Telinga sakit dan berair apa obatnya

Rasa sakit di indra pendengaran ini bisa berupa sakit yang menusuk, sakit seperti ditekan, terasa panas, terjadi terus-menerus, atau rasa nyerinya datang dan pergi.

Masalah kesehatan ini biasanya dialami anak-anak. Tapi, tak jarang juga menimpa orang dewasa.

Baca juga: 8 Penyebab Sakit Tenggorokan Sampai ke Telinga dan Cara Mengatasinya

Melansir Healthline, terdapat beberapa penyebab telinga sakit yang jamak dialami penderita, antara lain:

  • Infeksi telinga
  • Penumpukan kotoran telinga
  • Tekanan udara
  • Telinga tersumbat air
  • Sakit gigi
  • Radang tenggorokan parah
  • Nyeri sendi

Selain penyebab di atas, alasan kenapa telinga sakit juga bisa berasal dari tumor sampai infeksi herpes zoster.

Baca juga: 10 Penyebab Telinga Berdengung

Berikut beragam cara mengobati sakit telinga sesuai dengan penyebab mendasar penyakit:

Infeksi telinga merupakan penyebab umum sakit telinga. Pilek, alergi, sampai sinus dapat menyebabkan saluran telinga bagian tengah tersumbat dan memicu infeksi.

Melansir Medical News Today, dokter biasanya memberikan obat antibiotik jika penyebab infeksi telinga berasal dari bakteri.

Jika tidak, dokter biasanya memberikan obat untuk alergi, dekongestan, antihistamin, atau steroid.

Infeksi telinga tidak boleh diabaikan. Masalah kesehatan ini apabila tidak diobati dengan tepat dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Telinga Berdengung

2. Cara mengobati telinga sakit karena kotoran menumpuk

Telinga menghasilkan kotoran berupa cairan lengket mirip lilin sepanjang waktu. Terkadang, kotoran telinga bisa menumpuk, mengeras, dan menyumbat saluran, dan memicu sakit.

Kendati cukup mengganggu, jangan menggunakan cotton bud atau pengorek telinga. Alat tersebut bisa menjebak kotoran telinga masuk lebih dalam ke saluran telinga, rentan memicu infeksi, sampai menyebabkan masalah pendengaran.

Apabila kotoran telinga sangat mengganggu, bawa ke dokter untuk dilakukan pembersihan dengan aman tanpa merusak gendang telinga.

3. Cara mengobati sakit telinga karena tekanan udara

Perbedaan tekanan udara yang cepat seperti saat sedang naik pesawat, naik lift ke gedung yang sangat tinggi, atau berada di pegunungan terkadang menyebabkan telinga berdengung atau sakit.

Untuk mengatasinya telinga yang sakit karena perbedaan tekanan udara ini, Anda bisa menguyah permet karet, menguap, atau menelan udara.

Selain itu, cobalah untuk menarik napas dalam-dalam, tutup lubang hidung, lalu embuskan udara keluar dari hidung dengan lembut.

Baca juga: 10 Warna Kotoran Telinga dan Artinya Bagi Kesehatan Kita

4. Cara mengobati sakit telinga karena tersumbat air

Telinga yang tersumbat air bisa menyebabkan infeksi telinga luar. Air yang terperangkap di saluran telinga bisa jadi tempat berbiaknya kuman.

Gejala infeksi telinga luar ini berupa telinga kemerahan, bengkak, gatal, ada cairan tak sedap keluar dari telinga, dan telinga terasa sakit.

Cara mengatasi telinga sakit ini biasanya memerlukan obat tetes telinga dengan antibiotik yang diresepkan dokter.

5. Cara mengobati sakit telinga karena penyebab lainnya

Sakit gigi, gigi berlubang, abses gigi, atau gigi geraham terkena benturan juga bisa menyebabkan sakit telinga.

Radang tenggorokan yang parah seperti infeksi tonsilitis atau faringitis juga bisa menyebabkan sakit telinga

Selain itu, masalah rahang saat cedera menggertakkan gigi ketika mengunyah, bicara, atau menguap terkadang bisa memicu sakit telinga bagi sebagian orang.

Cara mengatasi sakit telinga karena masalah kesehatan tak terkait indra pendengaran tersebut perlu menyembuhkan masalah kesehatan mendasar.

Untuk meringankan rasa sakit, minum obat penghilang rasa sakit atau gunakan kompres hangat di area yang sakit dan hindari tidur dengan posisi yang menekan telinga.

Konsultasikan ke dokter jika sakit telinga terasa parah, memicu pusing, disertai pusing, telinga bengkak, atau ada darah dan cairan berbau tak sedap keluar dari telinga.

Infeksi telinga atau yang juga disebut sebagai otitis media akut adalah infeksi yang terjadi pada area telinga tengah. Kondisi ini terjadi di ruang berisi udara di belakang gendang telinga, di sana terdapat tulang-tulang kecil telinga yang bergetar. Anak-anak lebih sering mengalami infeksi telinga dibandingkan orang dewasa. 

Kondisi infeksi telinga biasanya dapat sembuh dengan sendirinya. Pengobatan juga dapat dilakukan untuk mengelola rasa sakit dan memantau masalahnya. Penggunaan antibiotik bermanfaat untuk membersihkan infeksi. Infeksi telinga dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan komplikasi serius lainnya. 

Penyebab Infeksi Telinga

Infeksi telinga terjadi ketika saluran eustachius (tuba eustachius) tersumbat atau meradang, yang menyebabkan terbentuknya cairan di telinga bagian tengah. Selain itu, kondisi ini juga dapat disebabkan oleh bakteri atau virus di telinga tengah. 

Tuba eustachius adalah sebuah saluran kecil yang menghubungkan telinga bagian tengah dengan tenggorokan bagian belakang. Nah, penyebab sumbatan tuba eustachius, yaitu:

  • Alergi.
  • Demam, flu.
  • Infeksi pada sinus.
  • Produksi lendir dan dahak yang berlebihan.
  • Merokok.
  • Infeksi pada adenoid atau tonsil.
  • Perubahan tekanan udara (misal saat menyelam atau dalam penerbangan).

Peran Tuba Eustachius

Tuba eustachius adalah sepasang tabung sempit yang membentang dari setiap telinga tengah ke atas di belakang tenggorokan, tepatnya di belakang saluran hidung. Ujung tenggorokan tabung terbuka dan tertutup untuk:

  • Mengatur tekanan udara di telinga tengah
  • Menyegarkan udara di telinga
  • Meniriskan sekret normal dari telinga tengah.

Saluran eustachius yang membengkak dapat tersumbat, menyebabkan cairan menumpuk di telinga tengah. Cairan ini dapat terinfeksi dan menimbulkan gejala infeksi telinga. Pada anak-anak, saluran eustachius lebih sempit dan lebih horizontal, yang membuatnya lebih sulit untuk mengalir dan lebih cenderung tersumbat. 

Peran Kelenjar Adenoid

Kelenjar adenoid merupakan dua bantalan kecil jaringan tinggi di belakang hidung yang diyakini berperan dalam aktivitas sistem kekebalan tubuh. Karena kelenjar adenoid berada di dekat pembukaan saluran eustachius, pembengkakan kelenjar gondok dapat menyumbat saluran. Hal ini pun dapat menyebabkan infeksi telinga tengah.

Pembengkakan dan iritasi kelenjar adenoid berperan dalam infeksi telinga pada anak-anak. Hal ini karena anak-anak memiliki kelenjar adenoid yang relatif lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa. 

Kondisi Terkait

Kondisi telinga tengah yang mungkin berkaitan dengan infeksi telinga atau menyebabkan masalah telinga tengah yang serupa meliputi:

  • Otitis media dengan efusi, atau pembengkakan dan penumpukan cairan (efusi) di telinga tengah tanpa infeksi bakteri atau virus. Hal ini mungkin terjadi karena penumpukan cairan berlanjut setelah infeksi telinga membaik. Selain itu juga dapat terjadi karena beberapa disfungsi atau penyumbatan saluran eustachius yang tidak menular. 
  • Otitis media kronis dengan efusi, terjadi ketika cairan tertinggal di telinga tengah dan terus kembali tanpa infeksi bakteri atau virus. Hal ini membuat anak-anak rentan terhadap infeksi telinga baru, dan dapat mempengaruhi pendengaran. 
  • Otitis media supuratif kronis, infeksi telinga yang tidak dapat hilang dengan perawatan biasa. Hal ini dapat menyebabkan lubang di gendang telinga. 

Faktor Risiko Infeksi Telinga

Infeksi telinga tengah sering terjadi pada anak kecil dan remaja, hal ini terjadi karena mereka memiliki saluran eustachius yang sempit, pendek dan lebih horizontal terhadap telinga. Sehingga, sedikit penumpukan cairan pada daerah hidung dan tenggorokan bagian belakang dapat menyebabkan infeksi telinga.

Beberapa faktor risiko infeksi telinga di antaranya:

  • Usia. Anak-anak antara usia 6 bulan hingga 2 tahun lebih rentan terhadap infeksi telinga. Hal ini karena ukuran dan bentuk saluran eustachius mereka dan karena sistem kekebalan mereka masih berkembang.
  • Pemberian Makan Bayi. Bayi yang minum dari botol, terutama saat berbaring, cenderung lebih sering mengalami infeksi telinga dibandingkan bayi yang diberi ASI.
  • Faktor Musiman. Infeksi telinga paling sering terjadi selama musim gugur dan musim dingin. Orang yang memiliki alergi musiman mungkin juga memiliki risiko infeksi telinga yang lebih besar ketika jumlah serbuk sari meningkat. 
  • Kualitas Udara yang Buruk. Paparan asap tembakau atau polusi udara dapat meningkatkan risiko infeksi telinga.
  • Terdapat Celah Langit-langit. Perbedaan struktur tulang dan otot pada anak-anak yang memiliki celah langit-langit dapat membuat saluran eustachius lebih sulit untuk mengalir. 

Faktor lain yang meningkatkan risiko dari infeksi telinga, antara lain:

  • Perubahan ketinggian.
  • Perubahan cuaca dan suhu.
  • Riwayat penyakit terakhir, seperti infeksi saluran pernapasan atas, atau riwayat infeksi telinga sebelumnya.

Gejala Infeksi Telinga

Beberapa gejala yang dapat diamati pada infeksi telinga antara lain:

  • Nyeri sedang dan rasa tidak enak dalam telinga.
  • Merasa adanya tekanan dari dalam telinga yang menetap.
  • Bayi atau anak menjadi rewel.
  • Adanya cairan yang keluar dari telinga.
  • Hilang atau berkurangnya pendengaran.

Gejala ini dapat menetap atau hanya bersifat sementara. Gejala dapat muncul pada salah satu atau bahkan kedua telinga. Nyeri biasanya dirasakan lebih berat apabila infeksi terjadi pada keduanya.

Diagnosis Infeksi Telinga

Diagnosis infeksi telinga merupakan prosedur yang relatif sederhana, bahkan dapat ditentukan berdasarkan gejala saja. Dokter biasanya akan menggunakan otoskop, yakni alat dengan lampiran ringan untuk memeriksa cairan di belakang gendang telinga. 

Selain itu alat seperti otoskop pneumatik juga dapat digunakan untuk menguji infeksi. Alat ini memeriksa cairan yang terperangkap dengan mengeluarkan hembusan udara ke dalam telinga. Setiap cairan di belakang gendang telinga akan menyebabkan gerak gendang telinga berkurang dari biasanya. 

Untuk lebih memastikannya lagi, dokter mungkin juga perlu menggunakan metode lain untuk memastikan infeksi telinga tengah. Metode tersebut yaitu:

  1. Timpanometri

Dokter menggunakan alat yang menutup dan menyesuaikan tekanan di dalam saluran telinga. Alat ini mengukur pergerakan gendang telinga. Cara ini memungkinkan dokter untuk menentukan tekanan telinga tengah.

  1. Reflektometri Akustik

Metode ini bekerja dengan memantulkan suara ke gendang telinga. Jumlah suara yang dipantulkan kembali menunjukkan tingkat penumpukan cairan. Telinga yang sehat akan menyerap sebagian besar suara. Sedangkan telinga yang terinfeksi akan memantulkan lebih banyak gelombang suara. 

  1. Timpanosentesis

Jika infeksi telinga tidak merespon pengobatan dengan baik, maka prosedur ini dapat dilakukan. Prosedur ini dilakukan dengan membuat lubang kecil di gendang telinga dan mengalirkan sedikit cairan dari telinga bagian dalam. Cairan tersebut kemudian dapat diuji untuk menentukan penyebab infeksi. 

Pengobatan Infeksi Telinga

Infeksi telinga ringan dapat disembuhkan tanpa intervensi. Beberapa cara berikut dilakukan untuk meredakan gejala infeksi telinga, yaitu:

  • Memberikan handuk hangat pada bagian telinga yang terkena.
  • Untuk menghilangkan nyeri, penderita dapat mengonsumsi paracetamol atau ibuprofen.
  • Obat dekongestan seperti pseudoefedrin dapat digunakan untuk meredakan gejala hidung atau telinga tersumbat.

Jika gejala semakin memburuk dan tidak ada perubahan, antibiotik dapat diberikan dengan mempertimbangkan berbagai kondisi pada pengidap.

Komplikasi Infeksi Telinga

Infeksi telinga dapat sembuh tanpa menimbulkan komplikasi serius. Namun, infeksi berkepanjangan yang tidak dilakukan pengobatan dengan baik dan tuntas dapat menyebabkan hal sebagai berikut:

  • Pendengaran terganggu.
  • Hilangnya pendengaran permanen.
  • Gangguan bicara pada anak.
  • Mastoiditis, atau infeksi pada tulang mastoid di sekitar telinga.
  • Meningitis, atau infeksi pada selaput otak, karena infeksi menyebar hingga ke daerah otak.
  • Gendang telinga robek.

Pencegahan Infeksi Telinga

Beberapa tindakan berikut dapat dilakukan untuk mencegah infeksi telinga, antara lain:

  • Sering mencuci tangan.
  • Menghindari penggunaan dot pada bayi.
  • Memberikan ASI pada bayi langsung dari payudara ibu.
  • Jika memberikan susu dengan botol, posisikan bayi dengan tegak.
  • Tidak merokok dan menjauhi asap rokok.
  • Imunisasi lengkap, termasuk imunisasi influenza.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika menemukan gejala infeksi telinga, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Temui dokter yang tepat di rumah sakit terdekat melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Kenapa telinga sakit dan keluar air?

Penyebab umum keluarnya cairan dari dalam telinga adalah otitis media, yaitu kondisi ketika telinga bagian tengah terinfeksi bakteri atau virus. Infeksi inilah yang memicu penumpukan cairan di telinga tengah, tepatnya di belakang gendang telinga.

Bagaimana cara menghilangkan rasa sakit di telinga?

Simak cara mengobati sakit telinga bagian dalam artikel berikut ini..
Mengompres telinga. Cara mengobati sakit telinga bagian dalam bisa sangat sederhana. ... .
Posisikan tidur dengan tepat. ... .
Minum air jahe. ... .
Kompres dengan bawang putih. ... .
Bersihkan telinga. ... .
6. Pijat telinga. ... .
7. Teteskan minyak zaitun..

Apa obat untuk telinga yg keluar cairan?

Sementara yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi telinga yang berair adalah:.
Hindari mengorek bagian dalam telinga..
Serap cairan yang keluar dari dalam telinga menggunakan handuk..
Letakkan bawang putih yang sudah dimemarkan pada lubang telinga sebagai antibiotik alami..
Minum paracetamol bila telinga terasa nyeri..

Apa obat telinga berair di apotik?

Berikut jenis-jenis obat tetes telinga yang mungkin direkomendasikan oleh dokter..
Polymyxin kombinasi (Otopain) ... .
2. Chloramphenicol kombinasi (Otolin, Colme) ... .
3. Neomycin sulfat kombinasi (Otopraf, Otozambon) ... .
4. Chloramphenicol (Erlamycetin, Reco, Ramicort) ... .
Clotrimazole (Canesten) ... .
6. Ciprofloxacin dan dexamethasone..