Uraikan hubungan piramida penduduk dengan angka beban ketergantungan

Uraikan hubungan piramida penduduk dengan angka beban ketergantungan

Apakah kota tempat tinggalmu tergolong padat penduduk? Bingung bagaimana menjawabnya? Nah, dalam geografi ada yang disebut dengan piramida penduduk. Lalu apa sih maksudnya itu? Kita bahas bersama ya beserta contoh gambar piramida penduduk.

Pengertian Piramida Penduduk

Piramida penduduk merupakan bentuk penyajian data kependudukan (jenis kelamin dan kelompok umur) antara dua grafik batang yang digambarkan berlawanan arah dengan posisi horizontal. Dalam piramida penduduk, terdapat dua sumbu, yaitu sumbu horizontal dan sumbu vertikal. Sumbu vertikal menggambarkan umur penduduk dari nol sampai dengan 65 tahun lebih, dengan interval satu atau lima tahunan. Sedangkan sumbu horizontal menggambarkan jumlah penduduk, baik absolut maupun relatif dalam skala tertentu. Pada sumbu vertikal, statistik penduduk laki-laki digambarkan di sisi sebelah kiri, sedangkan perempuan di sisi sebelah kanan.

Uraikan hubungan piramida penduduk dengan angka beban ketergantungan

Berdasarkan umur, jenis kelamin, dan karakteristik penduduk suatu daerah atau negara, terdapat 3 jenis piramida penduduk, yaitu Piramida Penduduk Muda (ekspansif), Piramida Penduduk Dewasa (stasioner), dan Piramida Penduduk Tua (konstruktif).

1. Piramida Penduduk Muda (ekspansif)

Gambar piramida penduduk muda berbentuk kerucut dengan alas yang lebar dan puncak yang meruncing. Piramida penduduk muda menggambarkan pertumbuhan penduduk yang pesat. Selain itu, pada piramida penduduk muda, jumlah penduduk usia muda merupakan jumlah yang dominan. Contoh negara dengan piramida penduduk muda adalah Indonesia dan Cina. Apa saja ya, informasi yang terkandung dalam piramida tersebut?

Uraikan hubungan piramida penduduk dengan angka beban ketergantungan

2. Piramida Penduduk Dewasa (stationer)

Piramida ini menggambarkan negara atau daerah dengan pertumbuhan penduduk yang stabil. Dalam piramida penduduk dewasa, angka kelahiran (natalitas) dan angka kematian (mortalitas) cenderung seimbang. Oleh karena itu, jenis piramida penduduk dewasa sangat sering ditemukan di negara maju, seperti Amerika Serikat dan Inggris. Informasi yang terkandung pada piramida tersebut antara lain:

Uraikan hubungan piramida penduduk dengan angka beban ketergantungan

3. Piramida Penduduk Tua (Konstruktif)

Piramida penduduk tua menggambarkan kondisi daerah atau negara yang angka pertumbuhan penduduknya cenderung mengalami penurunan. Gambar piramida penduduk tua berbentuk batu nisan dan terdapat antara lain di Jerman, Belgia, dan Swedia. Informasi apa saja yang terkandung dalam piramida tersebut, ya?

Uraikan hubungan piramida penduduk dengan angka beban ketergantungan

Squad, seperti apa ya, bentuk ketiga piramida tersebut? Bentuk ketiga piramida tersebut dapat dilihat di gambar berikut ini:

Uraikan hubungan piramida penduduk dengan angka beban ketergantungan

(Sumber: aditya-hidayatullah.blogspot.com)

Bagaimana? Apakah kamu sudah mengerti dengan penjelasan mengenai piramida penduduk di atas? Dengan adanya piramida penduduk, kamu bisa lebih mudah memahami demografi penduduk lho! Kamu ingin latihan lebih banyak lagi? Yuk, download aplikasi ruangbelajar! Di aplikasi ruangbelajar, kamu bisa belajar lewat video belajar dan latihan soal. Lebih serunya lagi, kamu bisa belajar di mana saja tanpa harus buang-buang waktu. Yuk, belajar bersama ruangbelajar sekarang.

Uraikan hubungan piramida penduduk dengan angka beban ketergantungan

Artikel ini terakhir diperbarui tanggal 28 November 2020.

Referensi:

Soegimo, Dibyo. 2009. Geografi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Rasio ketergantungan adalah salah satu indikator demografis yang sangat penting untuk dipelajari para demografer dan geografer sosial. Karena, indikator ini berhubungan erat dengan kondisi ekonomi dan potensi pengembangan suatu wilayah.

Dalam suatu kelompok masyarakat, tidak semua masyarakat masuk dalam kategori produktif, ada pula golongan masyarakat yang dikategorikan tidak produktif.

Untuk mengetahui kualitas produktivitas secara umum dari suatu masyarakat, dibutuhkan rasio yang memperhitungkan kedua faktor ini.

Pada artikel kali ini, kita akan mencoba membahas lebih lanjut mengenai apa itu rasio ketergantungan, cara menghitungnya, pentingnya angka ketergantungan, serta apa dampak dari rasio ketergantungan.

Selain itu, kita juga akan membahas mengenai masyarakat produktif dan non produktif serta hubungan rasio ini dengan bonus demografi.

 

Masyarakat Produktif dan Non Produktif?

Uraikan hubungan piramida penduduk dengan angka beban ketergantungan

Sebelum kita dapat memahami apa itu rasio ketergatungan, kita harus memahami terlebih dahulu 2 jenis masyarakat yang digunakan dalam perhitungannya. Kedua jenis masyarakat ini adalah masyarakat usia produktif dan usia non produktif.

Produktif dan non produktif pada kasus ini tidak dilihat berdasarkan kontribusi orang kedalam sistem ekonomi atau sistem sosial lainnya, namun berdasarkan kemampuannya untuk berkerja.

Golongan masyarakat produktif adalah masyarakat yang berada pada golongan umur 15-64 tahun. Golongan umur ini dianggap dapat berkerja dan berkontribusi secara ekonomi maupun sosial kepada negara.

Golongan masyarakat non-produktif adalah masyarakat yang berada pada golongan umur 0-14 tahun dan 65 tahun keatas. Golongan umur ini dianggap belum mampu atau sudah tidak mampu untuk berkerja, sehingga dianggap tidak dapat berkontribusi lagi kepada negara.

Kalau pebisnis sukses yang udah tua bagaimana, misalnya colonel Sanders yang baru menciptakan KFC setelah berumur 65 tahun? Ya tetap saja tidak dihitung. Orang-orang seperti itu adalah outliers yang sangat jarang sehingga tidak dapat dijadikan patokan penentuan standar

 

Definisi Rasio Ketergantungan

Rasio ketergantungan adalah suatu ukuran yang menjelaskan mengenai beban yang harus ditanggung oleh pekerja. Rasio ini menghitung jumlah penduduk non produktif dan membaginya dengan jumlah penduduk produktif.

Dari hasil perhitungan ini, didapatkan berapa jumlah penduduk non produktif yang harus ditanggung oleh penduduk produktif.

Indikator yang kerap disebut sebagai Dependency Ratio ini berguna untuk mengidentifikasi apakah suatu daerah memiliki ketergantungan ekonomi yang tinggi atau tidak.

Jika suatu daerah memiliki angka ketergantungan yang tinggi, maka potensi pertumbuhan ekonominya tidak akan terlalu tinggi. Sedangkan, jika dependency ratio suatu wilayah tergolong rendah, maka potensi pertumbuhannya besar karena banyak terdapat masyarakat usia produktif.

 

Cara Menghitung Rasio Ketergantungan

Uraikan hubungan piramida penduduk dengan angka beban ketergantungan

Secara umum, terdapat 3 jenis rasio ketergantungan yaitu untuk usia muda, usia tua, dan angka ketergantungan total. Ketiga jenis ini memiliki rumus perhitungan yang berbeda-beda pula.

Cara Menghitung Dependency Ratio Total

Rasio ketergantungan yang pertama dan paling sering digunakan adalah dependency ratio total dari suatu wilayah.

Rumus diatas digunakan untuk menghitung rasio ketergantungan total dari suatu populasi. Disini, kelompok non produktif muda dan tua digabung dalam satu kelompok yaitu kelompok penduduk usia non produktif.

Rumusnya adalah jumlah penduduk tidak produktif  (0-14 tahun dan 65+ tahun) dibagi dengan jumlah penduduk produktif (15-64 tahun) lalu dikalikan 100.

Jika menggunakan rumus ini, akan didapatkan jumlah penduduk tidak produktif yang bergantung pada 100 penduduk penduduk usia produktif.

 

Cara Menghitung Dependency Ratio Usia Muda

Selain rasio ketergantungan total, ada pula rasio yang khusus menjelaskan mengenai angka ketergantungan golongan non produktif muda terhadap penduduk usia produktif.

Selain rasio ketergantungan total, terdapat pula rasio ketergantungan anak. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus diatas. Disini, yang dihitung adalah rasio antara jumlah golongan muda yang tidak produktif dengan total jumlah penduduk produktif.

Rumusnya adalah jumlah penduduk umur 0-14 tahun dibagi dengan jumlah penduduk berumur 15-64 lalu hasilnya dilalikan 100. Hasilnya adalah jumlah anak-anak yang bergantung pada 100 penduduk usia produktif.

 

Cara Menghitung Dependency Ratio Usia Tua

Ada pula metode perhitungan angka ketergantungan untuk penduduk berusia tua. Disini, jumlah penduduk non produktif usia tua akan dibagi dengan jumlah penduduk usia produktif.

Seperti yang dapat dilihat diatas, rumusnya adalah jumlah penduduk dengan umur 65 atau lebih dibagi dengan jumlah penduduk berumur 14-64 dan hasilnya dikalikan dengan 100.

Dari perhitungan ini, dapat diketahui berapa penduduk usia non produktif yang bergantung pada penduduk produktif, per 100 penduduk usia produktif.

 

Pentingnya Rasio Ketergantungan

Semakin rendah angka ketergantungan, semakin baik pula kondisi ekonomi suatu negara. Hal ini disebabkan oleh rendahnya masyarakat non produktif yang harus ditanggung secara ekonomi oleh masyarakat produktif.

Tanggungan ini berbentuk jaminan sosial, bantuan pensiun, serta fasilitas lainnya yang didapatkan oleh penduduk non produktif walaupun mereka tidak bekerja.

Oleh karena itu, sebaiknya negara-negara dunia berupaya agar rasio ketergantungan masyarakatnya tidak terlalu tinggi. Jika rasio ketergantungan terlalu tinggi, maka akan terjadi masalah ekonomi dimana pendapatan negara tidak cukup untuk menyediakan semua fasilitas gratis tersebut.

Ketika negara tidak mampu menyediakan fasilitas umum secara efektif dan efisien karena kekurangan dana, masyarakat yang produktif juga akan terkena imbasnya. Hal ini terjadi karena pemerintah memiliki obligasi untuk melayani seluruh rakatnya dengan sebaik mungkin, tidak boleh hanya golongan tertentu yang diuntungkan.

Masalah angka ketergantungan ini jauh lebih mempengaruhi negara berhaluan sosialis dan welfare state. Karena pada negara sosialis dan welfare state, terdapat jaringan pengaman sosial seperti upah minimum, jaminan kesehatan, serta dana pensiun yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan meredistribusi kekayaan

 

Dampak Rasio Ketergantungan Pada Kehidupan Sehari-Hari

Uraikan hubungan piramida penduduk dengan angka beban ketergantungan

Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem welfare state sesuai dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia oleh karena itu, rasio ketergantungan menjadi penting bagi keberjalanan negara Indonesia.

Namun, Indonesia masih memiliki angka ketergantungan yang cukup rendah dengan jumlah penduduk usia muda yang tinggi dan jumlah penduduk usia tua yang tidak terlalu banyak.

Hal ini disebabkan oleh angka harapan hidup Indonesia yang tidak terlalu tinggi dan pertumbuhan penduduk yang konstan pada tingkat yang cukup tinggi. Oleh karena itu, Indonesia masih dapat berfungsi sebagai negara welfare state dengan efektif pada saat ini.

Lain halnya dengan Jepang yang memiliki jumlah penduduk muda yang semakin sedikit jika dibandingkan dengan penduduk usia tuanya. Karena jumlah masyarakat yang berkerja di Jepang semakin sedikit sedangkan jumlah masyarakat yang harus ditanggung oleh bantuan sosial semakin banyak. Akan tiba suatu saat dimana sistem welfare state di Jepang akan gagal dan pemerintah terpaksa melakukan perombakan pada jaminan sosial.

Secara umum, negara-negara yang berada pada tingkat transisi demografis akhir (4-5) akan memiliki angka ketergantungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara yang berada pada tingkat awal. Hal ini disebabkan perbedaan angka kelahiran, angka kematian, dan angka harapan hidup dari penduduk-penduduk negara tersebut.

 

Hubungan Angka Ketergantungan dengan Bonus Demografi

Bonus demografi adalah kondisi dimana terdapat keberlimpahan masyarakat yang berada pada usia produktif. Tentu saja hal ini berhubungan dengan erat terhadap rasio ketergantungan.

Bonus demografi akan menyebabkan rasio ketergantungan menurun sehingga negara memiliki lebih banyak dana dari para pekerja baik secara langsung via pajak atau secara tidak langsung via pertumbuhan ekonomi.

Jumlah pekerja yang lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak berkerja akan menyebabkan surplus dana sehingga negara dapat menggunakan uang tersebut untuk meningkatkan pembangunan, membuka lapangan kerja baru, berinvestasi di dalam negri, atau bahkan berinvestasi di luar negri.

 

Referensi

Dependency Ratio – United Nations