Home » Kelas XII » Teknik dan Tahap Produksi Kerajinan Fungsional Berbahan Limbah
Teknik adalah cara yang digunakan, sedangkan tahapan adalah urutan proses pembuatan. Dalam produksi kerajinan fungsional berbahan limbah dibutuhkan teknik-teknik dan tahapan-tahapan produksi. Tahapan produksi kerajinan fungsional terdiri dari pembahanan, pembentukan, perakitan, dan finishing. Sedangkan teknik yang digunakan diantaranya adalah penyambungan dengan anyaman dan potongan, penyambungan, dan teknik finishing. Masing-masing teknik maupun tahapan tersebut memiliki cara yang berbeda dalam pelaksanaannya sehingga dibutuhkan pemahaman yang baik terhadap tahap dan teknik yang digunakan. 1. Tahapan Produksi Dalam proses pembuatan kerajinan fungsional berbahan limbah diperlukan tahapan atau urutan pembuatan agar proses produksi dapat berjalan dengan baik. Tahapan produksi baik untuk produk hiasan maupun produk fungsional terbagi atas 4 tahap yaitu pengolahan bahan atau pembahanan, pembentukan, perakitan, dan nishing. Keempat tahapan tersebut harus dilakukan secara urut dalam pembuatan kerajinan. Teknik yang dilakukan pada keempat tahap tersebut berbeda-beda bergantung dari material yang digunakan dan rancangan produk yang akan dibuat. Berikut ini keempat tahapan dalam pembuatan kerajinan fungsional berbahan limbah.
2. Teknik dan Alat Produksi Dalam proses pembuatan kerajinan fungsional berbahan limbah dibutuhkan teknik yang digunakan selama proses produksi. Seperti tahapan yang digunakan, teknik dan alat yang digunakan untuk pembahanan, pembentukan, perakitan, dan nishing, bergantung dari material dan rancangan produk fungisonal yang akan dibuat. Teknik produksi yang digunakan untuk membuat produk fungsional berperan penting dalam menghasilkan kekuatan konstruksi dan keawetan produk tersebut. Teknik pembahanan, pembentukan, perakitan, dan finishing yang dapat digunakan di antaranya adalah sebagai berikut.
Produksi dapat dilakukan dengan metode tradisional atau modern. Metode modern atau sering juga disebut dengan metode ‘ban berjalan' lebih efisien dalam penggunaan waktu dibandingkan metode tradisional sehingga sesuai untuk produksi dalam jumlah banyak. Metode tradisional kurang tepat digunakan untuk produksi dalam jumlah banyak karena produk yang dihasilkan sulit untuk mencapai standar bentuk yang sama. Kelancaran produksi juga ditentukan oleh cara kerja yang memperhatikan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Proses pembahanan dan pembentukan material solid seringkali menghasilkan sisa potongan atau debu yang dapat melukai bagian tubuh pekerjanya, maka dibutuhkan alat keselamatan kerja berupa kaca mata melindung dan masker. Proses pembahanan dan finishing, apabila menggunakan bahan kimia yang berbahaya bagi kulit dan pernafasan, maka pekerja harus menggunakan sarung tangan dan masker. Selain alat keselamatan kerja, juga dibutuhkan sikap kerja yang rapi, hati-hati, teliti, dan penuh konsentrasi.
Posted by Nanang_Ajim Mikirbae.com Updated at: 8:03 PM
Home » Kelas XII » Tahapan Produksi Kerajinan Hiasan Berbahan Limbah
Produksi adalah upaya yang dilakukan dalam rangka menambah nilai pada suatu barang kerajinan. Arah kegiatannya ditujukan kepada upaya upaya pengaturan yang sifatnya menambah atau menciptakan kegunaan dari suatu barang kerajinan. Proses produksi barang kerajinan memiliki proses produksi yang disebut dengan tahapan produksi. Tahapan produksi adalah urutan proses produksi dari awal sampai dengan akhir. Tahapan produksi secara umum terbagi atas pengolahan bahan atau pembahanan, pembentukan, perakitan, dan finishing. Berikut ini urutan tahapan produksi kerajinan hiasan berbahan limbah. 1. Tahap PembahananTahap pembahanan adalah mempersiapkan bahan baku agar siap diproduksi. Bahan yang digunakan dalam pembuatan kerajinan sangat beragam. Pada limbah berbahan alami, proses pembahanan penting untuk menghasilkan produk yang awet, tidak mudah rusak karena faktor cuaca dan mikroorganisme. Misalnya saja proses pembahanan pada limbah kulit jagung dilakukan produk hiasan yang dihasilkan awet dan tahan dari mikroorganisme. Limbah kulit jagung yang digunakan adalah bagian dalam, pada proses ini kulit jagung bagian luar dipisahkan dengan kulit jagung bagian dalam. Lembaran-lembaran kulit jagung bagian dalam dikeringkan selama 2-3 hari. Kulit jagung yang sudah kering biasanya kusut dan tidak rata permukaannya. Apabila diperlukan bahan baku lembaran yang rata, kulit jagung dapat disetrika atau dipress dengan menggunakan panas. Kulit jagung yang sudah dikeringkan siap dibentuk menjadi produk hiasan.
Pewarnaan kulit jagung dapat dilakukan pada tahap pembahanan ini. Pada bahan kulit jagung, perwarnaan dilakukan dengan merebus kulit yang sudah dikeringkan dengan pewarna tekstil. Setelah pewarnaan, kulit jagung dikeringkan dan kemudian siap dibentuk. Beberapa contoh pembahanan yang lain antara lain sebagai berikut.
2. Proses Pembentukan
Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis material, bentuk dasar material dan bentuk produk yang akan dibuat. Secara umum, material padat dapat dikelompokan menjadi material solid dan tidak solid (lembaran dan serat).
4. Tahap Finishing Finishing atau pekerjaan akhir merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pembuatan kerajinan hiasan. Finishing ini akan memberikan tampilan terhadap nilai jual produk. Finishing dilakukan sebelum produk tersebut dimasukan ke dalam kemasan. Finishing dapat berupa penghalusan dan/ atau pelapisan permukaan. Penghalusan yang dilakukan diantaranya penghalusan permukaan kayu dengan amplas atau menghilangkan lem yang tersisa pada permukaan produk. Finishing dapat juga berupa pelapisan permukaan atau pewarnaan agar produk hiasan yang dibuat lebih awet dan lebih menarik.Setiap jenis kerajinan hias biasanya memiliki jenis finishing yang berbeda antara satu dengan kerajinan yang lainnya. beberapa bentuk finishing pada beberapa jenis kerajinan hias antara lain sebagai berikut.
Posted by Nanang_Ajim Mikirbae.com Updated at: 1:25 AM |