Tempat adopsi bayi di tangerang

Ini adalah Daftar Panti Asuhan bayi di Tangerang. Anda bisa menyalurkan sedekah berupa makanan, pakaian, buku pelajaran, uang dan lain-lain di Panti Asuhan Bayi di Tangerang ini. Di Panti Asuhan Bayi di Tangerang ini terdapat banyak sekali anak-anak yang membutuhkan bantuan uluran tangan dari kita, mulai dari Bayi hingga ke anak-anak remaja.

Tempat adopsi bayi di tangerang

Mari kita bersedekah untuk membantu meringankan kehidupan anak-anak di Panti Asuhan Bayi di Tangerang. Silahkan cari Alamat Panti Asuhan Bayi di Tangerang pada daftar dibawah ini jika anda ingin menyalurkan sedekah ke Panti Asuhan Bayi tertentu. Jika anda ingin menjadi donatur tetap atau ingin mengadopsi bayi, silahkan hubungi Pimpinan Panti Asuhan Bayi yang anda pilih. Lihat Alamat untuk mencari Panti Asuhan Bayi Terdekat dengan lokasi anda.

Panti Asuhan Mekar Lestari
Alamat: Jl. Komersial III, No. 1, Lengkong Gudang Timur, Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan
Telepon: (021) 53153088

Panti Asuhan Rumah Yatim
Alamat: Jl. Beringin Raya, No.94, Karawaci Baru, Kec. Karawaci, Kota Tangerang
Telepon: (021) 5588663

Panti Asuhan Ar Rohmah
Alamat: Jl. Raya Japos, Jurang Mangu Barat, Kec. Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan
Telepon: (021) 7338123

Panti Asuhan Miftahul Huda
Alamat: Kedaung Baru, Kec. Neglasari, Kota Tangerang, Banten
Telepon: 0813-1798-1509

Panti Sosial Asuhan Anak Raudhatul Hikmah
Alamat: Jl. Ciputat – Jombang, Jombang, Kec. Ciputat, Kota Tangerang Selatan
Telepon: (021) 7375050

Yayasan Abhimata Mitrasamaya
Alamat: Jl. Mertilang 4, No. 31 – 37, Pondok Jaya, Kec. Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan
Telepon: (021) 74864418

Panti Asuhan Kunci Cahaya
Alamat: Gelam jaya, Kuta Jaya, Kec. Pasar Kemis, Tangerang, Banten
Telepon: 0851-0021-0076

Panti Asuhan Maktabul Aitam
Alamat: Jl. Raya H. Abdullah, No.30, Pakulonan Barat, Kec. Kelapa Dua, Tangerang
Telepon: (021) 54204552

Panti Asuhan Pintu Elok
Alamat: Jl. Benda Barat 6, Pondok Benda, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan
Telepon: (021) 7405720

Panti Asuhan Tunas Mahardika
Alamat: Jl. Rawa Buntu Selatan, No. 17, Rawa Buntu, Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan
Telepon: 0813-1560-0836

Yayasan Panti Asuhan Yakiin
Alamat: Jl. Pesantren, No.35, Kreo Selatan, Kec. Larangan, Kota Tangerang, Banten
Telepon: (021) 7375229

Panti Asuhan Al Mubarok
Alamat: Jl. KH. Mustofa, No. 27, Poris Gaga Baru, Kec. Batuceper, Kota Tangerang
Telepon: (021) 70920447

Panti Asuhan Islam Media Kasih
Alamat: Jl. Mutiara, No.13, Cipadu, Kec. Larangan, Kota Tangerang, Banten
Telepon: (021) 7328463

Yayasan Panti Asuhan
Alamat: Jl. Mutiara, No.1, Cipadu, Kec. Larangan, Kota Tangerang, Banten

Yayasan Panti Asuhan Al-Ihsan
Alamat: Jl. Merapi Selatan, No.49, Kuta Jaya, Kec. Pasar Kemis, Tangerang

Panti Asuhan Rumah Yatim
Alamat: Jl. Kecubung, No.6, Bencongan, Kec. Kelapa Dua, Tangerang, Banten
Telepon: (021) 5532421

Yayasan Putra Asih Tangerang
Alamat: Jl. H. Shoaib Abdul Aziz, Sukaasih, Tangerang, Kota Tangerang
Telepon: (021) 5523984

Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu Al-Muhajirin
Alamat: Jl. Kayu Manis Raya, Pondok Cabe Udik, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan
Telepon: (021) 7546922

Panti Asuhan Asih Lestari
Alamat: Jl. Gardu, No. 1, Kosambi Barat, Salembaran Jati, Kec. Kosambi, Tangerang
Telepon: (021) 55930905

Yayasan Panti Asuhan Al-Mabrurotul Munawwaroh Al-Amanah
Alamat: Jl. Jambu, No.30, Buaran Indah, Kec. Tangerang, Kota Tangerang, Banten
Telepon: (021) 55752383

Panti Asuhan Abigail
Alamat: Jl. Mahoni, No.47, Pamulang Barat, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan
Telepon: (021) 7414579

Panti Asuhan Rumah Amalia
Alamat: Jl Subagyo IV, No 24, Komplek Peruri Ciledug, Sudimara Timur, Tangerang, Kota Tangerang
Telepon: 0878-7771-2431

Panti Asuhan Kasih Sesama Umat
Alamat: Jl. Sutera Cemara II, Pondok Jagung, Kec. Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan
Telepon: (021) 53120631

Panti Asuhan Assomadiyah
Alamat: Jl. Raya Cadas – Kukun, Karet, Kec. Sepatan, Tangerang, Banten
Telepon: 0877-7333-2997

Panti Asuhan Aria Putra
Alamat: Jl. Aria Putra, No.1, Ciputat, Kec. Ciputat, Kota Tangerang Selatan
Telepon: (021) 7423054

Panti Asuhan Suaka Kasih Bunda
Alamat: Jl. Lantana II, No.18, Lengkong Gudang, Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan
Telepon: 0815-1000-7754

Panti Asuhan Rumah Yatim Pamulang
Alamat: Jl. R.E. Martadinata, No.58, Pamulang Timur, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan
Telepon: (021) 22794055

Panti Asuhan Jihadul Mukhlishin Foundation
Alamat: Jl. H. Ilyas, No. 17, Rempoa, Kec. Ciputat Tim., Kota Tangerang Selatan
Telepon: (021) 7493933

Itulah Daftar Alamat Panti Asuhan Bayi di Tangerang Terbaru yang berhasil saya kumpulkan. Semoga amal ibadah yang ikhlas dari kita dapat menjadi bekal kita di Akhirat nanti. Dan semoga pula informasi tentang Alamat Panti Asuhan Bayi ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

SuaraJakarta.id - Warga berebut ingin mengadopsi bayi mungil laki-laki yang ditemukan di tempat sampah di Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Mulai dari ibu-ibu penjual pakaian online atau online shoping (olshop) hingga keluarga kaya di daerah tersebut.

Mereka berebut meminta dan merayu agar diizinkan adopsi bayi mungil laki-laki malang yang dibuang oleh orang tuanya itu.

Ketua RT setempat Samsul Bahri mengatakan, sejak geger ditemukan kemarin, hingga kini banyak orang tua yang menghubunginya. Meminta mengadopsi bayi malang itu.

"Sampai saat ini sudah banyak yang minta untuk mengasuh. Yang datang kemarin ada dua orang, lewat telepon, lewat WhatsApp ada beberapa orang. Yang minta ke saya orang kaya, orang berada, istilahnya ekonominya cukup lah," kata Samsul ditemui di kediamannya, Senin (19/4/2021).

Baca Juga: Tega! Bayi Laki-laki di Ciputat Dibuang ke Tempat Sampah

Meski begitu, Samsul menuturkan, tak bisa sembarang memberi izin warga lainnya agar dapat mengadopsi bayi tersebut.

Terlebih, saat ini kasus penemuan bayi itu masih dalam proses penyelidikan soal orang tua kandung yang tega membuang bayinya itu.

"Saya tidak bisa memutuskan si A, si B karena sedang ditangani oleh pihak kepolisian. Kita segala apapun lapor yang berwajib untuk melindungi bayinya sendiri," tuturnya.

Meski begitu, agar bayi mungil itu tetap terawat dan sehat, bayi tersebut dirawat sementara oleh salah seorang warga bernama Fatmawati.

Hal itu usai Fatmawati meminta dan memohon-mohon kepada dirinya dan pihak kepolisian untuk merawat sementara.

Baca Juga: Arkeolog Temukan Jejak Kaki Bayi Dinosaurus, Terkecil di Dunia

"Kemarin dia datang mohon-mohon minta rawat bayinya di rumahnya. Akhirnya kita serahkan dan disetujui oleh pihak kepolisian selagi proses penyelidikan berlangsung. Bayinya tetap dalam pemantauan kepolisian," paparnya.

LUCU- Anak-anak TKI yang masih lucu-lucu yang ditampung di RPA Tangerang. Foto: Zulham Mubarak/Jawa Pos

BERANGKAT dari keprihatinan atas nasib tenaga kerja Indonesia (TKI), tahun lalu Yudhi Ramdani memelopori berdirinya Rumah Penitipan Anak (RPA) TKIKini tempat itu menampung bayi-bayi hasil hubungan gelap atau perkosaan para buruh migran.   ZULHAM MUBARAK, Jakarta
GILLIAN Rashed tersenyum lebar

BACA JUGA: Tak Ingin Ceraikan Ketiga Istri, Bermaksud Pensiun Dini

Sambil tengkurap, sesekali bayi berusia tujuh bulan itu menggerak-gerakkan tangan dan kaki, seakan sedang belajar berenangKulit Gillian putih mulus, mata bulat, dan hidung mancung khas Timur Tengah

BACA JUGA: Nyaris Tertembak Milisi saat Masuk Afghanistan

Cakep dan lucu

Siapa sangka bayi yang akrab dipanggil Gilang itu ternyata tidak dikehendaki ibunya, seorang TKI di Qatar

BACA JUGA: Masuk dengan Tegap, Keluar Harus Dipapah

Ketika mendarat di Bandara Soekarno-Hatta sepulang dari Qatar, sang ibu langsung menitipkan Gilang ke RPA TKI secara diam-diam"Sudah hampir dua bulan Gilang di sini, sudah seperti anak saya sendiri," kata Yudhi sambil merengkuh dan menciumi bayi itu. Gilang adalah salah satu penghuni RPA TKIDia di situ bersama tiga bayi lainMereka adalah Najla Nurfatilah Sohar, 14 bulan; Rizki Ardiansyah, 13 bulan; dan Sanah, 24 hari Sejak berdiri pada Februari 2009, RPA TKI "lembaga independen" telah menyelamatkan sepuluh bayiSelain empat yang masih di penampungan, dua bayi telah diadopsi orang tua asuh, dan empat lainnya diambil kembali oleh ibunya. Semua bayi penghuni RPA merupakan anak hasil hubungan gelap atau buah perkosaan ibunya di luar negeriIbu bayi-bayi tak berdosa yang bekerja sebagai pendulang devisa itu kadang terlalu malu membawa pulang bayinyaKarena itu, tak sedikit tenaga kerja wanita (TKW) yang lebih memilih menelantarkan atau membuang bayi-bayi itu di toilet sesaat setelah mendarat di terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta"(Kejadian) itu sebelum RPA TKI berdiri," kata Yudhi. RPA TKI terletak di perkampungan padat penduduk di belakang kompleks Bandara Soekarno-HattaKarena biaya terbatas, pria 29 tahun itu hanya mampu menyewa sebuah rumah di gang sempit berjarak sekitar 500 meter dari runway Terminal 1 Bandara Soekarno-HattaTentu saja suara bising pesawat selalu terdengar hampir setiap menit. Bayi-bayi penghuni RPA tersebut, papar alumnus IAIN Serang itu, punya kisah pilu"Kisah Gilang paling menyentuh," katanyaIbu Gilang "sebut saja namanya Lily" semula bekerja sebagai pembantu di peternakan onta di QatarPekerjaan keras dan kerap berhari-hari di padang pasir menggembala ratusan onta membuat Lily tidak betahMeski tak memegang secuil dokumen, dia nekat melarikan diri dari majikan Dalam pelariannya, Lily ditolong seorang pekerja asing asal Syria bernama AzizSetelah beberapa lama tinggal bersama, timbullah rasa suka sama suka dan terjadilah hubungan gelapNamun, malang bagi Lily, dia tertangkap petugas imigrasi dan ditahan hampir 14 bulan di penjara"Ketika berada di penjara, dia (Lily, Red) baru sadar telah hamil," papar Yudhi. Gilang lahir di balik jeruji besi tanpa setahu ayah kandungnyaBayi berkulit putih itu dibawa pulang ke Indonesia dalam usia empat bulanAziz juga tak pernah tahu bahwa dia sebetulnya telah menjadi ayah Ketika mendarat di Indonesia, Lily tak berani membawa Gilang ke kampung halamannya, SukabumiSebab, dia punya suami dan tiga anakGilang nyaris ditelantarkan di bandara sebelum diselamatkan Yudhi dan dibawa ke RPA pada 24 Februari lalu"Sampai sekarang suami TKI itu juga belum tahu bahwa istrinya punya anak hasil hubungan gelap ini," katanya. Bapak satu anak itu beberapa kali membawa Gilang menemui ibunya secara diam-diam, sekadar melepas kangenNamun, keberadaannya tetap dirahasiakan dari keluarga besarnya di Sukabumi Sesuai standar ketentuan RPA TKI, kata Yudhi, pihaknya memberikan waktu enam bulan bagi TKI itu untuk menjelaskan "kondisi" itu kepada keluargaRPA juga siap mendampingi dalam proses mengungkapkan keberadaan si "anak haram" itu kepada keluarga TKI"Setelah itu baru diberi opsi apakah anak ini mau dibawa kembali atau dititipkan di sini," kata Yudhi. Cerita tak kalah pilu juga dialami bayi Najla NurfatilahBayi perempuan itu sengaja dititipkan di RPA karena ibunya tidak ingin trauma masa lalunya muncul kembaliSang ibu, sebut saja bernama Rahma, adalah TKI korban perkosaan ketika bekerja di Riyadh, Arab Saudi Rahma menandatangani kontrak sebagai pembantu rumah tangga selama dua tahunNamun, setelah beberapa bulan bekerja tanpa digaji, dia memutuskan lari. Dasar nasibSudah jatuh tertimpa tangga beratPerempuan asal Jepara itu lari menggunakan taksi sewaanEh, si pengemudi taksi asal Bangladesh justru membawa Rahma ke sebuah rumah kosongDia dipaksa melayani nafsu bejat sopir ituBahkan, sopir berkulit gelap itu mengajak seorang temannya memperkosa RahmaDua hari dua malam Rahma disekap dan melayani nafsu bejat dua pekerja asing asal Bangladesh. "Setelah puas dengan Rahma, kedua laki-laki itu menyerahkan dia (Rahma, Red) ke polisi Arab SaudiDalam dinginnya penjara, lahirlah Najla yang kemudian ikut dideportasi bersama Rahma kembali ke Indonesia," tutur Yudhi. Di tanah air, Najla yang berdarah Bangladesh-Indonesia itu dibawa pulang ke JeparaNamun, suaminya menolak mentah-mentah kedatangan Rahma dan NajlaDalam kondisi panik, Rahma kembali lagi ke terminal 4 di Jakarta dan meminta bantuan Yudhi"Tak terasa sekarang hampir 14 bulan dia dirawat di sini," kata pria berkacamata itu dengan mata berkaca-kaca. Alumnus Ponpes Walisongo, Ponorogo, itu mengatakan, RPA TKI didirikan atas berbagai faktorAntara lain, didasari niat menyelamatkan bayi-bayi TKI dari tangan para penjual bayiMotif lain, kata pria bertitel sarjana hukum itu, adalah niat menegakkan akidah IslamYakni, menjaga agar bayi-bayi yang lahir dari orang tua muslim itu tidak berpindah agama. Setidaknya, itulah yang diamanatkan Kepala BNP2 (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan) TKI Mohammad Jumhur Hidayat, ketika bersedia menjadi donor tunggal bagi lembaga nonprofit itu"Sebab, dalam undang-undang hak asuh anak, tidak harus jatuh pada orang tua angkat yang seagama," katanya. Lembaga penitipan anak di rumah kontrakan itu memang tidak memungut biaya apa pun dari para TKI yang menitipkan bayinyaSemula shelter itu direncanakan memelihara bayi-bayi tersebut maksimal enam bulan Namun, dalam praktiknya, banyak orang tua bayi itu yang menandatangani surat penyerahan anaknyaBukannya berencana mengambil kembali anaknyaKarena itu, RPA TKI, dengan seizin Depsos, membuka peluang bagi para dermawan yang ingin mengambil anak angkat anak-anak para TKI itu. Sayang, hal itu kerap disalahgunakan orang lainTak sedikit orang berduit yang datang ke RPA dan ingin membeli bayi itu bagaikan membeli kambing sajaSalah satunya bayi Aurora yang kini telah diadopsi orang tua asuh Aurora ditelantarkan orang tuanya, TKI asal Lombok, dibungkus selimut kumal di sudut terminal 4 Bandara Soekarno-HattaPetugas BNP2 TKI gagal menemukan alamat asli perempuan tersebutSebab, ternyata TKI itu menggunakan alamat fiktif Ketika masih dirawat di RPA, beberapa orang datang dan menawarinya cek agar dia memproses surat adopsi AuroraTawaran terbesar senilai Rp 20 jutaNamun, dia mengaku tidak tergoda iming-iming ituKarena itu, untuk menjaga keamanan RPA, dia mempekerjakan tenaga keamanan"Memang operasional RPA ini kerap terkendala danaTapi, saya lebih baik utang bank daripada menjual bayi," tegasnya. Lebih lanjut Yudhi memaparkan, biaya operasional RPA rata-rata Rp 10 juta per bulanBiaya itu antara lain untuk honor dua babysitter dan dua tenaga keamananPengeluaran paling besar untuk membeli susu dan popok bayi Dana tersebut umumnya diperoleh dari para dermawanNamun, donator tetapnya, ya Jumhur Hidayat dan Yayasan Puri Cikeas"Kami juga dibantu Dinsos Tangerang," kata Yudhi. Dia mengakui memasang standar tinggi bagi calon orang tua asuhMisalnya, dia benar-benar memastikan bahwa calon orang tua asuh tersebut beragama Islam seperti agama orang tua si bayiSelain itu, calon orang tua angkat harus mampu secara finansial menghidupi anak angkatnya

Bagaimana jika tidak ada yang mengadopsi bayi-bayi tersebut" Yudhi tidak khawatirDia siap secara mental dan spiritual untuk membesarkan mereka"Selama saya masih bernyawa, saya akan menghidupi mereka dengan cara apa pun, bahkan sampai mereka lulus SMA dan mampu hidup mandiri," ujarnya"Mereka adalah anak-anak bangsa yang harus dilindungi dengan sepenuh hati dan saya siap melakukannya," katanya(*/c2/cfu)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nafisah Ahmad Zen Shahab, Ibu yang Sepuluh Anaknya Jadi Dokter


Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News