Apa dampak positif dan dampak negatif dari Persebaran penduduk yang tidak merata

Jakarta -

Persebaran penduduk Indonesia yang tidak merata dapat dilihat dari data sensus penduduk. Mengutip Sekretariat Kabinet RI, Sensus Penduduk 2020 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.

Dengan luas 7% dari total keseluruhan wilayah Indonesia, Pulau Jawa dihuni kira-kira 56,10% penduduk Indonesia. Jumlah ini setara dengan 151,6 juta jiwa.

Kemudian, pulau terpadat kedua di Indonesia adalah Sumatra. Diikuti dengan Sulawesi, Kalimantan, Bali-Nusa Tenggara, dan Maluku-Papua.

Menurut buku CMS: Cara Menguasai Soal Geografi SMA dan MA Latihan Soal dan Pembahasan HOTS karangan Santi Kurniasih, persebaran penduduk yang tidak merata disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Kesuburan tanah

2. Pembangunan industri

3. Kualitas pendidikan

4. Persebaran dan pengelolaan sumber daya alam yang kurang merata

Dampak persebaran penduduk yang tidak merata

Dihimpun dari berbagai sumber, tidak meratanya persebaran penduduk dapat menyebabkan beberapa hal, yakni:

1. Dalam bidang pertahanan dan keamanan, harus ada penduduk yang ditempatkan di wilayah-wilayah perbatasan yang bermasalah. Persoalan ini kaitannya dengan mempertahankan kedaulatan NKRI dari pihak luar mengenai area perbatasan.

2. Dalam hal perekonomian, ada masalah tidak meratanya pendapatan dan kesejahteraan, pembangunan, dan usaha. Selain itu, pendapatan per kapita juga akan berkurang dan terjadi peningkatan pengangguran.

3. Terpusatnya industri-industri di Pulau Jawa karena sulitnya memperoleh tenaga kerja jika membangun industri di luar Pulau Jawa.

4. Dari segi sosial, timbul kemiskinan di daerah-daerah padat penduduk karena ketiadaan sumber daya alam yang dapat diolah.

5. Timbul masalah ketenagakerjaan di mana hanya terpusat di Pulau Jawa. Sehingga, sumber daya alam di pulau lain kurang terkelola dengan baik.

6. Dari segi pendidikan, daerah-daerah terpencil juga memperoleh kualitas yang kurang baik.

Nah, itulah penyebab persebaran penduduk Indonesia yang tidak merata beserta dampaknya. Kini detikers sudah paham, bukan?

Simak Video "BPS: Pertumbuhan Ekonomi RI Masih Terkonsentrasi di Pulau Jawa"



(nah/pal)

Jakarta -

Pada tahun 2030-2040 Indonesia diprediksi akan memasuki kondisi dengan jumlah penduduk yang besar atau bonus demografi. Jumlah penduduk yang besar tersebut turut berdampak positif bagi bangsa Indonesia.

Bonus demografi adalah jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif. Usia produktif berada di rentang 15-64 tahun. Sedangkan usia tidak produktif berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun.

Penduduk usia produktif pada periode tersebut diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk Indonesia yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa, seperti dilansir dari laman Bappenas.

Untuk dapat memanfaatkan ketersediaan sumber daya manusia usia produktif yang melimpah tersebut, maka harus diimbangi dengan peningkatan kualitas dari sisi pendidikan dan keterampilan, termasuk dalam menghadapi keterbukaan pasar tenaga kerja.

Penduduk umumnya dikelompokkan berdasarkan umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan juga agama. Pengelompokan tersebut sering disebut dengan komposisi penduduk.

Dampak Positif Bonus Demografi

Dikutip dari buku 'Pasti Bisa Geografi' untuk SMA/MA Kelas XI oleh Tim Ganesha Operation, berikut dampak positif jumlah penduduk yang besar bagi bangsa Indonesia:

1. Terbentuknya generasi muda yang siap bertanggung jawab, mengabdi, berkorban, membangun serta mengelola bangsa dan negara.

2. Meningkatnya laju perekonomian Indonesia yang berpengaruh besar terhadap kesejahteraan bangsa dan negara.

3. Roda ekonomi Indonesia akan tumbuh pesat dan siap bersaing dalam dunia internasional.

4. Banyak tersedia tenaga kerja usia produktif.

Selain itu, dikutip dari buku Manajemen Kebijakan Publik Sektor Pariwisata oleh Cahyo Sasmito dkk, jumlah penduduk yang semakin besar akan berdampak pada hal-hal berikut:

1. Merangsang pertumbuhan ekonomi.

2. Semakin besar jumlah penduduk akan mengakibatkan meningkatnya permintaan terhadap barang-barang konsumsi yang selanjutnya mendorong "economic of scale" dalam produksi.

3. Menurunkan biaya produksi.

4. Jumlah penduduk yang besar dapat mendorong peningkatan produksi yang berakibat pada perluasan usaha dan pendirian usaha baru pada sektor produksi.

Simak Video "Puncak Bonus Demografi di 2030, Angkatan Kerja 71%"



(kri/pay)


Page 2

Jakarta -

Pada tahun 2030-2040 Indonesia diprediksi akan memasuki kondisi dengan jumlah penduduk yang besar atau bonus demografi. Jumlah penduduk yang besar tersebut turut berdampak positif bagi bangsa Indonesia.

Bonus demografi adalah jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif. Usia produktif berada di rentang 15-64 tahun. Sedangkan usia tidak produktif berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun.

Penduduk usia produktif pada periode tersebut diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk Indonesia yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa, seperti dilansir dari laman Bappenas.

Untuk dapat memanfaatkan ketersediaan sumber daya manusia usia produktif yang melimpah tersebut, maka harus diimbangi dengan peningkatan kualitas dari sisi pendidikan dan keterampilan, termasuk dalam menghadapi keterbukaan pasar tenaga kerja.

Penduduk umumnya dikelompokkan berdasarkan umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan juga agama. Pengelompokan tersebut sering disebut dengan komposisi penduduk.

Dampak Positif Bonus Demografi

Dikutip dari buku 'Pasti Bisa Geografi' untuk SMA/MA Kelas XI oleh Tim Ganesha Operation, berikut dampak positif jumlah penduduk yang besar bagi bangsa Indonesia:

1. Terbentuknya generasi muda yang siap bertanggung jawab, mengabdi, berkorban, membangun serta mengelola bangsa dan negara.

2. Meningkatnya laju perekonomian Indonesia yang berpengaruh besar terhadap kesejahteraan bangsa dan negara.

3. Roda ekonomi Indonesia akan tumbuh pesat dan siap bersaing dalam dunia internasional.

4. Banyak tersedia tenaga kerja usia produktif.

Selain itu, dikutip dari buku Manajemen Kebijakan Publik Sektor Pariwisata oleh Cahyo Sasmito dkk, jumlah penduduk yang semakin besar akan berdampak pada hal-hal berikut:

1. Merangsang pertumbuhan ekonomi.

2. Semakin besar jumlah penduduk akan mengakibatkan meningkatnya permintaan terhadap barang-barang konsumsi yang selanjutnya mendorong "economic of scale" dalam produksi.

3. Menurunkan biaya produksi.

4. Jumlah penduduk yang besar dapat mendorong peningkatan produksi yang berakibat pada perluasan usaha dan pendirian usaha baru pada sektor produksi.

Simak Video "Puncak Bonus Demografi di 2030, Angkatan Kerja 71%"


[Gambas:Video 20detik]
(kri/pay)

Dampak sebaran penduduk tidak merata. Sumber: unsplash.com

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari 238 juta penduduk dan tersebar ke berbagai provinsi. Sayangnya, persebaran penduduk di Indonesia masih tidak merata sehingga banyak provinsi yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi, seperti DKI Jakarta, Jawa barat, Banten, Yogyakarta, dan Jawa Tengah. Lantas, apa saja dampak sebaran penduduk yang tidak merata terhadap berbagai aspek kehidupan? Cari tahu jawabannya di bawah ini.

Dampak sebaran penduduk tidak merata. Sumber: unsplash.com

Berikut adalah penjelasan tentang dampak sebaran penduduk yang tidak merata terhadap berbagai aspek kehidupan yang dikutip dari buku Analisis Persebaran Rumah Tangga Indonesia karya Yusuf Munandar (2014).

Secara sosial, daerah yang penduduknya padat akan banyak bermunculnya masalah sosial, seperti pemukiman kumuh, angka kemiskinian yang tinggi, dan lainnya. sedangkan daerah yang penduduknya rendah cenderung merasa terisolir atau tertutup dari dunia luar yang membuat mereka tidak bisa berkomunikasi dan mengembangkan potensinya.

Secara ekonomi, sebaran penduduk yang tidak merata dapat menimbulkan terpusatnya kegiatan ekonomi pada daerah tertentu. Sebagai contoh Pulau Jawa yang menjadi pusat ekonomi karena penduduknya paling padat. Berbeda dengan daerah lain yang tidak bisa berkembang karena penduduknya sedikit. Akibatnya daerah yang padat penduduk membuat tingginya angka pengangguran.

Sebaran penduduk yang tidak merata akan membuat upaya untuk melestarikan budaya hanya terpusat pada daerah tertentu saja. Selain itu, hal ini juga akan memperlambat terjadinya akulturasi dan asimilasi antar budaya di Indonesia. Padahal sebenarnya akulturasi dan asimiliasi bisa memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Secara politik, sebaran penduduk yang tidak merata dapat menimbulkan sistem politik yang tidak seimbang. Contohnya seperti di Jawa yang mempunyai wakil rakyat di DPR dengan jumlah lebih banyak dibandingkan daerah lain, seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Jadi, keterwakilan DPR ini masih terjadi ketimpangan hingga kini.

Demikian penjelasan tentang dampak sebaran penduduk yang tidak merata terhadap berbagai aspek kehidupan. Semoga bermanfaat. (Anne)