You're Reading a Free Preview
MANGUANDE, JULIET GABRIELA and Langelo, Langelo and Lombogia, Christian Apolinaris (2020) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSU GMIM PANCARAN KASIH MANADO. Skripsi thesis, UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE.
Official URL: http://digilib.unikadelasalle.ac.id/ AbstractLatar Belakang : Komunikasi terapeutik perawat merupakan komunikasi yang diberikan perawat untuk membantu proses kesembuhan pasien/klien. Komunikasi terapeutik perawat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengetahuan dan sikap perawat. Tingginya masalah komunikasi terapeutik perawat yang disebabkan oleh faktor-faktor yang ada didalam pelayanan kesehatan seperti pengetahuan dan sikap, maka perlu dilakukan penanganan atau upaya-upaya untuk mengurangi masalah komunikasi terapeutik perawat dengan memberikan pelatihan tentang komunikasi terapeutik serta selalu memonitoring setiap tingkah laku yang dilakukan oleh perawat dalam memberikan komunikasi terapeutik.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi terapeutik perawat di instalasi rawat inap RSU GMIM Pancaran Kasih Manado.Metode : Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitian correlasi study menggunakan uji spearman’s rho. Lokasi penelitian dilaksanakan di instalasi rawat inap RSU GMIM Pancaran Kasih Manado dengan pengambilan data non probility sampling n = 98 perawat diinstalasi rawat inap RSU GMIM Pancaran Kasih Manado dengan populasi 131 perawat Hasil : Berdasarkan hasil statistik diperoleh hasil untuk variabel pengetahuan nilai r=0,238,dan nilai p-value 0,18, dan berdasarkan hasil statistik diperoleh hasil untuk variabel sikap nilai r=0,100,dan nilai p-value 0,326. Berdasarkan hasil univariat data yang didapatkan pada variabel pengetahuan yaitu pengetahuan baik sebanyak 79 orang (80,6) dan pengetahuan 19 orang ( 19,4), selanjutnya pada variabel sikap perawat sikap baik sebanyak 90 orang (94,9) dan sikap tidak baik sebanyak 5 orang (5.1) kemudian pada variabel komunikasi terapeutik data univariat yang didapatkan yaitu komunikasi terapeutik baik sebanyak 93 orang (94.9) dan komunikasi tidak baik sebanyak 5 orang (5.1). Berdasarkan hasil bivariat Kesimpulan : Pengetahuan dan sikap perawat tentang komunikasi terapeutik sangat penting untuk dimiliki oleh seorang perawat karena pengetahuan dan sikap yang baik tentang komunikasi terapeutik yang dimiliki oleh seorang perawat dapat memberikan manfaat yang baik bagi pelayanan kesehatan dalam hal memberikan asuhan keperawatan,untuk itu pengetahuan dan sikap sangat dibutuhkan dalam menerapkan atau memberikan komunikasi terapeutik dalam pelayanan kesehatan dirumah sakit ataupun ditempat pelayanan kesehatan lainnya.Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Komunikasi terapeutik perawat Kepustakaan : 15 buku dan 8 jurnal ( tahun 2016-2018) Actions (login required)
2. Persepsi Persepsi merupakan pandangan personal terhadap suatu kejadian. Persepsi dibentuk oleh harapan dan pengalaman. Perbedaan persepsi menghambat komunikasi. 3. Sistem nilai Faktor ketiga yang menjadi faktor yang mempengaruhi komunikasi terapeutik adalah sistem nilai. Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi perawat untuk menyadari nilai seseorang. Berusaha mengetahui dan mengklarifikasi nilai adalah penting dalam membuat keputusan dan interaksi. Jangan sampai perawat dipengaruhi oleh nilai personalnya dalam hubungan profesional. 4. Latar belakang sosial budaya Seringkali ketika memberi asuhan keperawatan kepada klien, perawat menggunakan bahasa dan gaya komunikasi yang berbeda. Gaya komunikasi sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya juga membatasi cara bertindak dan berkomunikasi. 5. Faktor emosi Emosi adalah perasaan subyektif tentang suatu peristiwa. Cara seseorang berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain dipengaruhi oleh keadaan emosinya. Emosi mempengaruhi kemampuan salah tafsir atau tidak mendengarkan pesan yang disampaikan. Perawat dapat mengkaji emosi klien dengan mengobservasi klien ketika berinteraksi dengan keluarga, dokter atau perawat lain. Perawat juga perlu mengevaluasi emosinya, karena sangat sulit untuk menyembunyikan emosi, sementara klien sangat perseptik terhadap emosi yang terpindahkan melaluikomunikasi interpersonal. 6. Pengetahuan Faktor keenam adalah pengetahuan. Komunikasi sulit dilakukan jika orang yang berkomunikasi memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda. Perawat mengkaji tingkat pengetahuan klien dengan memperhatikan respon klien terhadap pernyataan yang diajukan. Setelah pengkajian, perawat mempergunakan istilah dan kalimat yang dimengerti oleh klien sehingga dapat menarik perhatian dan minatnya. 7. Faktor Peran Cara berkomunikasi sesuai dengan peran dan hubungan orang yang berkomunikasi. Gaya perawat berkomunikasi dengan klien akan berbeda dengan caranya berbicara dengan dokter dan perawat lain. Perawat perlu menyadari perannya saat berhubungan dengan klien ketika memberikan asuhan keperawatan. Perawat menyebut nama klien untukmenunjukkan rasa hormatnya dan tidak menggunakan humor jika baru mengenal klien. 8. Tatanan Interaksi Komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika dilakukan dalam suatu lingkungan yang menunjang, karena bising, kurang keleluasaan pribadi dan ruang yang sempit dapat menimbulkan kerancuan, ketegangan dan ketidaknyamanan. Perawat perlu memilih tatanan yang memadai ketika berkomunikasi dengan klien. Demikian penjelasan 8 faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi terapeutik. Kedelapan faktor tersebut menjadi perhatian utama bagi perawat yang menjadi pelaku komunikasi terapeutik. Pahami pula dengan baik menyangkut tahap-tahap komunikasi terapeutik dan teknik-teknik komunikasi terapeutik. Semoga referensi ini dapat bermanfaat.
Dalam melakukan sebuah komunikasi salah satunya komunikasi yang terapeutik dapat dipengaruhi beberapa hal antara lain:
Hubungan perawat dan klien yang terapeutik adalah pengalaman belajar dan perbaikan emosi klien. Bagi klien, dalam hal ini perawat memakai dirinya secara terapeutik dan memakai teknik komunikasi agar perilaku klien dapat berubah kearah yang positif seoptimal mungkin. Perawat harus menganalisa dirinya tentang kesadaran dirinya, klarifikasi nilai, perasaan, kemampuan sebagai role model agar dapat berperan secara efektif. Seluruh perilaku dan pesan yang disampaikan baik secara verbal maupun nonverbal bertujuan secara terapeutik untuk klien. Kemampuan menerapkan teknik komunikasi memerlukan latihan dan kepekaan serta ketajaman, karena komunikasi terjadi dalam dimensi nilai, waktu dan ruang yang turut mempengaruhi kepuasan klien. Keberhasilan komunikasi yang terlihat melalui dampak tercapainya kepuasan klien dalam menerima asuhan keperawatan yang berkaitan dengan komunikasi yang juga merupakan kepuasan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara profesional. |