Tata cara mandi idul fitri yang benar

Almunawwar.or.id – Adalah kesunahan yang semestinya kita lakukan sesaat menjelang pelaksanaan amalan ibadah baik itu yang bersifat fardhu maupun sunnat, melakukan aktivitas kebersihan mulai dari badan, pakaian sampai dengan hal yang di jadikan tempat dan alat yang di bawa saat beribadah.

Termasuk ketika melakukan mandi sunat ketika akan menyambut dan melaksanakan ibadah sunat idul fitri seperti takbiran idul fitri ataupun idul adha yang tidak jauh berbeda secara umum dari pelaksanaannya, hanya berbeda ketika akan menntukan jenis mandi apa yang di lakukannya tersebut.

Bahkan tidak hanya sebatas sunat saja, akan tetapi aktifitas mandi di hari raya tersebut merupakan wujud nyata dari tandanya kekhidmatan dan kekhusuan seseorang dalam pengamalan ibadah tersebut, terutama terbebas dari pada hal yang tidak di cintai oleh agama seperti kotoran dan najis.

Akan halnya semua itu penting kiranya apabila mempersiapkan sejak dini memaksimaklam kebersihan yang ada dalam diri kita terutama kesucian dan kebersihan yang menyangkut pada permasalah ibadah. Karena Alloh S.W.T memerintahkan kita untuk menjaga kebersihan dan kesucian dalam peribadahan.

Begitu pula saat akan menjelang pelaksanaan ibadah sunat idul fitri yang merupakan bagian penting dan terbaik pada pengamalannya tersebut, bahkan menurut para Ulama ada tiga kesunahan yang bisa di lalukan oleh umat islam saat akan menjalani peribadahan shalat idul fitri, di antaranya :

يُسَنُّ الْغُسْلُ لِلْعِيدَيْنِ، وَيَجُوزُ بَعْدَ الْفَجْرِ قَطْعًا، وَكَذَا قَبْلَهُ، ويختص بالنصف الثاني من الليل

Artinya : “Disunnahkan mandi untuk shalat Id, untuk waktunya boleh setelah masuk waktu subuh atau sebelum subuh, ata pertengahan malam”.

* Disunahkan mandi sebelum shalat Id sebagaimana kesunahan mandi sebelum shalat Jum’at
Sebab pada hari itu, seluruh umat Islam berkumpul di masjid untuk beribadah. Kesunahan ini diperkuat oleh atsar dari Sayyidina ‘Ali bin Abu Thalib dan Abdullah bin Umar yang membiasakan mandi sebelum shalat Id. Terkait waktu kesunahan mandi, para ulama berbeda pendapat, ada yang mengatakan disunahkan mandi setelah fajar dan ada pula yang berpendapat disunahkan setelah pertengahan malam.

* Disunahkan memotong rambut dan kuku, menghilangkan bau badan, serta memakai wangi-wangian
Usahakan pada saat shalat tubuh dalam kondisi segar dan wangi agar tidak menganggu kefokusan ibadah orang lain. Sebuah hadits riwayat Ali bin Abu Thalib menyebutkan bahwa Rasulullah S.AaW menyuruh untuk menggunakan wangi-wangian yang paling bagus dari yang kita temui atau miliki pada hari Id.

* Disunahkan makan sekalipun sedikit sebelum pergi ke masjid atau sebelum melaksanakan shalat Id.
Makanan yang disunahkan untuk dikonsumsi ketika itu adalah kurma sebanyak bilangan ganjil. Saking sunahnya makan sebelum shalat ‘id, Imam As-Syafi’i dalam Al-Umm menegaskan, “Kami memerintahkan setiap orang yang ingin shalat ‘id untuk makan sebelum berangkat ke masjid.

Bila dia belum makan, kami meminta mereka makan pada saat dalam perjalanan ke masjid ataupun ketika sampai di masjid jika memungkinkan. Tidak ada dosa bagi orang yang tidak makan sebelum shalat Id, tetapi dimakruhkan meninggalkannya.”

Keutamaan Mandi Idul Fitri

عن أَبن مسعود رضي الله عنه عن النبي عليه الصلا ة وَلسلام أَنه قال اذَ ا صاموا شهر رمضان وخرجوا الى عيدهم يقول الله تعالى يا ملـئكتى كل عامل يطلب اجره وعبادى اللذين صاموا شهرهم وخرجوا الى عيدهم يطلبون اجورهم اشهدوا أنى قد غفرت لهم ، فينادى مناد يا امة محمد ارجعوا الى منازلكم قد بدلت سيئاتكم بالحسنات، فيقول الله تعالى يا عبادى صمتم لى وافطرتم لى فقوموا مغفورا لكم

Artinya : “Dari ibni mas’ud r.a ,dari Nabi SAW sesungguhnya nabi bersabda : tetkala umat nabi malaksanakan puasa romadhon dan mereka keluar untuk melaksanakan sholat ‘ied,maka allah berfirman : wahai malaikatku,setiap yang telah bekerja mendapatkan upahnya.

Dan hamba-hambaku yang melaksanakan puasa romadhon dan keluar rumah untuk melaksanakan sholat ‘ied dan memohon upah/ganjaran mereka, maka saksikanlah bahwa sesungguhnya aku telah memaafkan mereka,maka tersuara : Wahai umat muhammad,kembalilah kalian ke rumah-rumah kalian , aku telah menggantikan keburukan kalian dengan kebaikan , maka Allah berfirman : Wahai hamba-hambaku,kalian berpuasa untukku dan berbuka untukku maka tegaklah kalian dengan mendapat ampunanku terhadap kalian.

Perbandingannya kita bisa lihat dan merujuk pasti pada keterangan hadits yang menerangkan pada kajian khusu tentang bagaimana di anjurkannya menghiasi diri saat akan melaksanakan ibadah sholat jum’at dan juga ketika akan melaskana ibadah idul fitri.

والتطيب والتزين بما مر في الجمعة إلا أن هنا يسن له أن يلبس أحسن ثيابه ولو غير بياض وعند التساوي البياض أولى، وفارق الجمعة بأن المراد هنا إظهار النعم وهو بالأعلى أولى وفي الجمعة إظهار الكمال وهو البياض أعلى وإلا أنه يسن الغسل والتزين والتطيب للقاعد أي لمن لم يرد الخروج لصلاة العيد والخارج لها

Artinya, “Seseorang dianjurkan mengenakan wewangian dan berhias sebagaimana keterangan telah lalu pada bab Jumat. Tetapi di sini seseorang dianjurkan mengenakan pakaian terbaiknya meskipun bukan warna putih. Tetapi ketika pakaian putih dan bukan berwarna putih sama baiknya, maka mengenakan pakaian putih lebih utama di hari Id.

Hari Id berbeda dengan hari Jumat. Maksud hari Id adalah menampakkan nikmat Allah. Karenanya mengenakan pakaian terbaik itu lebih utama. Sedangkan tujuan hari Jumat adalah menampakkan kesempurnaan karena itu mengenakan pakaian putih itu yang terbaik. Tetapi orang yang duduk (tidak keluar rumah untuk sembahyang Id) dan orang yang keluar menuju sembahyang Id juga dianjurkan untuk mandi, berhias, dan mengenakan wewangian.

Dan tentunya jika beranjak kepada keterangan yang di sebutkan tadi terdapat ketentuan yang bisa di alukan oleh kita selaku umat islam untuk memperhatikan betul kebersihan dan kesucian dari apa yang di jadikan sebagai fasilitas ibadah mulai dari badan, pakaian dan juga tempat ibadah tersebut.

Meskipun secara hukum aktifitas yang ada di hari lebaran seperti shalat dan khutbah idul fitri itu hukumnya sunnat, akan tetapi akan lebih afdhol lagi apabila di persiapkan secara khusus dari esmua hal yang mendukung utamanya, sebagai tanda dari pada nilai sempurna sebuah ibadah.

Bahkan jika melirik pada keterangan-keterangan dari qaul Ulama yang merujuk akan pentingnya bersih-bersih dari kesunahan antara idul fitri dan idul adha itu mempunyai kesunahan tersendiri yang berkaitan khusus dari aktifitas mandi sunnat tersebut. Merujuk pada fatwa Ulama :

وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يَلْبَسَ أَحْسَنَ مَا يَجِدُهُ مِنَ الثِّيَابِ، وَأَفْضَلُهَا الْبِيضُ، وَيَتَعَمَّمُ. فَإِنْ لَمْ يَجِدْ إِلَّا ثَوْبًا، اسْتُحِبَّ أَنْ يَغْسِلَهُ لِلْجُمُعَةِ وَالْعِيدِ، وَيَسْتَوِي فِي اسْتِحْبَابِ جَمِيعِ مَا ذَكَرْنَاهُ، الْقَاعِدُ فِي بَيْتِهِ، وَالْخَارِجُ إِلَى الصَّلَاةِ، هَذَا حُكْمُ الرِّجَالِ. وَأَمَّا النِّسَاءُ، فَيُكْرَهُ لِذَوَاتِ الْجَمَالِ وَالْهَيْئَةِ الْحُضُورُ، وَيُسْتَحَبُّ لِلْعَجَائِزِ، وَيَتَنَظَّفْنَ بِالْمَاءِ، وَلَا يَتَطَيَّبْنَ، وَلَا يَلْبَسْنَ مَا يُشْهِرُهُنَّ مِنَ الثِّيَابِ، بَلْ يَخْرُجْنَ فِي بِذْلَتِهِنَّ.

Artinya : “Disunnahkan memakai pakaian yang paling baik, dan yang lebih utama adalah pakaian warna putih dan juga memakai serban. Jika hanya memiliki satu pakaian saja, maka tidaklah mengapa ia memakainya. Ketentuan ini berlaku bagi kaum laki-laki yang hendak berangkat shalat Id maupun yang tidak. Sedangkan untuk kaum perempuan cukupla ia memakai pakaian biasa sebagaimana pakaian sehari-hari, dan janganlah ia berlebih-lebihan dalam berpakaian serta memakai wangi-wangian”.

Termasuk di antara istilah lain dari mandi sunah idul fitri ini seperti doa keramas baik untuk anak-anak maupun muslim dewasa dari kaum laki-laku dan perempuan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk setiap individunya tersebut dengan pengharapan pasti terhadap nilai dari pada kesunahan tersebut.

Yang secara pemahaman nilai sunnah yang terdapat pada mandi hari raya ini juga sama halnya dengan kesunahan mandi sunnah-sunnah lainnya yang mencakup beberapa jenis mandi dengan nilai sunnah yang sempurna, diantaranya :

* Mandi akan sholat idul fitri dan idul adha * Mandi akan sholat Jum ‘ah * Mandi kerana masuk kota Makkah * Mandi karena wuquf di ‘Arofah * Mandi karena melempar Jumroh * Mandi karena Thowaf * Mandi akan sholat gerhana matahari dan gerhana bulan * Mandi akan sholat istisqo’ * Mandi dari memandikan mayyit * Mandinya orang kafir setelah ia masuk islam * Mandinya orang gila setelah ia baru sembuh dari gilanya

* Mandi akan ihrom

Namun jika menyimak kembali dengan pasti dari tata cara mandi secara umum baik yang sunnah maupun yang wajib itu, maka tidak lepas dari pada beberapa kesunahan sebelum melaksanakan aktifitas mandi tersebut, sekaligus mencegah dan membersihkan hal-hal yang bisa merusak terhadap sahnya mandi menurut tinjauan Agama, Seperti :

* Di Sunnahkan membaca Basmalah * Di Sunnahkan berwudhu sebelum mandi * Di Sunnahkan berkumur dan memasukkan air ke dalam hidung * Di Sunnahkan membaca dua kalimat syahadat * Di Sunnahkan membasuh kotoran yang menempel pada tubuh dengan menggosokkan kedua tangan sebatas kemampuan (jangkauan) * Di Sunnahkan menghadap ke arah Kiblat, apabila tidak mandi dengan telanjang * Di Sunnahkan membasuh sampai dua dan tiga kali * Di Sunnahkan meletakkan tempat air yang besar di sebelah kanan dan yang kecil di sebelah kiri * Di Sunnahkan berada di tempat yang kira-kira bisa terhindar dari percikan air * Di Sunnahkan tidak meminta bantuan orang lain kecuali ada udzur * Di Sunnahkan membasuh dari bagian atas dan mendahulukan anggota yang kanan

* Di Sunnahkan tidak menghilangkan anggota tubuh semisal kuku, dan rambut

Adapun mengenai tata cara mandi sunnah itu tidak jauh berbeda dengan mandi pada umumnya, hanay saja dalam peletakan “Tayin* menentukan niatnya itu yang berbeda, seperti berikut ini niat mandi sunnat idu fitri dan idul adha juga dari doa setelah melaksanakannya.

Lafadz Niat Mandi Hari Raya Fitri dan Idul Adha

نَوَيْتُ الْغُسْلَ مِنْ يَوْمِ عِيْدِ الْفِطْرِ سُنَّـةً لِلَّهِ تَعَالَى

“Nawaitu ạlgẖusla min Yaumil I’dil Fitri Lillahi Ta’ala”
Artinya : “”Saya niat mandi hari raya Fitri Sunat Karena Allah Ta’ala”

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِيَوْمِ عِيْدِ اْلاَضْحَى سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى

“Nawaitu ạlgẖusla min Yaumil I’dil Fitri Lillahi Ta’ala”
Artinya : “Saya niat mandi hari raya Fitri Sunat Karena Allah Ta’ala”

Do’a Ketika Memakai Pakaian atau Sendal Baru

ألْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَسَانِيْ هَذَا وَرَزَقَـنِهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلاَ قُوَّةٍ , أَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ كَسَوْتَـنِيْهِ, أَسَأَلُكَ خَيْرَهُ وَخَيْرَ مَاصُنِعَ لَهُ, وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّهِ وَشَرِّ مَاصُنِعَ

Artinya : “Terima kasih kepada orang-orang yang telah beriman kepada-ku dan tidak ada kekuasaan, Allah, dan Allah, kamu telah memberikan kepadaku”.

Ibaroh Lengkap Kesunnahan di Dua Hari Raya

(و) يسن (إحياء ليلتهما) ولو جمعة (بالعبادة) من نحو صلاة وقراءة وذكر؛ لخبر: “من أحيا ليلتي العيد .. أحيا الله قلبه يوم تموت القلوب”، ويحصل بإحياء معظم الليل وبصلاتي الصبح والعشاء في جماعة، بل وبصلاة الصبح جماعة
نعم؛ الحاج لا يسن له من الصلاة غير الرواتب، بل اختار جمع عدم سن الرواتب له، بل أنكر ابن الصلاح سن إحيائها للحاج

(و) يسن (الغسل) لكل من العيدين ويدخل وقته (من نصف الليل)؛ ليتسع الوقت لأهل السواد الآتين إليها قبل الفجر؛ لبعد خطتهم

(والتطيب والتزين) بما مر في الجمعة، إلا إنه هنا يسن له أن يلبس أحسن ثيابه ولو غير بياض، وعند التساوي البياض أولى

(و) يسن (خروج العجوز) بإذن زوجها لصلاة العيد والجماعات (ببذلة) أي: في
ثياب مهنتها (بلا طيب) ويتنظفن بالماء، ويكره مع التزين أو التطيب، كما يكره لذات هيئة ولو عجوزاً، ولشابه ولو مبتذلة، بل يصلين في بيوتهن، ولا بأس بجماعتهن، ولا بأن تعظهن واحدة منهن، وندب التزين لمن لم يخرج منهن

(والبكور) لمريد صلاة العيد ومن الفجر؛ ليحوز فضيلة القرب من الإمام وإنتظار الصلاة، هذا إن خرجوا للصحراء، وإلا .. فيسن خروجه بما يريده من الزينة، ويمكث بعد صلاة الفجر
فإن لم يخرج بذلك أو أراد زيادة تزيين .. ذهب وتزين، ورجع فوراً، ولو تعارض البكور وتفريق الفطرة .. فالأولى تفريقها، أو والغسل .. أخر له

والحكمة : أن أجر الذهاب أعظم، فندب تطويله؛ ليكثر الأجر بكثرة الخطا، وليستفتى ويتصدق ويزور فيهما، ولتشهد له الطريقان، وغير ذلك (كما في سائر العبادات) فيسن فيها ما ذكر؛ لما ذكر إلا في الحج والغزو .. فيسن فيهما الركوب مطلقاً (و) يسن للإمام (الإسراع) في الخروج إلى الصلاة (في) عيد (النحر، والتأخر) قليلاً (في) الخروج إلى صلاة عيد (الفطر)؛ لخبر مرسل فيه، وهو حجة في مثل هذا وحكمته : اتساع وقت الأضحية بعد الصلاة

ووقت إخراج الفطرة قبلها؛ فإن هذا أفضل أوقاتهما

Tentu selain menambah dari kekhusuan yang terdapat pada pelaksanaan niat doa mandi idul fitri ini, ada manfaat, keberkahan dan juga hikmah tersendiri bagi yang melaksanakannya termasuk ketika akan melaksanakan ibadah idul fitri, idul adha dan sederetan nilai ibadah lainnya.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA