Jakarta - Di dalam agama Islam dikenal istilah Munfarid yang artinya sendirian. Dalam sholat, munfarid adalah sholat yang dilakukan sendiri, tidak ada imam atau makmum. Beberapa ibadah sholat sunnah dilaksanakan secara sendirian. Meski ada beberapa amalan sholat sunnah yang bisa dilaksanakan secara berjamaah. Misalnya sholat tarawih, dan sholat witir. Sementara untuk sholat fardhu sangat dianjurkan untuk dikerjakan secara berjamaah. Sebab melaksanakan sholat berjamaah termasuk amalan utama. Berikut Manfaat Sholat Berjamaah dikutip dari buku 5 Langkah Jitu Munajat Magnet Rezeki oleh Muhammad Syafie el-Bantanie:
Salah satu bentuk keberkahan hidup adalah rezeki yang berkah dan melimpah. Melaksanakan sholat dengan berjemaah akan memperoleh pahala dua puluh derajat. Sementara melakukan sholat sendirian atau munfarid hanya memperoleh satu derajat.
Sedangkan, orang yang melakukan shalat munfarid hanya memperoleh pahala 5 derajat. Jika demikian, tentunya kita memilih melakukan shalat berjemaah daripada shalat munfarid. 2. Sholat Berjemaah Nilainya 25 Sholat Munfarid
Jika dalam sehari semalam kita melaksanakan sholat fardhu lima waktu dengan berjamaah, maka sholat kita sama nilainya dengan 125 sholat munfarid. Abu Hurairah RA berkata, "Rasulullah SAW telah berwasiat kepadaku, 'Hai Abu Hurairah, sholatlah dengan berjemaah meskipun engkau lakukan dengan duduk. Karena Allah memberikan kepadamu setiap satu sholat berjemaah berpahala dua puluh lima sholat yang dilakukan tanpa berjamaah. (HR Bukhari). 3. Mendatangkan Kebaikan, Menghapus Kejelekan dan Mengangkat Derajat Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa sholat berjamaah, maka Allah mencatat baginya sepuluh kebaikan dan menghapus darinya sepuluh kejelekan saat saat berangkat dan pulang (sholat berjamaah), serta mengangkat baginya sepuluh derajat." (HR Bukhari). Mengingat manfaat di atas, karena itu sholat baik itu sholat wajib dan sunnah lebih baik dilakukan berjamaah. Berikut macam-macam pelaksanaan sholat sunnah secara berjamaah dan munfarid dilansir buku Cendikia Kemenag: A. Sholat Sunnah yang Dilakukan Berjamaah 1. Idul Fitri 2. Idul Adha 3. Istisqa
1. Tarawih2. Witir3. Dhuha4. Tahajud 5. Tasbih C. Sholat Sunnah yang Dilaksanakan Munfarid 1. Rawatib2. Istikharah 3. Tahiyat Masjid (nwy/erd)
Hai gan, ane disini mau ngebahas tentang Shalat Sunnah Berjamaah dan Munfarid, sebenernya ini tugas ane waktu di kelas 9 SMP, cuman ane share lagi, semoga bermanfaat sob. Langsung aja ya sob BAB 12 SALAT SUNNAH BERJAMAAH DAN MUNFARID A. SHALAT SUNNAH BERJAMAAH 1.Pengertian Shalat Sunnah Berjamaah Kata jamaah berasal dari kata Arab, yaitu “Jamaa’atun”, artinya bersama atau berkumpul. Salat sunah berjamaah yaitu shalat sunah yang dilakuka secara bersama-sama atau satu orang menjadi imam dan yang lainnya menjadi makmum. 2.Dalil Shalat Sunnah Berjamaah 1. Al Quran surah An-Nisa' 4:102
Artinya: Dan apabila engkau (Muhammad) berada di tengah-tengah mereka mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak melaksanakan salat bersama-sama mereka, ... 2. Hadits sahih riwayat Bukhari dan Muslim menyatakan:
Artinya: Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh aku bermaksud hendak menyuruh orang-orang mengumpulkan kayu bakar, kemudian menyuruh seseorang menyerukan adzan, lalu menyuruh seseorang pula untuk menjadi imam bagi orang banyak. Maka saya akan mendatangi orang-orang yang tidak ikut berjama'ah, lantas aku bakar rumah-rumah mereka. 3. Hadits sahih riwayat Bukhari dan Muslim (muttafaq alaih) menyatakan:
Artinya: Shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah salat isya' dan shalat subuh. Seandainya mereka tahu keutamaannya niscaya mereka akan datang walaupun dengan merangkak. Aku telah memerintahkan agar shalat dilaksanakan. Kemudian aku memerintahkan seorang lelaki untuk shalat dengan yang lain (secara berjamaah)... 3.Ketentuan Shalat Sunnah Berjamaah Ketentuan salat berjamaah sama dengan ketentuan salat pada umumnya, yaitu memenuhi syarat dan rukun salat, suci badan, pakaian, dan tempat dari hadas maupun najis. 4.Macam-macam salat sunnah Berjamaah a. Salat idain -Pengertian Salat idain adalah salat sunahdua hari raya, yaitu Hari Raya Idul fitri dan Idul adha. Pelaksanaan salat idain dilaksanakan secara berjamaah dan lebih utama dilaksanakan di lapangan terbuka apabila tidak hujan. Salat ini diturunkannya pada tahun pertama Hijriah. Hukum salat idain adalah sunah muakkad, yaitu sunah yang lebi utama dilaksanakan. b. Dalil كاَنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلّىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَاْلاَضْحَى اِلَى الْمُصَلَّى، فَاَوَّلُ شَيْئٍ يَبْدَأُ بِهِ الصَّلاَةُ، ثُمَّ يَنْصَرِفُ، فَيَكُوْنُ مُقَابِلَ النَّاسِ، وَالنَّاسُ جُلُوْسٌ عَلَى صُفُوْفِهِمْ، فَيَعِظُهُمْ وَيَأْمُرُهُمْ فَاِنْ كاَنَ يُرِيْدُ اَنْ يَقْطَعَ بَعْثًا قَطَعَهُ، اَ,ْ يَأْمُرَ بِشَيْئٍ اَمَرَبِهِ، ثُمَّ يَنْصَرِفُ Pada Hari Raya Fitrah dan Adhha Rasulullah SAW ke luar menuju tem¬pat shalat. Maka, hal yang pertama-tama beliau lakukan ialah shalat, kemudian berlalu. Terus menghadap kepada orang banyak, sedang orang-orang itu duduk bershaf-shaf. Lalu beliau menasihati mereka dan memberi perintah. Jika beliau berkehendak mengirim suatu utusan maka beliau lakukan, atau hendak menyuruh sesuatu maka beliau pe¬rintahkan, sesudah itu beliau pun berlalu. Yaqtha'u ba'tsa: memisahkan beberapa orang untuk dikirim ke medan perjuangan. c.Tata cara pelaksanaanya Salat idain dilaksanakan pada hari raya, yaitu pada tanggal 1 syawal dan 10 Zulhijah. Adapun waktu pelaksanaanya sejak matahari mulai meninggi(kira-kira satu tombak) sampai tergelincir secara sempurna (waktu zuhur). Salat idain harus dilaksanakan secara secara berjamaah sekurang-kurangnya 40 orang. Apabila tidak dilaksanakan secara berjamaah, maka hukum salatnya tidak sah. Salat idain dilaksanakan dengan dua rakaat dan dua khotbah setelah pelaksanaan salat. Salat idain dilaksanakan dua rakaat. Rakaat pertama terdapat 7 takbir dan rakaat kedua terdapat 5 takbir, semuanya dilakukan sebelum membaca surat Al Fatihah. Setelah pelaksanaan salat idain dilanjutkan dengan khotbah. Khotbah disampaikan oleh seorang khatib dengan dua khotbah. Setelah selesai maka salat idain secara keseluruhan telah selesai Setelah melaksanakan salat idain, pada salat sunah Idul fitri disunahkan untuk bersalaman dan saling memaafkan. Setelah salat sunah Idul adha disunahkan untuk meyegerakan memotong hewan kurban. Tujuannya agar daging hewan kurban dapat segera dibagikan kepada yang berhak menerima.
b.Salat sunah gerhana -Dalil وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ “Dan dari sebagian tanda-tanda-Nya adalah adanya malam dan siang serta adanya matahari dan bulan. Janganla kamu sujud kepada matahari atau bulan tetapi sujudlah kepada Allah Yang Menciptakan keduanya. “ (QS. Fushshilat: 37) Maksud dari perintah Allah SWT untuk bersujud kepada Yang Menciptakan matahari dan bulan adalah perintah untuk mengerjakan shalat gerhana matahari dan gerhana bulan.Selain itu juga Rasulullah SAW bersabda: إِنَّ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا، فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Keduanya tidak menjadi gerhana disebabkan kematian seseorang atau kelahirannya. Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat dan berdoalah hingga selesai fenomena itu.” (HR. Bukhari no. 1043, Muslim no. 915) Shalat gerhana disyariatkan kepada siapa saja, baik dalam keadaan muqim di negerinya atau dalam keadaan safar, baik untuk laki-laki atau untuk perempuan. Atau diperintahkan kepada orang-orang yang wajib melakukan shalat Jumat. Namun meski demikian, kedudukan shalat ini tidak sampai kepada derajat wajib, sebab dalam hadits lain disebutkan bahwa tidak ada kewajiban selain shalat 5 waktu semata. -Tata cara pelaksanaannya Jumlah rakaat pada salat gerhana sekurang-kurangnya dua rakaat. Tiap-tiap rakaat terdiri dari dua kali rukuk dan dua kali membaca surat Al-Fatihah, kemudian sujud seperti biasa. Jadi dalam salat gerhana semuanya ada 4 kali rukuk ,4 kali membaca surat Al-fatihah,dan 4 kali sujud dalam 2 rakaat. Setelah salat disunahkan untuk berkotbah sebagai mana khotbah salat jum’at, hanya isi dari khotbah disesuaikan dengan suasana gerhana. c.Salat sunah istisqa
-Pengertian Dalil Shalat Istisqo Allah SWT berfirman: فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا(10)يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا(11)وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا(12) Maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, –sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun–,niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai” (QS. Nuh: 10-12) Hadits Rasulullah SAW: َعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: ( خَرَجَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم مُتَوَاضِعًا, مُتَبَذِّلًا, مُتَخَشِّعًا, مُتَرَسِّلًا, مُتَضَرِّعًا, فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ, كَمَا يُصَلِّي فِي اَلْعِيدِ, لَمْ يَخْطُبْ خُطْبَتَكُمْ هَذِهِ ) رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَأَبُو عَوَانَةَ, وَابْنُ حِبَّانَ Ibnu Abbas Radhiyallaahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam keluar dengan rendah diri, berpakaian sederhana, khusyu’, tenang, berdoa kepada Allah, lalu beliau shalat dua rakaat seperti pada shalat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti pada shalat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti khutbahmu ini. Riwayat Imam Lima dan dinilai shahih oleh Tirmidzi, Abu Awanah, dan Ibnu Hibban. عن أَنَسِ بْنَ مَالِكٍ يَذْكُرُ أَنَّ رَجُلًا دَخَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ مِنْ بَابٍ كَانَ وِجَاهَ الْمِنْبَرِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ يَخْطُبُ فَاسْتَقْبَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمًا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَتْ الْمَوَاشِي وَانْقَطَعَتْ السُّبُلُ فَادْعُ اللَّهَ يُغِيثُنَا قَالَ فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا قَالَ أَنَسُ وَلاَ وَاللَّهِ مَا نَرَى فِي السَّمَاءِ مِنْ سَحَابٍ وَلاَ قَزَعَةً وَلاَ شَيْئًا وَمَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ سَلْعٍ مِنْ بَيْتٍ وَلاَ دَارٍ قَالَ فَطَلَعَتْ مِنْ وَرَائِهِ سَحَابَةٌ مِثْلُ التُّرْسِ فَلَمَّا تَوَسَّطَتْ السَّمَاءَ انْتَشَرَتْ ثُمَّ أَمْطَرَتْ قَالَ وَاللَّهِ مَا رَأَيْنَا الشَّمْسَ سِتًّا ثُمَّ دَخَلَ رَجُلٌ مِنْ ذَلِكَ الْبَابِ فِي الْجُمُعَةِ الْمُقْبِلَةِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ يَخْطُبُ فَاسْتَقْبَلَهُ قَائِمًا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَتْ الْأَمْوَالُ وَانْقَطَعَتْ السُّبُلُ فَادْعُ اللَّهَ يُمْسِكْهَا قَالَ فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالْآجَامِ وَالظِّرَابِ وَالْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ ( البخاري ) Dari Anas bin Malik RA menyebutkan bahwa ada seorang lelaki pada hari Jum’at masuk dari pintu menuju mimbar. Sedang Rasulullah SAW berkhutbah. Dia menemui rasul SAW sambil berdiri dan berkata: wahai Rasulullah SAW telah musnah binatang ternak dan sumber mata air sudah tidak mengalir. Mohonlah pada Allah agar menurunkan air untuk kami. Berkata Anas: Maka Rasulullah SAW mengangkat kedua tangan ke langit dan berdoa: Ya Allah turunkan bagi kami hujan 3x. Berkata Anas RA Demi Allah pada saat kami tidak melihat di langit mendung, gumpalan awan atau apapun. Dan sebelumnya di antara rumah kami dan gunung tidak ada penghalang untuk melihatnya”. Berkata Anas RA, “Maka muncullah di belakangnya mendung seperti lingkaran. Dan ketika sampai di tengah, menyebar dan turunlah hujan.” Anas RA berkata: “Maka kami tidak melihat matahari selama enam hari”. Kemudian muncul lagi lelaki tersebut dari arah pintu yang sama pada Jum’at sesudahnya dan Rasul SAW sedang khutbah. Dia menghadap Rasul saw sambil berdiri dan berkata: “Wahai Rasulullah SAW harta-harta hancur dan sungai-sungai penuh, berdoalah kepada Allah agar menghentikannya. Maka Rasulullah SAW mengangkat tangan dan berdoa Ya Allah berilah hujan sekeliling kami bukan adzab bagi kami, jatuh pada tanah, gunung-gunung, pegunungan, bukit-bukit, danau- danau dan tempat tumbuh pepohonan” (HR. Bukhari) -Tata cara pelaksanaanya
Shalat istisqa dilaksanakan 2 rakaat pada pagi hari setelah matahari meninggi.Sebelum pelaksaan disunahkan kepada seluruh jamaah agar memperbanyak istigfar untuk memohon ampun kepada Allah SWT.Pelaksanaan shalat istisqa sama dengan pelaksanaan shalat sunah idain hanya niatnya saja yang berbeda. Khotbah dalam shalat istisqa agak berbeda dengan khotbah lainnya.Seorang Khatib disunahkan untuk menggunakan selendang.Khotbah berisi anjuran untuk berigtifar dan merendahkan diri kepada Allah serta berkayakinan bahwa Allah akan mengabulkan do’a,yakni akan menurunkan hujan.
Berdoa dalam pertengahan khotbah kedua,hendaknya
khotib berpaling kearah kiblat artinya membelakangi makmum dan bersama-sama
semuanya berdoa terus.Ketika berpaling kearah kiblat,khotib hendaknya mengubah
selendangnya yang ke kanan ke kiri dan yang ke atas ke bawah.Doa dibaca dengan
suara yang lemah menurut tekanan irama berdoa dan menunjukan sifat khusyuk dan
tawaddu. B.SHALAT SUNNAH MUNFARID 1.Pengertian Shalat Sunnah Munfarid Shalat Sunnah Munfarid biasanya dilaksanakan dirumah, tetapi ada juga yang dilaksanakan di masjid. Shalat Sunnah Munfarid dilaksanakan tanpa ada makmum dan imam, karena shalat ini dilaksanakan secara sendiri. 2.Ketentuan Shalat Sunnah Munfarid Berdiri, mengangkat tangan saat takbiratul ihram, dan bersedekap (niat dilakukan saat takbiratil ihram), serta membaca Surah al-Fatihah dan surah-surah pendek Al-Qur’an. Rukuk dengan membaca doa rukuk. Iktidal, yaitu dalam posisi berdiri kembali sambil mengangkat tangan dan membaca doa. Dua gerakan sujud dalam satu rakaat dengan membaca doa sujud. Duduk di antara dua sujud dengan membaca doa. Duduk tasyahud dengan membaca doa tasyahud. Salam dengan memalingkan muka ke arah kanan dan kiri. 3.Macam-macam Shalat Sunnah Munfarid 1.Salat Rawatib Salat Rawatib adalah salat sunah yang dikerjakan sebelum dan sesudah salat fardu. Seluruh Salat Rawatib jumlahnya 22 rakaat. Salat Rawatib dibagi menjadi dua, yaitu salat sunnah rawatib muakkad dan salat sunnah ghair muakkad. Salat Rawatib yang dilaksanakan sebelum salat fardu disebut qabliyah dan salat sunnah rawatib yang dilaksanakan setelah disebut ba’diyah. Salat sunnah rawatib termasuk penyempurna salat-salat fardu. A.Salat Sunnah Rawatib Muakkad Salat sunnah rawatib muakkad adalah salat sunnah yang dipentingkan atau ditekankan. Salat sunnah rawatib muakkad terdiri dari: a. 2 rakaat qabliyah dzuhur b. 2 rakaat qabliyah dzuhur c. 2 rakaat ba’diyah dzuhur d. 2 rakaat ba’diyah maghrib e. 2 rakaat ba’diyah isya B.Salat Sunnah Rawatib ghair muakkad Salat sunnah ghair muakkad adalah salat sunah yang kurang dipentingkan atau kurang ditekankan. Salat sunnah ghair muakkad terdiri dari: a. 2 rakaat qabliyah zuhur b. 2 rakaat ba’diyah zuhur c. 4 rakaat qabliyah asar d. 2 rakaat qabliyah maghrib e. 2 rakaat qabliyah isya -Tata cara pelaksanaannya Pelaksanaannya sama dengan salat pada umumnya, hanya waktunya saja yang berbeda. b.Salat Duha Menurut bahasa, Duha berarti sepenggalah matahari naik. Menurut istilah, salat duha adalah salat sunah yang dilakukan pada waktu Duha, yaitu waktu matahari naik setinggi tombak (sepenggalah) kira-kira pukul 7.15 sampai sebelum datang waktu Dzuhur kira-kira pukul 11.00. -DALIL SHALAT DHUHA 1. Firman Allah, surat ash-Sha_d ayat 18 ; يسبحن بالعشى والإشراق Artinya : … mereka bertashbih kepada Allah di waktu sore dan waktu isyraq. Untuk penjelasan ayat ini Ibnu `Abbas mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Shalat Isyraq adalah Shalat Dhuha. 2. Hadits Rasulullah s.a.w. روى الشيخان عن أبى هريرة رضى الله عنه قال أوصانى خليلى صلى الله عليه وسلم بثلاث صيام ثلاثة أيام من كل شهر وركعتى الضحى وأن أوتر قبل أن أنام Artinya : Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abi Hurairah r.a., beliau berkata : Kekasihku s.a.w. memberiku wasiat dengan tiga hal; 1. Puasa selama tiga hari dalam setiap bulan. 2. Dua raka`at Shalat Dhuha. 3. Berwitir sebelum tidur. روى أبو داود أنه صلى الله عليه وسلم صلى سُبحة الضحى ثمانى ركعات وسلم من كل ركعتين Abu Daud meriwayatkan bahwa Rasulullah mengerjakan Shalalt Dhuha sebanyak delapan raka`at dan setiap dua raka`at beliau ber-salam. -Tata cara pelaksanaannya 1.Setelah membaca niat sholat dhuha didalam hati, kemudian membaca takbir, Niat shalat dhuha أُصَلِّي سُنَّةَ الضُّحَي رَكْعَتَين ِللهِ تَعَاليَ Ushallii sunnatadh-dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa. Artinya: ” Aku niat shalat sunat dhuha dua rakaat, karena Allah.” 2.Membaca doa Iftitah 3.Membaca surat al Fatihah 4.Membaca satu surat didalam Alquran. Afdholnya rakaat pertama membaca surat Asy-Syam dan rakaat kedua surat Al Lail 5.Ruku’ dan membaca tasbih tiga kali 6.I’tidal dan membaca bacaannya 7.Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali 8.Duduk diantara dua sujud dan membaca bacaanya 9.Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali 10.Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali. d.Tahiatul masjid Salat tahiat masjid adalah salat sunah dua rakaat yang dilaksanakan ketika masuk masjid sebelum duduk. Salat sunah ini dilakukan sebagai penghormatan terhadap masjid. إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يَجْلِسَ. “Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, maka hendaklah dia shalat dua rakaat sebelum dia duduk.” (HR. Al-Bukhari no. 537 & Muslim no. 714) -Tata cara pelaksanaannya Niat shalat sunnah tahiyatul masjid
"Saya niat shalat sunnah tahiyatul masjid dua rakaat karena allah ta'ala." Berdasarkan kesepakatan para Ahli Fiqih ( ittifaq Fuqoha' ), letak niat ada di dalam hati ( wajibnya ). Dan menurut Jumhur Fuqoha' ( mayoritas Ahli Fiqih ) kecuali Maliki, bahwa " pengucapan" niat dengan lisan hukumnya sunnah, hal ini karena membantu hati dalam merealisasikan niat tersebut. Agar pengucapan dan pelafalan itu membantu " daya ingat", sedangkan Maliki tidak memandangnya sunnah karena tidak manqul dari Nabi saw. (Sumber : mudarosahkajianfiqih.blogspot.com) Jumlah rakaat shalat sunnah tahiyatul masjid Shalat sunnah tahiyatul masjid itu 2 rakaat bagi siapa saja yang masuk masjid dan mau duduk di dalamnya. Anjuran mengerjakannya Dari Abu Qatadah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda. "Jika salah seorang dari kalian. Masuk masjid , maka hendaklah dia shalat dua rakaat sebelum duduk. " ( Hr Al bukhari dan Muslim) Dari Jabir bin Abdullah Ra , dia berkata bahwa Sulaik Al Ghatafani datang pada hari jumat , Sementara Rasulullah SAW sedang berkhutbah , dia pun duduk, Maka beliau bertanya. " Wahai Sulaik, Bangun dan sholat sunah 2 rakaat kerjakanlah dengan ringan." Kemudian beliau bersabda. "Jika salah seorang dari kalian datang pada hari jumat imam sedang berkhutbah, maka hendaklah ia shalat dua rakaat dan hendaknya dia mengerjakannya dengan ringan." (HR Muslim ) Soal dan pembahasan A.PG 1. Salat Sunnah adalah salat a. Selain salat wajib (benar) c.yang jumlah rakaatnya banyak b. Yang dilaksanakan di rumah d.yang dilaksanakan Rasulullah 2. Salat sunnah disebut juga a.nawafil (benar) c.muakkad b.munfarid d.kifayah 3. Menurut hadis riwayat Bukhari, keutamaan tempat pelaksanaan salat sunah adalah a.di masjid c.di lapangan b.di rumah d.benar semua (benar) 4. Keutamaan salat berjamaah dibanding salat munfarid adalah a.25 derajat c.27 derajat (benar) b.26 derajat d.28 derajat 5. Shalat secara munfarid adalah a.salat yang dilaksanakan lebih dari satu orang b.salat dengan tidak ada imam dan makmum c.salat dengan satu orang iman dan satu orang makmum d.salat yang dilaksanakan dengan satu orang makmum (benar) 6. Tata cara pelaksanaan salat idain, yaitu a.berjamaah (benar) c.munfarid b.sendiri d.nawafil 7. Salat sunah yang dilaksanakan dengan 4 rukuk dan 4 kali sujud dalam dua rakaat adalah a.salat idain c.salat istisqa salat khusuf dan kusuf (benar) d.salat rawatib 8. Tujuan salat sunah istisqa adalah a.meminta rezeki c.meminta kesuburan b.meminta ampunan d.meminta hujan (benar) 9. Jumlah rakaat seluruh salat sunah rawatib sehari semalam adalah a.20 rakaat c.22 rakaat (benar) b.21 rakaat d.23 rakaat 10. Seseorang yang bertugas membacakan khotbah dlam salat sunah idain adalah a.khotib (benar) c.makmum b.imam d.muazin B.ESSAY 11. Jelaskan yang dimaksud dengan salat sunnah berjamaah dan munfarid! 12. Tuliskan dalil yang menerangkan keutamaan salat sunah beserta artinya! 13. Sebutkan macam-macam salat sunah yang dilaksanakan secara berjamaah dan munfarid! 14. Jelaskan tata cara pelaksanaan salat sunah tahiat masjid! 15. Tuliskan bacaan muazin dalam salat sunah idain! Jawaban 11. - Kata jamaah berasal dari kata Arab, yaitu “Jamaa’atun”, artinya bersama atau berkumpul. Salat sunah berjamaah yaitu shalat sunah yang dilakuka secara bersama-sama atau satu orang menjadi imam dan yang lainnya menjadi makmum. - Shalat Sunnah Munfarid biasanya dilaksanakan dirumah, tetapi ada juga yang dilaksanakan di masjid. Shalat Sunnah Munfarid dilaksanakan tanpa ada makmum dan imam, karena shalat ini dilaksanakan secara sendiri. 12. جَاءَ اَعْرَابِيٌّ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا ذَا فَرَضَ اللهُ عَلَيَّ مِنَ الصَّلاَةِ؟ قَالَ: اَلصَّلَوَاتُ اْلخَمْسُ اِلاَّ اَنْ تَطَوَّعَ شَيْئًا. البخاري و مسلم Telah datang seorang Arab gunung, lalu ia berkata, “Ya Rasulullah, shalat apa yang difardlukan oleh Allah atas saya ?”. Jawab Rasulullah SAW, “Shalat lima waktu, kecuali kalau engkau mau shalat sunnah”. [HSR. Bukhari dan Muslim] Keterangan : Selain shalat yang lima waktu (Shubuh, Dhuhur, 'Ashar, Maghrib dan 'Isyak), adalah shalat sunnah / tathawwu'. 13. A.Berjamaah B.Munfarid -Salat idain -Salat Rawatib -Salat gerhana -Salat Duha -salat istisqa -Salat Tahiat Masjid 14. Niat shalat sunnah tahiyatul masjid
"Saya niat shalat sunnah tahiyatul masjid dua rakaat karena allah ta'ala." Berdasarkan kesepakatan para Ahli Fiqih ( ittifaq Fuqoha' ), letak niat ada di dalam hati ( wajibnya ). Dan menurut Jumhur Fuqoha' ( mayoritas Ahli Fiqih ) kecuali Maliki, bahwa " pengucapan" niat dengan lisan hukumnya sunnah, hal ini karena membantu hati dalam merealisasikan niat tersebut. Agar pengucapan dan pelafalan itu membantu " daya ingat", sedangkan Maliki tidak memandangnya sunnah karena tidak manqul dari Nabi saw. (Sumber : mudarosahkajianfiqih.blogspot.com) Jumlah rakaat shalat sunnah tahiyatul masjid Shalat sunnah tahiyatul masjid itu 2 rakaat bagi siapa saja yang masuk masjid dan mau duduk di dalamnya. Anjuran mengerjakannya Dari Abu Qatadah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda. "Jika salah seorang dari kalian. Masuk masjid , maka hendaklah dia shalat dua rakaat sebelum duduk. " ( Hr Al bukhari dan Muslim) Dari Jabir bin Abdullah Ra , dia berkata bahwa Sulaik Al Ghatafani datang pada hari jumat , Sementara Rasulullah SAW sedang berkhutbah , dia pun duduk, Maka beliau bertanya. " Wahai Sulaik, Bangun dan sholat sunah 2 rakaat kerjakanlah dengan ringan." Kemudian beliau bersabda. "Jika salah seorang dari kalian datang pada hari jumat imam sedang berkhutbah, maka hendaklah ia shalat dua rakaat dan hendaknya dia mengerjakannya dengan ringan." (HR Muslim ) 15. اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَر اَللَّهُ اَكْبَرْ ـ لآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ ـ اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَرْ وَلِلَهِ الْحَمْدُ اَللَّهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً ـ لآ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَلاَنَعْبُدُ اَلاَّ اِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الْكَافِرُوْنَ لآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْـدَهُ وَنَصَرَعَبِدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ لآ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ . اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَرْ وَلِلَهِ الْحَمْدُ Allahu akbar.. Allahu akbar.. Allahu akbar..... Laa - ilaaha - illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar walillaahil - hamd. Allahu akbar.. Allahu akbar.. Allahu akbar..... Allaahu akbar kabiiraa walhamdulillaahi katsiiraa,... wasubhaanallaahi bukrataw - wa ashillaa. Laa - ilaaha illallallahu walaa na'budu illaa iyyaahu mukhlishiina lahuddiin walau karihal - kaafiruun, walau karihal munafiqun, walau karihal musyrikun. Laa - ilaaha - illallaahu wahdah, shadaqa wa'dah, wanashara 'abdah, - wa - a'azza - jundah, wahazamal - ahzaaba wahdah. Laa - ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar walillaahil - hamd. Artinya: Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah dan Allah Mahabesar. Allah Mahabesar dan segala puji hanya bagi Allah Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar Allah maha besar dengan segala kebesaran, Segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya, Dan maha suci Allah sepanjang pagi dan sore. Tiada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya dengan memurnikan agama Islam meskipun orang kafir, munafiq dan musyrik membencinya. Tiada Tuhan selain Allah dengan ke Esaan-Nya. Dia menepati janji, menolong hamba dan memuliakan bala tentara-Nya serta melarikan musuh dengan ke Esaan-Nya. Tiada Tuhan selain Allah, Allah maha besar. Allah maha besar dan segala puji bagi Allah. Page 2 |