Tuliskan apa yang kamu ketahui tentang Jakarta Informal Meeting

Penyelenggaraan. Jakarta informal meeting dilakukan sebanyak dua kali, JIM I pada Juli 1987 dan JIM II pada febuari 1889 di Jakarta.

Kapan Jakarta Informal Meeting atau Jim dilaksanakan?

Hubungan Indonesia dan Kamboja secara historis telah terjalin dengan baik sejak lama oleh para founding fathers Presiden Soekarno dan Raja Norodom Sihanouk, dan khususnya dalam proses tercapainya perdamaian dan rekonsiliasi di Kamboja melalui peran Indonesia dalam memfasilitasi penyelenggaraan Jakarta Informal Meeting

Kapan Jakarta informal?

Diadakan di Bogor pada 5-28 Juli 1988 dan Jakarta pada 19-21 Februari 1989, Jakarta Informal Meeting bertujuan untuk mewujudkan perdamaian atau menyelesaikan konflik bersenjata antara dua negara bertetangga di Semenanjung Indocina, Kamboja dan Vietnam.

Kapan berdirinya Jim 1 dan 2?

Jakarta Informal Meeting ( JIM ) I di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 25-28 Juli 1988, dan Jakarta Informal Meeting ( JIM ) II di Jakarta pada tanggal 19-21 Februari 1989 yang dihadiri oleh 6 Menteri Luar Negeri dari ASEAN, Menteri Luar Negeri Vietnam dan keempat kelompok Kamboja yang bertikai dengan hasi penarikan pasukan

Jelaskan apa yang dimaksud dengan Jakarta Informal Meeting Jim bagaimana hasil dari Jim?

Jakarta Informal Meeting ( JIM ) merupakan pertemuan negara-negara yang terlibat dan memiliki kepentingan untuk menyelesaikan konflik horizontal yang melanda salah satu negara di kawasan ASEAN: Kamboja.

Jelaskan hal apa yang menjadi persoalan yang dibahas dalam Jakarta Informal Meeting?

Jakarta Informal Meeting adalah pertemuan yang diselenggarakan di Jakarta untuk membahas mengenai konflik bersenjata yang terjadi di Kamboja.

Pada tahun berapakah Jim dilakukan?

Jawaban terverifikasi ahli Jakarta Informal Meeting ( JIM ) diselenggarakan pertama kali di Istana Bogor pada tahun 1998 dan 1989. JIM dilaksanakan 2 kali di indonesia.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan Jim?

JIM adalah singkatan dari kata Jakarta Informal Meeting.

Bagaimana peran Indonesia dalam mengenai konflik antara Kamboja dan Vietnam?

Peran Indonesia dalam konflik VIETNAM – KAMBOJA adalah ikut aktif dalam mengupayakan PERDAMAIAN kedua negara tersebut yang masih merupakan negara anggota ASEAN.

Untuk mendamaikan pertikaian di Kamboja Indonesia menggagas kan?

jakarta informal meeting.itu jawaban terbenar.

Apa hasil dari Jim 1 dan 2?

JIM I dilaksanakan di Bogor pada tanggal 25-28 Juli 1988 dan JIM II di Jakarta pada tanggal 19-21 Februari 1989. Hasil dari JIM adalah: Penarikan pasukan Vietnam dari Kamboja. Akan dibentuk pemerintahan yang mengikutsertakan keempat kelompok yang bertikai.

Berapa kali Jim dilaksanakan?

JIM telah dilaksanakan sebanyak tiga kali di antara tahun 1988-1990.

Bagaimana peran Indonesia dalam Jakarta Informal Meeting dan apa yang melatarbelakangi dibentuknya Jakarta Informal Meeting?

Peran Indonesia dalam Jakarta Informal Meeting adalah: Menyediakan tempat secara tidak resmi untuk menyelesaikan konflik pertikaian di Kamboja atau sebagai mediator antara pihak yang bertikai di Kambodja. Negara terbanyak pengirim pasukan perdamaian untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di Kamboja.

You might be interested:  Tugu Yang Ada Di Semarang?

Apa yang kamu ketahui tentang Jakarta informal?

Jawaban: Jakarta Informal Meeting adalah pertemuan yang diselenggarakan di Jakarta untuk membahas mengenai konflik bersenjata yang terjadi di Kamboja. Jakarta Informal Meeting ini sering disingkat dengan JIM.

Apa peranan Jim dalam penyelesaian masalah Kamboja?

JIM berhasil menghasilkan gencatan senjata antara kedua pihak dan menarik pasukan Vietnam dari perbatasan Kamboja. Hasil dari JIM kemudian dilanjutkan pada perjanjian Paris (Paris Peace Agreement) yang disetujui oleh 19 negara termasuk Kamboja dan Vietnam. Hal ini mengakhiri perang saudara antara Vietnam dan Kamboja.

Kapan dan apa tujuan diadakannya Jakarta Informal Meeting?

Tujuan diselenggarakannya Jakarta Informal Meeting adalah untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Negara Kamboja dan mendamaikan permasalahan Kamboja diantara pihak pihak yang bertikai. Selain menyelenggarakan Jakarta Informal Meeting, Indonesia juga mengirimkan Pasuka Garuda.

Jakarta -

Menjadi salah satu pendiri dan anggota ASEAN, Indonesia memainkan peran untuk mewujudkan perdamaian di kawasan Asia Tenggara. Salah satu cara yang berhasil dilakukan adalah dengan menggelar Jakarta Informal Meeting atau JIM.

Diadakan di Bogor pada 5-28 Juli 1988 dan Jakarta pada 19-21 Februari 1989, Jakarta Informal Meeting bertujuan untuk mewujudkan perdamaian atau menyelesaikan konflik bersenjata antara dua negara bertetangga di Semenanjung Indocina, Kamboja dan Vietnam.

Melalui pertemuan tersebut, Indonesia berhasil memfasilitasi kedua negara untuk berunding dan menyelesaikan konflik berdarah yang terjadi selama bertahun-tahun.

Lalu, bagaimana sejarah terselenggaranya Jakarta Informal Meeting?

Latar Belakang Jakarta Informal Meeting

Kamboja dan Vietnam merupakan dua negara yang sudah berkonflik cukup lama hingga menelan banyak korban. Mengutip jurnal ilmiah berjudul Peran Indonesia dalam Proses Penyelesaian Konflik Kamboja (Periode 1984-1991) yang ditulis oleh Maradona Runtukahu, konflik antara Kamboja dan Vietnam dipicu oleh pergolakan dan besarnya ketegangan politik dalam negeri.

Puncak konflik Kamboja-Vietnam terjadi pada akhir 1978 ketika terjadi bentrokan antara rezim Khmer Merah dengan Vietnam. Dalam bentrokan tersebut terjadi pembantaian warga keturunan Vietnam di Kamboja yang membuat Vietnam akhirnya menyerbu Kamboja dengan tujuan menghentikan genosida tersebut.

Rezim Khmer Merah pun akhirnya berhasil digulingkan berkat invasi Vietnam pada Januari 1979. Kemudian, Vietnam mendirikan rezim baru di Kamboja yang dipimpin oleh Heng Samrin.

Namun, tindakan ini tentu mendapat penolakan dari berbagai pihak Kamboja dan menyebabkan perang yang terus berlanjut dan terus memakan korban tanpa ada tanda-tanda penyelesaian.

Hal inilah yang akhirnya mendorong Indonesia beserta negara ASEAN lainnya untuk mengupayakan mediasi guna mencari penyelesaian yang damai, adil, dan menyeluruh. Diprakarsai oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Ali Alatas, Jakarta Informal Meeting diadakan untuk menyelesaikan konflik Kamboja-Vietnam.

Pelaksanaan Jakarta Informal Meeting

Mengutip buku Sejarah Indonesia Kelas XII: Peran Indonesia dalam Perdamaian Dunia oleh Kemdikbud, Jakarta Informal Meeting dilaksanakan sebanyak dua kali. Jakarta Informal Meeting pertama berlangsung di Istana Bogor pada 25-28 Juli 1988. JIM pertama lebih ditujukan untuk memediasi kubu-kubu yang bertikai di Kamboja.

Sekitar tujuh bulan kemudian tepatnya 19-21 Februari 1989 di Jakarta digelar Jakarta Informal Meeting kedua. Kali ini dihadiri oleh 6 Menteri Luar Negeri (Menlu) ASEAN, Menlu Vietnam, dan kelompok yang bertikai di Kamboja. Hasil dari Jakarta Informal Meeting adalah:

1. Gencatan senjata di seluruh wilayah Kamboja

2. Segera setelah gencatan senjata diikuti penarikan pasukan dan persenjataan Vietnam dari Kamboja paling lambat tanggal 30 September 1989.

3. Akan dibentuk pemerintahan yang mengikutsertakan keempat kelompok yang bertikai di Kamboja

4. Pengawasan internasional atas penarikan pasukan tersebut serta aspek yang berkaitan.

Pada akhirnya, konflik Kamboja-Vietnam berhasil diselesaikan melalui Perjanjian Paris pada 23 Oktober 1991. Indonesia ikut ambil bagian dalam pasukan perdamaian United Nations Transitional Authority in Cambodia (UNTAC) melalui pengiriman pasukan kontingen Garuda ke Kamboja sebanyak 3.957 personil pada tahun 1992-1993.

Demikianlah sejarah latar belakang dilaksanakannya Jakarta Informal Meeting yang menjadi upaya Indonesia dalam mewujudkan perdamaian di Asia Tenggara.

Simak Video "Asinan Kamboja, Kesegaran Salad Lokal dengan Bumbu Kacang, Jakarta"



(pal/pal)

Lihat Foto

cne.wtf

Perjanjian Paris

KOMPAS.com - Jakarta Informal Meeting atau yang biasa disingkat menjadi JIM adalah salah satu bentuk upaya Indonesia dalam menjaga perdamaian di ASEAN.

Jakarta Informal Meeting adalah suatu perundingan perdamaian antara Kamboja dan Vietnam yang difasilitasi oleh Indonesia.

Latar Belakang JIM

Kamboja dan Vietnam adalah negara tetangga yang telah lama berselisih. Puncak konflik keduanya terjadi saat Vietnam menginvasi Kamboja dan menggulingkan pemerintahannya.

Dilansir dari The Diplomat, pada 7 Januari 1979 tentara Vietnam menyerang Phnom Penh dan menggulingkan pemerintahan Khmer merah.

Tujuan JIM

Perang Kamboja dan Vietnam merupakan perang besar yang diperkirakan menelah dua juta jiwa.

Konflik ini memicu Indonesia untuk turun tangan melakukan shuttle dioplomacy yaitu Indonesia sebagai perantara akan menemui kedua belah pihak yang berselisih untuk mengusahakan perdamaian.

Shuttle diplomacy ini membuahkan hasil di mana Vietnam dan Kamboja bersedia duduk berhadapan dalam suatu perundingan yang dinamakan Jakarta informal meeting (JIM). JIM bertujuan untuk mengakhiri konflik bersenjata atau perang anatara Vietnam dan Kamboja.

Baca juga: Apa Itu Klorin? Berikut Bahaya dan Fungsinya...

Penyelenggaraan

Jakarta informal meeting dilakukan sebanyak dua kali, JIM I pada Juli 1987 dan JIM II pada febuari 1889 di Jakarta.

JIM I mempertemukan kedua negara yang berselisih untuk pertama kali dan membuahkan hasil gencatan senjata yaitu Vietnam menarik pasukannya dari Kamboja dan diturunkannya PBB ke perbatasan Kamboja. JIM II kemudian dilakukan untuk menindaklanjuti hasil dari JIM I.


Perundingan yang panjang ini berakhir damai dengan tercapainya perjanjian Paris (Paris Peace Agreement) pada 23 Oktober 1991 yang ditandatangani oleh 19 negara.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA