Unsur yang membangun cerpen dari dalam cerpen itu sendiri adalah

KOMPAS.com - Cerpen atau cerita pendek merupakan prosa yang memiliki jalan cerita lebih sederhana.

Dalam sastra, prosa termasuk juga cerpen, dibangun berdasarkan dua unsur, intrinsik dan ekstrinsik. Keduanya biasa juga disebut sebagai unsur pembangun.

Unsur intrinsik cerpen antara lain:

  • alur/plot
  • tema
  • penokohan
  • latar
  • amanat

Sementara unsur ekstrinsik menekankan pada latar belakang yang mempengaruhi lahirnya sebuah karya.

Latar belakang tersebut biasanya berkaitan dengan ekonomi, religi, politik, dan budaya. Sebab cerpen tidak muncul dari kekosongan budaya.

Agar mudah memahaminya, mari kita memindai unsur-unsur pembangun dengan menganalisis sebuah cerpen.

Baca juga: Struktur Teks Cerpen

Kita ambil contoh cerpen dari buku kumpulan cerpen berjudul Tank Merah Muda. Salah satu cerpennya berjudul Cerita dari Belakang Wihara, karya Raisa Kamila. Berikut penggalan cerpen tersebut:

“Gimana ya, kalau semua orang yang tinggal di tempat ini diwajibkan pakai jilbab?”
“Maksudmu semua orang itu, termasuk aku sama kau?” Nora balik bertanya kepadaku. Aku hanya mengangguk pelan.

“Nggak mungkin, lah. Itu kan peraturan orang yang agamanya Islam, mana bisa atur-atur orang yang agamanya beda.”

Nora kemudian menyalakan mesin motornya. Parkiran sudah sepi, hanya ada satu dua motor yang tertinggal. Aku duduk menyamping di belakang Nora dan motor melaju ke arah gerbang keluar.

“Kau itu terlalu banyak khawatir, Ping. Kalaupun ada aturan itu, yang menjalani kan orang Islam. Kita, ya hidup aja seperti biasa,” suara Nora tersamar bunyi knalpot yang bising dan angin.

“Tapi kita kan hidup di tengah-tengah orang ini… Apa nggak berbahaya? Kayak yang kau alami itu, misalnya.”

Nora sepertinya tidak mendengar apa yang aku katakan, justru bertanya dengan agak berteriak, “Rumahmu sebelah mana, Ping? Di belakang wihara, ya?”

Saat aku turun dari motor Nora, aku tidak menyangka itu akan menjadi pertemuan terakhir kami. Abangnya meninggal sebelum sempat berangkat ke Singapura. Setelah upacara pemakaman selesai, Nora diminta menetap oleh bibinya, yang sudah menua dan mulai rabun.

Kedua orangtuanya sepakat agar ia melanjutkan sekolah di Medan, sambil menemani bibinya yang hidup sendiri. Ia tidak punya banyak waktu untuk berpamitan. Saat mengetahui kabar ini dari Bu Erlin, aku merasa marah dan kecewa, entah pada apa.

Baca juga: Cara Menulis Cerpen

Berselang satu caturwulan setelah Nora pindah, terbit surat edaran yang mewajibkan semua perempuan di sekolah memakai jilbab. Aku teringat obrolan terakhir dengan Nora. Di hari pertama sekolah setelah liburan, aku seperti orang yang tersesat di tengah kerumunan orang-orang yang akan pergi ke pengajian.

Icut dan Yuli datang ke sekolah dengan penuh tawa, mereka terlihat seperti orang lain dan mungkin itu terasa lucu. Jilbab mereka berwarna putih agak kebiruan dan tampak mencolok dengan kemeja yang berwarna putih tulang.

Sejak hari itu, setiap kali guru-guru memasuki kelas, mereka akan memastikan bahwa satu-satunya yang tidak memakai jilbab adalah aku. Tapi sebenarnya itu tidak terlalu mengganggu, dibanding seorang guru fiika yang selalu berkata bahwa, ia berharap aku mendapat hidayah untuk masuk Islam.

Aku hanya diam, berpura-pura tidak paham. Aku berusaha membayangkan apa yang Nora lakukan dalam keadaan seperti ini. Karena, aku memang tidak tahu harus melakukan apa, selain berharap keadaan di tempat ini akan baik-baik saja.

Plot/Alur

Menurut Burhan Nurgiyantoro dalam buku Teori Pengkajian Fiksi (1998), plot cerpen pada umumnya tunggal, hanya terdiri dari satu urutan peristiwa yang diikuti sampai cerita berakhir. Selain struktur, alur dapat ditengarai dengan urutan cerita. Terdapat alur maju, alur mundur, dan campuran.

Dalam cerpen Cerita dari Belakang Wihara, alurnya maju. Karena penggalan cerita berawal dari perjalanan Nora dan Ping dari gerbang, menuju rumah Ping belakang Wihara, Nora pindah rumah, sampai berakhir pada selang waktu “satu caturwulan”.

Tidak ada alur mundur atau flashback pada penggalan cerpen tersebut. Maka dapat dipastikan alur cerpen adalah maju.

Tema

Tema merupakan pokok pikiran yang digunakan sebagai dasar cerita. Biasanya cerpen memiliki alur tunggal, maka temanya pun tunggal. Berbeda dengan novel yang memiliki tema tambahan atau subtema.

Baca juga: Cerpen: Sejarah, Ciri-ciri dan Jenis

Cerita dari belakang Wihara memiliki tema keberagaman antarumat beragama. Hal tersebut dapat dibuktikan dari percakapan Ping dan Nora. Mereka membahas mengenai penggunaan jilbab di sekolah.

Penokohan

Tokoh-tokoh cerita cerpen lebih terbatas, baik yang menyangkut jumlah maupun data-data jati diri tokoh, khususnya yang berkaitan dengan perwatakan, sehingga pembaca harus merekonstruksi sendiri gambaran yang lebih lengkap tentang tokoh itu.

Penggalan cerpen di atas menyebut beberapa tokoh. Ada tokoh dominan dan tokoh sampingan. Menjabarkan penokohan dapat dilakukan dengan memperhatikan karakter atau perilaku tiap tokoh dalam cerpen.

Berikut penjabaran penokohan dalam penggalan cerpen Cerita dari Belakang Wihara:

  • Tokoh Ping: tokoh utama, memiliki sedikit sisi paranoid. Dibuktikan dengan ketakutannya soal aturan wajib pakai jilbab.
  • Tokoh Nora: tokoh sampingan, teman dekat tokoh utama. Sama seperti Ping, Nora tergolong kelompok minoritas. Namun sikap nora santai, berani, cuek, sekaligus tegas.
  • Tokoh Abang Nora: tokoh sampingan yang menjadi penyebab kepindahan Nora ke Medan. Ia meninggal sebelum sempat berobat ke Singapura.
  • Tokoh Bu Erlin: tokoh sampingan, guru dari Ping, Nora, Icut, dan Yuli
  • Tokoh Icut: tokoh sampingan, seorang siswi biasa. Dibuktikan dengan penggalan kutipan “Icut dan Yuli datang ke sekolah dengan penuh tawa, mereka terlihat seperti orang lain dan mungkin itu terasa lucu.”
  • Tokoh Yuli: sama seperti Icut, tokoh sampingan, seorang siswi biasa yang berusaha menyesuaikan diri dengan aturan baru di sekolah.

Latar

Latar dalam berpen berkaitan dengan tempat, waktu, atau suasana. Cerpen hanya membutuhkan pelukisan secara garis besar saja, atau bahkan hanya secara implisit, asal telah memberikan suasana tertentu yang dimaksudkan.

Latar tempat dalam cerpen karya Raisa Kamila di atas, antara lain belakang Wihara, gerbang sekolah, jalanan menuju rumah Ping (belakang Wihara), dan sekolah.

Latar waktu dalam cerpen ditandai dengan penggalan peryataan waktu dalam cerpen. Contohnya, “Berselang satu caturwulan” dan “di hari pertama setelah liburan”.

Sedangkan latar suasana, ketika di perjalanan percakapan Ping dan Nora terganggu meski pembahasannya cukup dalam.

Latar suasana sekolah di hari pertama cukup riang karena siswi merasa lucu dengan aturan baru.

Baca juga: Cara Mengubah Cerpen Menjadi Naskah Drama, Jawaban Soal TVRI SD 4-6, 4 Juni 2020

Amanat

Amanat merupakan pesan yang terkandung dalam cerpen. Ada amanat tersurat, yang dapat dilihat langsung dalam penggalan cerpen. Ada amanat tersirat, yang baru dapat dipahami pembaca setelah membaca keseluruan cerita.

Cerpen di atas mengandung amanat mengenai keberagaman agama. Agama maupun religiusitas bukanlah hal yang bisa dipaksakan, termasuk di lingkungan sekolah. Keberagaman dan kesetaraan hak dalam beragama harus berjalan beriringan.

Unsur Ekstirnsik

Unsur ekstrinsik berkaitan dengan latar belakang pengarang, latar sosial, dan kondisi lain yang mempengaruhi lahirnya sebuah karya.

Raisa Kamila, pengarang cerpen tersebut berasal dari Aceh. Maka sedikit banyak, cerita tersebut berkaitan dengan kesehariannya.

Kondisi sosial juga menjadi unsur pembangun yang kuat dalam cerpen ini. Dapat dilihat bahwa Indonesia terdiri dari berbagai ras, suku, budaya, dan agama. Cerpen ini menggambarkan sepenggal dari keberagaman tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Unsur-unsur Intrinsik Cerpen (Cerita Pendek) – Familiar dengan karya sastra cerpen? Cerpen menjadi salah satu karya sastra yang menarik dan asik untuk dibaca. Untuk menyelesaikan sebuah cerpen, Grameds tidak membutuhkan waktu yang lama.

Kisahnya yang cenderung pendek dan kompleks kerap membuat pembacanya cepat terhanyut. Cerpen merupakan karya sastra yang dirancang untuk habis dibaca dalam sekali duduk.

Meski kisah yang dihadirkan cenderung pendek, menulis cerpen bukanlah hal yang mudah. Penulis cerpen perlu berpikir bagaimana cara mengemas cerita dengan singkat dan jelas.

Karya sastra yang satu ini bisa menjadi media yang cocok bagi kamu yang ingin mengungkapkan ide. Jika Grameds berencana menulis cerpen, simak ulasan berikut ini sampai tuntas untuk mengenal cerpen, struktur, dan unsur intrinsiknya.

Pengertian Cerpen

Sumber: weheartit.com

Cerita pendek atau yang kerap disingkat cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra. Bisa dibilang cerpen adalah seni keterampilan menyajikan cerita dalam satu kesatuan.

Seperti namanya, cerpen merupakan kisah pendek yang memusatkan fokus pada seorang tokoh dalam satu situasi tertentu. Bisa disimpulkan bahwa cerpen adalah bentuk karya sastra yang berkonsentrasi menampilkan sebuah peristiwa atau kejadian.

Karya sastra yang satu ini juga kerap disebut sebagai fiksi prosa yang terdiri tidak lebih dari 10.000 kata saja. Secara umum, cerpen mengisahkan permasalahan yang tidak terlalu rumit tetapi tetap mengandung pesan dan amanat untuk para pembaca.

Kemudian kisah yang disajikan cerpen relatif singkat dan tidak benar-benar terjadi di dunia nyata. Kisah tentang narasi tunggal dengan struktur yang lengkap, mulai dari perkenalan, permasalahan, hingga penyelesaian masalah menjadi susunan penulisan cerita pendek.

Untuk mengenal lebih dalam mengenai karya sastra cerita pendek, artikel ini akan membawamu mengetahui struktur yang diperlukan dalam membuat cerpen. Karya sastra cerpen tentu memiliki struktur atau elemen dasar pembentuknya.

Struktur cerpen dibutuhkan untuk menyusun sebuah cerita atau kisah yang padu. Simak penjelasan berikut ini untuk mengetahui struktur atau elemen dasar yang membangun cerpen.

Unsur yang membangun cerpen dari dalam cerpen itu sendiri adalah
Unsur yang membangun cerpen dari dalam cerpen itu sendiri adalah

1. Abstrak

Struktur atau elemen dasar cerpen yang pertama ialah abstrak. Pemaparan gambaran awal dari cerita yang dikisahkan merupakan definisi umum dari abstrak.

Abstrak sebagai struktur pembentuk cerpen digunakan untuk melengkapi cerita. Sebagai pelengkap cerita, abstrak bersifat opsional dalam pembuatan sebuah cerpen.

Struktur pembentuk cerpen yang kedua ialah orientasi. Bagian ini difungsikan untuk memperkenalkan latar cerita atau setting, baik waktu, tempat maupun peristiwa. Orientasi atau yang kerap dianggap pengenalan situasi cerita mulai menata berbagai adegan, memperkenalkan tokoh, dan menjelaskan hubungan tokoh satu sama lain.

3. Komplikasi

Struktur pembentuk cerpen selanjutnya adalah komplikasi. Elemen dasar yang satu ini menjadi bagian dimana berbagai konflik mulai muncul. Konflik yang dihadirkan dalam cerpen biasanya berwujud masalah, pertentangan, dan kesukaran-kesukaran bagi tokoh utama.

Pada bagian komplikasi kerap menampilkan penjelasan bagaimana sebab-akibat konflik yang terjadi antartokoh. Kemudian konflik yang terjadi mulai membentuk, mengubah atau memperlihatkan karakter tokoh yang sebenarnya.

4. Evaluasi

Evaluasi menjadi struktur atau elemen dasar yang memunculkan berbagai puncak konflik atau masalah lain untuk menemukan jalan penyelesaiannya. Biasanya bagian ini menampilkan konflik yang mulai menuju klimaks. Evaluasi merupakan bagian atau tahap konflik diselesaikan atau justru menghentikan keinginan tokoh utama.

5. Resolusi

Pada bagian resolusi menjelaskan bagian akhir cerita mengenai berbagai sikap atau nasib yang dialami tokoh setelah mengalami peristiwa puncak. Struktur cerpen yang satu ini menghadirkan akhir dari penyelesaian atau konflik secara utuh. Kemudian resolusi juga kerap menampilkan kondisi akhir yang dialami tokoh utama dalam cerita.

6. Koda

Koda atau yang kerap dikenal penutup merupakan bagian akhir dari keseluruhan isi cerita. Bagian koda memuat kesimpulan dari seluruh cerita sebagai interpretasi penulis mengenai kisah yang disampaikan.

Koda berisikan nilai atau pesan moral yang terkandung di dalam cerita pendek. Tidak semua cerita memiliki koda sebagai elemen dasar, seperti karya-karya sastra serius yang bersifat tidak ingin menggurui. Karya tersebut biasanya menginginkan atau membiarkan pembacanya menyimpulkan sendiri bagaimana pesan dan amanat dalam sebuah karya.

Unsur yang membangun cerpen dari dalam cerpen itu sendiri adalah
Unsur yang membangun cerpen dari dalam cerpen itu sendiri adalah

Unsur Intrinsik Cerpen

Apa yang dimaksud dengan unsur intrinsik cerpen? Secara umum, unsur intrinsik pada cerpen merupakan berbagai satuan terkecil yang membentuknya menjadi satu kesatuan yang utuh.

Mengapa unsur intrinsik cerpen perlu diperlajari? Grameds perlu mengetahui, mempelajari, dan mengaplikasikan unsur intrinsik cerpen untuk membuatnya.

Meski unsur-unsur ini kerap digunakan untuk meneliti sebuah cerpen, kamu perlu mempelajarinya saat ingin menulis. Kehadiran unsur intrinsik juga turut membantu kamu untuk mengenal ciri-ciri atau tanda khas yang biasa ditemukan dalam cerpen.

Unsur-unsur intrinsik dalam cerita pendek, meliputi tokoh dan penokohan, alur cerita, latar, sudut pandang, tema, amanat, dan gaya. Berikut ini adalah penjelas lengkap mengenai unsur intrinsik dalam sebuah cerpen.

1. Tokoh dan Penokohan

Salah satu aspek penting dalam membangun sebuat cerita fiksi, termasuk cerita pendek ialah tokoh atau pelaku. Ketika membaca atau menganalisis sebuah cerpen, kita kerap mempertanyakan “siapa tokoh pelakunya” atau “peristiwa yang terjadi menimpa siapa”. Individu rekaan yang mengalami peristiwa di dalam cerita disebut tokoh.

Tokoh dalam sebuah cerita terbagi menjadi dua, yakni tokoh utama atau sentral dan tokoh bawahan. Tokoh utama atau protagonis memegang peranan penting dalam sebuah cerita.

Kemudian terdapat kriteria khusus untuk menentukan tokoh utama. Apakah frekuensi kemunculan tokoh menentukan? Jawabannya tidak. Kriteria khusus untuk menentukan tokoh utama, yakni terlihat dari intensitas keterlibatan tokoh dalam berbagai peristiwa yang dibangun.

Unsur penokohan yang digunakan penulis berfungsi melukiskan apa yang dilihat, dipikirkan, didengar, dialami, dan dirasakan oleh tokoh-tokoh dalam cerita. Berkaitan dengan penokohan, penciptaan citra tokoh dan penyajian watak tokoh menjadi ciri utama penokohan.

Bisa dikatakan bahwa penokohan merupakan gambaran atau pelukisan yang jelas mengenai seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penggambaran tokoh dalam cerita umumnya bersifat masuk akal dan logis sehingga terasa seperti benar-benar terjadi.

Ada beberapa cara yang digunakan penulis untuk menggambarkan setiap tokoh dalam ceritanya. Beragam cara yang digunakan dapat membantu pembaca menganalisis unsur-unsur penokohan dalam cerita. Penggambaran penokohan dilakukan dengan beragam cara sebagai berikut.

  • Melalui perilaku atau gerak-gerik tokoh yang bersangkutan.
  • Melalui dialog antartokoh yang bersangkutan.
  • Sifat-sifat yang digambarkan oleh penulis.
  • Pelukisan lingkungan tempat tinggal tokoh, seperti tempat belajar, kamar, kolong jembatan, dan sebagainya.
  • Berbagai pandangan tokoh lain mengenai perilaku dan sikap tokoh yang bersangkutan.

2. Alur cerita

Unsur intrinsik selanjutnya ialah alur atau plot cerita yang menjadi elemen fundamental dari sebuah cerita. Alur cerita atau yang kerap disebut plot hadir sebagai ruh atau jiwa sebuah cerita rekaan.

Secara umum, alur merupakan rangkaian peristiwa yang diceritakan penulis dari awal hingga akhir. Alur juga dapat diartikan sebagai rangkaian peristiwa yang terjalin dengan saksama dan diyakini mampu menggerakkan jalan cerita melalui berbagai kerumitan ke arah klimaks hingga menemukan penyelesaian.

Peristiwa yang terjalin nantinya akan memberikan efek tertentu dalam sebuah cerita. Lalu, bagaimana jalinan peristiwa itu dapat terwujud?

Jalinan peristiwa yang ditampilkan dapat terwujud melalui hubungan waktu dan hubungan sebab akibat dalam cerita. Jadi, dapat disimpulkan bahwa alur cerita atau plot adalah jalinan peristiwa atau struktur gerak yang terjadi dan saling berhubungan untuk membentuk satu kesatuan cerita.

3. Latar

Latar atau dalam padanan bahasa Inggris disebut setting merupakan sebuah petunjuk, keterangan yang berkaitan erat dengan penggambaran tempat, waktu, dan peristiwa atau suasana kejadian yang berlangsung. Kemudian latar atau setting kerap diartikan sebagai landasan yang merujuk pada pengertian tempat, lingkungan sosial, dan hubungan waktu peristiwa yang diceritakan.

Dapat disimpulkan bahwa latar atau setting dibedakan atas latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar atau setting juga diyakini mampu memberikan pijakan cerita secara jelas dan konkret.

Hal tersebut penting dilakukan untuk memberikan kesan yang realistis kepada pembaca dalam menggambarkan suasana tertentu. Kesan realistis yang tercipta nantinya akan memberikan efek seolah-olah suasana yang dibangun benar-benar terjadi.

Latar atau setting tak hanya memberikan gambaran yang jelas mengenai peristiwa yang terjadi. Latar juga membantu penulis memberikan gambaran yang jelas tentang watak-watak tokoh yang dihadirkan.

Unsur yang membangun cerpen dari dalam cerpen itu sendiri adalah
Unsur yang membangun cerpen dari dalam cerpen itu sendiri adalah

4. Sudut Pandang

Sudut pandang atau dalam padanan bahasa Inggris disebut point of view merupakan salah satu unsur intrinsik pembangun cerita. Sudut pandang atau point of view dalam cerpen akan membicarakan hubungan yang terjalin antara penulis dan alam kreatif imajinasinya atau hubungan penulis dan perasaan pembacanya.

Sudut pandang juga dapat berarti sebagai posisi pencerita dalam membawakan kisah sebuah karya sastra. Posisi pencerita tidak selalu identik dengan penulis itu sendiri.

5. Tema

Unsur intrinsik selanjutnya ialah tema. Tema menjadi salah satu unsur penting dalam membangun sebuah cerita. Secara sederhana, tema merupakan gagasan sentral, dasar cerita, dan makna cerita.

Dapat disimpulkan bahwa tema ialah gagasan pokok yang ingin digambarkan penulis, baik secara tersurat maupun tersirat. Tema dalam sebuah cerpen dapat ditentukan dalam beragam cara, yakni sebagai berikut.

  • Pertama, tema dalam sebuah cerpen menghubungkan isi cerita secara keseluruhan dengan judulnya.
  • Kedua, tema akan menyingkap makna kalimat atau dialog kunci yang hadir dalam penceritaan.
  • Ketiga, tema dapat ditentukan lewat persoalan paling menonjol dan paling banyak menimbulkan konflik dalam lahirnya peristiwa cerita.

6. Amanat

Dalam hal berkarya, penulis tentu tak sekadar bercerita. Penulis juga ingin menyisipkan atau mengatakan sesuatu kepada pembacanya.

Maksudnya adalah penulis menaruh suatu masalah atau pandangannya mengenai kehidupan. Secara umum, pembuatan karya sastra akan memuat amanat atau pesan moral di dalamnya.

Amanat atau pesan moral yang terkandung tentu ingin disampaikan penulis kepada pembaca atau pendengarnya. Kemudian amanat atau pesan moral yang termuat dapat bersifat tersurat maupun tersirat.

Amanat atau pesan moral yang tersurat biasanya akan disampaikan penulis pada tengah atau akhir cerita dengan menyampaikan saran, nasihat, seruan, anjuran, dan larangan yang berkenaan dengan tema yang mendasari. Sementara amanat atau pesan moral yang tersirat dalam cerpen biasanya akan disampaikan penulis dalam memberikan jalan keluar dan disiratkan melalui tingkah laku tokoh dalam cerita.

7. Gaya

Gaya menjadi unsur intrinsik terakhir yang membangun sebuah cerita. Gaya dapat diartikan sebagai cara pengungkapan yang khas dari seorang penulis.

Sederhananya, gaya merupakan pemakaian bahasa secara spesifik yang digunakan oleh seorang penulis. Selain itu, gaya bisa menjadi cara penulis menyampaikan pikiran dan perasaannya dalam penyusunan bentuk tulisan. Kemudian ada beragam unsur yang dapat membangun gaya penulisan seseorang, yakni:

  • Citraan atau imagery merupakan kata atau serangkaian kata yang berfungsi membangkitkan pengalaman tertentu atau membentuk gambaran mental.
  • Diksi ialah pemilihan kata yang digunakan penulis untuk menyampaikan pemikirannya dalam sebuah karya.
  • Sintaksis adalah cara seorang penulis menyusun berbagai kalimat dalam karyanya.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien