Tuliskan 5 alat apa saja yang digunakan di laboratorium biologi beserta fungsinya?

Ilustrasi alat-alat laboratorium. Foto: PublicDomainPictures via Pixabay

Alat-alat laboratorium biasanya digunakan dalam praktikum Kimia atau Biologi. Biasanya, alat-alat laboratorium yang terbuat dari kaca dan tembus pandang tidak mudah bereaksi dengan bahan kimia.

Selain itu, bahan kaca juga memiliki titik didih tinggi, sehingga tidak mudah meleleh meski dipanaskan dalam suhu 1.000 derajat celsius.

Berikut ini adalah pengenalan alat-alat laboratorium beserta fungsinya, dikutip dari buku Praktikum Kimia Dasar terbitan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes).

Alat-alat Laboratorium dan Fungsinya

1. Alat-Alat Laboratorium Non Ukur

Ilustrasi alat-alat laboratorium non ukur. Foto: macrovector/Freepik

Tabung reaksi berfungsi untuk mereaksikan suatu zat. Kapasitas tabung reaksi yang tersedia adalah 4 ml, 10 ml, 14 ml, 16 ml, 19 ml, 31 ml, 55 ml, dan 75 ml.

Tabung reaksi dapat dipanaskan dengan api oksidasi. Namun, tabung reaksi jenis kaca kurang tahan panas karena tipis.

Bentuk tabung sentrifugasi hampir sama dengan tabung reaksi, namun salah satu ujungnya berbentuk kerucut.

Tabung setrifugasi digunakan untuk mengendapkan suatu bahan. Tabung ini terbuat dari kaca dan plastik.

Buret berbentuk silider yang terdapat keran pada bagian bawahnya. Biasanya, buret terbuat dari kaca.

Buret digunakan untuk eksperimen titrasi, yaitu meneteskan reagen sedikit demi sedikit ke dalam bahan di bawahnya.

Corong berbentuk kerucut dengan tabung sempit di bagian bawahnya. Corong berfungsi untuk memindahkan larutan ke tempat lain.

Umumnya, corong juga digunakan untuk menyaring dengan memberi kertas saring di atasnya.

Corong buncher adalah bagian dari alat-alat laboratorium yang terbuat dari porselen, plastik, atau kaca.

Buncher digunakan untuk menyaring di kondisi vakum. Dengan menyaring menggunakan corong buncher, maka proses yang terjadi lebih cepat.

Bentuk corong buncher adalah tabung dengan saluran sempit di bawahnya. Bagian atas corong berpori di alasnya.

Corong pisah digunakan untuk memisahkan cairan dari dua fase yang tidak tercampur. Cairan dengan massa yang lebih kecil akan berada di atas. Kemudian, larutan dengan massa yang lebih besar akan mengalir ke bawah.

Pipet digunakan untuk mengambil larutan dalam jumlah yang sedikit atau dalam jumlah tetes.

Batang pengaduk berfungsi untuk mengaduk larutan dan dapat membantu memindahkan larutan dari satu wadah ke wadah lain.

Beaker glass digunakan sebagai tempat cairan. Selain itu, alat ini digunakan bisa untuk membuat larutan dan wadah agar mendidihkan larutan.

Beaker glass juga bisa digunakan untuk mengukur larutan yang tingkat ketelitiannya rendah.

Bentuknya hampir sama dengan beaker glass, namun memiliki leher yang sempit. Jadi, alat ini dapat mengurangi penguapan suatu zat cair saat dipanaskan dengan wadah erlenmeyer.

Biasanya, erlenmeyer digunakan untuk mewadahi suatu larutan yang akan dititrasi dalam analisis volumentri.

Gelas arloji digunakan sebagai penutup gelas ukur. Biasanya, gelar arloji digunakan saat sebuah larutan dipanaskan dan larutan tersebut menghasilkan kristal di belakang gelas arloji.

Misalnya, saat kamu melakukan percobaan penyubliman kapur barus dari padat ke gas dan dari gas ke padat.

Labu ukur berguna sebagai tempat untuk mengencerkan suatu larutan dan membuat larutan dengan konsentrasi tertentu.

2. Alat-Alat Laboratorium Biologi Ukur

Ilustrasi alat-alat laboratorium. Foto: macrovector_official/Freepik

Gelas ukur terbuat dari bahan kaca yang tidak tahan panas. Alat ini digunakan untuk mengukur volume zat cair dengan ketelitian yang bervariasi, kemudian disesuaikan dengan gelas ukur yang digunakan.

Pipet ukur digunakan untuk mengambil cairan dengan volume tertentu dan sangat kecil.

Pipet ukur memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Bahkan, saat ini terdapat pipet ukur digital.

Neraca analitik biasanya digunakan untuk menimbang bubuk yang digunakan pada penelitian dalam jumlah yang sedikit. Tingkat ketelitian neraca analitik sangat tinggi.

Terkadang udara pun dapat terdeteksi, sehingga pada neraca analitik disertai dengan penutup di seluruh sisinya.

3. Alat-Alat Laboratorium Penunjang Penelitian

Ilustrasi alat laboratorium. Foto: brgfx/Freepik

Saat melakukan pemanasan dengan wadah beaker glass atau lainnya, di bawahnya pasti terdapat kawat kasa. Kawat kasa terbuat dari kawat yang dilapisi dengan asbes.

Kaki tiga merupakan besi yang menyangga kawat kasa saat proses pemanasan berlangsung.

Klemp digunakan pada saat titrasi untuk memegang buret. Klemp terbuat dari bahan besi atau baja.

Pembakaran spirtus adalah sumber api pada proses pemanasan di laboratorium.

Statif terbuat dari bahan baja atau besi untuk menyangga buret, corong pisah, dan alat-alat lainnya. Dengan alat ini, kamu tidak perlu memegang alat laboratorium tersebut.

Itulah alat-alat laboratorium yang biasa digunakan untuk memfasilitasi riset para peneliti.