Apa fungsi sistem pengapian pada sepeda motor?

Sistem Pengapian Motor Dan Fungsi Didalamnya masih banyak belum diketahui oleh banyak orang. Sesungguhnya dengan mengetahui sistem pengapian ini, Anda akan lebih mengerti saat motor mengalami kendala. Dengan begitu Anda tak perllu panik saat motor tak mau menyala, apalagi sampai harus membawanya ke bengkel.

Motor atau kendaraan roda dua sekarang ini menjadi alat transportasi yang hampir dimiliki oleh semua orang. Karena dapat lebih cepat mencapai tujuan serta lebih hemat jika dibandingkan dengan menggunakan kendaraan umum. Walaupun memiliki keterbatasan dalam jumlah penumpang serta hambatan dalam menghadapi cuaca, motor tetap menjadi pilihan utama.

Berbagai jenis serta merek motor dapat dengan mudah Anda temukan saat ini, mulai dari yang menggunakan transmisi manual maupun matic. Setiap orang memiliki pilihan berdasarkan kebiasaan serta pertimbangan lainnya. Namun, saat motor mengalami kendala seringkali Anda lebih menyukai menggunakan jasa perbaikan atau bengkel.

Saat motor Anda mengalami mati atau tidak dapat menyala, kebanyakan orang tak akan berpikir untuk mengecek sistem pengapiannya. Berpikir akan lebih mudah untuk nmenyerahkannya pada bengkel. Namun, jika Anda mengetahui mengenai sistem pengapian motor, maka akan mudah untuk memperbaikinya sendiri.

Sistem pengapian pada motor merupakan sistem pada mesin yang memiliki fungsi menghasilkan percikan bunga api didalam ruang bakar. Sistem ini diperlukan agar dapat menghasilkan pembakaran setelah kompresi di ruang bakar. Dengan begitu akan dapat terjadi dorongan dan motor dapat bergerak.

Sebuah sistem pengapian yang terdapat pada motor memerlukan adanya komponen-komponen yanga akan mendukung kinerjanya. Dengan adanya komponen-komponen tersebut, Anda dapat juga mengetahui sistem yang digunakan. Komponen pada sistem pengapian ini akan membantu Anda mengenal jenis yang digunakan pada motor.

Memiliki sebuah motor saat ini menjadi sangat penting karena dapat mempermudah dan mempercepat mobilitas Anda. Namun, saat motor yang Anda miliki tiba-tiba saja tak mau bergerak, jangan langsung membawabnya ke tempat service. Anda dapat melakukan pengecekan sendiri seputar sistem pengapian.

Sistem pengapian pada motor sangat penting peranannya karena dapat membuatnya tidak bergerak. Walau  terlihat rumit, akan tetapi Anda dapat belajar agar mampu memperbaiki jika masalah yang ada tak terlalu besar. Untuk itu Anda harus mengetahui jenis dari komponen pada sistem pengapian ini.

1. Sistem Pengapian Elektronik (Transistor)

Merupakan sebuah sistem pengapian elektronik yang tidak lagi menggunakan penyetelan manual. Sistem pengapian motor elektronik ini memeiliki beberapa jenis yang umum digunakan, yaitu :

  1. Sistem TCI, yaitu sebuah sistem pengapian dengan menggunakan IGBT atau yang berdaya besar. Merupakan singkatan dari transistor coil ignition.
  2. Sistem DLI, yaitu sebuah sistem yang merupakan pengembangan dari TCI. Merupakan singkatan dari Distribution less ignition. Sistem pengapiannya sama dengan TCI yaitu menggunakan micro controller.
  3. Sistem CDI, yaitu sebuah sistem pengapian yang menggunakan SCR. Sistem yang satu ini yang paling umum Anda temukan pada motor produksi tahun 2000an.

2. Sistem Pengapian Konvensional

Sebuah sistem yang banyak digunakan pada tahun 90 an. Membutuhkan usaha lebih karena dibutuhkan penyetelan pada celah katup platina. Menjadi sedikit rumit karena jika tidak pas atau sesuai, maka tidak akan dapat menghasilkan percikan bunga api. Sistem ini sudah tak banyak digunakan karena motor produksi sekarang ini lebih mudah pengoperasiannya.

Untuk sebagian orang yang menyukai motor model lama, terbiasa dengan sistem pengapian ini. Walau terbilang rumit, akan tetapi menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Anda yang memang menyukai dunia otomotif.

Sistem Pengapian Motor Dan Cara Kerjanya

sistem pengapian atau pembakaran pada kendaraan bermotor sangatlah penting. Umumnya Anda lebih mengenal CDI pada motor daripada mobil. Hal ini dikarenakan ukuran komponen dari CDI yang lebih cocok untuk ukuran pada motor. CDI sendiri memiliki dua jenis yang berbeda.

Pada jenis pertama, Anda akan tetap menemukan platina. Hanya saja, platina pada sistem ini berfungsi sebagai pengalih arus bukan untuk pemutus arus primer. Sedangkan CDI jenis kedua, platina digantikan oleh pulse igniter yang bekerja sesuai dengan timing mesin.

Pada CDI versi modern dengan menggunakan pulse igniter, cara kerja pengapiannya pun lebih mudah. Saat Anda memutar kunci kontak pada posisi on, maka akan terjadi aliran arus dari baterei CDI. Setelah itu arus akan melewati converter, sebelum masuk ke CDI unit. Tujuannya agar menaikkan tegangan hingga 300 volt.

Dalam kondisi ini mesin belum menyala dikarenakan belum terkirimnya sinyal PWM dari pick up coil untuk melakukan discharging. Dapat bisa dikatakan jika arus dari baterai masih ditahan oleh capasitor. Namun jika mesin mulai berputar, maka sinyal PWM akan dikirim dari pick up coil yang memiliki frekuensi yang sama dengan RPM mesin.

Melalui beberapa tahapan lainnya, RPM mesin yang akan membuat mesin menyala. Walau terlihat rumit dan membuat pusing, akan tetapi lebih mudah dibandingkan dengan menggunakan sistem pengapian motor yang konvensional. Anda kini lebih mengetahui jika terjadi mesin tidak menyala karena pengapian.

Nah demikianlah informasi seputar sistem pengapian motor. Silahkan kalian memahami dengan detail setiap informasi yang kami sampaikan dan semoga artikel vtconline.com kali ini bermanfaat dan bisa menjadi referensi.

Sistem Pengapian Sepeda Motor – Ada banyak hal terkait sistem pengapian sepeda motor yang belum diketahui oleh pengguna. Padahal dengan mengenali sistem pengapian ini maka akan semakin mudah sewaktu sepeda motor mengalami masalah. Dengan demikian tidak perlu cemas sewaktu sistem pengapian sepeda motor tidak menyala.

Sepeda motor atau kendaraan roda dua menjadi alat transportasi yang banyak dimiliki oleh orang. Hal ini disebabkan dengan menggunakan sepeda motor dapat lebih cepat mencapai tujuan dan lebih irit bila dibanding dengan memakai kendaraan umum. Meskipun mempunyai kebatasan dalam banyaknya penumpang dan kendala dalam hadapi cuaca, sepeda motor masih jadi opsi khusus.

Namun ketika sepeda motor mengalami macet atau tidak bisa hidup, banyak orang tidak bisa untuk memeriksa sistem pengapiannya. kebanyakan lebih gampang untuk nmenyerahkannya pada bengkel. Namun apabila mengenali terkait sistem pengapian sepeda motor, maka gampang untuk melakukan perbaikan sendiri.

Sistem pengapian adalah sistem pada mesin yang mempunyai fungsi menghasilkan percikan bunga api di dalam ruang bakar. Fungsi sistem pengapian sepeda motor ini dibutuhkan agar dapat menghasilkan pembakaran sesudah kompresi di ruang bakar. Dengan demikian segera dapat berlangsung dorongan dan sepeda motor bisa bergerak.

Semenatara sistem pengapian membutuhkan ada beberapa komponen yanga akan memberikan dukungan performanya. Adanya beberapa komponen itu dapat mengenali sistem yang dipakai. Komponen pada sistem pengapian dapat membantu untu mengenali jenis yang dipakai pada motor.

Selain itu setiap jenis sistem pengapian sepeda motor memiliki cara kerja yang berbeda-beda. Oleh karena itu perlu pemahaman khusus terkait hal ini. Selain itu perlu perawatan dan perbaikan yang berbeda pula. Untuk lebih jelasnya terkait sistem pengapian sepeda motor mulai dari fungsi, komponen, dan cara kerja akan diulas lebih dalam pada artikel berikut ini.

Apa fungsi sistem pengapian pada sepeda motor?

Pengertian Sistem Pengapian Sepeda Motor

Sistem pengapian ialah satu sistem yang ada pada sepeda motor. Yang mana pada sistem pengapian ini mempunyai tujuan untuk menghidupkan listrik tegangan tinggi untuk keperluan membakar kombinasi bahan bakar dan udara dalam ruang bakar. Sistem pengapian sendiri berperan untuk hasilkan percikan bunga api pada busi. Percikan bunga api iniharus ada di saat yang pas untuk membakar kombinasi bahan bakar dan udara dalam silinder.

Sistem pengapian sepeda motor ini memiliki fungsi yang penting dalam pembangkitan tenaga. Pembangkitan tenaga atau daya yang dibuat oleh satu mesin bensin bergantung dari sistem sesakiannya. Apabila pada pengapian tidak dapat bekerja dengan baik dan maksimal maka perfoma mesin akan terganggu. Saat sistem pengapian tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka kelancaran proses pembakaran kombinasi bahan bakar dan udara di dalam ruangan bakar akan terganggu. Hal ini dapat mengakibatkan tenaga yang dibuat oleh mesin jadi berkurang.

Untuk mengawali proses pembakaran pada sepeda motor maka diperlukan adanya percikan bunga api dari busi. Sementara itu untuk memperoleh percikan bunga api di busi dibutuhkan listrik tegangan tinggi. Salah satu fungsi dari sistem pengapian ini adalah untuk menyalurkan listrik tegangan tinggi ke busi.

Baca Juga  Fungsi Shock Absorber Pada Sistem Suspensi

Fungsi Sistem Pengapian Sepeda Motor

Terkait fungsi sistem pengapian sepeda motor ialah untuk menghasilkan percikan bunga api pada busi pada waktu yang pas untuk membakar kombinasi bahan bakar dan udara dalam silinder. Seperti yang telah diketahui bahwasanya pada sistem pengapian konvensional memakai pergerakan contact platina.

Pergerakan contact platina digunakan untuk menghubungkan dan memutuskan arus primer koil. Oleh karena itu kontak platina gampang sekali aus dan membutuhkan penyetelan atau pembaruan dan pergantian pada tiap masa spesifik. Oleh karenanya, hal tersebutlah yang jadi kekurangan menonjol dari sistem pengapian konvensional.

Dalam perubahannya, selanjutnya diketemukanlah sistem pengapian elektronik selaku penyempurna sistem pengapian awalnya. Di mana salah satunya sistem pengapian elektronik yang terkenal ialah sistem pengapian CDI (Capacitor Discharge Ignition). Sistem pengapian CDI ini adalah sistem pengapian elektronik yang bekerja dengan manfaatkan pengisian dan pengosongan muatan kapasitor. Proses pengisian dan pengosongan muatan kapasitor itu selanjutnya dioperasionalkan oleh sakelar elektronik.

Semakin berkembangnya jaman maka saat ini sudah menggunakan sistem pengapian komputer. Sistem ini sudah menggunakan komputer, sensor, dan aktuator yang digunakan untuk mengontrol kerja dari sistem pengapian agar sesuai dengan kebutuhan mesin.

Jenis Sistem Pengapian sepeda motor

Seiring berkembangan zaman dan teknologi maka sistem pengapian pada motor juga mengalami perkembangan. Mulai dari konvensional yang masih bersifat mekanis, semi mekanis, dan terakhir adalah sistem pengapian yang sudah menggunakan komputer. Berikut jenis sistem pengapian sepeda motor:

1. Sistem Pengapian Elektronik (Transistor)

Sebuah sistem pengapian elektronik yang tidak akan memakai penyetelan manual. Sistem pengapian elektronik ini memeiliki beberapa jenis yang biasa dipakai, yakni :

  • TCI, yakni satu sistem pengapian dengan memakai IGBT atau yang berdaya besar. Adalah kependekan dari transistor coil ignition.
  • DLI, yakni satu sistem yang disebut peningkatan dari TCI. Adalah kependekan dari Distribution less ignition. Sistem sesakiannya sama dengan TCI yakni memakai micro controller.
  • CDI, yakni satu sistem pengapian yang memakai SCR. Sistem yang ini yang umum Anda dapatkan pada sepeda motor produksi tahun 2000an.

2. Sistem Pengapian Konvensional

Satu sistem yang sering dipakai di tahun 90 an. Memerlukan usaha lebih sebab diperlukan penyetelan pada sela katup platina. Jadi sedikit susah sebab bila tidak cocok atau sama, jadi tidak segera dapat hasilkan percikan bunga api. Sistem ini telah tidak sering dipakai sebab sepeda motor produksi saat ini lebih gampang operasionalisasinya.

Untuk beberapa orang yang mencintai motor mode lama, terlatih dengan pengapian ini. Walaupun termasuk susah, namun jadi satu rintangan tertentu untuk Anda yang mencintai dunia otomotif.

Komponen Sistem Pengapian Sepeda Motor

Beberapa komponen yang ada pada sistem pengapian itu ialah mempunyai fungsi seperti berikut :

1. Baterei

Baterei ialah sumber arus listrik pada pengapian DC yang banyak digunakan pada sepeda motor. Fungsi dari baterei adalah sebagai penyimpan sekalian pemasok sumber listrik (D.C) untuk keperluan sistem pengapian pada motor.

2. Lilitan Pengapian atau Generator AC

Pada sistem pengapian, arus listrik didapat langsung dari generator AC. Fungsi dari generator AC untuk menghidupkan listrik (A.C) dengan arah untuk memasok keperluan dari sistem pengapian.

Baca Juga  Jenis Jenis Pelumasan: 21 Macam & Ulasannya

3. Kunci contact

Kunci contact mempunyai fungsi selaku pemutus dan penghubung serangkaian arus listrik dalam proses pengapian.

4. Koil

Koil mempunyai fungsi untuk meningkatkan tegangan, dari tegangan baterei yang semula 12 V jadi tegangan tinggi 15.000 V sampai 22.000 V. Biasanya, konsep kerja dari koil ini hampir serupa dengan konsep kerja trafo tahap up.

5. Kapasitor

Fungsi dari kapasitor untuk meresap percikan bunga api pada braker poin supaya tegangan pada kumparan sekunder koil naik.

6. Kabel tegangan tinggi

Fungsi dari kabel tegangan tinggi untuk mengantarkan listrik tegangan tinggi dari koil ke arah busi. Untuk mengantarkan listrik ini, kabel sebaiknya mempunyai ketahanan yang kuat.

7. Busi

Fungsi dari busi pada sistem pengapian sepeda motor adalah untuk memercikkan bunga api dari listrik tegangan tinggi yang diterima dari koil. Percikan bunga api pada busi ini dipakai untuk mengawali proses pembakaran pada sepeda motor.

8. CDI/ Platina / ECM

Fungsi dari CDI/ Platina / ECM untuk mengelola waktu waktu berlangsungnya pengapian atau waktu berlangsungnya percikan bunga api pada busi. Platina ini dipakai pada sistem pengapian konservatif. Sesaat CDI dipakai untuk pengapian elektrik pada sistem kendaraan karburator. Lantas ECM dipakai dalam modul pengapian pada sepeda motor jenis injeksi.

Cara Kerja Sistem Pengapian Sepepda Motor

Sistem pengapian atau pembakaran pada sepeda motor memiliki peranan yang sangat penting. Biasanya kebanyakan orang lebih mengenali CDI pada sepeda motor dibanding mobil. Hal ini karena ukuran komponen dari CDI yang lebih pas untuk ukuran pada sepeda motor. CDI sendiri mempunyai dua jenis yang lain.

Pada jenis pertama, Anda tetap mendapati platina. Namun, platina pada sistem ini berperan selaku pengalih arus tidak untuk pemutus arus primer. Sementara pada CDI jenis ke-2 , platina diganti oleh pulse igniter yang bekerja sesuai timing mesin.

Pada CDI yang terbaru sudah digantikan dengan memakai pulse igniter. cCara kerja pengapian juga lebih gampang. Waktu memutar kunci contact pada status on, maka berlangsung saluran arus dari baterai CDI. Kemudian arus akan melalui converter, saat sebelum masuk di CDI unit. Maksudnya supaya meningkatkan tegangan sampai 300 volt.

Pada keadaan ini mesin belum hidup karena belum terkirimnya signal PWM dari pick up coil untuk lakukan discharging. Dapat disebutkan bila arus dari baterei masih ditahan oleh capasitor. Tetapi bila mesin mulai berputar-putar, karena itu signal PWM akan dikirimkan dari pick up coil yang mempunyai frekwensi yang serupa dengan RPM mesin.

Lewat tahapan-tahapan yang lain, RPM mesin yang akan membuat mesin hidup. Walaupun nampak susah dan membuat pusing, namun lebih gampang dibanding dengan memakai sistem pengapian yang konvensional. Sekarang lebih mengenali apabila berlangsung mesin tidak hidup sebab pengapian.

Diatas merupakan ulasan terkait sistem pengapian sepeda motor mulai dari pengertian, fungsi, jenis, komponen, dan cara kerja. Semoga dapat menambah wawasan pengetahuan.