Anak yang suka bertengkar berarti tidak memiliki sikap

Semakin bertambah usianya, anak-anak makin mengenal banyak orang. Jumlah teman pun bertambah, dari yang tadinya hanya teman main di sekitar lingkungan rumah, kemudian mendapat kenalan baru di sekolah.

Nah, yang namanya pertemanan pasti nggakselalu mulus kan, Ma? Kalau orang dewasa saja kadang berselisih paham dengan teman, anak-anak juga bisa mengalaminya.

Mungkin alasan pertengkaran anak lebih sepele. Hanya karena berebut mainan atau tidak bisa menerima kekalahan dalam sebuah permainan.

Tapi tak jarang pertengkaran mereka berujung tangis dan kontak fisik. Alhasil, bukan hanyaanaknya yang bertengkar, tapi para Mama pun ikut turun membela buah hati masing-masing.

Sebenarnya, perlu nggak sih Mama ikut campur ketika si Kecil bertengkar dengan teman? Simak penjelasan Popmama.com berikut yuk, Ma!

Latih kemampuan sosial anak dengan membiarkannya selesaikan masalah sendiri

Anak yang suka bertengkar berarti tidak memiliki sikap
Virality.cz

Orangtua mana yang tega melihat anaknya disakiti? Pasti gak ada dong! Ketika melihat si Kecil bertengkar dengan teman sampai menangis, Mama pasti nggak tega dan ingin membelanya. Sebaiknya urungkan niat Mama, karena hal ini justru membuat anak semakin tidak mandiri.

Kondisi emosional anak masih labil sehingga ia belum paham apa itu toleransi, menyikapi masalah, dan menjaga hubungan baik. Wajar jika ia masih sangat sensitif dan mudah terpancing emosinya.

Ketika bertengkar dengan teman, ia sebenarnya sedang melatih kecerdasan sosialnya. Bagaimana ia harus menghadapi masalah dan belajar mengalah.

Maka selama pertengkaran mereka nggak berbahaya, sebaiknya Mama cukup mengamati dari jauh.

Agar Mama tidak khawatir, beri pengertian pada si Kecil untuk segera meminta pertolongan jika ia dilukai.

Emosi anak kecil yang masih meledak-ledak kadang nggak bisa ditebak. Bisa saja pertengkaran mereka sampai menimbulkan kontak fisik seperti saling pukul.

  1. Bisa Berbahaya! 7 Bagian Tubuh Anak yang Tidak Boleh Dipukul
  2. 7 Manfaat Ceker Ayam untuk Pertumbuhan Anak Balita
  3. Faktor yang Menyebabkan Kemiripan Anak dengan Orangtua

Jangan menegur dan membela di depan banyak orang

Anak yang suka bertengkar berarti tidak memiliki sikap
cnn.com

Ketika anak Mama bertengkar dan posisinya adalah sebagai korban, hindari menegur temannya di hadapan banyak orang.

Sama halnya jika si Kecil ternyata bertindak sebagai pelakunya. Jangan memarahinya di depan teman-teman.

Hal ini akan berdampak buruk pada psikologis anak. Membela anak di depan orang banyak akan membuatnya besar kepala. Sementara temannya yang Mama tegur merasa malu dan bisa saja menimbulkan dendam.

Bahas masalah pertengkaran ini di rumah, ketika suasana hati si Kecil sudah lebih stabil. Nasehati ia agar lebih menghargai orang lain.

Mama juga sebaiknya menghindari kalimat pembelaan yang memicu dendam, seperti “Besok lagi jangan mau dinakalin. Kamu balas saja atau lapor sama Mama.”

Kalimat ini lebih baik diganti dengan “Tadi kan sudah maaf-maafan, besok main lagi ya sama Budi. Jangan bertengkar lagi ya anak baik. “

Tidak perlu membenci orangtua dari teman Si Kecil

Anak yang suka bertengkar berarti tidak memiliki sikap
Pixabay/composita

Penyakitnya para Mama ketika melihat anaknya bertengkar adalah ikut saling membenci. Tempo hari, anak sulung Mama yang bernama Ani bertengkar dengan Wati karena berebut buah di depan rumah.

Mengetahui Ani menangis dan Wati berhasil merebut buahnya, Mama jadi geram dan membenci anak itu. Parahnya, Mama tak hanya membenci Wati tapi juga orangtuanya. Hayo ngaku, pasti Mama pernah kan merasa seperti ini?

Padahal ketika anak-anak bertengkar, para Mama tidak ada di tempat. Hanya karena naluri seorang Mama yang tidak ingin anaknya terluka atau disakiti.

Banyak kasus permusuhan antar tetangga yang disebabkan oleh hal sepele ini. Hanya karena anaknya bermusuhan, orangtuanya pun nggak mau kalah.

Sebagai orangtua bijak, pertengkaran antara anak dengan teman harusnya bisa diambil sisi positifnya. Tugas Mama memang melindungi, tapi bukan berarti membebaskannya dari masalah.

Berikan ia kesempatan untuk belajar menyelesaikan masalahnya sendiri dengan teman. Bekali dengan nilai-nilai sosial yang terpuji, agar selalu bisa bersikap baik di tengah masyarakat.

Mama, sesungguhnya pertengkaran merupakan salah satu proses sosial yang akan dilalui si Kecil. Baiknya, sebagai orangtua mengamati dengan baik apa sebenarnya pemicu pertengkaran anak.

Ajarkan anak untuk tidak mudah terpancing emosi dan jika ia sulit menahan emosinya saat dijahili temannya, Mama dapat meminta si Kecil untuk tidak menjadi pemarah dan harus menjadi anak yang pemaaf ya, Ma.

Baca juga:

  • Sering Jadi Teman Main Anak, 9 Hewan Peliharaan Terbaik untuk Balita
  • Jangan Selalu Ditemani, si Kecil Juga Butuh Me Time lho Ma!
  • 5 Kesalahan Orangtua saat Anak Bertengkar dengan Temannya

Anak-anak, memang sering kali bertengkar dan juga berkelahi. Ada saja yang membuat keduanya tak bisa akur. Yang paling sering, mereka bertengkar karena rebutan mainan atau rebutan remote televisi. Jika anak-anak sudah bertengkar seperti ini, orang tua pasti merasa emosi, marah dan kesal. Walau begitu, sebagai orang tua sebaiknya jangan langsung emosi dan marah ya.

Ketika orang tua marah, anak-anak justru akan semakin sering bertengkar dan menganggap bahwa apa yang mereka lakukan menarik serta menyenangkan. Ketika buah hati di rumah bertengkar, sebenarnya ada beberapa cara yang perlu dilakukan orang tua untuk mengatasinya. Apa saja sih caranya? Dari cerita para sahabat dan kerabat yang telah memiliki buah hati, dan dari pengalaman sendiri hehe, inilah beberapa cara untuk mengatasi pertengkaran anak (kakak-adik).

Advertisement

    Hadapi Dengan Tenang, Hadapi Dengan Kepala Dingin

    Saat anak bertengkar, pastikan untuk menghadapinya dengan kepala dingin, sabar dan tenang. Tetaplah tersenyum saat memisahkan keduanya. Jangan langsung emosi atau marah. Karena apa? Ketika orang tua ikut emosi dan marah saat melerai kakak-adik, keduanya bahkan bisa semakin emosi dan marah satu sama lain. Jadi, usahakan untuk tetap sabar dan tenang dalam menghadapi mereka.

    Sadar atau tidak, ketika melihat orang tua sabar, perlahan emosi pada anak juga akan redam dan mereka pun bisa akur. Di sini, orang tua punya peranan penting untuk mencetak buah hati yang sabar dan tenang. Jika orang tua memberikan contoh sifat sabar dan tenang, anak pun akan tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang sabar dan tenang pula.

    Berikan Kasih Sayang Sama Pada Keduanya

    Cara selanjutnya untuk membuat kakak dan adik tetap akur serta tak pernah bertengkar, orang tua perlu memberikan kasih sayang yang sama pada mereka. Pastikan bahwa bunda dan ayah tak pernah membeda-bedakan buah hati.

    Apapun dan bagaimanapun kondisi buah hati, usahakan untuk memberikan kasih sayang sama pada mereka. Jika ada perselisihan pada buah hati, usahakan untuk tidak memihak ke salah satu dari mereka. Walau begitu ingat, pastikan untuk membela yang benar dan baik. Nasehati mereka dengan nada bicara yang lembut dan mudah dimengerti oleh anak.

    Alihkan Perhatian Buah Hati

    Saat kakak dan adik bertengkar, jangan langsung memisah apalagi memarahi keduanya. Biarkan keduanya beradu pendapat dulu, jika kira-kira pertengkaran mereka telah memuncak dan melampaui batas, segera alihkan perhatian anak-anak.

    Ajak anak-anak membuat atau melihat sesuatu yang menarik untuk keduanya. Jika tidak memungkinkan untuk mengajak keduanya, panggil salah satu buah hati dan mintalah bantuan darinya. Misal, mengambil dompet di kamar atau mematikan lampu. Dengan begitu, perlahan anak-anak akan lebih tenang dan pertengkaran mereka bisa reda dengan sendirinya.

    Ajarkan Buah Hati Menyelesaikan Masalah Mereka

    Setiap pertengkaran yang dilakukan oleh anak pasti ada sebabnya. Untuk itu, tanyakan pada anak-anak apa yang menjadi penyebab pertengkaran mereka. Jika sudah ditemukan penyebab tersebut, ajarkan anak untuk mengakui mengakui kesalahannya dan bertanggung jawab.

    Ajari pula mereka untuk menyelesaikan masalahnya. Nasehati bahwa apa yang dilakukan mereka tidak baik. Bagi anak yang salah, mintalah mereka untuk meminta maaf dan tidak mengulangi lagi kesalahannya. Sedangkan untuk yang tak bersalah, mintalah mereka untuk meminta maaf pula.

Bunda, itulah beberapa cara yang bisa dilakukan ketika ingin melerai buah hati dan membuat mereka tak lagi bertengkar. Selain cara di atas, cara lain yang bisa dilakukan adalah memuji setiap kebaikan yang dilakukan anak, memberikan pelukan pada anak, memberi belaian dan hadiah pada anak jika anak mampu bersikap baik dan saling akur satu sama lain. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

TERKAIT: Mencoba Sajian Khas Nusantara yang Diberi Nama Pakem Rasa Hingga Tiga Negeri di Selatan Jakarta

  • Bunda, Inilah 4 Tips Cerdas Agar Anak Tidak Jajan Sembarangan
  • Bunda, Ini dia 5 Cara Agar Aktivitas Pagi Berjalan Lancar tanpa Gangguan Si Kecil
  • Jadi Ibu Kadang Melelahkan, Pakai Tips Ini Agar Bunda Tetap Bahagia
  • Hindari 5 Kesalahan Ini Saat Melakukan Toilet Training Pada Anak
  • 5 Hal Yang Tak Boleh Dikatakan Orang Tua Pada Anak
(vem/mim)