beriman kepadaku seseorang yang bermalam dalam keadaan kenyang, padahal tetangganya yang di sampingnya dalam keadaan lapar sedangkan ia mengetahuinya." (HR Thabrani)

Tafsir Ringkas Kemenag dari ayat 1-3:

Tahukah kamu, wahai Rasul, orang yang mendustakan agama dan mengingkari hisab serta hari pembalasan di akhirat nanti?

Jika engkau ingin tahu, maka dia itulah orang yang menghardik anak yatim, menyakiti hatinya, dan berbuat zalim kepadanya dengan menahan haknya. Dia tidak lagi peduli terhadap anak yang sudah kehilangan tumpuan hidupnya itu.

Dia juga tidak mendorong orang lain untuk memberi makan orang miskin yang tidak mempunyai kecukupan untuk memenuhi keperluan hidupnya sehari-hari. Bila dia enggan mendorong orang lain untuk memberi makan dan memperhatikan kesejahteraan anak yatim, bagaimana mungkin dia, dengan kekikiran dan kecintaannya pada harta, mendorong dirinya sendiri untuk berbuat demikian?

Baca juga: Salat Jumat Dibuat Secara Bergelombang, Begini Penegasan MUI

Tafsir Kemenag

Dalam ayat ini, Allah menghadapkan pertanyaan kepada Nabi Muhammad, "Apakah engkau mengetahui orang yang mendustakan agama dan yang dimaksud dengan orang yang mendustakan agama?" Pertanyaan ini dijawab pada ayat-ayat berikut.

Allah lalu menjelaskan bahwa, sebagian dari sifat-sifat orang yang mendustakan agama. Yaitu, orang-orang yang menolak dan membentak anak-anak yatim yang datang kepadanya untuk memohon belas-kasihnya demi kebutuhan hidupnya. Penolakannya itu sebagai penghinaan dan takabur terhadap anak-anak yatim itu.

Sifat pendusta agama berikutnya adalah, tidak mengajak orang lain untuk membantu dan memberi makan orang miskin. Bila tidak mau mengajak orang memberi makan dan membantu orang miskin, berarti ia tidak melakukannya sama sekali. Berdasarkan keterangan di atas, bila seorang tidak sanggup membantu orang-orang miskin maka hendaklah ia menganjurkan orang lain agar melakukan usaha yang mulia itu.

Baca juga: Tiga Atsar Ramadan: Refleksi di Bulan Syawal

Sedangkan Tafsir Ringkas Kemenag dari ayat 4-7:

Maka binasa dan celakalah orang salat yang memiliki sifat-sifat tercela berikut. Yaitu orang-orang yang menentang salatnya, yang menyetujui tidak memenuhi ketentuannya, mempersiapkannya di luar, bermalas-malasan, dan lalai akan tujuan pelaksanaanya.

Tidak hanya itu, mereka jugalah yang melakukan ria, baik dalam salatnya maupun semua yang dilakukan. Dia beramal tanpa rasa ikhlas, diterima demi mendapat pujian dan penilaian baik dari orang lain.

Dan di samping itu, mereka juga enggan memberikan bantuan kepada sesama, bahkan untuk meminta bantuan barang sehari-hari yang sepele. Hal ini menjadi buruk bagi orang lain. Dengan begitu, lengkaplah keburukan mereka. Selain tidak beridabah kepada Tuhan dengan sempurna, mereka pun tidak membawa komitmen kepada manusia.

Tafsir Kemenag

Dalam ayat-ayat ini, Allah mengungkapkan satu tantangan yaitu, celakalah orang-orang yang mengerjakan salat dengan tubuh dan lidahnya, tidak sampai ke pemulihan. Dia lalai dan tidak menyadari apa yang diucapkan lidahnya dan yang dikerjakan oleh anggotanya. Ia rukuk dan sujud dalam situasi lalai, ia menentang takbir tetapi tidak mengerti apa yang diucapkannya.

Semua itu hanya gerak biasa dan kata-kata hafalan hanya-mata yang tidak bisa apa-apa, tidak ubahnya seperti robot.

Baca juga: Lima Nilai Dahsyat Zakat yang Tersembunyi

Orang-orang yang mendustakan agama, yaitu orang munafik. Ancaman itu tidak ditujukan untuk orang-orang muslim yang awam, tidak mengerti Bahasa Arab, dan tidak tahu tentang apa yang dibacanya. Jadi orang-orang awam yang tidak mengerti makna dari apa yang dibacanya dalam salat tidak termasuk orang-orang yang lalai seperti yang disebut dalam ayat ini.

Allah selanjutnya menambah penjelasan tentang sifat orang pendusta agama, yaitu mereka melakukan perbuatan-perbuatan lahir hanya karena ria, tidak terkesan pada jiwanya untuk meresapi rahasia dan hikmahnya.

Allah menambahkan lagi dalam ayat ini sifat pendusta itu, yaitu mereka tidak mau menyediakan barang-barang yang dibutuhkan oleh orang-orang yang membutuhkannya, sedang barang yang tidak layak diterima, seperti periuk, kapuk, cangkul, dan lain-lain.

Keadaan orang yang membesarkan agama berbeda dengan agama orang yang mendustakan agama, karena yang pertama tampak dalam tata cara yang jujur, adil, terima kasih, pemurah, dan lain-lain. Sementara sifat pendusta agama adalah ria, bebas, aniaya, takabur, kikir, memandang rendah orang lain, tidak mementingkan yang lain selain memercayai sendiri, bangga dengan harta dan kedudukan, dan juga tidak diperbolehkan sebahagian dari hartanya, baik untuk keperluan perseorangan maupun untuk masyarakat.

Reporter: Fitrah Nugraha

Editor: Sumarlin

Surat Al Maun Pendusta Agama

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA