1 jelaskan unsur-unsur keragaman dalam masyarakat Indonesia

Oleh: Abdul Rahmat, Guru SDN 011 Balikpapan Tengah, Balikpapan, Kalimantan Timur

KOMPAS.com - Indonesia adalah negara luas yang terdiri dari pulau-pulau. Menurut data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, pada tahun 2020 Indonesia memiliki 16.771 pulau.

Karena bentuk wilayah yang terdiri dari kepulauan, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan keberagaman.

Di setiap wilayah memiliki beragam perbedaan. Keberagaman ini kemudian dikemas dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika. 

Berikut tiga jenis keberagaman di Indonesia dan contohnya:

Keberagaman agama

Indonesia merupakan negara yang religius. Hal ini terbukti dalam sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.

Memeluk agama adalah hak asasi manusia. Kebebasan beragama di Indonesia dijamin dalam UUD 1945, yaitu pasal 28E ayat [1] dan [2] serta pasal 29 ayat [2].

Di Indonesia, ada enam agama yang diakui oleh negara. Agama-agama tersebut yaitu:

  • Islam dengan tempat ibadah umat Islam ialah masjid. 
  • Kristen. Tempat ibadah umat Kristen ialah gereja.
  • Katolik. Tempat ibadah umat Katolik ialah gereja.
  • Hindu. Tempat ibadah umat Hindu ialah pura.
  • Buddha. Tempat ibadah umat Buddha ialah wihara.
  • Khonghucu. Tempat ibadah umat Khonghucuialah kelenteng.

Baca juga: Peran dan Fungsi Lembaga Agama

Keberagaman suku

Indonesia memiliki beragam suku. Suku bangsa atau etnik dapat diartikan sebagai pengelompokan atau penggolongan orang-orang yang biasanya ditandai dengan kesamaan agama, bahasa, budaya, ciri-ciri biologis ataupun perilaku yang dimiliki.

Menurut data pada sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik [BPS] di tahun 2010, Indonesia memiliki sekitar 1.340 suku bangsa. Beberapa suku bangsa di Indonesia yaitu:

Suku Jawa merupakan suku dengan jumlah terbesar di Indonesia. Orang-orang suku Jawa menjalani kehidupan mereka dengan kearifan lokal dan kesakralan adat budayanya. Jumlah masyarakat suku Jawa sekitar 95.215.022 anggota atau 40,22 persen dari total penduduk Indonesia.

Suku Melayu

Suku Melayu ialah sebuah kelompok/masyarakat etnik dari orang-orang Austranesia, yang khususnya yang menghuni Semenanjung Malaya.

Masyarakat Melayu tersebar hingga ke luar Sumatera dengan mengikuti perkembangan Kerajaan Sriwijaya. Jumlah Suku Melayu sekitar 5.365.399 orang atau 2,27 persen dari total penduduk Indonesia.

Baca juga: Keberagaman Suku Bangsa di Indonesia

Suku Dayak

Suku Dayak adalah suku yang mayoritas tinggal di Pulau Kalimantan yang masih sarat dengan adat istiadat, baik dari kesenian, ritual atau budayanya. Masyarakat Dayak mencapai sekitar 3.009.494 atau 1,27 persen dari total penduduk Indonesia. 

Suku Bugis

Suku Bugis menjadi salah satu suku dengan jumlah anggota terbesar di Pulau Sulawesi. Jumlah masyarakat Bugis mencapai 6.359.700 orang atau 2,69 persen dari total penduduk Indonesia. Suku Bugis sebagian besar berasal dari Sulawesi Selatan.

Suku Asmat

Suku Asmat adalah suku terbesar di Papua. Suku Asmat memiliki kearifan lokal yang luar biasa, karena sangat menghormati alam dan kehidupan para pendahulunya.

Masyarakat Suku Asmat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu masyarakat yang tinggal di pedalaman dan yang tinggal pesisir pantai. Struktur sosial, cara bertahan hidup dan dialek dari kedua kelompok tersebut berbeda.

Keberagaman budaya

Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa dengan keragaman budaya masing-masing budaya di setiap daerah-daerah biasa disebut dengan budaya lokal. Keberagaman budaya ini menjadi kekayaan bagi bangsa Indonesia.

Baca juga: Keberagaman Budaya di Indonesia dan Contohnya

Adat istiadat

Setiap daerah memiliki adat istiadat atau upacara adat masing-masing yang merupakan warisan dari nenek moyang mereka.

Misalnya di Sumatera Utara ada upacara adat atau Tradisi Mangokkal Holi, yaitu ritual mengambil tulang belulang leluhur masyarakat yang telah dimakamkan, lalu dipindah ke dalam peti dan disimpan di salah satu bangunan tugu yang sudah disediakan secara khusus.

Ada juga Upacara Besale yang berasal dari Jambi. Besale merupakan bentuk upaya pengobatan tradisional yang bertujuan mengusir arwah atau roh jahat penyebab suatu penyakit yang biasa dilakukan oleh suku Anak Dalam.

Pakaian adat hingga alat musik tradisional

Selain upacara adat, juga terdapat keragaman baik berupa pakaian adat, rumah adat, alat musik tradisional dan lagu-lagu daerah serta masih banyak yang lainnya.

Contohnya di Provinsi Riau ada pakaian adat Teluk Belanga dan Kebaya Labuh. Provinsi Jawa Tengah dengan pakaian adat Kebaya, Provinsi Kalimantan Timur dengan pakaian adat Kustin dan lain sebagainya. 

Keanekaragaman rumah adat misalnya Rumah Adat Joglo dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, Rumah Adat Panjang dari Kalimantan Barat dan Rumah adat Honai dari Papua.

Alat musik angklung yang terkenal dari Jawa Barat bahkan telah diakui UNESCO sebagai “Warisan Budaya Dunia”. Gamelan merupakan alat musik dari Jawa, Sunda dan Bali, dan Lombok juga ada Kolintang dari Sulawesi Utara.

Baca juga: Ancaman Integrasi Nasional Bidang Sosial Budaya

Lagu-lagu daerah yang cukup populer di Indonesia yaitu Bungong Jeumpa dari Aceh, Apuse dari Papua, Ayam Den Lapeh dari Sumatera Barat, Bubuy Bulan dari Jawa Barat, Indung-Indung dari Kalimantan Timur, Gundul Pacul berasal dari Jawa Tengah, Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan Selatan serta masih banyak yang lainnya.

Kita harus saling menghormati dan bersikap toleransi kepada suku lain. Dengan menghargai perbedaan, kita akan bisa hidup harmonis sebagai bangsa Indonesia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

KOMPAS.com - Negara Kesatuan Republik Indonesia [NKRI] memiliki keberagaman dalam kehidupan masyarakatnya. Keberagaman timbul karena banyak perbedaan seperti suku bangsa, ras, agama, keyakinan, ideologi politik, sosial budaya, ekonomi dan lainnya.

Sebenarnya apa saja keberagaman yang ada di Indonesia?

Jenis keberagaman Indonesia

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, keberagaman di Indonesia terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:

Baca juga: Daftar Suku di Indonesia

Berikut ini penjelasan masing-masing jenis keberagaman di Indonesia tersebut:

  • Keberagaman wilayah dan lingkungan

Wilayah NKRI membentang dari Sabang sampai Merauke dengan bentuk kepulauan. Di antara ribuan pulau tersebut membentang lautan yang mencapai dua per tiga wilayah Indonesia. Maka dari itu Indonesia juga disebut negara bahari.

Secara administratif, Indonesia terdiri dari 34 provinsi yang terbagi menjadi kabupaten dan kota. Setiap wilayah memiliki ciri-ciri tersendiri yang berpengaruh langsung terhadap kondisi lingkungan termasuk flora dan fauna.

Kondisi letak daerah dan geografis secara tidak langsung juga membentuk keberagaman warga negara atau penduduk yang mendiaminya dengan berbagai aspek kehidupannya.

Keberagaman wilayah dan lingkungan Indonesia ini memiliki keindahan yang luar biasa sehingga banyak lokasi wilayah di Indonesia yang menjadi obyek wisata.

Setiap wilayah mempunyai keunggulan masing-masing seperti keindahan pesisir pantai, terumbu karang, biota laut, persawahan, hutan, perkebunan, pegunungan, padang rumput, perkotaan hingga daerah industri.

Baca juga: Mengenal Suku Bangsa di Indonesia

  • Keberagaman suku bangsa dan budaya

Suku bangsa atau kelompok etnik adalah kesatuan hidup manusia yang mempunyai sistem interaksi, sistem norma yang mengatur interaksi tersebut, ada kontinuitas dan rasa identitas yang mempersatukan semua anggota, serta memiliki sistem kepemimpinan tersendiri.

Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa adalah sekelompok manusia yang memiliki kesatuan budaya dan terikat oleh kesadaran dan identitas tersebut. Kesadaran dan identitas biasanya dikuatkan oleh kesatuan bahasa.

Ciri-ciri mendasar yang membedakan suku bangsa satu dengan yang lain yakni bahasa daerah, adat istiadat, sistem kekerabatan, kesenian daerah dan tempat asal.

Identitas atau ciri khas suku bangsa atau kelompok etnik dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu:

  • Tipe fisik seperti bentuk fisik, warna kulit, rambut dan sebagainya.
  • Bahasa seperti bahasa Jawa, Sunda, Batak dan sebagainya.
  • Adat istiadat seperti pakaian, rumah, upacara perkawinan dan sebagainya.
  • Keseninan seperti tari, alat musik, seni rupa dan sebagainya.
  • Sistem kekerabatan seperti patrilineal atau matrilineal.
  • Batas fisik lingkungan misalnya Badui Dalam dan Badui Luar.

Menurut Badan Pusat Statistik [BPS], di Indonesia terdapat sekitar 1.128 suku bangsa yang masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Sehingga membuat Indonesia memiliki perbedaan kemudian membentuk keberagaman di Indonesia.

Sedangkan budaya adalah segala hasil karya manusia baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Keberagaman budaya di Indonesia dipengaruhi berbagai faktor antara lain:

  1. Lingkungan alam, penduduk daerah pantai menghasilkan kebudayaan berbeda dengan penduduk di daerah pegunungan.
  2. Kontak dengan budaya lain, baik langsung [migrasi] maupun tidak langsung.
  3. Keyakinan dan kepercayaan yang dimiliki.

Baca juga: Weleng Wulang, Tradisi Suku-suku di NTT Sambut Gerhana Bulan yang Mulai Langka

Agama adalah sistem keyakinan kepada Tuhan. Kebebasan beragama dijamin oleh UUD 1945. Agama yang diakui secara sah di Indonesia adalah:

  1. Islam
  2. Kristen
  3. Katolik
  4. Hindu
  5. Buddha
  6. Konghucu

Agama-agama tersebut disebarkan oleh bangsa lain dan pegagang asing yang datang ke wilayah Indonesia. Keberagaman agama di tengah-tengah masyarakat menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang relijius.

Semua agama meyakini akan keberadaan dan kekuasaan Tuhan. Akan tetapi sistem keyakinan dab ibadah antara satu agama dengan agama yang lain berbeda.

Menganut agama merupakan hak asasi manusia dan dijamin oleh UUD 1945 pasal 28E ayat 1 yang berbunyi:

Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak kembali.

Maka dari itu, perlu dikembangkan toleransi umat beragama yang meliputi:

  1. Toleransi antarumat beragama yang berbeda [toleransi eksternal]
  2. Toleransi antarumat beragama yang sama [toleransi internal]
  3. Toleransi umat beragama dengan pemerintah

Baca juga: Serunya Menjelajah Museum Penyimpan Peralatan Suku Indonesia di Bogor

Dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, menyebutkan bahwa ras adalah golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik dan garis keturunan.

Setiap manusia memiliki perbedaan ciri-ciri fisik seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk muka, ukuran badan, bentuk badan, bentuk dan warna mata serta ciri fisik yang lainnya.

Secara umum, ras manusia dapat dikelompokkan menjadi lima macam yaitu :

  1. Negroid, yang berkulit hitam dan rambut keriting.
  2. Mongoloid, yang berkulit kuning langsat, rambut kaku dan bermata sipit.
  3. Kaukasoid, berkulit putih, mata biru dan rambut pirang.
  4. Australoid, yang berkulit hitam [sawo matang]; serta
  5. Khoisan [Afrika Selatan].

Keberagaman ras penduduk di Indonesia, setidaknya dapat dikelompokkan menjadi:

  1. Ras Malayan-Mongoloid di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan dan Sulawesi.
  2. Ras Melanesoid di Papua, Maluu dan Nusa Tenggara Timur.
  3. Ras Asiatic Mongoloid seperti orang Tionghoa, Jepang dan Korea yang tersebar di seluruh Indonesia.
  4. Ras Kaukasoid yaitu orang India, Timur Tengah, Australia, Eropa dan Amerika.

Kondisi masyarakat Indonesia yang memiliki keberagaman ras berpotensi menimbulkan konflik. Konflik tidak hanya merugikan kelompok-kelompok masyarakat tapi juga bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Maka setiap warga negara Indonesia diminta menjunjung tinggi rasa persaudaraan, kekerabatan dan persahabatan sehingga terwujud perdamaian.

Kondisi ini sesuai sila kedua Pancasila yang berbunyi yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Artinya bangsa Indonesia menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia tanpa membeda-bedakan ras.

Baca juga: 7 Pola Budaya yang Bisa Ditemukan di Kehidupan Suku Baduy

Golongan adalah sebagai kelompok masyarakat dengan ciri-ciri dan aktivitas tertentu. Beberapa faktor yang digunakan untuk menggolongkan keberagaman adalah sebagai berikut:

  1. Secara administrasi kependudukan, digunakan pembagian tiga golongan, yaitu golongan suku bangsa asli yang berasal dari daerah di Indonesia. Golongan keturunan asing yang berasal dari daerah asal di luar Indonesia, dan golongan masyarakat terasing. Golongan terasing adalah kelompok asli dari daerah di Indonesia, namun dengan budaya yang sederhana dan biasanya masih tinggal di daerah terisolasi.
  2. Secara usia penduduk, dikenal golongan usia anak-anak, usia produktif, dan usia tua [tidak produktif].
  3. Secara ekonomi, ada golongan ekonomi lemah [miskin], ekonomi menengah, dan ekonomi kuat [kaya]. Ada juga yang menggunakan istilah prasejahtera, sejahtera 1 dan sejahtera 2.
  4. Secara pendidikan, ada kelompok penduduk yang berpendidikan PAUD, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, dan perguruan tinggi.
  5. Secara politik, ada golongan berdasarkan partai atau afiliasi politik.
  6. Berdasarkan mata pencaharian atau profesi ada golongan nelayan, petani, pedagang, wiraswasta, PNS, TNI, Polri, politisi, guru, dokter, dan sebagainya. 

Selain keberagaman di atas, ada juga penggolongan sosial yang berkembang di masyarakat. Salah satunya tercermin dalam berbagai organisasi sosial.

Meski terdapat beragam penggolongan, namun berbagai organisasi tersebut mempunyai landasan ideologi yang sama yaitu Pancasila. Artinya semua golongan sosial berada dalam Bhinneka Tunggal Ika.

  • Keberagaman jenis kelamin dan gender

Gender merupakan sifat dan perilaku yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang dikonstruksikan secara sosial dan kultural. Sedangkan jenis kelamin merupakan kodrat Tuhan.

Gender adalah konsep kultural, berupaya membuat perbedaan dalam hal peran, perlaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.

Gender lebih menitik beratkan pada peran sosial. Contohnya dahulu wanita harus mengurus rumah tangga dan tidak boleh bekerja.

Sedangkan jenis kelamin adalah perbedaan antara perempuan dan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir.

Keberagaman gender menimbulkan peran yang beragam. Peran gender dapat dibedakan menjadi peran reproduktif, produktif dan kemasyarakatan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video yang berhubungan