Uraikan bagaimana pendapat alkitab mengenai ras etnis dan gender

Surel :

Alamat Kantor :

Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta Pusat 10270

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

Bahan Alkitab: Kejadian 1-2; Lukas 10:25-36;

Roma 10:12; Keluaran 22:21

Dalam rangka memperdalam pemahaman kamu mengenai pergaulan dengan

orang lain tanpa kehilangan identitas, kamu dapat mempelajari mengenai ras,

etnis dan gender. Manusia diciptakan Allah dengan berbagai keunikan di mana

perbedaan ras, etnis dan gender merupakan keunikan serta kekayaan yang

patut disyukuri. Meskipun kita hidup di abad modern di mana demokrasi dan

hak asasi manusia dijunjung tinggi, tak dapat dipungkiri bahwa diskriminasi

(perendahan) terhadap ras, etnis dan gender masih sering terjadi. Melalui

pembahasan ini, kamu dapat lebih memahami bagaimana membangun

pikiran positif terhadap perbedaan ras, etnis dan gender, terutama dalam

kaitannya dengan sikapmu sebagai orang Kristen. Allah menciptakan manusia

dalam berbagai keunikan dan semua manusia memiliki harkat dan martabat

yang sama yang harus dihargai terlepas dari perbedaan latar belakang ras,

etnis maupun gender. Perkenalan serta pergaulan kamu dengan sesama yang

berbeda denganmu tidak menghalangi pembentukan dirimu sebagai remaja

Kristen. Dengan sikap yang baik dan benar, perbedaan justru akan memperkuat

identitasmu sebagai remaja Kristen.

B. Memahami serta Menerima Manusia dalam Keunikan

Perhatikan keempat gambar di atas. Ini adalah gambar empat orang tokoh

dunia, yaitu (1) Nelson Mandela, presiden pertama Republik Afrika Selatan setelah

ditumbangkan, (2) Ernesto Cardenal, seorang pastor Katolik

dan penyair Nikaragua, yang pernah menjabat sebagai menteri pendidikan di

masa pemerintahan Presiden Daniel Ortega, dan (3) Chiune Sugihara, seorang

diplomat Jepang pada masa Perang Dunia II, yang menyelamatkan sekurang-

kurangnya 10.000 orang Yahudi dari pengejaran Nazi di Lithuania, dan (4) Hillary

Rodham Clinton, mantan menteri luar negeri Amerika Serikat. Sebelum menjadi

menteri luar negeri Amerika Serikat, beliau adalah seorang senator, pengacara

dan istri dari presiden ke-42 Amerika Serikat, Bill Clinton.

Coba bandingkan, apakah tokoh dalam keempat gambar tersebut memiliki

persamaan atau perbedaan pada ciri-ciri tubuh mereka? Mengapa demikian?

Kamu dapat melakukan curah pendapat dengan cara memberikan komentarmu

setelah mengamati gambar di atas. Atau kamu dapat menuliskan komentarmu

dalam kotak di bawah ini.

Sumber: dokumen Kemdikbud dan http:/en.wikipedia.org/wiki/Hillary_Rodham_Clinton

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

........................................................................................

........................................................................................

........................................................................................

........................................................................................

........................................................................................

Dalam pembahasan di SD dan SMP telah dikemukakan bahwa Tuhan

Allah menciptakan manusia dengan kepelbagaian. Melalui kepelbagaian itu

manusia dapat memahami kekuasaan serta kebesaran Sang Pencipta. Namun

sayang sekali, kepelbagaian ini seringkali justru menjerumuskan manusia ke

dalam sikap sombong dan merendahkan orang lain. Dalam sejarah dunia

tercatat lembaran-lembaran gelap ketika manusia membeda-bedakan orang

berdasarkan warna kulit, kelompok etnis atau budaya, dan juga berdasarkan

Dalam sejarah pernah terjadi ketika orang-orang kulit putih di Amerika

Serikat dan di Australia memandang rendah orang-orang kulit hitam dan

berwarna. Keadaannya sedemikian parah sehingga orang malah memperjual-

belikan orang lain hanya karena warna kulitnya lebih gelap, atau hitam. Ya,

orang-orang berkulit hitam dianggap sama dengan binatang sehingga mereka

dapat diperjual-belikan, bahkan juga diperlakukan seperti binatang. Mereka

bisa disuruh bekerja tanpa jam istirahat dan makan yang cukup, dihukum

dengan sangat kejam apabila tuan-tuan mereka merasa bahwa mereka tidak

bekerja cukup keras atau mereka berbuat kesalahan. Kadang-kadang mereka

dipukuli, dibakar, dimutilasi (dipotong anggota tubuhnya), diberi cap dengan

besi membara, hanya karena warna kulit yang berbeda.

Perbedaan budaya atau kelompok etnis juga bisa membuat orang

merendahkan satu sama lain. Di zaman dahulu, orang-orang Yunani

menganggap diri mereka sebagai bangsa yang paling hebat. Mereka menyebut

bangsa-bangsa lain sebagai bangsa “barbar”. Mereka mempunyai ungkapan

yang berbunyi, “Barangsiapa yang bukan Yunani, adalah orang barbar.” Mereka

menggunakan istilah ini bahkan juga untuk orang Yunani dari suku-suku dan

kota-kota lain. Di kemudian hari di Eropa, bangsa-bangsa Anglo-Saxon (Inggris,

Belanda, Jerman, dll.) juga menganggap rendah orang-orang dari Italia,

Spanyol, dan Portugal. Mengapa hal ini bisa terjadi? Coba diskusikan bersama

Pernahkah kamu memperhatikan bagaimana keluarga dan bahkan

masyarakat luas membeda-bedakan laki-laki dan perempuan? Anak laki-laki

biasanya bermain di luar rumah, sementara anak perempuan biasanya bermain

di dalam rumah. Anak laki-laki diberikan oleh orangtuanya mainan, seperti

mobil-mobilan, pistol-pistolan, mainan-mainan militer, pesawat terbang, dan

lain-lain. Sementara itu, anak-anak perempuan diberikan orang tuanya mainan

seperti boneka, alat-alat untuk masak-memasak, dan sebaainya. Batasan-

batasan ini telah membelah dunia kehidupan menjadi dua dunia, seolah-olah

ada dunia laki-laki dan perempuan. Dunia telah dibagi menjadi dua bagian di

mana masing-masing hanya boleh dimasuki oleh jenis kelaminnya, misalnya,

rumah dan masak-memasak hanya boleh dilakukan oleh kaum perempuan.

Karena pandangan demikian, ada jenis-jenis pekerjaan tertentu yang

dipandang wajar jika dilakukan oleh jenis kelamin tertentu, misalnya, sopir

mobil, pekerjaan yang berhubungan dengan mesin, pilot pesawat terbang,

pertukangan, militer dan lain-lain adalah pekerjaan yang wajar dilakukan

oleh laki-laki. Sedangkan perempuan dipandang cocok melakukan pekerjaan

tertentu juga seperti menjadi sekretaris, perawat, adminstrasi perkantoran dan

lain-lain. Pada saat kini, kamu dapat saksikan bahwa kondisi tersebut telah

berubah. Perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama untuk

bekerja di berbagai bidang kehidupan asalkan sesuai dengan kecakapan, bakat

dan keterampilan. Di kalangan keluarga muda di masa kini, orang tua laki-laki

dan perempuan bersama-sama melakukan pekerjaan rumah tangga, seperti

memasak, mencuci, membersihkan rumah, mengurus bayi dan lain-lain.

Pengertian Ras, Etnis, Suku dan Gender

Persoalan ras, etnis dan gender telah berabad-abad diperdebatkan sampai

dengan saat ini. Mengapa? Karena ada berbagai pemahaman dan perlakuan

yang harus diluruskan menyangkut ras, etnis dan gender. Persoalan rumpun

kebangsaan atau ras, suku dan jenis kelamin perlu kamu pelajari. Hal ini

kemungkinan dibahas juga dalam pelajaran Ilmu Sosial dan PPKN, tetapi

sebagai siswa Kristen kamu dapat belajar bagaimana berpikir dan bersikap

terhadap berbagai perbedaan ras, etnis dan gender.

Konsep ras muncul ketika bangsa-bangsa Eropa berjumpa dengan bangsa-

bangsa lain di dunia dan kemudian mulai mengategorikan kelompok-kelompok

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

manusia menurut ciri-ciri fisiknya. Tujuan akhirnya adalah untuk membenarkan

praktik perbudakan mereka. Mereka yakin bahwa perbedaan-perbedaan fisik

antara kelompok-kelompok masyarakat itu juga mencerminkan perbedaan

intelektual, perilaku, dan moral mereka. Pada tahun 1735, Carolus Linnaeus

yang dikenal sebagai penemu taksonomi zoologi, membagi manusia ke

dalam berbagai kelompok ras

Asiaticus (manusia Asia), Americanus (manusia Amerika) dan

digambarkan aktif, akut, dan

licik, malas dan sembrono. Dari

sini kita dapat melihat bagaimana pembedaan ini pada akhirnya melahirkan

marginalisasi atau perendahan terhadap ras dan suku bangsa tertentu.

Ras adalah konsep yang digunakan untuk mengategorikan sekelompok

manusia. Perbedaan anatomi tubuh (warna kulit, warna rambut, mata, tinggi

badan, dan lain-lain), budaya, genetika, afiliasi geografi, sejarah, bahasa, atau

kelompok sosial digunakan untuk mencirikan suatu kelompok manusia tertentu

untuk mempermudah pengenalan sekelompok orang dalam kehidupan

sehari-hari. Orang seringkali berpikir ini adalah pembagian yang sederhana.

Kenyataannya tidak selalu demikian. Orang yang berkulit hitam dan berambut

keriting dapat disebut sebagai orang Afrika, tetapi bukan mustahil juga berasal

dari Papua. Orang berkulit kuning dan bermata sipit mungkin dikenali sebagai

orang Cina, Korea, atau Jepang, tapi bisa jadi juga orang Minahasa.

Betapapun juga pembedaan-pembedaan yang dibuat, kita harus memahami

bahwa tidak ada satu ras pun yang lebih tinggi atau unggul daripada yang

lainnya. Semua ras memiliki kedudukan yang sederajat.

Etnis adalah penyebutan yang diberikan kepada sekelompok manusia yang

mendiami daerah tertentu serta memiliki adat kebiasaan sendiri. Berbagai

kebiasaan dan adat-istiadat ini merupakan ciri khas yang dapat membedakan

satu kelompok etnis dengan kelompok lainnya. Di dunia dan di Indonesia

terdapat banyak suku bangsa yang berbeda-beda. Ada perbedaan yang

kecil, seperti misalnya suku Jawa dengan suku Bali. Ada pula suku-suku yang

sangat berbeda, seperti misalnya suku Aceh dengan suku Papua. Namun, pada

dasarnya semua suku sama dan sederajat. Adat-istiadat mereka semuanya unik

dan tidak ada yang lebih luhur ataupun lebih rendah daripada yang lain. Setiap

suku mengembangkan kebudayaannya masing-masing, berbahasa dengan

logatnya sendiri, dan mengembangkan adat-istiadatnya sesuai dengan

kebutuhan mereka. Selain ciri-ciri kebudayaannya, suku bangsa juga kadang-

kadang dapat dibedakan berdasarkan ciri-ciri fisik anggotanya.

Gender adalah perbedaan fungsi peran sosial yang dikonstruksikan oleh

masyarakat terhadap laki-laki dan perempuan. Gender belum tentu sama di

tempat yang berbeda, dan dapat berubah dari waktu ke waktu. Gender tidak

sama dengan seks atau jenis kelamin. Jenis kelamin terdiri dari perempuan dan

laki-laki yang telah ditentukan oleh Tuhan ketika manusia dilahirkan. Sementara

itu, gender bukanlah kodrat ataupun ketentuan Tuhan. Gender berkaitan

dengan pandangan atau pemahaman tentang bagaimana seharusnya laki-

laki dan perempuan berperan dan bertindak sesuai dengan tata nilai yang

terstruktur, ketentuan sosial dan budaya ditempat mereka berada. Dengan

demikian definisi gender dapat dikatakan sebagai pembedaan peran, fungsi,

dan tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki yang dibentuk atau

dikonstruksikan secara sosial-budaya dan dapat berubah sesuai dengan

perkembangan zaman. Contohnya, dahulu orang menganggap memasak dan

menjahit sebagai pekerjaan perempuan. Namun sekarang ada banyak laki-

laki yang menjadi juru masak atau perancang busana. Orang-orang seperti

Bara Pattiradjawane, Rudy Choirudin, Arnold Purnomo, dan lain-lain, dikenal

sebagai juru masak yang sering tampil di layar televisi. Tokoh-tokoh seperti

almarhum Iwan Tirta, Edward Hutabarat, Itang Yunasz, adalah sejumlah laki-

laki perancang mode terkemuka di negara kita.

Masalah-masalah Sekitar Ras, Etnis dan Gender

1. Diskriminasi Rasial dan Etnis

Seorang penulis Prancis yang bernama François Bernier menyusun sebuah buku

yang menjelaskan pembagian manusia di dunia ke dalam kelompok-kelompok

ras. Bukunya yang berjudul

Nouvelle division de la terre par les différents espèces

diterbitkan pada tahun 1684.

Pada abad ke-18 orang semakin mendalami perbedaan-perbedaan ini,

namun pemahamannya mulai disertai dengan gagasan-gagasan rasis tentang

kecenderungan-kecenderungan batiniah dari berbagai kelompok, dengan ciri-

ciri yang paling baik terdapat pada orang-orang kulit putih. Sebelumnya sudah

dijelaskan bagaimana pengelompokan manusia ke dalam ras itu ternyata

didasarkan pada keinginan untuk membenarkan praktik-praktik diskriminasi

dan penindasan terhadap ras dan etnis tertentu yang semuanya dipandang

sebagai sesuatu yang wajar. Bahkan ras dan etnis tertentu dipandang rendah

dan tidak memiliki martabat kemanusiaan.

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

Rasialisme bertentangan dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia.

Rasialisme menimbulkan penderitaan yang luar biasa bagi bangsa dan ras

tertentu, misalnya: penderitaan orang-orang Indian dan kaum kulit hitam di

Amerika Serikat yang kehilangan hak-haknya sebagai warga negara. Di Afrika

Selatan orang-orang kulit hitam dan kulit berwarna juga kehilangan hak-

haknya karena politik rasial yang disebut

, yaitu pembedaan manusia

berdasarkan ras dengan cara mendiskriminasikan mereka yang berkulit hitam,

berkulit berwarna dan orang-orang Asia (India). Mereka yang bukan kulit putih

dibatasi ruang geraknya dan hampir tidak memeroleh hak sebagai warga

negara. Namun aneh sekali, dalam praktik

bangsa Jepang diakui berkulit putih. Mengapa? Tidak lain karena negara

Jepang sudah tergolong maju dan kaya, dan rezim

ingin memetik keuntungan ekonomi dengan memperlakukan bangsa Jepang

Nelson Mandela adalah pejuang kulit hitam Afrika Selatan yang terkenal.

Ia berhasil memperjuangkan hak orang kulit hitam di Afrika Selatan untuk

memeroleh hak yang sama dengan kaum kulit putih. Karena usahanya selama

puluhan tahun, pada 5 Juni 1991 diskriminasi hukum di Afrika Selatan terhadap

orang kulit hitam dicabut.

Masih banyak contoh yang dapat diangkat dalam kaitannya dengan

ketidakadilan ras dan etnis. Di Amerika Serikat tokoh yang terkenal melawan

diskriminasi rasial adalah Pdt. Dr. Martin Luther King, Jr. Ia memimpin

demonstrasi dan pemogokan damai dalam rangka memperjuangkan hak-hak

orang kulit hitam di Amerika, hingga akhirnya ia tewas dibunuh. Di Jerman,

Adolf Hitler membunuh enam juta orang Yahudi karena kebencian ras dan

etnis serta kebanggaannya akan ras Aria yang dianggapnya sebagai ras paling

Di Indonesia, etnis China pernah mengalami diskriminasi sejak peristiwa

G-30-S/PKI 1965. Mereka tidak boleh mempraktikkan agama kepercayaannya

(Kong Hu Cu dan agama-agama Tionghoa dilebur menjadi satu dalam

agama Buddha), nama-nama yang berbau China harus diganti dengan nama

Indonesia. Penggunaan huruf China dan penggunaan bahkan pendidikan

bahasa Mandarin dilarang. Peranan politik dan sejarah orang Tionghoa

Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan pun dihilangkan. Misalnya, bahwa

di antara mereka yang hadir di Kongres Pemuda II yang merumuskan Sumpah

Pemuda ternyata terdapat beberapa pemuda Tionghoa, yaitu Kwee Tiam Hong

dan tiga pemuda Tionghoa lainnya. Begitu pula ada empat orang Tionghoa

duduk sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan

Indonesia (BPUPKI) yang merumuskan UUD ‘45, yaitu Liem Koen Hian, Tan Eng

Hoa, Oey Tiang Tjoe, Oey Tjong Hauw, dan di Panitia Persiapan Kemerdekaan

Indonesia (PPKI) terdapat 1 orang Tionghoa yaitu Drs. Yap Tjwan Bing.

Pada Januari 2001, Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengumumkan

Tahun Baru China (Imlek) menjadi hari libur pilihan, yang kemudian diubah

oleh Presiden Megawati menjadi hari libur nasional. Tindakan Gus Dur ini

diikuti dengan pencabutan larangan penggunaan huruf Tionghoa. Gus Dur

juga memulihkan hak-hak etnis Tionghoa di Indonesia. Di Indonesia kini hak-

hak setiap warga negara dari semua etnis dan ras dijamin oleh UU. Jadi, jika ada

yang melakukan tindakan pelecehan terhadap ras atau etnis tertentu, maka

yang bersangkutan dapat dituntut secara hukum.

Demikianlah, seiring dengan perkembangan masyarakat, kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, diskriminasi rasial mulai terkikis secara perlahan

dan kini muncul kesadaran bahwa diskriminasi rasial bertentangan dengan

hak asasi manusia. Di Amerika Serikat, Barak Obama menjadi orang kulit hitam

pertama yang menjadi presiden di negara itu. Di Italia, Cecile Kyenge, seorang

perempuan Afrika kelahiran Kongo, menjadi orang kulit hitam pertama yang

diangkat menjadi menteri urusan Integrasi di negara itu.

Menurut definisi yang ada dalam buku

oleh ELSAM, sebuah LSM yang bergerak di bidang pemberdayaan perempuan,

berarti kesamaan kondisi bagi laki-laki dan

perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai

manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik,

hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, serta kesamaan dalam menikmati

hasil pembangunan tersebut. Kesetaraan gender juga meliputi penghapusan

diskriminasi dan ketidakadilan struktural, baik terhadap laki-laki maupun

perempuan. Jadi, diskriminasi gender adalah perlakuan yang berbeda

terhadap laki-laki dan perempuan. Diskriminasi terjadi terhadap perempuan

dan dipengaruhi oleh budaya. Umumnya budaya di Indonesia lebih berpihak

pada kaum laki-laki dibandingkan kepada kaum perempuan. Misalnya, orang

biasa bertanya, “Putra Bapak berapa?” Mengapa tidak bertanya, “Berapa putra

dan putri Bapak?” Pertanyaan yang pertama menyiratkan bahwa anak laki-

laki lebih berharga sehingga merekalah yang ditanyakan keberadaan dan

jumlahnya dalam sebuah keluarga.

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

Orang seringkali begitu saja menyamakan gender dengan jenis kelamin.

Misalnya, orang tua sering mengajarkan kepada anak laki-lakinya, “Jangan

menangis. Kamu ‘kan laki-laki! Laki-laki tidak boleh menangis.” Atau, seorang

ibu berkata kepada anak perempuannya, “Kamu harus membantu Ibu di

dapur, karena itu adalah tugas seorang anak perempuan.” Anak laki-laki yang

menangis dianggap banci. Anak perempuan yang lebih suka bermain di luar

ketimbang membantu ibunya di dapur dianggap

Kenyataannya, menangis adalah sebuah ungkapan emosi yang wajar bagi

manusia – laki-laki maupun perempuan. Membantu ibu memasak di dapur

pun bisa dilakukan oleh seorang anak laki-laki. Sebelumnya sudah disinggung

betapa banyak juru masak dan perancang mode laki-laki sekarang. Karya

mereka ternyata sangat dihargai oleh masyarakat kita.

Keadilan gender adalah suatu proses dan perlakuan adil terhadap

perempuan dan laki-laki. Keadilan gender menghilangkan pembakuan peran,

beban ganda, subordinasi, marginalisasi terhadap kelompok yang dianggap

lebih lemah, dan kekerasan terhadap perempuan maupun laki-laki.

Terwujudnya kesetaran (persamaan) dan keadilan gender ditandai dengan

tidak adanya diskriminasi (pembedaan) antara perempuan dan laki-laki.

Dengan demikian, mereka memiliki akses pada berbagai bidang kehidupan.

Memiliki akses dan partisipasi berarti memiliki peluang atau kesempatan untuk

memperoleh keadilan di berbagai bidang kehidupan. Kesetaraan gender juga

meliputi penghapusan diskriminasi dan ketidakadilan struktural, baik terhadap

laki-laki maupun perempuan.

Di Indonesia, masih banyak orang yang kurang memiliki kesadaran gender

sehingga akibatnya masih cukup banyak perempuan yang tertinggal di

berbagai bidang kehidupan. Misalnya, masih ada orang tua Indonesia yang

memberikan prioritas utama kepada anak laki-laki untuk bersekolah daripada

anak perempuan. Angka buta huruf bagi kaum perempuan lebih banyak

daripada kaum laki-laki. Ketertinggalan perempuan mencerminkan masih

adanya ketidakadilan dan ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan di

Pada masa kini, di Indonesia hak-hak perempuan dijamin oleh UU. Misalnya,

perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (dipukul ataupun

dihina oleh suami), dapat melaporkan peristiwa tersebut kepada pihak

kepolisian. Selanjutnya, polisi akan melakukan tindakan hukum terhadap pihak

yang melakukan kekerasan.

Tulislah masing-masing tiga buah contoh praktik diskriminasi ras/etnis dan

diskriminasi gender yang kamu temukan di sekeliling kamu!

........................................................................................

........................................................................................

........................................................................................

........................................................................................

........................................................................................

........................................................................................

........................................................................................

........................................................................................

........................................................................................

........................................................................................

E. Pemahaman Alkitab tentang Ras, Etnis dan Gender

Dalam Roma 10:12, Rasul Paulus menulis, “Sebab tidak ada perbedaan antara

orang Yahudi dan Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua

orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya.” Pernyataan Paulus

ini tentu sangat mengejutkan orang pada waktu itu, mengingat orang Yunani

biasa menyebut orang-orang non-Yunani sebagai bangsa barbar. Sementara

itu, orang Yahudi juga biasa menganggap diri mereka lebih tinggi daripada

bangsa-bangsa lain. Mereka adalah umat pilihan Allah, sementara yang lainnya

Dalam Lukas 10:25-36, Tuhan Yesus mengisahkan perumpamaan tentang

Orang Samaria yang murah hati. Dalam perumpamaan ini para pendengar-

Nya dikejutkan oleh kisah Yesus yang menjadikan si orang Samaria sebagai

pahlawannya. Padahal orang Samaria dimusuhi oleh orang Yahudi karena

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

Mengapa Paulus dan Tuhan Yesus memberikan pengajaran yang demikian?

Bila kita membaca kembali kisah penciptaan manusia, maka harus diakui

bahwa kita semua adalah satu keluarga yang berasal dari satu nenek - moyang

yang sama, yaitu Adam dan Hawa. Meskipun sekarang kita sudah terbagi-

bagi dalam berbagai kelompok ras, suku, dan etnis, pada dasarnya kita masih

bertalian keluarga dengan semua orang. Karena itulah kita diajarkan untuk

saling mengasihi , membela dan peduli kepada sesama kita. Hal ini ditegaskan

dalam Kitab Keluaran 22:21 yang mengatakan, “Janganlah kau tindas atau kau

tekan seorang asing, sebab kamu pun dahulu adalah orang asing di tanah

Sehubungan dengan keadilan gender, Alkitab pun mengajarkan kepada

kita bahwa laki-laki dan perempuan sama kedudukannya di mata Allah. Kisah

penciptaan dalam Kejadian 2:18 menyatakan, “TUHAN Allah berfirman: ‘Tidak

baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong

baginya, yang sepadan dengan dia.’”

Dalam kisah ini digambarkan bagaimana Allah memutuskan untuk

menciptakan Hawa. Allah melihat bahwa Adam tidak berbahagia hidup

sendirian. Binatang-binatang yang Tuhan ciptakan pun tidak membuatnya

bahagia. Ia membutuhkan penolong yang sepadan dengannya. Sepadan

Sumber: dokumen Kemdikbud

Gambar 11.2 Orang Samaria yang murah hati menolong tanpa memperhatikan ras dan etnis

berarti setara. Kalau Hawa ternyata lebih lemah daripada Adam, tak akan

mungkin ia bisa menjadi penolong yang sepadan. Hawa tentu mempunyai

berbagai kecakapan dan kebolehan yang tidak dimiliki Adam, sehingga ia bisa

benar-benar menjadi pasangan yang sepadan bagi Adam.

Tuhan Yesus sendiri memperlakukan laki-laki dan perempuan dengan setara.

Ketika Maria duduk bersimpuh di kaki-Nya untuk mendengarkan pengajaran-

Nya, dan Marta memprotes karena Maria tidak membantunya di dapur, Tuhan

Yesus mengatakan, “Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan

diambil dari padanya” (Luk. 10:42) . Yesus tidak melarang perempuan untuk

mendengarkan dan belajar tentang firman Tuhan – sesuatu yang sangat

ditabukan bagi perempuan pada masa itu. Dalam Yohanes 8:1-11 orang-

orang Yahudi membawa seorang perempuan yang kedapatan berzina kepada

Yesus. Dalam budaya orang Yahudi, jika seorang perempuan berzina ia harus

dilempari dengan batu tetapi laki-laki tidak dihukum. Yesus tidak menghukum

perempuan itu bukan karena membenarkan perbuatannya melainkan karena

hukuman itu tidak adil bagi perempuan. Dalam perzinaan, seharusnya laki-laki

dan perempuan yang melakukannya sama-sama dihukum. Ketidakadilan itu

dapat disebut diskriminasi gender.

Sayangnya, diskriminasi gender masih terus berlangsung, bahkan juga di

kalangan gereja masa kini. Masih ada perempuan yang tidak bisa menjadi

pemimpin di gereja – entah sebagai penatua, diaken, atau pun pendeta.

Padahal, kemampuan mereka tidak kurang dibandingkan dengan laki-laki.

Sejumlah gereja di Indonesia sudah pernah memiliki perempuan sebagai

pemimpinnya, seperti ketua sinode, wakil ketua atau sekretaris dan jabatan

penting lainnya di sinode gereja.

Tulislah jawaban kamu mengenai:

Apakah arti ras, etnis dan gender?

........................................................................................

........................................................................................

........................................................................................

Tuliskanlah beberapa ciri khas dari suku Batak, Timor, Ambon, Jawa, Manado,

dan Tionghoa! (ciri khas bisa secara fisik, bahasa, masakan, dan sebagainya).

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

Kamu dapat menjelaskan apa saja penilaian terhadap suku-suku tersebut

yang dilakukan hanya berdasarkan persepsi atau anggapan terhadap

mereka misalnya, orang Timor dan Ambon kalau bicara suaranya keras dan

........................................................................................

........................................................................................

........................................................................................

Coba ceritakan bagaimana orang-orang di sekitar kamu mengajarkan

bagaimana caranya memperlakukan atau berhubungan dengan orang yang

berbeda ras/etnis atau gendernya dengan kamu! Bagikanlah pengalaman ini

kepada teman yang sebangku dengan kamu. Bahaslah kedua pertanyaan ini:

Apakah orang tua atau kakak/adik, paman/bibi mengajarkan agar kamu

memperlakukan orang yang berbeda ras/etnis dengan baik? Ataukah ada

yang melarang kamu bergaul, atau bahkan menikah dengan orang dari ras/

etnis lain? Bila demikian, apakah alasannya?

........................................................................................

........................................................................................

........................................................................................

Pernahkah orang tua kamu mengajarkan “Laki-laki tidak boleh menangis!”

atau “Perempuan tidak usah belajar tinggi-tinggi. Nanti ‘kan ke dapur juga

akhirnya.”? Kalau ya, kira-kira apa penyebabnya? Bagaimana kamu bisa

mengubah pemikiran seperti ini?

........................................................................................

........................................................................................

........................................................................................

Carilah kliping dari surat kabar tentang contoh-contoh masalah yang muncul

di sekitar kita yang akar masalahnya adalah persoalan ras, etnis, dan gender,

kemudian berikan komentarmu. Pada pertemuan berikut, kumpulkan tugas ini

kepada guru untuk dinilai.

Persoalan ras, etnis, dan gender telah diperdebatkan selama berabad-abad

sampai dengan saat ini. Pemahaman yang keliru terhadap perbedaan ras, etnis,

dan gender mengakibatkan ketimpangan bahkan ketidakadilan dalam hidup

berelasi dengan sesama kita. Perbedaan yang ada seharusnya memperkaya

kita dalam melihat kekuasaan Tuhan yang sudah menghadirkan manusia

dengan keunikannya masing-masing. Orang Kristen mestinya menjadi pelopor

dalam menghapuskan praktik-praktik diskriminasi yang didasarkan pada ras,

Kami bersyukur ya Tuhan, karena Engkau menciptakan kami sebagai

laki-laki dan perempuan. Engkau juga sudah menghadirkan kami

di tengah-tengah kepelbagaian suku yang ada. Ajarlah kami untuk

saling menghormati dan mengasihi. Amin.