Surah alfil diturunkan di mekah sehingga disebut dengan surah

Jakarta -

Surat Al Falaq merupakan surat ke-113 dalam Al Quran. Surat ini juga disebut dengan surat perlindungan.

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, Al Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna "Al-falaq" bahwa makna yang dimaksud adalah subuh.

Dikutip dari Syarah Riyadhush Shalihin Jilid 4, surah Al Falaq dan surat an-Nas termasuk surat terbaik yang diturunkan kepada Rasulullah SAW. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim berikut:

Dari 'Uqbah bin 'Amir bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah kamu memperhatikan ayat-ayat yang baru diturunkan tadi malam yang tidak ada sesuatupun yang semisal dengannya? Qul A'uudzu bi Rabbil Falaq dan Qul A'uudzu bi Rabbin Naas." (HR. Muslim)

Achmad Chodjim dalam bukunya yang berjudul Al Falaq mengatakan, surat Al Falaq dan surat An Nas juga disebut dengan Mu'awwadzatain, yakni surat perlindungan. Dalam Tafsir Al Misbah jilid 15 karya Prof Quraish Shihab, al-Mu'awwidzatain diambil dari kata A'udzu dalam kedua surat tersebut yang artinya, 'aku berlindung'. Surat ini menuntun pembacanya kepada tempat perlindungan.

Bacaan surah Al Falaq ayat 1-5:

1. قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلْفَلَقِ

Arab-latin: qul a'ụżu birabbil-falaq
Artinya: "Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,"

2. مِن شَرِّ مَا خَلَقَ

Arab-latin: min syarri mā khalaq
Artinya: "dari kejahatan makhluk-Nya,"

3. وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ

Arab-latin: wa min syarri gāsiqin iżā waqab
Artinya: "dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,"

4. وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّٰثَٰتِ فِى ٱلْعُقَدِ

Arab-latin: wa min syarrin-naffāṡāti fil-'uqad
Artinya: "dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,"

5. وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

Arab-latin: wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad
Artinya: "dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki".

Surah Al Falaq termasuk surat yang diperselisihkan golongannya antara Makkiyah atau Madaniyah. Beberapa riwayat mengatakan bahwa surat ini diturunkan di kota Madinah. Beberapa riwayat lain mengatakan diturunkan di kota Mekkah.

Menyoal hal itu, sebagian besar ulama tafsir meyakini bahwa surat Al Falaq diturunkan di Kota Mekkah. Sehingga, surat Al Falaq termasuk golongan surat Makkiyah.

(erd/erd)

Jakarta -

Surat Al Fil menjadi bukti tertulis dari peristiwa ekspansi penghancuran Ka'bah oleh Raja Abrahah dan pasukannya dengan menunggangi gajah. Kisah ini yang disebut dengan kisah ashaabul fiil. Bila demikian, apa peristiwa tersebut lantas yang melatarbelakangi turunnya wahyu surat Al Fil?

Hingga saat ini, menurut Tim Genta Hidayah dalam buku At-Tadzkir: Metode Menghafal Juz 'Amma, belum ada ahli tafsir yang menceritakan secara jelas sebab turunnya surat ini. Demikian pula belum diketahui secara pasti peristiwa yang melatarbelakangi turunnya wahyu surat Al Fil.

"Tidak ada ahli tafsir yang menceritakan secara jelas sebab turunnya surah ini. Hanya pengetahuan bahwa surah ini menceritakan tentang penyerbuan Kota Mekah dari serangan pasukan gajah yang dipimpin Abrahah," bunyi keterangan buku tersebut.

Ditambah lagi, ada kritik yang dilayangkan oleh ulama Imam Jaluddin al-Suyuthi dalam kitab Al-Itqan fi Ulumil Qur'an soal kesalahpahaman di kalangan umat muslim. Ia menyebut, kisah ashaabul fiil dari Habasyah (sekarang Ethiopia) yang membawa gajah bukan termasuk dalam asbabun nuzul surah Al Fil, melainkan hanya kisah yang diberitakan di dalamnya.

"Sesungguhnya hal seperti itu (peristiwa ashaabul fiil) bukanlah termasuk asbabun nuzul, tetapi masuk memberitakan tentang peristiwa-peristiwa masa lalu, seperti kisah kaum Nuh, 'Ad, Tsamud, kisah membangun Ka'bah, dan kisah-kisah lainnya," kata Imam al Suyuthi.

Meskipun masih banyak perdebatan tentang asbabun nuzul atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya surah Al Fil, satu hal yang pasti adalah kisah ashaabul fiil yang diceritakan surat Al Fil bertepatan dengan tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Sebab itulah, tahun kelahiran Rasulullah SAW disebut dengan tahun gajah. Atau dalam istilah Al Quran disebut dengan 'am al fil. Adapun bacaan lengkap dan isi kandungan dari surah Al Fil sendiri dapat disimak pada pemaparan berikut.

A. Surah Al Fil ayat 1-5 dan terjemahannya

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ

Latin: "a lam tara kaifa fa'ala rabbuka bi`aṣ-ḥābil-fīl"
1. Artinya: "Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?"

أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِى تَضْلِيلٍ

Latin: "a lam yaj'al kaidahum fī taḍlīl"
2. Artinya: "Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?"

وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ

Latin: "wa arsala 'alaihim ṭairan abābīl"
3. Artinya: "dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong."

تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ مِّن سِجِّيلٍ

Latin: "tarmīhim biḥijāratim min sijjīl"
4. Artinya: "yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar"

فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ

Latin: "fa ja'alahum ka'aṣfim ma`kụl"
5. Artinya: "lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)."

B. Isi kandungan surah Al Fil

Surah Al Fil menceritakan kisah pasukan gajah atau ashaabul fiil yang dipimpin oleh Abrahah Al Asyram al Habasyi. Menurut Ulama Quraish Shihab dalam Tafsir Al Misbah Jilid 15, surah Al Fil menguraikan kegagalan upaya ekspansi yang dilakukan oleh Abrahah bersama pasukan gajahnya.

Diketahui, ternyata Abrahah dan pasukannya berniat untuk menghancurkan Ka'bah di Kota Mekah, Mereka hendak menggantinya dengan sebuah gereja di San'a, Yaman.

Hal tersebut ditujukan agar orang-orang yang pergi berhaji maupun para pedagang yang menjadikan Mekah sebagai titik pusat dan pertemuan dapat beralih ke Yaman. Sebab, Abrahah merasa iri terhadap Mekah yang selalu ramai dikunjungi oleh banyak orang.

Belum sempat mereka berhasil menghancurkan Ka'bah, atas izin Allah SWT diutuslah kemudian burung Ababil yang berbondong-bondong melempari mereka dengan bebatuan panas. Untuk itulah, ahli tafsir Al-Biqai juga berpendapat, tujuan utama dari surat Al-Fil adalah pembuktian tentang kebenaran uraian pada akhir surat menyangkut kebinasaan para pendurhaka.

Simak Video "KuTips: Tips Betah Baca Al-Qur'an Biar Khatam Pas Ramadan!"



(rah/row)

Liputan6.com, Jakarta - Kegiatan membaca dan memahami Alquran sepanjang Ramadan sangat tinggi, termasuk mengetahui sejarahnya, seperti sejarah turun Alquran. Alquran diturunkan dalam dua fase, yaitu saat Nabi Muhammad berada di Mekkah dan Madinah. Dua fase dan tempat yang berbeda itu mempunyai ciri-ciri tersendiri.

Prof. Dr.T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy dalam karyanya berjudul Sejarah dan Pengantar Ilmu Al Qur-an/Tafsir menjelaskan dua fase tersebut. Pertama, masa Nabi Muhammad bermukim di Mekkah yaitu 12 tahun, lima bulan, dan tiga hari. Surat yang ditutunkan di Mekkah disebut Makkiyah.

Kedua, yang diturunkan setelah hijrah, yaitu selama sembilan tahun, sembilan bulan, dan sembilan hari. Semua surat yang diturunkan di Madinah disebut dengan Madaniyah.

Dari dua fase tersebut, jumlah surat dalam Alquran itu sebanyak 114 surat. Di awali dengan surat Al Fatihah dan diakhiri dengan An Nas. Berdasarkan pendapat yang kuat, 23 dari 114 surat itu diturunkan di Madinah dan lainnya turun di Mekkah.

Adapun 23 surat yang diturunkan di Madinah adalah Al Baqarah, Al Anfal, Ali Imran, Al Ahzab, Al Mumtahanah, An Nisa, Al Hadid, Al Qital (Muhammad), Ath Thalaq, Al Hasyr, An Nur, Al Haj, Al Munafiqun, Al Mujadalah, Al Hujurat, At Tahrim, Ath Taghabun, Ash Shaf, Al Jumuah, Al Fathu, Al Maidah, At Taubah, dan An Nashr.

Sementara 91 surat yang diturunkan di Mekkah adalah Al Alaq, Al Qalam, Al Muzammil, Al Muddatstsir, Al Fatihah, Al Lahab, At Takwir, Al A'la, Al Lail, Al Fajr, Ad Dhuha, Asy Syarah (Al Insyirah), Al Ashr, Al Adiyat, Al Kautsar, At Takatsur, Al Maun, Al Kafirun, Al Fil, Al Falaq, An Nas, Al Ikhlas, An Najm, Abasa, Al Qadar, Asy Syamsu, Al Buruj, At Tin, Al Quraisy, Al Qariah, Al Qiyamah, Al Humazah, Al Mursalat, Qaf, Al Balad, Ath Thariq, Al Qamar, Shad.

Dilanjutkan dengan Al A'raf, Al Jin, Yasin, Al-Furqan, Fathir, Maryam, Thaha, Al Waqiah, Asy Syuara, An Naml, Al Qashash, Al Isra, Yunus, Hud, Yusuf, Al Hijr, Al An'am, Ash Shaffat, Luqman, Saba, Az Zumar, Ghafir, Fushshilat, Asy Syura, Az Zukhruf, Ad Dhukan, Al Jaatsiah, Al Ahqaf, Adz Dzuriyat, Al Ghasyiah, Al Kahf, An Nahl, Nuh, Ibrahim, Al Anbiya, Al Muminun, As Sajadah, Ath Thur, Al Mulk, Al Haqqah, Al Ma'arij, An Naba, An Naziat, An Infithar, Al Insyiqaq, Ar Rum, Al An'kabut, Al Muthaffifin, Al Zalalah, Ar Ra'd, Ar Rahman, Al Imran, Al Insan, dan Al Bayyinah.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Surah Alfil berada di Juz 30. Sumber: Quran.com

Al Fiil merupakan surat ke-19 yang diturunkan dan surat ke-105 dalam urutan di dalam Alquran. Al Fiil artinya adalah gajah yang diambil dari ayat pertama surat tersebut.

Ada banyak kisah cerita yang tercantum di dalam Alquran, salah satunya ada pada surat Al Fiil. Surat tersebut menceritakan kejadian sebelum Nabi Muhammad lahir, yakni adanya serangan pasukan gajah ke ka'bah.

Berikut adalah bacaan surat Al Fiil dalam lafal Arab, latin, dan artinya:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَلَمۡ تَرَ كَيۡفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصۡحٰبِ الۡفِيۡلِؕ (1)

Alam tara kaifa fa'ala rabbuka bi ashaabil fiil

Artinya: "Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah?"

اَلَمۡ يَجۡعَلۡ كَيۡدَهُمۡ فِىۡ تَضۡلِيۡلٍۙ (2)

Alam yaj'al kai dahum fii tad liil

Artinya: "Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?"

وَّاَرۡسَلَ عَلَيۡهِمۡ طَيۡرًا اَبَابِيۡلَۙ (3)

Wa arsala 'alaihim tairan abaabiil

Artinya: "dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong,"

تَرۡمِيۡهِمۡ بِحِجَارَةٍ مِّنۡ سِجِّيۡلٍ (4)

Tar miihim bi hi jaaratim min sij jiil

Artinya: "yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar,"

فَجَعَلَهُمۡ كَعَصۡفٍ مَّاۡكُوۡلٍ (5)

Faja 'alahum ka'asfim m'akuul

Artinya: "sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan (ulat)."

Ilustrasi Alquran yang di dalamnya ada Surah Al-Fiil. Sumber: Freepik.com

Kisah di Balik Surat Al Fiil

Mengutip buku Sejarah Kebudayaan Islam kelas III yang disusun Suyud Lukman Hakim, ada kejadian besar yang terjadi pada masa kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Saat itu, pasukan gajah yang dipimpin Raja Abrahah (Gubernur kerajaan Habsyi di Yaman) datang ke kota Makkah untuk menghancurkan Ka'bah. Mereka merasa iri karena bangsa Quraisy semakin terhormat seiring semakin ramainya kota Makkah yang setiap tahunnya dipadati orang yang melaksanakan ibadah haji.

Untuk menyaingi Makkah, Abrahah mendirikan gereja besar di Shan’a yang bernama Al-Qulles. Namun, tak seorang pun mau datang ke gereja Al Qulles itu.

Abrahah marah besar dan akhirnya mengerahkan tentara bergajah untuk menyerang Ka'bah. Pasukan gajah miliknya merampas harta benda penduduk, termasuk 100 ekor unta milik Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad.

Abdul Muṭṭalib tidak menyangka kedatangan pasukan Abrahah tersebut. Kemudian, ia bernegosiasi agar untanya dikembalikan dan bersedia mengungsi bersama penduduk lainnya. Di tengah perjalanan, Abdul Muthalib berdoa kepada Allah supaya Ka’bah diselamatkan.

Keadaan kota Makkah yang sepi membuat tentara Abrahah dengan leluasa masuk dan bersiap menghancurkan Ka’bah. Namun, Allah SWT mengutus burung Ababil untuk membawa kerikil Sijjil dengan paruhnya. Kerikil tersebut dijatuhkan tepat mengenai kepala masing-masing pasukan bergajah tersebut hingga tembus ke badan sampai tewas. Pasukan gajah tersebut pun hancur lebur dengan kekuasaan Allah.

Kehancuran dan kekalahan tentara gajah yang dipimpin Abrahah merupakan hadiah dari Allah sebagai penghormatan atas kelahiran Nabi Muhammad. Pasalnya, peristiwa ini terjadi beberapa saat sebelum lahirnya Nabi Muhammad. Sehingga, tahun kelahiran Nabi Muhammad pun disebut sebagai Tahun Gajah.