Yang dimaksud buah klimaterik adalah

Buah klimakterik adalah buah yang mengalami lonjakan respirasi dan produksi etilen setelah dipanen. Sedangkan buah non klimakterik adalah buah yang tidak mengalami lonjakan respirasi maupun etilen setelah dipanen (Suhardiman,1997). Manggis sendiri merupakan buah yang bersifat klimaterik, sehingga umur simpannya pendek.

Apakah jeruk termasuk non klimaterik?

Sedangkan buah non klimaterik adalah buah yang dipanen ketika sudah tua optimal. Buah tidak dapat matang walaupun dilakukan pengeraman. Contoh buah non klimaterik antara lain duku, belimbing, rambutan, nanas, salak, stroberi, apel, dan jeruk.

Apa contoh buah klimaterik?

Contoh buah klimaterik adalah sawo, mangga, pisang, pepaya, jambu, nangka, durian, sirsak, melon, dan manggis. Meskipun buah-buahan tersebut perlu dipanen sebelum matang, cara panennya juga tidak sembarangan.

Apakah nanas termasuk buah non klimaterik?

Buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) merupakan buah non klimaterik.

Apakah mangga termasuk buah non klimaterik?

Buah mangga termasuk kelompok buah klimaterik, yang ditandai dengan adanya peningkatan jumlah CO2 yang mendadak, yang dihasilkan sebelum terjadi pematangan buah. Hal ini terjadi pada mangga yang masih di pohon atau yang telah dipanen.

Apakah nanas buah klimaterik?

Apakah pisang termasuk buah non klimaterik?

Buah yang tergolong kedalam buah klimaterik adalah pisang, tomat, pepaya, apel dan mangga. Pola respirasi produk yang tidak menunjukkan karakteristik seperti klimaterik disebut non-klimaterik, contohnya adalah strawberi, jeruk, cabai, dan nanas.

Apa perbedaan buah tropis dan buah subtropis?

Buah tropis, buah-buahan dari tanaman yang tumbuh di iklim panas atau tropis dengan suhu udara sekitar 25°C atau lebih. Contohnya pisang, pepaya, nanas, mangga, rambutan, dan durian. b. Buah subtropis, buah dari tanaman yang tumbuh di iklim sedang atau di daerah yang mempunyai suhu udara maksimum 22°C.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID – Buah klimatelik adalah buah yang memiliki gas etilen dalam keadaan meningkat pada saat buah matang atau panen buah, serta akan menurut gasnya ketika sudah layu.

Lebih jelasnya, buah klimatelik ini akan matang setelah dipanen, lalu akan membusuk.

Buah jenis klimaterik memiliki ciri utama yaitu umur simpannya yang pendek.

Penyebabnya adalah produksi etilen yang dibebaskan pada waktu pematangan.  

• DERETAN MANFAAT Buah Zaitun untuk Kesehatan, Dari Mencegah Kerusakan Hati Hingga Kanker

(UPDATE berita tentang kesehatan DISINI)

Contoh buah yang termasuk dalam buah klimaterik:

  • mangga
  • apel
  • melon
  • alpukat

Sedangkan buah non klimatelik adalah buah yang tidak memiliki fase kematangan, alias buah langsung membusuk.

Untuk mematangkan buah ini harus mengalami pemeraman, lalu ia akan matang.

• PENGERTIAN Buah Segar, Ini Kandungan Umum Buah dan Manfaat Buah

Buah yang termasuk dalam buah non klimaterik antara lain:

Selain kenaikan tingkat respirasi dan produksi etilen, ternyata suhu penyimpanan dan penanganan setelah panen juga berpengaruh terhadap kerusakan produk buah-buahan. 

• KANDUNGAN Buah Belimbing & Manfaat Buah Belimbing untuk Kesehatan

Halaman selanjutnya arrow_forward

Sumber: Tribun Pontianak

Yang dimaksud buah klimaterik adalah

Sumber Gambar: Firina from Getty Images Pro

Baca Juga

Konsumsi buah biasa dilakukan saat dagingnya sudah lunak dan matang. Saat buah belum masak, biasanya rasanya akan pahit atau masam. Selain itu, dagingnya juga keras. Proses pemasakan buah ini terjadi akibat senyawa pektin dan pati yang dipecah sehingga menimbulkan kelembutan dan rasa manis pada daging buah. Kematangan buah tersebut dipengaruhi oleh aktivitas anzim peknisane, amilase, dan gas etilen. Berbagai jenis buah memiliki cara pematangan yang berbeda. Buah-buah tersebut dikelompokkan menjadi buah klimaterik dan nonklimaterik.

Buah Klimaterik

Buah klimaterik dapat mengalami pemasakan lanjut setelah dipetik dari pohonnya. Laju respirasi buah ini akan terus meningkat setelah buah dipanen. Maka dari itu, buah klimaterik biasanya dipanen saat belum matang. Buah-buah tersebut biasanya akan dipisahkan dari pohonnya kemudian diperam untuk proses pematangan. Pemeraman sendiri dilakukan dengan menggabungkan buah yang sudah matang dengan buah mentah dalam suatu wadah. Gas etilen yang dihasilkan oleh buah matang kemudian akan menyebar ke seluruh ruangan wadah sehingga buah mentah akan ikut matang. Selain menggunakan buah matang, pemeraman juga dapat dilakukan menggunakan karbit. Cara pemeramannya sama. Setelah terjadi pemasakan, barulah buah klimaterik mengalami pembusukan secara perlahan

Pemanenan buah klimaterik memang tidak lazim dilakukan saat buah sudah matang. Hal ini disebabkan oleh sifat buah itu sendiri yang akan terus mengalami pematangan meskipun telah dipisahkan dari pohonnya. Jika dipanen dalam keadaan sudah matang, maka buah akan cepat busuk. Pemanenak sebelum buah matang akan meningkatkan daya simpan buah klimaterik.

Contoh buah klimaterik adalah sawo, mangga, pisang, pepaya, jambu, nangka, durian, sirsak, melon, dan manggis. Meskipun buah-buahan tersebut perlu dipanen sebelum matang, cara panennya juga tidak sembarangan. Tidak sembarang buah muda yang dapat dipanen. Seperti buah mangga dipanen setelah bentuk buahnya penuh dan warna kulitnya agak terang. Buah pepaya dipanen setelah ada warna merah pada ujung buah yang membentuk bintang. Sementara itu buah nangka dan sirsak dipanen setelah jarak durinya melebar.

Buah Nonklimaterik

Buah nonklimaterik tidak dapat mengalami pemasakan lanjut setelah dipisahkan dari pohonnya. Laju respirasi buah ini tidak meningkat setelah dipanen. Maka dari itu, buah klimaterik harus dipanen dalam keadaan masak pohon. Jika buah non klimaterik dipanen dalam keadaan masih mentah, maka buah tidak dapat matang meskipun sudah diperam.

Sifat buah yang tidak dapat dimatangkan setelah pemanenan disebabkan oleh kondisi genetiknya. Buah-buah non klimaterik tidak bereaksi terhadap gas etilen yang berasal dari luar tubuh (gas etilen eksogen). Buah tersebut hanya dapat matang jika dibiarkan menempel pada induknya untuk mendapatkan gas etilen dari dalam (gas etilen endogen). Meskipun dilakukan pemeraman pada buah non klimaterik, maka tidak akan mempengaruhi proses pemasakan buah. Hal yang mungkin akan terjadi saat proses pemeraman buah non klimaterik hanyalah degradasi klorofil. Lama-kelamaan buah non klimaterik yang diperam akan mengalami pembusukan tanpa pernah matang.

Contoh buah non klimaterik adalah duku, belimbing, rambutan, nanas, salak, stroberi, apel, dan jeruk. Perlu diketahui tanda-tanda buah matang agar pemanenan dapat dilakukan pada waktu yang tepat. Salak yang matang warna kulitnya berubah menjadi coklat, jarak matanya melebar, dan tidak ada duri di permukaan kulit buah. Jeruk dipanen saat warna kulit berubah menjadi hijau terang atau kuning dan teksturnya lunak. Nanas yang matang memiliki 3-4 mata berwarna kuning. Sementara itu, stroberi akan berwarna merah-oranye saat sudah matang.

Demikian perbedaan antara buah klimaterik dan nonklimaterik. Jangan salah lagi dalam penanganan dan penyimpanannya setelah panen, ya! Jika Sobat Tania ingin menanam buah-buahan itu di rumah, ikuti panduannya di Aplikasi Dokter Tania, ya!

Ingin tingkatkan panen? Download aplikasi Dokter Tania sekarang

Yang dimaksud buah klimaterik adalah

Jakarta -

Buah klimaterik adalah buah yang memiliki kenaikan laju respirasi ke tingkat yang paling tinggi sebelum pemasakan, sehingga buah cepat mengalami kerusakan atau pembusukan. Selain buah klimaterik, berdasarkan pola respirasinya terdapat juga buah non klimaterik.

Seperti dikutip dari Modul Penanganan Pascapanen Prodi Rekayasa Pertanian, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, ITB, buah non klimaterik adalah buah yang tidak mengalami kenaikan atau perubahan laju respirasi.

Modul itu juga menjelaskan respirasi adalah suatu proses perombakan senyawa-senyawa organik oleh O2 menjadi CO2, H2O dan energi. Laju respirasi dapat dipengaruhi tipe dan umur tumbuhan, suhu, ketersediaan oksigen dan substrat.

Buah klimaterik akan mengalami proses pematangan setelah panen sehingga buah menjadi lebih manis dan tekstur menjadi lebih lunak. Sementara, proses pematangan buah non klimaterik terjadi saat buah masih berada pada pohonnya.

Contoh buah klimaterik antara lain sawo, mangga, pisang, pepaya, jambu, nangka, durian, sirsak, melon, dan manggis. Buah tersebut manis dan banyak gizinya.

Buah klimaterik seperti buah pepaya dipanen setelah ada warna merah pada ujung buah membentuk bintang. Semakin lebar warna merah yang terbentuk semakin tua umurnya.

Buah mangga dipanen setelah bentuk buahnya penuh dan berubah warna kulit buah menjadi agak terang.

Buah nangka dan sirsak dapat dipanen setelah jarak durinya melebar.

Sedangkan buah non klimaterik adalah buah yang dipanen ketika sudah tua optimal. Buah tidak dapat matang walaupun dilakukan pengeraman.

Contoh buah non klimaterik antara lain duku, belimbing, rambutan, nanas, salak, stroberi, apel, dan jeruk. Buah-buahan tersebut juga banyak gizinya.

Buah rambutan dipanen setelah warna kulit dan rambut merah. Belimbing dipanen setelah warna buah kuning kemerahan.

Salak dipanen setelah warna kulit berubah menjadi cokelat dan jarak matanya melebar serta tidak ada duri pada permukaan kulit buah.

Jeruk dipanen setelah warna kulit buah hijau kuning dan teksturnya agak lunak. Nanas dipanen setelah 3-4 matanya berwarna kuning. Stroberi dipanen setelah buah berwarna merah oranye.

Tingkat kematangan buah dari setiap pohon tidak selalu sama. Dalam buku 'Panduan mengolah 20 jenis buah' oleh Suyanti, untuk menyeragamkannya dibutuhkan teknik pemeraman agar diperoleh buah dalam jumlah banyak dengan tingkat kematangan yang normal.

Pemeraman dapat dilakukan menggunakan karbit, diasap, atau menggunakan gas etilen atau asetilen. Pemeraman menggunakan karbit adalah cara yang paling mudah, murah, dan familiar di kalangan pedagang maupun masyarakat umum.

Itulah artikel buah klimaterik dan non klimaterik. Mudah kan membedakannya?

Simak Video "Masak Masak: Ayam Panggang Bumbu Terasi Spesial"



(nwy/pal)