Allah terus menerus mengurus makhlukNya tercantum dalam

Liputan6.com, Jakarta Ayat kursi memiliki manfaat yang dahsyat jika kita membacanya. Ayat kursi sendiri sebenarnya adalah bagian dari surat Al-Baqarah (surat kedua di dalam Al-qur'an) dan merupakan ayat ke 255 dari surat tersebut.

Ayat kursi terdiri dari 9 kalimat yang menceritakan segala hal yang ada karena Allah. Itulah mengapa, meskipun seluruh ayat dari semua surat di Al-Qur'an adalah mulia, namun ayat kursi ini memiliki keutamaannya sendiri.

"Allaahu laa ilaaha illaa huw, al-ḥayyul-qayyụm, laa ta`khużuhụ sinatuw wa laa naụm, lahụ maa fis-samaawaati wa maa fil-arḍ, man żallażii yasyfa'u 'indahuu illaa bi`iżnih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuḥiiṭụna bisyai`im min 'ilmihii illaa bimaa syaa`, wasi'a kursiyyuhus-samaawaati wal-arḍ, wa laa ya`ụduhụ ḥifẓuhumaa, wa huwal-'aliyyul-'aẓiim".

(Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.) - Al-Baqarah Ayat 255.

Dari ayat inilah, ayat kursi menunjukkan beberapa hal. Berikut ulasannya, dikutip AlquranAlhadi:

1. Mengandung Nama dan Sifat Allah

Mengutip laman AboutIslam, pada kalimat pertama mengandung dua nama Allah, Al-Hayyu (Yang Maha Hidup) dan Al-Qayyuum (Yang Maha Mandiri).

"Allaahu laa ilaaha illaa huw, al-hayyul-qayyuum"

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya)"

Sebagaimana pada kalimat terakhir yang juga mengandung dua nama Allah, Al-'Aliy (Yang Maha Tinggi) dan Al-'Azhiim (Yang Maha Agung).

"wa huwal-'aliyyul-'aẓiim" (dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar)

Surat paling agung dalam Al-Qur’an adalah Surat Al-Fatihah. Karena di tujuh ayatnya, terdapat ayat-ayat yang mengulang-ulang pujian dan keagungan Allah Azza wa Jalla.

Begitu juga dalam Ayat Kursi, keagungan Allah dan lafadz Allah diulang-ulang dalam satu ayat. Ayat Kursi adalah Ayatul A’zham atau ayat yang paling agung dalam Al-Qur’an yang berjumlah 6.236. Ayatul A’zham, salah satunya, asma Allah Al-Hayyul Qayyum.

Ayat Kursi adalah ayat agung karena di depannya ada Allahu Laa Ilaaha Illaa Huwal Hayyul Qayyuum. Al-Hayyu adalah Yang Maha Hidup, dan Muhyi adalah Yang Maha Menghidupkan. Selain itu, disebut Ayatullahi al-A’zham karena dimurnikan dari berbagai macam bentuk kesamaan dan kesetaraan, tidak ada yang hak disembah kecuali Allah.

Pada bagian ini, yang dibahas adalah makna kata dari Ayat Kursi tentang sifat Al-Hayyu (الْحَىُّ) yang berarti Maha Hidup, dan Al-Qayyuum (الْقَيُّومُ ۚ) yaitu sifat Allah Yang Maha Mengurusi Makhluk-Nya.

Al-Hayyu adalah lawan kata dari kematian. Allah memiliki kehidupan yang sempurna, tidak sirna, dan tidak berubah. Kehidupan Allah dibarengi sifat-sifat (muttasifun bish shifat) pengetahuan, kehendak, dan kekuasaan. Allah Maha Bekehendak terhadap semua makhluk-Nya, Maha Berkuasa, dan Menguasai makhluk-Nya. Kehidupan-Nya tidak terdapat kekurangan.

Al-Hayyu adalah hidup kekal, yang memiliki seluruh maknan kehidupan yang sempurna berupa pendengaran, penglihatan, kemampuan, kehendak, dan sebagainya dari sifat-sifat fisik.

Al-Qayyuum adalah terus menerus mengurus dan menjaga makhluk-Nya. Allah terus menerus mengurus makhluk-Nya, termasuk di dalamnya segala macam bentuk sifat-sifat perbuatan. Allah sendiri mengurusnya, tidak butuh kepada bantuan seluruh makhluk-Nya. Allah mengurus segala makhluk, di mana Dia menciptakan mereka dalam mempertahankan keberadaan dan kelanggengan mereka.

Allah Maha Hidup sekaligus mengurusi semua makhluk-Nya dengan kekuatan, kekuasaan, kehendak, kepemilikan, kasih sayang-Nya. Allah mengurusi semuanya. Bahkan di dunia ini, pertolongan pun harus seizin Allah karena pertolongan itu mutlak datang dari-Nya. Dzat yang mengatur segala sesuatu yang ada di kerajaan-Nya, baik yang di atas maupun yang di bawah bumi. Dzat yang mengatur setiap jiwa apa yang mereka perbuat.

Jika seseorang ingin hidup bergantung dan meyakini Allah SWT, maka buang semua energi negatif yang ada dalam diri. Lalu serahkan kepada Allah Yang Maha Hidup. Ditimpa musibah, bersabar karena Allah. Diberi jabatan, bersikap amanah karena Allah. Diberi cobaan, tawakkal kepada-Nya. Kalau diberi nikmat kesehatan, bersyukur dan manfaatkan untuk ibadah serta memberi manfaat kepada yang lain.

Yang paling penting dalam hidup ini adalah mendapat percikan Asma Allah Al-Hayyu sehingga kita hidup dengan ilmu Allah, hidup bersama kehendak Allah, dan hidup bersama kuasa Allah. Inilah kehidupan yang hidup bagi manusia. Jalanilah hidup dengan mendekat kepada Al-Hayyu. Bersandar dan bertawakkallah kepada-Nya karena Dia tidak pernah mati selamanya.

Mintalah kepada Allah yang Maha Kaya. Berharap kepada-Nya semata tidak akan berujung kekecewaan. Berbeda dengan menggantungkan harapan pada makhluk atau manusia, ujung-ujungnya bisa kecewa jika harapan tak terpenuhi. Bagaimana mungkin kita mengabdi kepada orang, padahal bukan dia yang memberikan kehidupan. Dalam hal jabatan, harta, karir, pertolongan, jangan sampai kita mengemis kepada makhluk.

Kemudian Al-Qayyuum. Allah terus menerus mengurusi makhluk dan ciptaan-Nya. Allah tidak meminta rezekimu tetapi Dia Yang Maha Pemberi rezeki. Makanya, dalam syariat qurban, Allah tidak meminta daging dan darah dari hewan qurban, yang Allah minta adalah taqwanya. Betapa ruginya orang yang menyembah tuhannya tetapi dia harus menyiapkan sesajian.

Qatadah mengatakan, maksud terus menerus mengurus makhluk-Nya adalah yang dapat mengurus segala sesuatu di bumi dan di langit. Alam jagad ini sudah diurus oleh Allah SWT. Namun kita yang kadang-kadang tidak yakin kepada Allah. Atau yakin tetapi setengah-setengah, beriman tetapi percaya kekuatan-kekuatan lain selain dari Allah.

Karenanya, orang yang dilanda masalah atau kegelisahan, sangat rawan tergelincir ke jalan batil. Misalnya, soal jodoh, belum punya anak, jabatan, rezeki, bisnis, dan lainnya, lebih cenderung mendekati setan dengan segala godaannya, dibandingkan pasrah dan mendekat kepada Allah.

Padahal Allah mengurusi segala-galanya. Betapa nikmatnya hidup ini jika kita yakin kepada Allah Al-Qayyuum. Lalu, apa yang membuat kita enggan meminta dan berharap kepada-Nya? Jangan mengandalkan diri bahwa kita mampu mendatangkan rezeki dengan usaha sendiri. Jangan anggap rezeki datang karena bekerja keras. Sungguh Allah Yang Maha Memberikan rezeki, Dia pula yang menahannya. Wallahu a’lam. (Aza/bersambung)

Ilustrasi ayat kursi. Sumber: rawpixel.com

Ayat kursi adalah salah satu bacaan dalam Alquran yang sangat dianjurkan untuk diamalkan oleh setiap umat muslim. Bacaan ayat kursi dan artinya terdapat dalam surat Al Baqarah ayat 255. Ada berbagai keutamaan yang terdapat dalam bacaan ini sebagaimana yang terdapat dalam sabda Rasululllah SAW di HR. Tirmidzi berikut ini.

“Barangsiapa membaca surah Haamim al-mu’min sampai (ayat) ‘ilaa al-mashir’, dan ayat kursi ketika pagi hari, maka ia akan terjaga sampai sore harinya. Dan barangsiapa membacanya pada sore hari, maka ia akan terjaga sampai pagi harinya.”

Berikut adalah bacaan ayat kursi dan artinya dalam surat Al Baqarah yang dikutip dari buku Ayat Kursi dan Ayat Cahaya di Atas Cahaya karya Imam Ibnu Katsir dan Jalalain (2016).

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

Allaahu laa ilaaha illaa huw, al-hayyul-qayyum, laa ta’khuzuhu sinatiw wa laa na’um, lahu maa fis-samaawaati wa maa fil-ard, man zallazii yasyfa’u ‘indahuu illaa iznih, ya’lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum wa laa yuhiituna bisyai’im ‘ilmihii illaa bimaa syaa’, wasi’a kursiyyuhus-samaawaati wal-ard, wa laa ya’uduhu hifzuhumaa, wa huwal-‘aliyyul-‘aziim

Arti ayat kursi dalam Surat Al Baqarah ayat 255:

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”(Anne)