Yang merupakan sahabat Rasulullah SAW yang disebut sebagai ulama sepanjang masa

Tabi'in menurut bahasa "التاب" berarti mengikuti. Tabi'in adalah umat Islam yang dalam hidupnya bertemu dengan sahabat, tetapi tidak bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Masa tabiin dimulai sejak wafatnya sahabat terakhir nabi, Abu Thufail al-Laitsi, pada tahun 100 H (735 M) di kota Makkah; . Pada bab ini penulis akan membahas tentang biografi para tabi'in yang begitu luar biasa sehingga diharapkan pembaca dapat meneladani mereka. Diantaranya adalah Sa'id bin Musayyab, Urwah bin Ubair, Nafi' al-Madani, Hasan al-Bashri, Muhammad Ibnu Sirin, dan Muhammad Ibnu Shihab Az Zuhri.

 

A. Sa'id bin Musayyab

Yang merupakan sahabat Rasulullah SAW yang disebut sebagai ulama sepanjang masa

Siapa yang tidak kenal Sa'id bin Musayyab? . Nama ayahnya adalah Musayyab dan nama ibunya adalah Ummu Sa'id binti Hakim.
Dalam hidupnya ia bekerja sebagai penjual minyak dan menolak menerima berbagai hadiah. Ia menikah dengan putri Abu Hurairah, karena posisinya di sisi Rasulullah dan kekayaan riwayat haditsnya. Dari pernikahannya tersebut, ia memiliki seorang putri bernama Ribab. Dia adalah orang yang teliti yang bersikeras menegakkan kebenaran.
Sejak kecil ia telah bersumpah untuk mencari ilmu. Ia pergi ke rumah istri Nabi untuk mengamalkan ilmu dan belajar dari Zaid bin Thabit, Abdullah bin Umar dan Abdullah bin Abbas. Dia mendengar hadits dari Utsman, Ali, Suhaib dan sahabat Nabi lainnya. Sebagian besar hadits yang diriwayatkan berasal dari ayah mertuanya, Abu Hurairah. Maka tidak heran jika Ibnu al-Madani berkata, “Kami tidak mengetahui di antara tabi’in yang ilmunya lebih dari Ibnu Musayyab, menurut saya dia adalah tabi’in yang paling besar. ”
Kinerjanya di bidang hadits terbukti dengan banyak orang yang menimba ilmu darinya. Di antara murid-muridnya adalah Amr bin Dinar, Qatadah bin Da'amah, dan Yahya bin Sa'id al-Ansari. Ia juga dijuluki “Rawiyatul Umar” karena ia adalah orang yang hafal berbagai hukum dan keputusan yang dikeluarkan oleh Khalifah Umar bin Khattab.
Selain ahli hadits, beliau juga ahli fikih dan dijuluki "faqihul fuqoha". Uniknya, selama 50 tahun ia shalat subuh dengan wudhu untuk shalat isya. Dari Abdul Mu'in bin Idris dari ayahnya, ia berkata, "Selama 50 tahun Said bin Musayyib melakukan shalat subuh dengan wudhu dan shalat isya. ”
Tokoh khibar tabi’in ini wafat di Madinah pada tahun 94 H. Saat itu usianya 79 tahun.

 

B. Urwah bin Zubair

Yang merupakan sahabat Rasulullah SAW yang disebut sebagai ulama sepanjang masa

Abu Abdullah Urwah Ibnu Al-Zubayr ibnu al-Awam al-Asadi al-Madani adalah putra seorang sahabat Nabi. Ayahnya bernama Zubair bin Awwam dan ibunya bernama Asma' binti Abu Bakar. Ia lahir di Madinah, pada tahun 23 H pada masa kekhalifahan 'Utsman bin 'Affan. Dia adalah seorang tabi'in, seorang ahli hadits, seorang hafiz (penghafal Al-Qur'an), seorang imam yang saleh, dan salah satu dari tujuh ahli hukum Madinah.
Urwah tidak tertarik dengan politik dan masalah kekuasaan, tetapi lebih condong pada masalah pengetahuan. Ini membuktikan bahwa dia sangat dekat dengan Aisyah. Ia mempelajari, mengumpulkan hadits, dan meriwayatkan hadits Aisyah sejak dini. Dia menulis banyak hadits dari Aisyah sepanjang hidupnya. Karena pembelajaran yang intens antara Aisyah dan Urwah, maka Urwah menjadi orang yang paling banyak meriwayatkan hadits dari Aisyah. Ibnu Uyaynah berkata, “Orang yang paling banyak menerima hadis dari Aisyah ada tiga orang, yaitu al-Qasim, Urwah, dan Umrah. ”
Urwah bin Zubair menerima hadits dari ayah, ibu, dan bibinya (Aishah), Ali bin Abi Thalib, Muhammad bin Maslamah, Abu Hurairah, Zaid bin Thabit, Usamah bin Zayd, Abdullah bin al - Arqam, Abu Ayyub, Nu'man bin Bashir, Mu'awiyah, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, al-Miswar bin Makhramah, Aynab binti Abu Salmah, dan Bashir bin Abi Ayyub al-Ansari.
Penggantinya dari keturunan adalah Hisyam bin Urwah. Para perawi hadis berikut yang mengambil petunjuk darinya antara lain Qatadah bin Di'amah, Ibnu Shihab az-Zuhri, Yahya bin Said al-Ansari, dan Zaid bin Aslam. Sedangkan ulama yang berguru padanya adalah Sulaiman bin Yasar, Abu Salamah bin 'Abdirrahman, Ibnu Syhab Az-Zuhri, dan Ja'far Ash-Sadiq.
Urwah bin Zubair adalah orang pertama yang menulis buku "Shirah Nabawiyah". Tulisannya menjadi contoh bagi para penulis setelahnya. Metodenya ditiru oleh penulis terkenal, antara lain. az-Zuhri, Ibnu Ishaq, Musa bin, Uqbah, dan lainnya. Selain itu, ia juga orang pertama yang menulis tentang masalah Al-Maghazi (perang) dan puisi yang paling banyak dibaca pada masanya.
Suatu hari Urwah mengalami penyakit di kaki kirinya yang mengharuskan kakinya diamputasi. Dia menerima dengan ketekunan. Maka dimulailah persiapan operasi pemotongan kakinya. Kemudian dokter menawarinya obat bius agar nantinya dia tidak merasakan sakit saat kakinya digergaji. Tapi dia menolak tawaran itu dengan mengatakan. “Saya tidak pernah menyangka orang yang beriman kepada Allah akan meminum obat yang akan membuatnya kehilangan akal sehingga tidak mengenal Tuhannya. Tapi kalau mau dipotong silahkan, dan saya akan berusaha menahan rasa sakitnya. ”
akalnya sehingga dia tidak mengenal Rabbnya. Akan tetapi kalau kalian mau memotongnya silakan, dan aku akan berusaha menahan rasa sakitnya.”
Kemudian dimulai operasi pemotongan kaki kirinya dengan gergaji pada bagian atas kaki yang tidak terkena penyakit. Selama proses amputasi berlangsung, dia tidak bergerak atau bergerak sama sekali bahkan tidak mendengar rintihan kesakitan.
Ia meninggal dunia dalam keadaan puasa pada tahun 94 H dalam usia 60 tahun. Hisham bin 'Urwah berkata, "Ayahku biasa berpuasa terus menerus dan meninggal saat berpuasa. Ketika kematian mendekat, dia sedang berpuasa, kemudian keluarganya memintanya untuk berbuka tapi dia menolak. Ia sangat menolak, karena ia berharap suatu saat bisa berbuka puasa dengan seteguk air sungai Kautsar dalam bejana emas dan di tangan bidadari. "

 

C. Nafi' al-Madani

 

Yang merupakan sahabat Rasulullah SAW yang disebut sebagai ulama sepanjang masa

Nama lengkapnya adalah Nafi' bin Abdurrahman bin Abu Nu'aim al-Madani atau biasa dikenal dengan nama panggilan Abu Ruwaim. Ia lahir di Madinah pada tahun 689 M. Dia adalah seorang ulama hadits dan salah satu dari sepuluh Imam qira'at. Ia juga menjadi Imam di Masjid Nabawi selama 60 tahun setelah wafatnya Abu Ja'far Yazid al-Madani.
Nafi' adalah seorang tabi'in sekaligus perawi hadits yang meriwayatkan sabda Nabi Muhammad saw. Dia terpercaya, hafalannya kuat, dan riwayat hadisnya benar. Berdasarkan seluruh hadits yang ia diriwayatkan, tidak ditemukan kesalahan.
Sebagai perawi hadits, Nafi meriwayatkan hadits dari Abdullah bin Umar, Abu Hurairah, Abu Said al-Khuzri, Rafi' bin Khadij, Aisyah, Ummu Salamah, tiga putra Abdullah bin Umar bin al -Khattab, al-Qasil, Aslam, Abdullah bin Muhammad bin Abu Bakar al-Siddiq, dan lainnya. Banyak orang belajar darinya, antara lain Abu Ishaq al-Sabi'i, Al-Hakam bin Uyaynah, Yahya al-Ansari, Muhammad bin Ajlan, az-Zuhri, Salih bin Kaysan, Ayyub, Hamid al-Awil, Maymūn bin Mahran, Musa bin Uqbah, Ibnu 'Aun, al-A'masyi, dan lainnya.
Imam Bukhari memuji silsilah dari Nafi' dengan mengatakan, "Rangkaian silsilah yang paling otentik adalah Malik dari Nafi' dari Umar. Mengenai sanad ini, para ulama hadits menamakannya silsilah al-zahab (untaian emas). Beliau wafat pada tahun 117 H di Madinah.

D. Hasan al-Bashri

Yang merupakan sahabat Rasulullah SAW yang disebut sebagai ulama sepanjang masa

Sarjana hadits dan cendekiawan muslim bernama lengkap Abu Sa'id al-Hasan bin Abil-Hasan Yasar al-Bashri) ini lahir di Madinah pada tahun 21 H. Hasan lahir setahun setelah Pertempuran Shiffin dari pasangan Khoiroh dan Yasar. Sejak kecil, Hasan diasuh oleh Ummu Salamah. Para ahli sejarah menjelaskan bahwa Ummu Salamah adalah yang paling berilmu di antara istri-istri Rasulullah SAW. yang lain. Hasan sangat akrab dengan keluarga Nabi dan menimba ilmu dengan para sahabat di Masjid Nabawi

Hasan al-Basri mengajarkan kepada para sahabat Nabi seperti Utsman bin Affan, Abdullah bin Abbas, Ali bin Abi Thalib, Abu Musa al-Ash'ari, Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah, dan Abdullah bin Umar. Adapun tabi'in berguru kepada Abu Bakrah, Imran bin Husein, Jundub, al-Bajali, Mu'awiyah, Anas, dan Jabir. Hadits Hasan al-Basri diterima secara luas oleh Jarir bin Abi Hazim, Humail al-Tawil, Yazid bin Abi Maryam, Abu al-Ashhab, Sammak bin Harb, Ata' bin Abi al-Salib, Hisham bin Hasan dan lainnya.
Hasan al-Basri wafat di Basrah, Irak, pada hari Jumat 5 Rajab 110 Hijrah (728 M), dalam usia 89 tahun. Banyak penduduk Basrah mengantarnya ke pemakamannya. Hasan adalah pendukung kuat nilai-nilai tradisional dan cara hidup asketis, kehidupan duniawi hanyalah perjalanan menuju akhirat, dan kesenangan ditolak dengan mengandalkan nafsu. Mereka merasa sedih dan kehilangan seorang ulama besar, yang berbudi luhur, saleh dan fasih.

 

E. Muhammad bin Sirin

Yang merupakan sahabat Rasulullah SAW yang disebut sebagai ulama sepanjang masa

Salah seorang ulama hadits terkenal yang terkenal dengan ketakwaannya dan kemampuannya dalam menafsirkan mimpi. Beliau yang bernama lengkap Abu Bakar Muhammad bin Sirin al-Bashri lahir pada tahun Bashrah 33 H.
Ayahnya bernama Sirin, seorang pembuat kuali tembaga, yang ditangkap oleh Khalid bin Walid dalam ekspedisinya di Ain at-Tamar. Sirin kemudian menjadi budak Anas bin Malik, namun dia membuat kesepakatan untuk membebaskan dirinya dengan uang tebusan. Setelah itu, Sirin menikah dengan Shafiyah, budak perempuan Abubakar ash-Siddiq. Turut hadir dalam pernikahan itu tiga istri Nabi Muhammad dan delapan belas Sahabat Nabi yang ikut dalam Perang Badar, di mana Ubay bin Ka'ab memimpin doa pernikahan.
Ibn Sirin mempelajari ilmu agama dan meriwayatkan hadits antara lain dari Abu Hurairah, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Zubair, Imran bin Hushain, dan Anas bin Malik. Beliau adalah guru dari Qatadah bin Di'amah, Khalid al-Hadda, Ayyub al-Sakhtiyani, dan lainnya. Anas bin Malik ketika berada di Persia menjadikan Ibnu Sirin sebagai sekretarisnya.
Ibn Sirin memiliki banyak anak dari satu istri, namun yang tumbuh hanya satu yaitu Abdullah. Selain menjadi ulama, Ibnu Sirin sehari-hari berprofesi sebagai pedagang eceran, namun ia bangkrut dan terlilit hutang hingga dipenjara. Kemudian putranya (Abdullah) melunasi hutangnya.
Ibn Sirin wafat di Bashrah (sekarang Irak) pada hari Jumat, 9 Syawal 110 H, sekitar seratus hari setelah wafatnya Hasan al-Bashri.

 

F. Muhammad bin Shihab Az-Zuhri

Yang merupakan sahabat Rasulullah SAW yang disebut sebagai ulama sepanjang masa

Ibnu Syhab az-Zuhri, nama yang tidak asing lagi bagi pembaca ini, lahir pada tahun 50 H pada masa pemerintahan Muawiyah bin Abi Sofwan. Nama lengkapnya Abu Bakar Muhammad bin Muslim bin 'Ubaidullah bin 'Abdullah bin Shihab bin 'Abdullah bin al-Harits bin Zuhrah adalah salah satu ulama hadits terbesar yang juga termasuk highhar at-tabi'in (tabi'in junior). Ia adalah orang pertama yang mencatat ilmu hadits atas perintah Khalifah Umar bin Abdul Aziz.

Ayah az-Zuhri hidup dalam keadaan tidak bebas karena bergabung dengan Abdullah bin Zubair (saudara Urwah bin Zubayr) dalam perlawanan terhadap kekuasaan Abdul Malik bin Marwan. Setelah ayahnya meninggal, az-Zuhri mendatangi Abdul Malik bin Marwan pada tahun 84 H. Az-Zuhri merupakan sosok tabi'in yang memiliki peran besar dalam menyampaikan estafet hadits Nabi.